Martin dan teman-temannya sudah asyik dengan dunianya sendiri, Flower dan sahabat-sahabatnya masih bernyanyi sampai mereka merasakan tangan kakinya dingin, hal itu tidak memakan waktu lama.
"Mules." ia berjalan cepat ke kamar mandi. "Yah, ada orang lagi." Flower berjalan cepat ke luar room dan berlari kecil ke lantai atas, lewat tangga langsung ke kamar mandi yang ada di dekat hall lc.Tok! Tok! Tok! Tok! "Siapa di dalam? Cepetan woy!" serunya dengan lantang, ia mondar-mandir dengan wajah meringis."Suara kak Flower tuh!" Nia mengerutkan dahinya. "Nia, bentar kak!" ia segera Menyudahinya dan membuka pintunya."Cepetan dek, mules ih!" ia langsung menerobos masuk dan menutup pintunya. "Etdah si kakak, di room berapa kak reserve ya kak?" ia sontak kaget, tersenyum lebar sambil bercermin merapihkan make up dan bajunya."Ho'Waktu berjalan sangat cepat malam itu di room untuk sesaat Flower lupa dengan pria berkepala plontos yang menjadi kekasihnya, Andra. Dia terlalu menikmati waktu kebersamaan nya malam itu dengan pria Cina yang berambut panjang sebahu, Martin."Beb mau kuantar pulang?" tanya Martin. "Aku bawa mobil beb aku bisa pulang sendiri." sahut Flower, Martin angguk-angguk dan tersenyum simpul."Tadinya mau ajak jalan!" ucapnya sambil cengangas-cengenges. "Jalan? Mau jalan ke mana pagi-pagi buta begini?" batin Flower, ia mengerutkan dahi dan mengerlingkan matanya."Mau jalan ke mana beb?" Flower penasaran. "Laper gak? cari makan yuk!" ia mengalihkan pembicaraan."Memang bisa makan habis neken?" ia melirik ke arahnya, Martin anggukkan kepalanya. "Gak mungkin langsung kubilang ke hotel, apa-apaan lah aku nih! " batin Martin."Aku masi
"Kacamatanya keren nih beb, aku pakai ya." Flower membuka lalu memakainya sambil ngaca di kaca spion, Martin angguk-angguk."Tahu saja dia barang mahal." Martin tersenyum lebar. "Jangan lupa kirim nomer rekeningnya ya beb, hati-hati nanti nyetirnya ya sayang." ia membuka kunci pintu mobilnya. "Siap beb!" ia mengedipkan sebelah matanya lalu cipika-cipiki, Martin mencium keningnya dan tersenyum manis. Flower keluar dari mobilnya sambil tersenyum manis semanis-manisnya, melambaikan tangannya lalu berjalan ke arah mobil dan menyalakan mesin mobilnya. Martin membunyikan klakson, tersenyum simpul dan berlalu pergi. "Bergaya bentar pake kacamata mahal ah, norak beud ya!" ia mengambil photo selfie dengan gaya alaynya, mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya sambil tersenyum lebar. "Cakep, kacamatanya yang cakep lol." ia menyalakan musik lalu melajuk
Flower melirik ke arah jam dinding, "Nanti berangkat kerja habis magrib saja, baru jam lima kurang. Untung tadi tangan aku gak dipegang sama Si Andra kalau dia pegang bisa ketahuan aku semalam kenceng. Masih dingin gini tangan sama kakiku, gaswat!" batinnya, ia menarik nafas dalam-dalam.Huft! Hela nafasnya berat berulang kali. Usai adzan magrib berkumandang dia berangkat kerja dan kedua putrinya belajar mengaji dengan pembantunya. Malam itu berjalan seperti biasa nya sampai dia pulang kembali ke apartemen di pagi hari nya. Di kamar tidurnya..."Hoam ..." Wanita berwajah oval itu menguap berkali-kali dia menutup mulutnya dengan sebelah tangannya."Edan dong ... Baru berasa capeknya, plus ngantuknya luar biasa." ia mengganti baju nya dengan baju tidur. Direbahkan badan nya yang berbody biola di singgasana peraduannya, ia memutar
"Tahunya sudah jam empat lewat lima belas menit enak banget tidurku terus ini rokok, kopi, cemilan pas baru bangun tidur sangat sempurna! Nikmat mana lagi yang kau dustakan, alhamdulillah ..." batinnya, ia tersenyum simpul. "Mih, maen yuk ke Kotu?" ia berdiri di depannya dengan wajah memelas, Flower melirik ke arahnya."Nanti ya habis dede sama kaka ngaji terus kalau gak hujan baru kita ke Kotu. Agree (setuju)?" ia mengedipkan sebelah matanya. "Agree (setuju)! Hore ..." mereka berdua bersorak kegirangan, Flower tersenyum lebar. "Pantas saja mereka berdua sudah pada cantik, wangi ternyata pada mau minta jalan ke Kotu." ia menaikkan alis kanannya. "Pada mandi dulu sana." candanya, ia menutup hidungnya. Kedua putrinya mengerucutkan bibirnya."Kaka sama dede sudah mandi, sudah wangi mih." ia menciumi tangan dan bajunya sendiri Alena pun demikian, Flower tertawa te
