Share

Part 2

Mansion Addison.

Aiden sudah terlihat rapi dengan suit berwarna hitam yang ia kenakan saat ini, wajahnya terlihat begitu segar dan tampan, berbeda dari biasanya yang tampak begitu lusuh dan tak bersemangat.

Entah apa yang membuat Aiden begitu bersemangat kali ini, ia pun tidak tahu. Hanya saja perkataan mommy nya benar, tidak seharusnya dia terlihat lesu seperti beberapa tahun yang lalu.

Aiden harus menunjukan bahwa dirinya tidak terpengaruh dengan ada atau tidaknya Natasha dalam hidupnya. Wanita tidak tahu diri yang hampir membunuh ibunya.

Mengingat peristiwa itu membuat emosi Aiden muncul dalam dirinya. Dan membangkitkan kebencian yang besar pada Natasha.

"Wanita sialan. Jika saja kau bukan istriku. Sudah Ku pastikan kau akan kubunuh saat itu juga." Batin Aiden mengingat mommy nya terkapar di lantai dingin akibat ulahnya.

Suara ketukan pintu dari luar kamarnya menyadarkan Aiden dari lamunannya. Sejenak Aiden menatap pintu yang dibuka mommy–nya. Ia tersenyum saat mommy–nya menghampiri, tersenyum padanya.

"Amber baru saja menelpon mommy dan dia menanyakanmu. Apa kau sudah siap untuk menjemput Amber, Nak?" tanya Agatha memastikan Aiden telah siap menjemput Amber di mansionnya.

"Seperti yang mommy lihat sekarang, aku sudah rapi dan bersiap untuk menjemput Amber." Aiden meyakinkan mommy–nya, bahwa ia bersedia menjemput Amber kali ini, sesuai permintaan mommy–nya.

"Kalau begitu kau pergilah sekarang, kasihan Amber menunggu terlalu lama, dan ingat pesan mommy, jangan membiarkan Amber pulang sendiri, ataupun kau meninggalkannya. Mommy tidak ingin mendengar aduan tentang kau yang lalai menjaganya."

"Tentu mom, kali ini aku tidak akan meninggalkan Amber begitu saja. Aku akan menjaganya disana. Aku pamit," ucap Aiden berjanji tidak akan meninggalkan Amber sendirian disana. Ia akan lebih bertanggung jawab untuk menjaga Amber kali ini.

"Mommy pegang janjimu, Nak."

Aiden mengangguk, tersenyum hangat pada mommy nya, memegang janjinya untuk tidak meninggalkan Amber sendirian disana. Lalu Aiden pun mengecup kening mommy nya, sebelum Aiden pergi menjemput Amber.

••••

Mansion Ackerley.

Enrico menatap kagum dengan kecantikan alami Natasha. Wanita ini benar-benar membuatnya jatuh dalam pesona, Enrico tidak memungkiri bahwa dirinya jatuh cinta pada Natasha, semenjak dirinya menolong wanita yang sekarang tinggal dengannya.

"Aku tidak akan pernah habis memujimu Nat, kau begitu sangat sangat cantik malam ini, dan aku selalu terpesona akan kecantikanmu," aku Enrico ia benar-benar mengagumi Natasha.

"Kenapa kau menjadi pria yang pandai menggombal seperti ini, Ric?" Natasha membalas ucapan Enrico yang tak ada habisnya memuji dirinya.

"Nope, kau memang cantik sangat cantik, sampai aku tidak bisa berpaling darimu, tapi sayangnya kau tidak pernah memberikan hatimu padaku." sesal Enrico, berharap Natasha mau membuka hati untuk dirinya.

"Ric.. Please! Jangan mengatakan seperti itu? Aku bukan wanita yang kau inginkan. Aku wanita yang sudah memiliki anak dan aku masih berstatus…" Natasha menggantungkan kalimatnya. Ia tidak yakin apakah dirinya masih berstatus istri Aiden, atau Aiden sudah menceraikannya. Saat dia terlempar dari Mansion milik Aiden.

"Ck..! Nat dengarkan aku? Kau diusir oleh suamimu sendiri, kau lempar begitu saja oleh suamimu, bahkan suamimu sendiri tidak mencarimu atau menghubungimu? Apa yang kau harapkan dari pria bajingan itu? Atau kau ingin kembali padanya, dan harga dirimu diinjak-injak kembali oleh keluarga Addison? Apa kau ingin kejadian 5 tahun yang lalu terulang lagi dalam hidupmu?" Enrico membenarkan ucapannya dengan pertanyaan yang dilontarkan, supaya pikiran Natasha terbuka dengan semua kenyataan pahit dalam diri Natasha.

