Home / Romansa / JANGAN NGAKU CANTIK / Melanglang Buana

Share

Melanglang Buana

Author: Ayu Jarian Se
last update Last Updated: 2022-04-16 04:00:02

Matanya menatap langit-langit sebelah tangannya ia simpan di kepalanya menutupi bagian dahinya pikirannya melanglang buana memikirkan sampai kapan ia harus menjalani hubungan seperti ini dengan pria yang membuat setiap wanita luluh, kasmaran bila mendengar suaranya yang mengandung getar-getar asmara sehingga membuat semua wanita jatuh cinta kepadanya. Kadang ada kalanya ingin mengakhiri semua tapi dia selalu tidak mampu dan merasa berat hati tidak ingin melepasnya dan kehilangannya.

Dia sontak kaget ketika kedua putrinya menghampirinya segera ia membuyarkan lamunannya.

"What u doing (lagi apa) mih?" tanya putrinya yang besar, mereka berdua menindih tubuhnya.

"Eh beratnya anak-anak mimi." dia langsung memeluk kedua putrinya.

"Kan mamamnya banyak biar sehat." sahut putri kecilnya, dia mencubit pelan pipi keduanya.

Mereka langsung merubah posisinya kembali duduk tangannya merangkul pundak kedua putrinya mereka duduk di sebelah kanan dan kirinya.

"Oh iya, mimi mau nanya mumpung mimi inget nih ngomong-ngomong kapan kalian mulai masuk sekolah lagi?" ia membelai-belai rambut kedua putrinya.

"Kata bu gurunya tanggal dua lima mih."

"Berarti empat hari lagi dong tanggal dua lima hari senin ya sudah ntar sebelum hari senin beresin keperluan sekolah TK nya sama bi Minah ya sayang, yuk bobo sudah malam."

"Oke mih!" seru mereka berdua serempak.

Kemudian mereka bertiga beranjak dari sofa dan berjalan menuju kamar tidur anaknya dia menina bobokan kedua putrinya dengan membacakan buku dongeng diselingi nyanyian. Setelah mereka tertidur pulas dia menyelimuti dan mencium kening keduanya.

"Good nite and sweet dream my angels love you both muah! ( selamat malam dan mimpi indah malaikat-malaikatku sayang kalian berdua muah)!" gumamnya.

Sebelum keluar kamar dia mematikan lampunya dia melangkahkan kakinya ke dapur mengecek bi Minah urus belanjaan. Dia membuka lemari es, lemari makan dan laci-laci yang di dapur.

"Sudah rapih semua kan bi?"

"Sudah dong bu bos." dia sedang mencuci piring.

"Ya sudah nanti mati-matiin lampunya terus periksa pintunya ya bi, oh iya terus nanti hari minggu siapin keperluan sekolah anak-anak ya bi." dia membalikkan badannya dan berjalan ke arah kamarnya, bi Minah hanya mengangguk.

Di atas singgasana peraduannya mengutak-ngatik ponselnya headset di kedua kupingnya sambil mendengarkan musik di radio tiba-tiba terbersit dalam pikirannya, "oh iya ini kan malam jumat sunah rasul." pikirannya jadi melanglang buana.

Memikirkan pria yang telah beristri menjadi kekasihnya membuatnya kesal dan bete sendiri dia berceloteh mengumpat dirinya sendiri sambil memukul-mukul pelan bantalnya.

"Ada apa sama kamu Flower kenapa malah mikir yang aneh-aneh sih? Lama-lama bisa hilang akal aku oh my god!" ia menelungkupkan badannya dan membenamkan wajahnya ke bantal tangannya di letakkan di bawah bantal, tak lama ia memiringkan wajahnya dan tatapan matanya kosong detak jam memecah keheningan malam itu.

Dari subuh bi Minah sudah beberes dan masak untuk hari ini Alana dan Alena sudah pada cantik dan duduk manis di ruang tv menonton acara kartun sambil sarapan dan meminum susu dancow coklatnya.

"Bi mimi ke mana ya kok kamarnya dikunci?" Alana melirik ke pintu kamar tidur miminya.

"Mimi ada di kamar non bibi belum lihat mimi keluar kamar soalnya." jelasnya.

"Oh, tolong bawain buah bi potong-potong ya buahnya." perintahnya.

