Share

Awal Pernikahan

"Trisno. Ayo kita pulang!" Ajak Pak Sugeng marah setelah Trisno dan Sintha datang.

Trisno dan Sintha yang mulai bingung dengan suara keras Pak Sugeng. Ntah apa yang membuat pria yang berumur 50 tahun itu mengeraskan suaranya di depan banyak orang. Sintha melangkah pelan-pelan menuju kedua orangtuanya. Ingin menanyakan langsung kepada kedua orangtuanya mengapa rumahnya dipenuhi dengan keramaian.

"Pa, ini kenapa banyak orang yang datang ke rumah kita?" tanya gadis itu dengan polos.

"Ini bukan urusanmu! Cepat masuk ke kamar!" Perintah Tuan Anugrah Ex Chipto.

Sintha menunduk. Baru kali ini dia dibentak oleh Papanya sendiri. Kenapa bisa Papanya semarah itu. Dia tidak bisa menolak perintah Papanya, tanpa berbalik, dia terus melanjutkan langkahnya dengan menapaki anak tangga menuju kamarnya.

Atas apa yang membuat kedua orangtua Trisno marah-marah setelah mereka datang. Dan begitu anehnya, di saat Trisno dan Sintha datang, Ayahnya langsung mengajak pria itu pulang.

"Ayah. Ada apa? Kenapa kita langsung pulang?" tanya Trisno. Dia menepis tangan Ayahnya yang menggenggam erat di tangannya.

"Kita harus pulang, Trisno!" Ucapnya keras.

Ibunya juga ikut memarahinya, "Iya, untuk apa kita datang ke rumah ini. Kita sudah dipermalukan begitu saja."

"Aku tidak mau pulang, Ma...sebelum aku tahu kejelasannya!" Berontak Trisno dengan keras. Saat tangan Ayahnya masih menggenggam tangannya kuat, dengan sekuat tenaga dia berusaha melepaskan genggaman itu, dan akhirnya lepas juga.

"Dasar anak tidak tahu diri! Kau ingin melawan Ayah?! Apa kau ingin tahu kenapa kita berdua mengajakmu pulang?"

Trisno mengangguk. "Iya, Yah.. aku ingin tahu yang sebenarnya. Apa yang membuat kalian terus memaksaku untuk pulang. Aku ingin tahu kejelasannya, Ayah!"

"Oke, biarkan Ayah kasih tahu," jawab Pak Sugeng sambil menghela napas berat. "Gadis yang ingin kau nikahi telah menjalin hubungan dengan pria lain. Dia akan menikah minggu depan ini!" Jelas Pak Sugeng.

Dia semakin murka setelah mengatakannya. Dia akan mengingat semua rasa malu yang telah dilakukan oleh orangtua Sintha. Dia berjanji, akan membalas semua perbuatan pria itu di kemudian hari. Dia tidak tinggal diam saja setelah dipermalukan di depan banyak orang, dendamnya telah memuncak, dan dia tidak akan pernah melupakannya.

"Jika kau ingin tinggal di sini. Ayah tidak akan memaksa. Ayah tidak tidak sudi dipermalukan oleh orangtua gadis itu! Kau mengerti!

"Ayah," panggil Trisno.

Sang Ayah pun berbalik ke arahnya. "Kenapa lagi!"

"Aku ingin pergi bersama Ayah. Aku minta maaf, karena aku, Ayah jadi dipermalukan," ucap Trisno sembari mengekor di belakang Pak Sugeng.

"Aku janji, Ayah. Aku akan balaskan dendam Ayah kepada mereka yang telah mempermalukan Ayah," janji Trisno.

"Baguslah, kalau kau sadar. Ayah tidak pernah menolak permintaanmu. Tapi, keluarga Ex Chipto itu sudah keterlaluan, mereka dengan sengaja mempermalukan keluarga kita di depan umum. Makanya, Ayah ingin membalasnya!"

"Iya, Ayah. Kita tidak boleh terlihat lemah pada mereka. Yang ada nanti harga diri kita semakin diinjak-injak oleh mereka. Sampai kapan pun kita harus membalasnya!" Sambung ibunya juga.

Jadi, ketiga orang itu, Ayah, Ibu dan juga anaknya saling memiliki dendam kepada keluarga Anugrah Ex Chipto. Tidak akan pernah mereka biarkan keluarga itu merasakan ketenangan, janji yang mereka buat, untuk menghancurkan keluarga itu, haruslah tercapai dan tidak boleh terjadi kegagalan.

***

Kedua insan di depan Altar pun kini telah melakukan janji suci pernikahan di depan Pendeta. Dan terakhirnya, mereka pun diberkati oleh Pendeta.

"Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

Semua bersyukur atas pernikahan anak Ricardo Syailendra yang sedang berlangsung. Dua insan yang kini resmi menjadi satu kesatuan dalam ikatan suci sebagai contoh yang terbaik bagi para pemuda-pemudi lainnya. Nikmat yang besar dari Tuhan yang dihadiahkan bagi umat-Nya.