"Si Martin juga ngajak jalan malam minggu depan berarti aku harus off periode ini aku baru off sehari sih masih ada tiga hari lagi offnya, lihat nanti deh." ia meneguk birnya diselingi cemilan juga rokoknya. Glek! Glek! Glek!Malam itu dia menghabiskan tiga kaleng bir sisa dari hotel kemaren, sambil menonton film di kamar tidurnya sampai dia tertidur. "Cepetan dede, kita sudah kesiangan nih!" Alana dan bi Minah menunggunya di daun pintu apartemen."Mimi pasti masih bobo." ia melirik ke pintu kamar tidurnya. "Wait (tunggu) kaka!" Alena berlari kecil dari kamar mandi, mereka bertiga langsung berangkat ke sekolah.Kring ... Kring ... Kring ... "Si Okem pasti masih tidur jam segini, masih pagi baru jam sepuluh pasti hpnya disilent dari tadi telepon gak diangkat. Sempurna!" Andra geleng-gelengkan kepalanya."Pengen pipis." Flower ngelilir seketika langsung beranj
"Pesanan? Pesanan apa? Perasaan dia gak bawa apa-apa keluar dari Diamond tadi!" ia melirik ke arahnya dengan wajah bingung. "Au ah, gak tahu dan gak ngerti aku. Tahunya malam ini aku tepatin janji aku jalan sama dia, dah itu saja titik." ia menaikkan kedua pundaknya.Huft! Hela nafas Flower berat. Di Lounge Crown..."Mau pesan minum apa beb? Seperti biasa saja ya, Martel Vsop?" ia melihat-lihat menu. "Iya beb, Martel saja jangan lupa buahnya." ia duduk di sofa sambil menggoyangkan kaki dan kepalanya pelan mengikuti irama yang dimainkan dj.Menunggu pesanan minum dan buahnya datang, dia mengajaknya berdansa lagi. Dia request lagu kesukaannya yang dia persembahkan untuk wanita yang menemaninya malam itu, Flower Violetta. "Beb, mau gak?" ia menaik turunkan alisnya. "Mau apa beb?" dengan wajah bingung. "Nawarin apa dia? Membingungkan!" Flower menyulut rok
"Iya beb, istirahat ya kamu. Aku juga nanti pagi ada acara sama keluargaku." terangnya sambil nyetir, Flower tersenyum."Acara ngedateku sama Si Flower rusak gara-gara cewek Si David, damn (sialan)! Dia sampai bela-belain off kerja buat jalan sama aku, kasihan saja Si Flower. Nanti deh, aku atur ulang waktu untuk ajak jalan dia lagi." batinnya, ia melirik ke arah Flower. "Beb, sudah sampai tempatmu." ia pelan-pelan membangunkannya, ia mengusap tangannya. Flower membuka matanya pelan-pelan. "Matanya merah banget beb, gak salah lihat aku?" ia menyalakan lampu dalam mobil dan mendekatkan wajahnya ke wajah Flower memeriksa matanya. "Serius mataku merah banget, beb?" ia membesarkan bola matanya, Martin anggukkan kepalanya. "Aku ada obat mata kayanya di sini." ia meraih botol kecil yang ada di bawah setirnya lalu memakaikannya pada mata Flower dan matanya. "Thanks(makasih) beb." ia buka tu
"Ke mana ya enaknya kalau ke Ragunan emang sudah kesiangan sih, ke Seaworld Ancol saja yang dekat? Iya lah aku bawa jalan ke Ancol saja, Ragunan besok-besok deh!" Andra melirik ke arah mereka bertiga.Selesai sarapan Alana dan Alena pindah duduk ke sofa dan mulai bercanda lagi dengan Andra, Flower mengambil rokoknya di kamar tidurnya lalu gabung duduk di sofa. "Gimana kalau kita ke Seaworld Ancol saja, mau gak?" ia cengar-cengir."Boleh om, ayo!" ucap Alena dengan semangatnya, Alana angguk-angguk. "Pada mandi dulu gih." Flower sambil menghisap rokoknya."Bi ... Mandi ayo ..." mereka berdua langsung berlari kecil ke kamar mandi, bi Minah berjalan cepat dari dapur menyusul mereka berdua. Andra tersenyum lebar dan bersyukur melihat kedua putri kekasihnya semangat dan senangnya bukan main diajak jalan olehnya."Kamu gak mandi, Okem sayang? Sekarang super duper sibuknya ya ngalahin presiden ditelepon susah, dichat kapan balas kapan." ia mengerlingkan matanya