Home / Romansa / It's Ok! Let's Go! / Partner Pfofesional

Share

Partner Pfofesional

Author: Chakhok
last update Huling Na-update: 2021-07-15 23:22:06

Aku menemukan perbedaan lain lagi di sini. Kalau semalam bukan aku yang tidur terakhir di rumah ini, sekarang juga bukan aku yang pertama bangun, melainkan Si Leader grup ini. Dia bangun pagi dan sepertinya bersiap berolah raga sama sepertiku.

“Mbak Sheyki mau kemana?” tanya dia menyapaku.

“Aku mau berolahraga sebentar” jawabku.

“Olahraga kemana? Memang sudah tahu rute di daerah sini?” kata dia memastikan.

“Enggak, sih! Tapi, aku tidak bisa menghilangkan kebiasaanku untuk berolahraga pagi!” jawabnya.

“Wah, kita sama! Ya sudah, ayo kita olahraga bersama!” katanya mengajakku.

“Ah tidak, aku takut ada yang melihat! Aku olahraga sendiri saja!” jawabku menolak karena bagaimanapun mereka adalah penyanyi yang sedang naik daun untuk saat ini.

“Yakin?” katanya.

Aku mengangguk dan mulai melangkahkan kakiku untuk berlari sambil menikmati udara ibu kota di pagi hari. Setelah lelah berlari, aku juga lelah mengingat. Betul saja, aku lupa arah jalan pulang ke rumah mereka. Terlebih, aku tidak mengenal siapapun di sini kecuali mereka. Aku juga tidak punya seseorang yang harus aku hubungi sekaligus aku tidak tahu bagaimana cara naik transportasi umum di sini.

“Ah, padahal sebentar lagi ada meeting!” kataku mengeluh karena waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi.

Aku tidak mungkin datang terlambat saat meeeting pertamaku bersama mereka. Akhirnya, aku memutuskan untuk memesan ojek online untuk mengantarkanku ke gedung agensi. Kali ini aku sadar bahwa aku datang menggunakan baju olahraga lagi, tetapi dengan kejadian yang berbeda.

“Mbak Sheyki, mau nge-gym?” sapa Pak Abdul yang juga baru datang.

“Bukan, Pak! Saya mau meeting pertama!” jawabku sambil malu karena pakaianku.

“Oh, meeeting! Sepertinya Mbak Sheyki hobi sekali memakai pakaian olahraga ya?” katanya sedikit memberikan komentar tentang pakaianku.

“Memangnya aneh ya, meeting memakai pakaian olahraga? Kukira ini trend bagus sekarang!” kata Vino yang tiba-tiba muncul di belakangku bersama keenam member lainnya dengan memakai pakaian olahraga juga.

“Terserah kalian, deh!” kata Pak Abdul sambil sedikit tertawa geli melihat tingkah anak muda seperti kami.

Aku juga sempat kaget melihat mereka semua memakai baju olahraga. Bahkan kupikir, memakai baju olahraga ke kantor memang menjadi trend anak muda di ibu kota. Akan tetaapi, rupanya aku salah. Ketika seorang wanita masuk ke ruangan yang sudah disiapkan untuk meeting kami dengan memakai pakaian rapi dan tetap modis.

“Apa sebentar lagi akan ada shooting yang membutuhkan pakaian olahraga? Kenapa kalian memakai baju olahraga?” tanya dia kepada semua member sebelum meeting dimulai.

“Tidak juga! Kami hanya ingin berolahraga bersama saja sebentar lagi!” kata Vino dengan santai.

Kemudian dia memperkenalkan diri bahwa namanya adalah Ansana. Karena wajahnya yang cantik dan body ramping, membuatnya nampak lebih muda dariku. Akan tetapi ternyata dia tiga tahun lebih tua dariku. Sejauh dia mengenalkan dirinya, aku bisa langsung tahu bahwa dia adalah wanita yang cerdas. Bisa juga dilihat dari posisinya yang menjadi produser bagian movie untuk ketujuh member ini. Maka dari itu dia hadir pada saat meeting pertama, karena dia ingin tahu rencanaku dalam membuat naskah drama untuk ketujuh member Grup Purple ini.

