Home / Rumah Tangga / Istriku Punya Suami Dua / Hadiah dari Perselingkuhan

Share

Hadiah dari Perselingkuhan

Author: Inna Asmalik
last update Last Updated: 2024-09-23 13:27:08

Gio tak menyahut lagi dan memilih diam karena percuma jika ia masih terus bicara dengann Rani, sebab ia sangat keras kepala. Rani selalu begitu, menyuruh Gio untuk mencari pekerjaan tambahan di saat tokonya sedang sepi. Gio lebih memilih pergi ke tongkrongan, saat Rani sedang marah. Daripada harus mendengar celotehan Rani, lebih baik Gio menenangkan diri bersama dengan Agus dan Budi.

"Eh, Gio… kenapa mukamu, kok ditekuk begitu? Gelut kau, ya sama bini," ejek Agus yang selalu saja memberi candaan pada Gio.

"Mendingan traktir kita minumlah, Gio. Ayok!" ajak Budi yang selalu saja meminta dibelikan minuman alkohol pada Gio.

"Toko sedang sepi, uang aku kasih semua sama Rani," keluh Gio kesal.

"Ya, sudah tunggu Candra saja, ya. Dia katanya lagi cari hadiah, entah buat siapa. Nanti aku chat dia supaya sekalian beli anggur merah sama yang lainnya," celetuk Budi yang langsung menggunakan ponselnya.

'Candra beli hadiah?' Gio membatin.

Gio baru ingat kalau hari ini adalah hari ulang tahun Rani yang ke 30 tahun. Ia malah berpikir kalau Candra menyiapkan hadiah untuk istrinya.

Brak..! Gio menggebrak balai tempat nongkrong sampai Agus dan Budi melonjak kaget.

"Kamu itu, ya! Bikin diriku sawan aja!" Agus langsung menjitak kepala Gio.

Gio tak menyahut dan bergegas pergi meninggalkan Agus dan Budi tanpa berpamitan.

"Wooi… lagi ada masalah sama bini, kok malah kita kena imbas. Dasar sableng!" seru Budi.

Sementara di perjalanan pulang Gio melihat Ririn adik Rani seperti sedang bertemu dengan seseorang di belakang rumah kosong yang ada di pinggir jalan. Gio cepat-cepat menguntit dan ingin mengetahui apa yang sedang mereka lakukan di rumah kosong itu. Tampak Ririn seperti menerima sebuah bingkisan dari seorang pria. Namun, Gio tak bisa melihat wajah pria itu karena menggunakan kupluk hoodie dan masker penutup mulut.

'Kenapa menerima bingkisan sampai harus mengumpat di rumah kosong?' Gio membatin

Ririn segera berlari dengan tergesa-gesa dan Gio juga diam-diam terus membuntutinya. Bukan masuk ke dalam rumahnya, Ririn justru mengetuk pintu rumah Gio yang kemudian dibuka oleh Rani istrinya. Sebelum menyuruh Ririn masuk, Rani menoleh ke kanan dan ke kiri, gelagatnya seperti orang yang takut jika orang lain mengetahui. Ririn membawa bingkisan itu dari kekasih gelap Rani.

Ririn selalu mendapatkan upah oleh kekasih Rani ataupun kakaknya sendiri kalau disuruh oleh mereka untuk memberikan sesuatu atau menemani mereka bertemu.

"Waaah... ini parfum mahal yang aku mau," ucap Rani kegirangan saat membuka bingkisan hadiah dari kekasihnya.

[Selamat ulang tahun ke 30 ya, sayangku Rani. Parfumnya kamu pakai kalau kita ketemu ya. Aku sayang kamu.] Isi kartu ucapan untuk Rani.

"Enak ya jadi kau, kak. Suami punya, pacar juga punya," gerutu Ririn pada sang kakak.

"Makanya kamu kalau jadi perempuan kayak kakak. Biarpun sudah bersuami tetap saja banyak yang antri," sahut Rani dengan bangga yang seakan semua perbuatannya itu dibenarkan olehnya.

Tok… tok… tok…! Gio mengetuk pintu rumah yang membuat Rani dan Ririn menjadi panik.

