Share

Anak Pembawa Rejeki.

Aku dan mas Bagus segera melepaskan pelukan. Dan melihat betapa marahnya saudara lelaki mbak Carisa.

"Kau salah paham, Mas Dewa. Kita temui Carisa."

Mas Bagus meraih tangan mas Dewa dan membawanya masuk ke ruangan dokter. Aku sadar diri, sebaiknya pulang saja sembari menunggu kabar dari mas Bagus.

"Apa dia cemburu, kalau tidak kenapa dia semarah itu? Bukankah dia bisa bertanya dulu sebelum marah-marah."

Aku berjalan menuju jalan raya, lalu menghentikan sebuah taksi. Aku memilih langsung pulang karena percuma jalan-jalan tanpa membawa dompet dan uang.

"Semoga aku tak salah menerka, apalagi saat melihat wajah bahagia mas Bagus. Apa mungkin mbak Carisa hamil? Yah semoga saja itu benar."

Aku menarik napas sembari berucap dalam hati. Pak sopir sampai melirik dari kaca depan, mungkin terlalu keras aku menarik napas.

"Mbak baik-baik saja?"

Aku segera mengangguk karena pak sopir tampak cemas atau mungkin takut terjadi sesuatu pada penumpangnya

"Tidak apa-apa pak."

Pria itu kembali tenang dan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status