"Kau benar Ric, kau benar. Ucapanmu telah menyadarkan aku dari kenyataan yang sesungguhnya." Natasha mengingat semua perlakuan keluar Addison pada dirinya. Termasuk perlakuan kasar dari ibu mertuanya.

"Nat dengar, kau bukan wanita lemah, kau wanita kuat, kau bisa seperti sekarang karena perjuanganmu, buktikan pada mereka, kalau kau bukan Natasha yang dulu."

"Thanks Ric, jika saja kau tidak menolongku mungkin saat ini aku sudah berada di rumah sakit jiwa karena depresi. Aku tidak tahu bagaimana caranya untuk membalas semua kebaikanmu."

"Cukup berada disisiku, dan lanjutkan hidupmu. Kau masih sangat muda dan pantas mendapatkan kebahagian." terang Enrico menatap lekat kedua bola mata Natasha dan mengecup kening dengan sayang.

Dan selanjutnya Enrico mengajak Natasha pergi untuk menghadiri acara fashion show, miliknya.

••••

Ambet tidak sabar menunggu Aiden datang, berkali-kali ia menelpon Agatha untuk memastikan Aiden sudah berangkat menjemputnya, dan dari hasil pembicaraan dengan Agatha membuat dia senang. Tidak sabar menunggu Aiden datang

Tak berselang lama, pria yang sedang ditunggunya pun datang, dengan menggunakan supercar mahal keluaran terbaru.

Senyum terkembang di wajah cantik Amber, ia terlihat senang melihat Aiden mau menjemputnya, sudah dari dulu Amber memang menginginkan Aiden, namun, mendengar Aiden yang menikah dengan wanita lain membuatnya kecewa. Harapannya pupus untuk mendapatkan Aiden, dan saat dia mendengar Aiden mengusir Natasha dari kediamannya, Amber mulai mendekati Aiden, walaupun Aiden masih mengabaikannya. Tapi sekarang, Aiden mau menjemputnya.

"Aiden.." panggil Natasha, menghambur kepulakan Aiden

"Ya.." balas Aiden membalas pelukan Amber.

"Aku senang kau mau menjemputku Aiden, bagaimana apa aku terlihat cantik menggunakan gaun ini," Amber melepaskan pelukannya dan meminta pendapat tentang gaun yang dikenakannya malam ini.

"Kau sangat cantik Amber, dan gaun yang kau kenakan ini terlihat begitu sempurna di tubuhmu," ujar Aiden memuji kecantikan Amber.

"Thanks Aiden, aku senang kau menyukai gaun ku." Amber senang Aiden menyukai gaunnya, lalu ia mengecup pipi Aiden sekilas membuat Aiden terperangah tak percaya.

Degup jantungnya Aiden pun berdetak tak seirama, entah apa yang dirasakan saat Amber hanya mengecup pipinya, apakah ini sebuah bentuk hatinya yang sudah lama tidak berdekatan dengan seorang wanita? Yang pasti jawabannya adalah tidak, mana mungkin hanya kecupan singkat dapat mengubah hatinya yang masih tersimpan nama Natasha istrinya.

Amber, memperhatikan keterdiaman Aiden, ia pun menepuk pundak Aiden agar tersadar dari lamunannya, hingga membuat Aiden tersadar.

"Are you okay?"

"Yes, I'm okay! Sebaiknya kita berangkat sekarang?" ajak Aiden tidak ingin Amber bertanya lebih.

"Sure."

Lalu, Aiden membuka pintu penumpang untuk Amber, dan setelah memastikan Amber sudah berada di dalam mobilnya. Ia pun berputar, masuk ke dalam mobil miliknya dan menghidupkan mesin mobilnya.

••••

Enrico dan Natasha menjadi sorotan publik, dan menjadi perbincangan para wartawan yang sengaja di undang untuk meliput fashion show kali ini.

Berbagai macam pertanyaan keluar dari para wartawan, Enrico hanya menyikapi dengan senyuman, bukan perkataan yang keluar dari mulut.

Sedangkan Natasha tersenyum kikuk, ia tidak biasa menjadi sorotan atau konsumsi publik, hanya saja dia tidak pernah mendatangi pesta selama ia menikah dengan Aiden, dan hidupnya selalu di kekang oleh Agatha, ibu mertuanya. Yang tidak pernah mengizinkannya keluar, walaupun hanya sekedar membeli bahan makanan.

Sampai sorotan kamera beralih pada kedua sosok yang datang malam ini. Natasha terkejut melihat seseorang yang hadir di acara ini dengan seorang wanita.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status