Share

DITAKSIR MAS PRAS

Karena kasihan sama bubur, akhirnya kuceritakan tentang Rini yang sempat salah paham, sampai mengirimkan pesan yang menyakitkan hati.

"Kenapa nggak cerita? Kebiasaan kamu itu, nyimpen masalah sendiri!" kesal Aa Hadi.

"Waktu itu mau cerita, tapi 'kan Mia keburu dateng!"

"Tahu begitu mah, nggak usah dikasih uang!"

"Ish, kalau ngasih yang ikhlas atuh, A!"

"Tapi 'kan, dia udah bikin hati kamu sakit?"

"Kalau mikirnya begitu mah, Aa juga pernah 'kan nyakitin Jani?"

Mendengar ucapanku, raut wajah Aa Hadi berubah.

"Iya deh, Aa nyerah. Jangan bahas masa lalu lagi!"

Hmm ... Tuh kan, kalau disentil aja nggak mau!

Belum sempat kami menghabiskan bubur, ponsel Aa Hadi berdering.

"Ada apa, Ran?"

"...."

"Iya, Papi sama Tante Jani pulang."

"Kenapa?" tanyaku penasaran, saat Aa Hadi sudah memutuskan sambungan telepon.

"Ada mantan suami kamu di kontrakan," jelasnya dengan nada ketus.

Mas Pras?

Mau apa dia ke kontrakan?

***

"Mana Papanya Hamdi?" tanyaku pada Ranti, begitu sampai di gerbang kontrakan.

"Ny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status