Rani cepat-cepat membuang kertas bingkisan dan kartu ucapan ke tempat sampah di dapur dan Ririn yang membuka pintu rumahnya.

"Eh, Kak, sudah pulang," sapa Ririn saat membukakan pintu rumah.

Gio tak menyahut dan terus masuk ke dalam rumah menuju dapur. Rani muncul dari pintu dapur dan langsung tersenyum pada Gio, tetapi Gio hanya melewatinya tanpa menyapa.

'Dasar suami nggak romantis! Istrinya ulang tahun, bukannya kasih ucapan. Kasih kue atau kado, kek. Ini malah nggak sama sekali. Mana ngasih uangnya saja kurang!' batin Rani mengeluh.

Raut wajah Rani tidak sesuai dengan apa yang ia ucapkan di dalam hatinya. Gio ke dapur membuka lemari es dan minum satu kaleng suplemen yang sudah ia simpan di dalam kulkas, kemudian melemparkan kaleng minuman ke tong sampah setelah habis. Sesudah itu, Gio melihat ada bingkisan yang sudah dibuka. Bingkisan itu persis yang dibawa oleh Ririn saat bertemu dengan pria yang tak dikenalnya di belakang rumah kosong.

Gio melirik ke dalam rumah dan melihat Rani sudah masuk ke dalam kamar. Ririn adiknya pun sudah pulang. Gio pun segera mengambil bekas bingkisan dan mendapati sebuah kartu ucapan.

'Hmmm... untuk Rani rupanya,' batin Gio sambil menganggukkan kepala.

Gio meremas kertas bingkisan itu dan langsung dibuang ke dalam tempat sampah. Gio segera masuk ke dalam kamar untuk mengambil bantal dan selimut karena ia ingin tidur di ruang tamu.

"Mas... coba, deh cium aku. Harum, kan? Aku pakai parfum baru loh, Mas." Rani mendekati Gio menyerahkan tubuhnya untuk dicium.

"Siapa yang belikan kau parfum? Baunya seperti para lonta!" sahut Gio yang membuat mata Rani mendelik tajam.

"Kok, Mas ngomongnya begitu? Aku disamain sama lonte sih, Mas?!" teriak Rani geram.

"Aku nggak samakan … cuma baunya terlalu menyengat. Biasanya dipake buat para lonte supaya banyak pelanggan," ucap Gio yang sama sekali tak ingin menatap wajah Rani.

"Mas itu maunya apa, sih?! Aku ini sudah berusaha menggoda Mas, loh. Mas, kok malah begitu? Ini hari ulang tahunku, Mas!" bentak Rani kemudian.

"Terus kenapa kalau hari ini hari ulang tahunmu? Kenapa kau pakai parfum itu untuk dicium sama aku, hah? Bukannya parfum itu dibelikan khusus untuk kau bertemu dengan orang yang kasih parfum itu!" dengus Gio yang kemudian berlalu keluar dari kamar.

Mata Rani membola. Ia tampak begitu terkejut, ketika Gio mengatakan hal tersebut.

'Pasti Mas Gio baca kartu ucapan yang aku buang di tempat sampah. Duh! Kenapa aku buang disitu sih!"

Rani menjadi cemas karena suaminya sudah mulai curiga kepadanya, bahkan semenjak kejadian malam itu, saat Gio hampir memergoki Rani sedang bercumbu dengan kekasihnya. Gio sudah tak lagi tidur bersama Rani di dalam kamar. Gio masuk ke dalam kamar hanya untuk mengambil pakaian, bantal dan selimut saja serta memilih untuk tidur di sofa atau di ruang TV beralaskan tikar. Rani menjadi serba bersalah, tetapi ia tak mau mengakui kesalahannya.

Rani hanya mencari cara agar Gio kembali memperhatikannya lagi. Rani tidak ingin kehilangan Gio, tetapi Rani mencintai kekasihnya. Ia tidak ingin salah satunya meninggalkannya karena Rani membutuhkan keduanya.

Ting...! Pesan masuk diponsel Rani membuat ia segera mengambilnya di atas nakas.

[Dasar pelakor! Anjìng kamu, ya! Siapa namamu? Dimana tempat tinggalmu? Beraninya kamu goda suamiku!] Sebuah pesan masuk dari nomor yang tak dikenal mengirim pesan kepadanya.

