Share

Melanglang Buana

Matanya menatap langit-langit sebelah tangannya ia simpan di kepalanya menutupi bagian dahinya pikirannya melanglang buana memikirkan sampai kapan ia harus menjalani hubungan seperti ini dengan pria yang membuat setiap wanita luluh, kasmaran bila mendengar suaranya yang mengandung getar-getar asmara sehingga membuat semua wanita jatuh cinta kepadanya. Kadang ada kalanya ingin mengakhiri semua tapi dia selalu tidak mampu dan merasa berat hati tidak ingin melepasnya dan kehilangannya.

Dia sontak kaget ketika kedua putrinya menghampirinya segera ia membuyarkan lamunannya.

"What u doing (lagi apa) mih?" tanya putrinya yang besar, mereka berdua menindih tubuhnya.

"Eh beratnya anak-anak mimi." dia langsung memeluk kedua putrinya.

"Kan mamamnya banyak biar sehat." sahut putri kecilnya, dia mencubit pelan pipi keduanya.

Mereka langsung merubah posisinya kembali duduk tangannya merangkul pundak kedua putrinya mereka duduk di sebelah kanan dan kirinya.

"Oh iya, mimi mau nanya mumpung mimi inget nih ngomong-ngomong kapan kalian mulai masuk sekolah lagi?" ia membelai-belai rambut kedua putrinya.

"Kata bu gurunya tanggal dua lima mih."

"Berarti empat hari lagi dong tanggal dua lima hari senin ya sudah ntar sebelum hari senin beresin keperluan sekolah TK nya sama bi Minah ya sayang, yuk bobo sudah malam."

"Oke mih!" seru mereka berdua serempak.

Kemudian mereka bertiga beranjak dari sofa dan berjalan menuju kamar tidur anaknya dia menina bobokan kedua putrinya dengan membacakan buku dongeng diselingi nyanyian. Setelah mereka tertidur pulas dia menyelimuti dan mencium kening keduanya.

"Good nite and sweet dream my angels love you both muah! ( selamat malam dan mimpi indah malaikat-malaikatku sayang kalian berdua muah)!" gumamnya.

Sebelum keluar kamar dia mematikan lampunya dia melangkahkan kakinya ke dapur mengecek bi Minah urus belanjaan. Dia membuka lemari es, lemari makan dan laci-laci yang di dapur.

"Sudah rapih semua kan bi?"

"Sudah dong bu bos." dia sedang mencuci piring.

"Ya sudah nanti mati-matiin lampunya terus periksa pintunya ya bi, oh iya terus nanti hari minggu siapin keperluan sekolah anak-anak ya bi." dia membalikkan badannya dan berjalan ke arah kamarnya, bi Minah hanya mengangguk.

Di atas singgasana peraduannya mengutak-ngatik ponselnya headset di kedua kupingnya sambil mendengarkan musik di radio tiba-tiba terbersit dalam pikirannya, "oh iya ini kan malam jumat sunah rasul." pikirannya jadi melanglang buana.

Memikirkan pria yang telah beristri menjadi kekasihnya membuatnya kesal dan bete sendiri dia berceloteh mengumpat dirinya sendiri sambil memukul-mukul pelan bantalnya.

"Ada apa sama kamu Flower kenapa malah mikir yang aneh-aneh sih? Lama-lama bisa hilang akal aku oh my god!" ia menelungkupkan badannya dan membenamkan wajahnya ke bantal tangannya di letakkan di bawah bantal, tak lama ia memiringkan wajahnya dan tatapan matanya kosong detak jam memecah keheningan malam itu.

Dari subuh bi Minah sudah beberes dan masak untuk hari ini Alana dan Alena sudah pada cantik dan duduk manis di ruang tv menonton acara kartun sambil sarapan dan meminum susu dancow coklatnya.

"Bi mimi ke mana ya kok kamarnya dikunci?" Alana melirik ke pintu kamar tidur miminya.

"Mimi ada di kamar non bibi belum lihat mimi keluar kamar soalnya." jelasnya.

"Oh, tolong bawain buah bi potong-potong ya buahnya." perintahnya.

"Yang banyak ya bi Lena juga mau." timpalnya, pandangan mereka berdua tetap ke tv.

"Siap non!"

Bi Minah langsung menyiapkan buah-buahan potongnya ada Apel, Pear, Mangga, Semangka, Melon, Anggur, Strawberry dia menatanya dengan rapih di piring berbentuk oval ukuran besar lalu ia letakkan di meja sofa.