"Yang banyak ya bi Lena juga mau." timpalnya, pandangan mereka berdua tetap ke tv.

"Siap non!"

Bi Minah langsung menyiapkan buah-buahan potongnya ada Apel, Pear, Mangga, Semangka, Melon, Anggur, Strawberry dia menatanya dengan rapih di piring berbentuk oval ukuran besar lalu ia letakkan di meja sofa.

"Thank you (terima kasih) bi kalau bibi mau ini barengan." ia memakan buah-buahannya dengan semangat begitu juga dengan adiknya.

"Iya nona besar makasih bi Minah sudah tadi sambil motongin." sahutnya sambil cengar-cengir.

Alana hanya mengacungkan jempol ke arahnya mulutnya penuh dengan buah.

Ceklek...

"Bi tolong bikinin kopi." ucapnya dengan lantang, dia keluar kamar melangkahkan kakinya cepat ke kamar mandi sembari menghisap rokok sampoerna merahnya, mules. Bi Minah anggukkan kepalanya.

"Morning mimi." ucap kedua putrinya.

"Morning sayang." sahutnya dengan lantang dari kamar mandi.

Dengan sigap bi Minah membuat kopi goodday cappuccino kopi kebangsaan majikannya sekaligus sarapan dan segelas air putih dingin buat majikannya di meja makan.

Keluar dari kamar mandi dia melangkahkan kakinya ke meja makan menyeruput kopinya yang masih panas pelan-pelan lalu makan sarapannya dengan lahap. Laper melanda setelah pikirannya melanglang buana semalaman.

"Bi tolong ambilin rokok di kamar." perintahnya lagi sembari mengunyah sarapannya.

Bi Minah hanya mengangguk, ia dengan cepat mengambilnya lalu meletakkan rokok dan korek gasnya di meja makan. Kemudian dia duduk di dekat kedua putri majikannya yang sedang menonton tv.

"Eerrgg Aaaa ..."

"Alhamdulillah." ucapnya spontan, betahaknya kencang sehingga sontak membuat kaget kedua putri dan pembantunya seketika mereka bertiga menoleh ke arahnya dan tersenyum lebar mendengarnya.

"Oppss! kebablasan maaf." dia menutup mulutnya dengan tangan kanannya matanya mengerling lalu ia pun tersenyum lebar.

"Kirain suara apa mimi Lena kaget." ia sembari cengangas-cengenges.

"Ho'oh." sambung putrinya yang besar dia melirik ke arah miminya. Bi Minah hanya tersenyum.

Sembari membakar sebatang rokok terus menghisapnya diselingi menyeruput kopinya dia hanya tertawa kecil.

"Kaka sama dede hari ini mau ke mana sayang?" ia sangat menikmati rokok dan kopinya.

"Mau nonton Rapunzel lagi mih." timpal kedua anaknya cepat.

"What! (apa)! Nonton Rapunzel lagi? Mimi gak salah denger nih kan sudah kemaren." dia sedikit kaget dengan permintaan kedua putrinya.

"Dede suka mau nonton lagi mih."

"Kaka juga."

Mereka berdua memasang wajah polosnya dengan mata yang berbinar-binar dan memelas sehingga dia tak kuasa untuk menolak permintaan kedua putri tercintanya, dia menarik nafas dalam-dalam.

Huft! Hela nafasnya berat.

"Baiklah nanti sore saja ya sayang kalau sekarang masih panas di luarnya."

"Oke mimi." seru mereka berdua kompak wajah mereka langsung berubah sumringah.

Setelah membuat rencana dengan kedua putrinya untuk hari ini dia beranjak dari duduknya melangkahkan kakinya ke kamar tidurnya diraih ponselnya yang sedang dichargernya di meja yang ada di samping singgasana peraduannya. Dibuka sandi ponselnya ada banyak pesan masuk di aplikasi hijaunya. Lebih dulu dia buka yang dari pria plontosnya.

"Okem sayang maaf ya hari ini aku gak bisa dateng istri sama anak-anakku ajak jalan ke luar kota sampe libur sekolahnya selesai." bacanya wajahnya jadi kaku kaya uang kertas yang digosok dia mengerucutkan bibirnya, bete!

"Iya libur sekolah tinggal empat hari lagi aku ngerti kok met berlibur saja sayang." balasnya.