“Jadi, bagaimana rencana naskah yang akan Mbak Sheyki buat?” tanya Ansana.

“Saya ingin naskahnya memiliki karakter tokoh yang kuat dan sesuai dengan karakter mereka. Jadi, sebelum membuat naskahnya, saya ingin mengenal karakter ketujuh member ini terlebih dahulu!” jawabku.

“Bagaimana caranya Mbak akan mengenal karakter mereka?” tanyanya lagi.

“Kalau diijinkan saya ingin ikut mereka satu persatu untuk setidaknya mengenal atau mereka bisa menceritakan kisahnya sedikit pada saya biar saya bisa mengenal mereka” jawabku dengan sangat profesional.

“Tentu boleh!” jawab Vino dengan mudah.

“Maksudnya, Mbak ingin mengikuti mereka di kegiatannya? Apakah itu tidak terlalu mengganggu?” tanyanya lagi padaku.

“Tidak, saya tidak akan mengganggu mereka! Jika memang ada kesempatan mereka boleh bercerita pada saya, kalau pun tidak, saya sendiri yang akan mengamatinya!” jawabku.

“Emm...boleh juga sih! Karena waktunya juga tidak banyak! Jadi, mari kita membuat pekerjaannya lebih mudah!” kata Mas Keyjo mengijinkan.

Begitupun dengan member lainnya yang rupanya dengan semangat untuk mendukung rencanaku dalam membuatkan naskah drama untuk mereka.

“Jadi, siapa yang pertama?” tanya Mas Joni.

“Terserah kalian saja! Saya hanya perlu ikut yang kalian mau!” jawabku yang tidak ingin menyusahkan setiap klien-ku.

“Bagaimana kalau hari ini Mbak Sheyki melihat kami semua dulu? Sebentar lagi kami ada latihan dance!” kata Juki menyarankan.

“Boleh!” jawabku dengan singkat.

Pada dasarnya, aku memang tidak banyak menuntuk klien-ku untuk setiap kegiatannya. Tugasku setiap waktu hanya menulis biografi seseorang. Bedanya kali ini, aku hanya perlu membuat naskah cerita yang hanya perlu mengamati karakter mereka.

Setelah selesai meeting, mereka bertujuh meninggalkan ruangan dan aku hanya berjalan di belakangnya. Kalau kubandingkan dengan tingkah mereka selama semalam menginap bersama di dorm, aku melihat mereka seolah bisa menjadi teman dekatku. Akan tetapi, sekarang aku sadar batasan mereka dan aku.

Kurasa mereka hebat bisa bekerja seprofesional ini di usia yang masih sangat muda. Sepertinya juga, aku tidak akan pernah menyesal dengan keputusanku untuk bekerja bersama mereka. Walaupun dalam waktu yang tidak lama, tetapi aku ingin menikmatinya dan berjanji akan membuatkan naskah yang bagus untuk mereka. Namun, bukan berarti aku melupakan alasan pertamaku untuk mengambil keputusan ini.

Aku tetap akan berusaha untuk bertemu lagi dengan seseorang itu, tetapi aku juga harus profesional dengan pekerjaanku sekarang. Aku hanya tidak ingin mereka mendapatkan naskah yang buruk disaat pertama kali mereka berakting.

“Hah, capek juga!” kata Vino yang langsung duduk sembari minum isotonik di sebelahku.

“Minum air mineral setelah latihan lebih baik!” kataku sambil mengambilkan satu untuknya karena kebetulan di sebelahku ada banyak air mineral botol.

“Begitukah? Oke!” katanya menerima air mineral pemberianku.

“Mbak Sheyki, apakah sebentar lagi ada acara?” tanya Juki yang menghampiri kami berdua.

“Tidak ada, kok! Kenapa? Kamu mau jadi yang pertama untuk kuwawancarai?” tanyaku penasaran.

“Halah, baru juga sehari sudah ngomongin kerjaan! Aku mau mengajak Mbak makan siang karena semalam sudah membantu mengerjakan tugas kuliahku!” jawabnya.