[Balas! Dimana tempat tinggalmu? Beraninya kamu goda suamiku! Semoga karma akan segera datang padamu!] Pesan itu datang lagi. Membuat tubuh Rani menjadi agak gemetaran.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istriku Punya Suami Dua   Rani Resmi Poliandri dengan Varo

    Rani ikut pergi ke kampung halaman dimana Varo tinggal. Di tempat tinggal Varo masih minim sinyal karena jaringan tidak begitu memadai di sana. Kampung halaman Varo memang sangat pelosok, jauh dari kota karena memasuki kawasan perkebunan sawit."Di sini kalau mau cari sinyal naik ke bukit, Ran. Nanti aku kasih tahu bukitnya, ya," ucap Varo menjelaskan.Rani mengangguk. Bagi Rani tak apa hilang jaringan supaya tak ada lagi Gio yang menghubunginya. Rani disambut ramah oleh penduduk di sana. Apalagi oleh keluarga Varo. Sementara itu, Varo dan Rani sepakat merahasiakan status Rani yang sudah menjadi istri orang agar keluarga Varo mau menikahkan mereka berdua. Varo juga sudah meminta keluarganya untuk tutup mulut, soal pekerjaan Varo selama Rani belum sah menjadi istrinya.Kedua orang tua Varo banyak bertanya mengenai keseharian Rani di kampungnya dan Rani menjawab penuh kebohongan agar dapat memikat hati keluarga Varo. Rani dan Varo sama-sama menutupi sesuatu agar mereka bisa bersama. En

  • Istriku Punya Suami Dua   Ririn Dibully

    "Ya, sudah pelet aja itu Rani. Seharusnya ibu Ratih bisa, ya seperti itu," usul Budi. Namun, bukan membuat teman-teman Gio setuju, mereka malah merasa kalau Gio yang terkena pengasihan oleh Ibu Ratih sehingga tidak bisa melepaskan Rani."Loh, kok kalian malah pada diam?" tanya Budi kemudian."Sesuatu yang dasarnya dari sihir itu tidak baik, Bud," ucap Ari."Iya juga, sih," gumam Budi. Agus menatap Gio yang masih resah dan gelisah karena kepergian Rani istrinya."Lebih baik Mas Gio sholat istikhoroh, deh. Siapa tahu Mas Gio dapat petunjuk," saran Vera dan Ari suaminya mengangguk setuju.Gio termenung, sepertinya memang harus menghadap kepada sang kuasa agar Gio merasa lebih tenang dan bisa mendapatkan petunjuk hubungannya dengan Rani. Gio sudah terlampau jauh melupakan Tuhan sehingga ia tak tahu arah dan kini mungkin saatnya Gio menghadap kepada sang kuasa untuk meminta petunjuk."Iya, bener juga yang dibilang Vera. Daripada gue ke dukun-dukun buat menghentikan Rani untuk tidak berbuat

  • Istriku Punya Suami Dua   Rani Berencana untuk Poliandri

    Gio mencari ke sana-kemari di sudut ruangan, namun hanya ada Varo yang tengah duduk sendiri. Gio mencurigainya, tetapi ia tidak melihat Rani sedang bersamanya."Maaf, Mas pelanggan perempuan yang Mas maksud sudah pergi dari sini," kata seorang pelayan yang langsung datang menghampiri Gio."Oh, begitu, ya." Gio melirik ada rasa curiga kepada pria yang sedang duduk itu, namun Varo hanya terdiam saja."Mbak, saya pesan nasi gorengnya sama es jeruk, ya," seru Varo yang sengaja memesan makanan agar tidak dicurigai. Gio pun kemudian beringsut pergi dari warung makan Sudiro itu. Raut wajah Gio menjadi kecewa karena ia tak berhasil menemukan Rani."Berarti benar, Rani pergi dengan Candra ke kota Rajawali lagi. Dan pria yang di dalam bukanlah kenalan Rani," gumam Gio yang kemudian menaiki motornya.Gio menduga Rani melarikan diri bersama Candra ke luar kota lagi. Gio tidak tahu kalau pria di dalam warung itu adalah kekasih baru Rani istrinya. Gio melajukan motornya kembali pulang. Sepertinya G