Huft! Hela nafasnya berat.

"Maaf ya sayang nanti pulang dari luar kota aku bayar janjiku love u muah!"

Flower membalasnya hanya dengan mengirimkan stiker yang mengedipkan sebelah matanya lalu dia mulai membuka pesan yang lainnya dari sahabat-sahabatnya. Mereka mengajak jalan bareng dengan anak-anaknya juga.

Leny, Dewi, Ani dan Murti. Akhirnya mereka berlima janjian di Mall Kelapa Gading untuk membawa anak-anaknya menonton film kartun Rapunzel sore ini ketemu di tempat jam empat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • JANGAN NGAKU CANTIK   Ngena Di Hati

    "Mau mandi, gak bebeb? Kalo mau aku ambilin handuknya, silahkan masuk dan anggap saja rumah sendiri." Flower merapihkan sendal mereka berdua ke lemari sendalnya."Mandi dong aku udah bobo kan tadi di mobil biar pun sebentar jadi bisa mandi, assalamualaikum." Martin masuk ke dalam. "Aku ikut rebaban bentar ya di sofa sayang, lurusin pinggang nih pada sakit pinggang aku tidur di jok mobil.” ijinnya, ia kretegin pinggang, tangan dan lehernya.Kreteg! Kreteg! Kreteg!Flower anggukkan kepalanya tersenyum lebar. "Wa'alaikumsalam, eh iya lupa kan ada kamar tamu rebahan di kamar tamu aja, ntar aku anterin handuknya ke kamar. Aku juga pada sakit nih pinggang, untung joknya kamu ke belakangin punya aku kalo gak leher aku juga pasti sakit." ia pun kretegin badannya seperti yang dilakukan kekasihnya, Martin anggukkan kepalanya.Kreteg! Kreteg! Kreteg!Flower berjalan duluan ke arah kamar tamu yang terletak tidak jauh dari kamarnya dan kamar anak-anaknya, Martin mengikuti di belakangnya. "Aroma h

  • JANGAN NGAKU CANTIK   Mimpi Yang Sangat Buruk

    "Ya ampun, apa-apaan sih Si Andra? Setel musik kenceng banget masih pagi gini, berisik! Bukannya bantuin bini dikit kek, anter anak-anak gitu sekolah ini mah boro-boro malah sibuk sama Si Jablay Flower aja, najis! Gue yakin dia masih suka berhubungan sama Si Jablay, biar pun dua bulan ini dia anteng-anteng aja di rumah!" dumel Sari dalam hati. "Tunggu aja ntar pasti ada apesnya dia ketahuan sama gue chattingannya sama Si Jablay, serapih-rapihnya ditutupin tuh bangke pasti kecium juga. Gue sangat menantikan moment itu, biar pun hati gue sakit dan perih bagai disayat-sayat silet, kita tunggu saja!" ultimatumnya, ia tersenyum sinis melengos ke luar mengantar kedua anaknya sekolah sedangkan yang paling kecil masih terlelap.Kecurigaan dan feeling Puspitasari sebagai istri Andra sangat kuat, dia begitu yakin kalo suaminya masih menjalin hubungan dengan wanita yang berhasil membuat Andra berpaling darinya, Flower. "Bi, mamih belom pulang ya tadi Dede lihat kamar mamih masih kosong?" tanya

  • JANGAN NGAKU CANTIK   Melukai Harga Diri

    Flower menyeka bulir-bulir bening yang membasahi kedua pipinya dengan telapak tangannya, dadanya terasa sangat sesak menahan tangis yang tertahan. Martin terdiam seribu bahasa karena tidak ingin memperbesar masalah mencoba mengalah pada wanitanya walau pun banyak yang ingin dia katakan. "Sayang, mau mampir dulu gak ke Alfamart? Mana tahu ada yang mau kamu beli, untuk kamu dan anak-anak." ucap Martin mencairkan suasana yang tegang membuatnya tidak nyaman. "Gak usah mampir ke Alfamart, masih banyak jajanan anak-anak di kulkas. Aku mau cepet sampe rumah aku mau istirahat, capek!" timpal Flower, suaranya jadi parau dan bergetar."Oh gitu, baiklah nyonya besar. Tapi kenapa suaramu kedengaran serak ya kaya orang habis nangis, aku gak salah denger kan?" tanya Martin, ia menoleh ke arah Flower. "Mana ada, kupingmu salah denger kali!" sahutnya, ia menutup mulutnya dengan sebelah tangannya."Coba nengok sini aku mau lihat, kamu jangan bohongin aku ya aku ini bukan