“Wah, kalau begitu bantu aku juga!” kata Vino dengan nada merajuk.

“Memangnya kamu juga mahasiswa?” tanyaku bercanda.

“Yup, aku mahasiswa S2!” kayanya.

“Aku juga mahasiswa S2!” jawab Maxime ikut nimbrung diantara kami.

“Ok! Datanglah kapan pun kalian membutuhkan bantuanku!”jawabku mengiyakan.

“Kamu sendiri tidak mau melanjutkan S2 kah?” tanya Maxime padaku.

“Emm...mau! Tapi....”

“Tapi?” kata Vino penasaran karena aku tidak melanjutkan perkataanku.

“Nanti saja!” jawabku singkat.

“Ah, jadi bagaimana? Ayo kita makan bersama Mbak!” kata Juki melanjutkan perkataannya.

“Astaga, baru saja aku melihat tujuh pangeran tampan, kenapa sekarang kembali lagi seperti ini?” kataku yang tidak habis pikir dengan tingkah mereka yang lucu.

“Emang sekarang kenapa?” tanya Juki dengan muka polosnya.

“Kalian hebat! Akan kupastikan membuat sesuatu yang hebat juga untuk kalian!” jawabku.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • It's Ok! Let's Go!   Kegiatan di belakang Panggung

    Hari ini aku menjadi yang pertama kali bangun di saat yang lain masih belum bangun. Aku bahkan mendahului kokok ayam pagi kali ini, hanya karena tidak ingin terlambat bangun. Lima belas menit setelah aku selesai bersiap, kulihat mereka masih belum juga bangun. Aku pun terpaksa mengetuk pintu kamar Mas Joni karena aku tahu dia paling mudah untuk dibangunkan.Akan tetapi, rupanya aku salah. Dia tidak juga membuka pintunya setelah lama kuketuk. Justru Mas Keyjo yang lebih dulu bangun karena mendengar suara ketukanku di pintu kamar Mas Joni.“Astaga, mereka juga belum bangun?” tanya Mas Keyjo sambil dengan mata sayu-sayu.“Iya, tolong Mas bangunkan mereka ya! Mereka biasanya sarapan pagi nggak? Haruskah kubuatkan sandwich?” tanyaku.“Iya, buatkan saja! Nanti kubantu setelah membangunkan mereka!” jawabnya.Aku pun ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi mereka. Kemudian, Mas Keyjo menyusulku ke dapur untuk membantu mem

  • It's Ok! Let's Go!   Dinner Singkat Bareng Pak Dokter

    Dokter Azmi menungguku selagi aku mengambil tas di ruanganku. Dia juga sempat bertanya tempat apa yang ingin aku kunjungi pertama kali bersamanya.“Taman bermain?” tanyaku memberikan penawaran.“Kita berdua?” kata dia terkejut dengan saranku.“Aneh, ya? kalau gitu terserah Pak Dokter, deh!” jawabku.“Sepertinya kita terlalu tua untuk pergi ke taman bermain berdua. Ya sudah, aku saja yang menentukan!” katanya mengajakku.“Mas Yogi, aku berangkat dulu, ya!” kataku berpamitan padanya yang masih belum menutup pintunya dan mendengarkan semua pembicaraanku.“Iya!” jawabnya singkat dan datar.Dokter Azmi tidak memberitahuku tempat dia membawaku. Sepanjang perjalanan dia fokus menyetir dan tiba di sebuah pantai dengan pemandangan sore yang indah.“Wah!” kataku terpana dengan keindahan lautnya.“Sheyki lebih suka duduk di tempat makan sambil

