Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 8Kami sudah berkumpul di ruang tengah. Bu RT yang merangkap sahabatku pun sudah duduk di antara kami. Awalnya, Ibu kaget serta bingung saat melihat kedatangan Bu RT malam-malam begini. Namun, aku acuh terhadap reaksi mertua. "Aku sengaja mengumpulkan kalian di sini sebab ingin menyampaikan sesuatu." Semua mata menatapku dengan seksama. Segera, kubetulkan posisi duduk dengan tegak lurus."Untuk apa ya, Mbak kita dikumpulkan? Kalau untuk membahas pernikahan kenapa harus ada orang lain di sini?" Lihatlah calon adik maduku itu, perempuan dengan tingkat percaya diri yang tinggi sekali. Dia pikir aku mau ikut campur tentang teknik pernikahannya. Ogah! "Beliau bukan orang lain. Namun, Bu RT. Aku sengaja mengundangnya untuk menjadi saksi atas perjanjian kita." Bu RT— Asyila mengangguk saat mata Nunik menatapnya lekat."Perjanjian?" tanya Ibu dan Nunik secara bersamaan. Aku mengangguk dengan senyum penuh kemenangan.Lalu, kukeluarkan kertas putih dari saku
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 9"Tidak! Ibu tidak mau kalian menikah secara siri. Itu tidak adil untukmu, Nunik. Ibu mau kamu menikah dengan Fathan secara resmi di mata negara. Agar kamu memiliki hak yang sama dengan Nabila." Napas Ibu terengah-engah. Emosi sedang menguasai dirinya. Semua terdiam saat satu persatu wajah kami ditatap tajam oleh Ibu.Aku kembali membetulkan posisi duduk. Kali ini kaki kanan kusilangkan. Lalu, kedua tangan kulipat di depan dada. Saat ini aku hanya ingin menjadi penonton dari mereka."Tapi, Mbak Nabila tidak mau membuat surat izin poligami kalau kita tidak mau menandatangani surat perjanjian itu, Bu." Nunik merajuk. Suaranya dibuat semanja mungkin. Tatapannya diarahkan kepadaku. Kubalas dengan senyum meremehkan. "Kamu tenang saja. Nabila akan menjadi urusan Ibu." Bu Saropah berusaha menyakinkan calon menantunya. Dengan penuh percaya diri Nunik mengangguk, tanda setuju. Dia pikir gampang menaklukkan aku? Tidak semudah itu Marimar!Aku masih diam. Ing
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 10Hatiku hancur kembali setelah mendengar kabar dari Mas Fathan. Tanpa sadar air mataku pun menetes membasahi pipi. Namun, aku tidak boleh terlalu sedih di sini. Aku harus segera ke rumah sakit. Suamiku butuh dukunganku. Kamu harus kuat, Mas! Tunggu aku, Sayang.Tidak membuang waktu lama, aku lekas Mengganti baju. Tidak mungkin ke rumah sakit dengan mengenakan piyama.Segera, kuambil tas cangklong dari lemari kaca. Lalu, segala keperluan administrasi rumah sakit pun segera kumasukkan ke dalamnya. Tidak lupa uang dan ATM. "Mau ke mana kamu, Nabila?" Suara Ibu menghentikan langkahku. Kutatap sekilas Bu Saropah yang sedang memandangku penuh selidik. Dinilainya penampilanku dari ujung kepala hingga kaki. Aku mengatur napas sejenak sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Ibu."Mbak, mau ke mana malam-malam begini? Ingat, seorang wanita itu tidak baik keluar tanpa mahramnya. Sementara, Mas Fathan tidak ada di rumah." Belum sempat aku menjawab pertanyaan Ibu
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 11"Mbak, istrinya Mas Fathan?" Suara pria itu membuatku menoleh. Dari arah belakang terlihat seorang perawat laki-laki datang menghampiri aku yang sedang mengurus administrasi suami. Aku memicingkan mata. Berusaha mengingat siapa laki-laki berseragam putih tersebut. Tapi, nihil. Otakku tidak mampu mengenalinya."Iya, saya sendiri. Mas-nya siapa ya?" Aku masih berusaha mengingat-ingat."Saya orang yang menemukan Mas Fathan, Mbak. Maaf tadi dompetnya sempat saya buka untuk melihat KTPnya. Ini saya mau mengembalikan barang-barang beliau yang saya temukan." Pria muda tersebut menyerahkan dompet, handphone serta kontak motor milik suamiku."Oh … terima kasih banyak ya, Mas. Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan suami saya kalau tidak ada Mas-nya." Aku menangkup kedua tangan di depan dada setelah memasukkan barang-barang milik mas Fathan ke dalam tas cangklongku."Itu sudah menjadi kewajiban saya, Mbak. Bukankah sesama manusia arus tolong menolong." Dia