  • Istriku Punya Suami Dua   Rani Minggat dari Rumah

    Candra segera menghubungi Gita untuk memberitahukan Lia agar tidak banyak bergaul dengan laki-laki yang nantinya hanya mempermainkannya saja. [Lia sudah dewasa, Mas. Dia sudah tahu mana yang baik menurut dia, apalagi dia ambil pembelajaran mengenal laki-laki itu dari ayahnya sendiri.] Isi pesan Gita pada Candra saat Candra menyalahkan Gita karena tak bisa menjaga anaknya."Aku yang tak bisa menjaga anak-anak dia bilang? Dia hanya bisa menjaga Rani saja sudah berani menasihatiku!" rutuk Gita kesal.Krieeet...! Suara pintu rumah terbuka."Aku pulang," seru Lia saat baru saja tiba di rumah."Lia.""Hmm...""Dari mana kamu?""Jalan sama Dimas, Bu. Kan, Ibu tahu tadi aku dijemput Dimas di pengadilan, kan.""Ayahmu menegur Ibu, katanya Ibu nggak bisa menjaga kamu karena kamu bergaul dengan pria yang salah," kata Gita pada putri sulungnya."Dia tahu dari mana kalau Dimas adalah laki-laki yang nggak baik? Sebelum dia menilai orang, lebih baik suruh ayah bercermin dulu, deh," bantah Lia tak s

  • Istriku Punya Suami Dua   Candra dan Gita Resmi Bercerai

    Aku tidak pernah tahu, mana pria yang baik. Karena pria yang terbaik menurutku saja ternyata adalah pria yang paling keji kelakuannya.Rani langsung melupakan janjinya kepada Gio kalau ia menyesali perbuatannya selama ini kepada Gio karena mendapatkan pesan dari pria idamannya, yaitu Varo."Aku gak akan sanggup kalau terus di kurung sama Gio begini. Aku harus bisa bebas dari sini." Rani menggumam dan berharap Varo membawanya pergi.Drrtt...! Ponsel Rani berdering, ada telepon masuk dari Varo, tetapi Rani tidak berani mengangkatnya karena takut kalau Gio mendengar obrolannya dengan Varo.[Jangan telpon, kita chat aja, ya.] Rani mengirim pesan pada Varo setelah teleponnya ia matikan.[Kamu bisa gak jemput aku di Desa Kuala? Aku benar-benar minta tolong sama kamu, aku harap kamu bisa jemput aku.] Isi pesan Rani pada Varo lagi. Menunggu balasan dari Varo membuat Rani gelisah dan berharap Varo akan menjemputnya.[Memangnya kenapa? Kamu di desa itu ngapain?] tanya Varo.[Panjang ceritanya,

  • Istriku Punya Suami Dua   Gio Membawa Rani Pulang

    Gio tersenyum sinis menatap istrinya. Namun, kini tidak ada lagi perkataan Rani yang dapat ia percaya semuanya penuh kepalsuan. Ditambah lagi saat Gio mendapati Rani tengah bersenang-senang dengan Candra."Jadi, kalian bersekongkol pergi dari desa, dan melanjutkan perselingkuhan kalian di luar kota?" tanya Gio dengan wajah datar penuh kekecewaan."Gak, Gi. Gue gak tahu kalau Rani akan bekerja di kafe. Kami hanya bertemu di sini tanpa disengaja." Candra coba menjelaskan kepada sahabatnya itu."Kafe? Berarti selama ini benar, kan! Kalau kamu tidak bekerja di toko baju?" tanya Gio yang mendelik tajam melihat ke arah Rani yang sudah gugup karena tertangkap basah oleh suaminya."Tidak, Mas! Cuma malam saja aku kerja di kafe, cari tambahan sebagai penyanyi bayaran. Paginya aku kerja di toko baju," jawab Rani. Tubuhnya gemetar dan mulai berkeringat dingin."Kalau begitu tunjukkan tempat tinggal kamu, dan tunjukkan dimana toko bajunya," pinta Gio kemudian.Rani kebingungan menjelaskan kepada

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status