"Thank you (terima kasih) bi kalau bibi mau ini barengan." ia memakan buah-buahannya dengan semangat begitu juga dengan adiknya.

"Iya nona besar makasih bi Minah sudah tadi sambil motongin." sahutnya sambil cengar-cengir.

Alana hanya mengacungkan jempol ke arahnya mulutnya penuh dengan buah.

Ceklek...

"Bi tolong bikinin kopi." ucapnya dengan lantang, dia keluar kamar melangkahkan kakinya cepat ke kamar mandi sembari menghisap rokok sampoerna merahnya, mules. Bi Minah anggukkan kepalanya.

"Morning mimi." ucap kedua putrinya.

"Morning sayang." sahutnya dengan lantang dari kamar mandi.

Dengan sigap bi Minah membuat kopi goodday cappuccino kopi kebangsaan majikannya sekaligus sarapan dan segelas air putih dingin buat majikannya di meja makan.

Keluar dari kamar mandi dia melangkahkan kakinya ke meja makan menyeruput kopinya yang masih panas pelan-pelan lalu makan sarapannya dengan lahap. Laper melanda setelah pikirannya melanglang buana semalaman.

"Bi tolong ambilin rokok di kamar." perintahnya lagi sembari mengunyah sarapannya.

Bi Minah hanya mengangguk, ia dengan cepat mengambilnya lalu meletakkan rokok dan korek gasnya di meja makan. Kemudian dia duduk di dekat kedua putri majikannya yang sedang menonton tv.

"Eerrgg Aaaa ..."

"Alhamdulillah." ucapnya spontan, betahaknya kencang sehingga sontak membuat kaget kedua putri dan pembantunya seketika mereka bertiga menoleh ke arahnya dan tersenyum lebar mendengarnya.

"Oppss! kebablasan maaf." dia menutup mulutnya dengan tangan kanannya matanya mengerling lalu ia pun tersenyum lebar.

"Kirain suara apa mimi Lena kaget." ia sembari cengangas-cengenges.

"Ho'oh." sambung putrinya yang besar dia melirik ke arah miminya. Bi Minah hanya tersenyum.

Sembari membakar sebatang rokok terus menghisapnya diselingi menyeruput kopinya dia hanya tertawa kecil.

"Kaka sama dede hari ini mau ke mana sayang?" ia sangat menikmati rokok dan kopinya.

"Mau nonton Rapunzel lagi mih." timpal kedua anaknya cepat.

"What! (apa)! Nonton Rapunzel lagi? Mimi gak salah denger nih kan sudah kemaren." dia sedikit kaget dengan permintaan kedua putrinya.

"Dede suka mau nonton lagi mih."

"Kaka juga."

Mereka berdua memasang wajah polosnya dengan mata yang berbinar-binar dan memelas sehingga dia tak kuasa untuk menolak permintaan kedua putri tercintanya, dia menarik nafas dalam-dalam.

Huft! Hela nafasnya berat.

"Baiklah nanti sore saja ya sayang kalau sekarang masih panas di luarnya."

"Oke mimi." seru mereka berdua kompak wajah mereka langsung berubah sumringah.

Setelah membuat rencana dengan kedua putrinya untuk hari ini dia beranjak dari duduknya melangkahkan kakinya ke kamar tidurnya diraih ponselnya yang sedang dichargernya di meja yang ada di samping singgasana peraduannya. Dibuka sandi ponselnya ada banyak pesan masuk di aplikasi hijaunya. Lebih dulu dia buka yang dari pria plontosnya.

"Okem sayang maaf ya hari ini aku gak bisa dateng istri sama anak-anakku ajak jalan ke luar kota sampe libur sekolahnya selesai." bacanya wajahnya jadi kaku kaya uang kertas yang digosok dia mengerucutkan bibirnya, bete!

"Iya libur sekolah tinggal empat hari lagi aku ngerti kok met berlibur saja sayang." balasnya.

Huft! Hela nafasnya berat.

"Maaf ya sayang nanti pulang dari luar kota aku bayar janjiku love u muah!"

Flower membalasnya hanya dengan mengirimkan stiker yang mengedipkan sebelah matanya lalu dia mulai membuka pesan yang lainnya dari sahabat-sahabatnya. Mereka mengajak jalan bareng dengan anak-anaknya juga.

Leny, Dewi, Ani dan Murti. Akhirnya mereka berlima janjian di Mall Kelapa Gading untuk membawa anak-anaknya menonton film kartun Rapunzel sore ini ketemu di tempat jam empat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status