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 12Bu Saropah masih berlutut di hadapanku. Saat ini aku hanya bisa memandangi dengan nanar. Ibu sebegitu inginnya aku memberikan izin Mas Fathan untuk menikah lagi. Aku jadi penasaran dengan wanita yang bernama Nunik yang telah berhasil membelenggu dan menawan hati Ibu, hingga perempuan yang dulu sangat menyayangi aku rela melakukan menjatuhkan harga dirinya di hadapanku. Secara fisik, Nunik jauh berada di bawahku. Kalau boleh sombong, aku menang banyak ke mana-mana. Tapi, wajahnya yang biasa itu mampu membuatku tersingkir dari hati Bu Saropah, mertua yang selama delapan tahun hidup bersamaku.Kuhirup oksigen sebanyak-banyaknya agar sesaknya dada ini bisa berkurang. Kutekan emosi sekuat-kuatnya di dalam sini agar tidak meledak. Kurapalkan istighfar puluhan kali di dalam hati agar diri ini bisa tentang."Baik, Bu. Kalau memang kepergianku ini bisa membuat Ibu bahagia akan kulakukan itu. Tapi, mohon bersabar hingga Mas Fathan membuka mata." Aku menata
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 13POV Author"Mbak. Kok sudah pulang? Katanya mau nungguin Mas Fathan? Kenapa berubah pikiran?" Nabila yang baru hendak menginjakkan kaki ke dalam rumah sudah dicerca pertanyaan oleh Nunik."Bukankah ini yang kamu mau? Aku pulang kamu datang menunggu Mas Fathan?" Nabila menatap Nunik sekilas sebelum akhirnya berjalan dan menyenggol pundak perempuan yang dinginkan mertuanya tersebut Nabila berlalu masuk ke dalam kamarnya. Rasa kantuk sudah tidak dapat ditoleransi lagi setelah semalaman tidak memejamkan mata.Ditabrak Nabila membuat Nunik terkesiap sesaat tapi sejurus kemudian ibunya Risma tersebut mengembangkan senyumnya. "Benarkah apa yang dia bilang? Aku memiliki kesempatan untuk menunggu Mas Fathan? Yes! Akhirnya perempuan itu pengertian juga. Oke, aku datang Mas. Tunggu aku. Biarlah istri tuamu istirahat di rumah. Ada aku yang akan menggantikannya." Dengan gembira Nunik menutup pintu. Lalu, dia berjalan dengan riang menuju dapur. Wanita yang se
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 14.Nabila bisa tidur dengan tenang setelah Nunik dan anaknya pergi ke rumah sakit. Wanita yang sedang ingin menenangkan diri itu tidak ingin diganggu oleh siapapun. Hati yang sedang patah membuatnya ingin menyendiri.Bagaimana tidak patah? Nabila dan Fathan yang masih saling terpaut hati dan cintanya itu dipaksa oleh Bu Saropah untuk perpisah. Nabila terpaksa harus meninggalkan suaminya yang sedang terbaring tak berdaya di rumah sakit. Bohong, kalau hatinya tidak sakit dan hancur. Apalagi bila mengingat bagaimana pria yang masih menjadi suaminya itu sangat menginginkan dirinya. Di dalam kamar, Nabila menangis dalam kesendirian. Menangisi nasib pernikahannya yang kini adanya orang ketiga. Orang ketiga itu bukan wanita lain. Tapi, ibu mertuanya sendiri yang tiba-tiba berubah seperti mertua di cerbung-cerbung. Dada Nabila kembali sesak saat mengingat bagaimana Bu Saropah mengusir Nabila secara halus di depan Fathan. Sehingga suaminya tidak tahu apa yan
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 15Meskipun ditolak mentah-mentah oleh Fathan, Nunik tetap berusaha mencari cara untuk bisa dekat dengan lelaki tersebut. Bahkan, perempuan itu berusaha menebalkan muka meskipun sudah diberi peringatan oleh pria yang diincarnya.Dengan cekatan Nunik mengambil jatah makan siang Fathan yang telah diantarkan oleh petugas sejak tadi. Tanpa mempedulikan ekspresi suami Nabila, Nunik menyiapkan nasi dan lauk ke dalam sendok. "Mas, ini sudah waktunya makan siang. Makan, yuk. Lalu, minum obat." Tanpa rasa malu dan sungkan, Nunik mencoba menyuapkan nasi dan lauk yang disediakan oleh rumah sakit ke arah mulut Fathan.Fathan bergeming. Laki-laki itu menutup mulutnya rapat-rapat. Tatapan tajam pun ia layangkan ke arah Nunik. Wanita itu pun tidak menyerah. Dengan semangat empat lima dan senyuman termanis yang dimiliki, dia mencoba menyodorkan sendok tersebut ke arah Fathan."Mas, ayo makan!" Sekali lagi Nunik membujuk pria yang namanya telah lama terukir di hatinya