  • JANGAN NGAKU CANTIK   Sangat Tidak Menyenangkan

    Martin mulai mengetik pesan untuk Andra, Flower memicingkan matanya ke arahnya. Perasaan Flower udah campur aduk semua jadi satu was-was, watir, marah, bimbang dan pasrah. Jantungnya berdetak kencang!"Apa yang dia ketik ya, serius bener mukanya? Waduh gak tahu deh, bodo amatan ah gak mau pusing! Aku lagi ngambek karena dia belom jawab pertanyaan yang soal serius, eh dia malah nanyain Si Andra bukannya jawab pertanyaan aku, capedeh! Sampe males bahasnya takut ribut malah dia bahas Si Andra, ampun dah!" batinnya, ia mengalihkan pandangannya ke luar kaca di samping kirinya. Huft! Hela nafas Martin berat berulang kali.Flower menoleh ke arahnya, "Apa balesannya bebeb, kenapa kamu sampe tarik nafasnya berat banget seperti orang yang sedang menghadapi masalah besar aja?" tanya Flower, ia begitu penasaran dengan isi chat mereka berdua. Martin menoleh ke arahnya, "Dia gak mau diputusin, dia ngajak ketemu lagi tuh. Aku suruh dia ke apartment aja besok minggu, aku

  • JANGAN NGAKU CANTIK   Di Pagi Hari

    "Janji yang mana, ya? Kalo aku sebutin takut salah, secara ya kan bukan sama dia aja bikin janji sama Si Andra juga bikin janji. Pucing pala inces, mana masih berasa ini inek. Dah ah gak mau pucing, maunya enak aja ha-ha-ha menggila!" batinnya, ia cengar-cengir merasa lucu sendiri.Martin mengerutkan keningnya, "Kenapa kamu cengar-cengir sendiri, ada yang lucu? Jangan bikin aku watir ya, sayang!" selidik Martin, Flower nyengir kuda. "Gak pp bebeb, aku cuma lagi ketawain diri sendiri aja. Boleh ganti lagunya gak, bebeb?" pintanya, ia melirik ke arah Martin dan vcdnya."Boleh sayang mau ganti lagu apa, ajep-ajep?" goda Martin lagi, Flower mencubit kecil tangannya. "Nakal ya kamu, godain aku terus ih bebeb ..." ucap Flower manja, ia mengerucutkan bibirnya seraya ganti lagunya. "Tapi serius aku nanya, tadi kenapa ketawain diri sendiri?" tanya Martin, ia penasaran. "Oh, jadi selama ini kamu gak serius gitu sama aku?" timpalnya cepat. "Nah ini baru

  • JANGAN NGAKU CANTIK   Barang Bagus

    "Kalo yang lain mungkin udah bilang Si Jhon kepo kali ya soalnya nanyain hal-hal kecil, jaman sekarang banyak nanya dibilangnya kepo sampe kadang jadi males banyak nanya semenjak ada kata KEPO, kan horor beud!" Flower menghisap rokoknya.Setelah beberapa jam dan efek ineknya mulai drop Jhon menghampiri Flower yang sedang berada di toilet. "Beb!" seru Jhon ketika masuk ke toilet seraya membuka pintu, Flower menoleh ke arah nya."Ya, ada apa Jhon?" timpal Flower, ia merapihkan bajunya. "Udah bab-beb bab-beb aja dia, barang bagus!" batin Flower.Jhon memeluk Flower dari belakang, "Masih mau gak, beb?" bisik Jhon. "Mau apaan, inek?" Jhon geleng-geleng. "Terus, apa dong? Flower mengerutkan dahinya. "Ngamar, yuk!" bisik Jhon lagi."Serius, emang bisa?" tanya Flower memastikan, ia merasa tak percaya apa yang didengarnya. "Wah, ngeledek! Bisa lah masa gak bisa, makanya ayo biar tahu!" jawab Jhon dengan sangat percaya diri, semangat 45 mamen."Dih, siapa yang ngeledek orang nanya. Kalo b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status