  • It's Ok! Let's Go!   Lagu Kenangan Menenangkan

    Ini adalah minggu ke tiga aku di sini dan aku harusnya sudah menyelesaikan menentukan karakter ketujuh member grup ini. Akan tetapi, mereka memiliki jadwal yang sangat padat sehingga aku kesulitan untuk menentukan karakter tiga orang lagi. Salah satu cara agar mudah, aku harus ikut ke mana pun mereka pergi untuk melihat aktifitas mereka.Hari ini mereka latihan untuk penampilan besok di acara penghargaan bergengsi. Padahal baru kemarin mereka menyelesaikan satu movie, sekarang mereka tidak ada lagi kesempatan beristirahat dan langsung mengerjakan pekerjaan berikutnya. Meskipun pekerjaanku hanya memperhartikan mereka saja, tetapi ini juga menjadi melelahkan bagiku.“Sheyki, sini, deh!” panggil Vino setelah latihan.“Iya, kenapa?” tanyaku mendekat padanya.Vino menarik tanganku untuk duduk bersebelahan dengannya di depan piano. Dia tidak peduli member lainnya yang melihatnya menarik tanganku.“Oh, dia mau pamer kalau dia

  • It's Ok! Let's Go!   Satu Hari Bebas Tugas

    Proses pembuatan movie grup band mereka sudah selesai dan mereka mendapatkan jatah satu hari libur kali ini sebelum kembali ke rutinitas. Tidak hanya mereka, semua staff termasuk aku mendapat jatah bebas tugas satu hari. Akan tetapi, percuma saja hari libur yang diberikan tetap membuat aku dan ketujuh bujang ini tidak bisa bebas pergi. Mereka tidak memiliki kebebasan beraktifitas karena akan merusak popularitas mereka, sedangkan aku juga tidak bisa pergi karena tidak memiliki teman selain mereka.Kali ini ketua agensi memberiku tempat khusus staff jadi berbeda tempat menginap dengan mereka. Walaupun berada di lingkungan yang sama, tetapi tempatku benar-benar terpisah dengan mereka. Aku jadi tidak punya teman untuk diajak mengobrol karena semua staff pergi menikmati liburan gratis yang diberikan oleh agensi.Jadi, untuk mengisi jadwal yang kosong, aku memulai hari dengan berolahraga di sekitar tempat penginapanku. Seperti biasa aku bertemu dengan Sang Leader yang rutin

  • It's Ok! Let's Go!   Secret Holiday

    Setelah kejadian yang menghebohkan di gedung astronomy kemarin, mereka bertujuh memutuskan untuk tinggal lagi bersama di dorm mulai malam ini. Karena satu kamar sudah kupakai, jadi terpaksa member paling muda memilih untuk tidur bersama member lainnya. Suasana dorm yang hening pun kembali riuh gembira di saat ada mereka.Tok...tok...tok.Terdengar seseorang mengetuk pintu kamarku dari luar.“Keluarlah sebentar!” kata Vino dari luar.“Ya? Ada apa?” tanyaku yang sudah berganti pakaian tidurku.“Wah, suasana di sini sungguh berbeda saat kami semua tinggal bersama seorang wanita!” kata Mas Habi sambil geleng-geleng kepala melihatku.“Ini juga yang pertama kalinya aku tinggal bersama pria, terlebih bertujuh!” kataku pasrah menerima kenyataan yang tidak pernah kusangka sebelumnya.“Kamu tahu, kita semua pernah berandai-andai memikirkan bagaimana jika kita punya member wanita dan

  • It's Ok! Let's Go!   Teman Spesial

    Hari sudah mulai gelap, lampu redup di dalam ruangan juga sudah menyala. Sayangnya, keheningan semakin menenggelamkan percakapan kami sebelumnya. Mas Yogi terus menatap ponselnya yang aku pun tidak tahu apa yang sedang dia baca sampai menghiraukanku.“Hari sudah malam, Mas pulang saja! Aku akan menunggu Vino di sini!” kataku yang lama-lama sungkan karena membuatnya menemaniku terlalu lama.“Aku sudah meminta Vino untuk segera datang. Bilang sudah menuju kemari” jawabnya.Aku kaget mendengar jawabannya karena dia memasang muka serius begitu hanya untuk menghubungi Vino melalui pesan chat. Jujur Mas Yogi adalah member yang sifatnya paling dingin di antara yang lain.“Sheyki!” kata Vino yang datang langsung menghampiri kami berdua.“Karena Vino sudah di sini, aku pulang dulu!” kata Mas Yogi tanpa ekspresi.“Untung ada Mas Yogi ya, kamu kenapa tidak bilang kalau acaranya bakal cepat selesai?&

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status