Alex Chandra Syailendra. Pria yang tidak dikenal oleh Shinta, putri dari Anugrah Ex Chipto telah menikah dengan putra Ricardo Syailendra, yang kini sudah sah menjadi suaminya. Padahal, mereka belum berkenalan ataupun mereka pernah bertemu.

Dia dipaksa menikah oleh kedua orangtuanya. Dia sudah berusaha keras menolak pernikahan yang akan berlangsung, namun sayang, kedua orangtuanya tidak menghiraukan isakan tangisannya.

Dia tidak bisa melakukan apa-apa selain harus menikah, menerima semuanya. Dia menunggu kedatangan Trisno untuk membawanya lari, namun pria itu tidak mau datang-datang untuk menjemputnya. Dia merasa ini kesekian kalinya dia dikhianati oleh pria itu. Sehingga dia tidak akan percaya lagi dengan cinta.

Cinta palsu yang telah membuatnya bertahan sejauh ini, dan ternyata dengan kejam mencampakkannya, tidak ada perjuangan Trisno untuk mendapatkannya. Dia terlihat sangat menyedihkan saat jari manisnya dimasuki sebuah cincin pernikahan sebagai bukti mereka telah sah sebagai suami-istri di depan Tuhan, Pendeta dan sesama.

Alex Chandra Syailendra mencium tangan Shinta. Air mata menitik saat Shinta menyadari bahwa ini bukan mimpi.

Mengapa Ayah tega menikahkan aku dengan pria ini? Dia tidak pantas disandingkan denganku. Dia terlalu tua untukku. Bahkan, dia pantas disebut sebagai Om-om. Kenapa Ayah begitu kejam? Batinnya.

Ada perasaan tidak suka yang dia rasakan saat ini pada sang Ayah. Seorang Ayah yang telah mengorbankan kebahagiannya hanya demi mendapatkan menantu yang kaya raya. Apa uang telah mengubah segalanya? Apa uang yang akan membuat seseorang itu akan bahagia di kehidupannya?

Pria itu hanya dia sedari tadi, mengikuti langkah-langkah pernikahan dengan baik. Tanpa banyak tanya, dia selalu melakukannya. Dari tampangnya, pria itu pemarah, cool, kejam, dan suka kekerasan. Shinta semakin takut. Bilamana pria itu melakukan kekerasan untuknya, apakah dia mampu menjalaninya. Seumur hidupnya, dia akan mengabdi dan setia hanya padanya. Lalu, bagaimana dengan kebahagiaan yang dia impikan selama ini?

Balutan serba putih mereka terlihat sangat mewah. Kedua insan itu hanya diam. Sama seperti orang yang tidak pernah ketemu sama lain.  Wajah mereka diselimuti aura yang berbeda. Shinta yang diselimuti rasa takut dan benci terhadap pria yang saat ini berada di sampingnya.

Sedangkan pria itu, dia tidak bisa ditebak. Dengan wajah datar, pria itu hanya menatap lurus ke  tamu undangan yang datang bahkan ribuan orang. Semua serba orang kaya. Tidak ada orang miskin yang diundang. Bukan karena mereka tidak berniat mengundangnya, tapi, mereka mengambil kesimpulan, bahwa lebih baik mereka menghabiskan waktunya di rumah mereka masing-masing. Makanan dan minuman yang telah disajikan di Pesta pernikahan itu, akan mereka bagikan juga ke kalangan orang miskin.

"Kau jangan bahagia dulu. Aku akan pastikan bahwa dirimu akan menderita saat bersamaku. Jika kau mau, kau bisa mengatakan kepada mereka semua bahwa kau tidak terima dengan pernikahan ini!" Ucapnya dingin.

Apa? Dia barusan bilang apa? Dia ingin gue mengatakan kepada semua orang gue tidak ingin bersamanya? Maaf, gue bukan gadis lemah yang bisa dia perintahkan sesuka hatinya!

"Lo sedang memerintah gue? Maaf, gue tidak bisa. Kalau lo mau, lebih baik lo gih kasih tahu orang tua lo untuk batalin pernikahan yang sudah berlangsung, dan gue akan cepat-cepat lepas cincin yang sudah mengalung di jari manis gue ini!" Balas gadis itu tanpa rasa takut.

"Apa?  Lo?"

Dia sedikit heran dengan bahasa gadis itu. Masih terlihat kurang sopan dalam bicara. Tapi, dia seorang dokter. Kenapa nada bicaranya seperti ini? Apa ini etika yang dia dapat selama belajar di fakultas kedokteran?

"Kenapa! Lo gak suka dengan bahasa yang keluar dari mulut gue? Ya, siapa suruh lo usahain buat suka sama suara gue! Sinting kali, ya?" Ketusnya.

Gadis itu sangat keras kepala. Alex semakin marah. Dia ingin membuat perhitungan pada gadis itu, tapi dia sadar, kalau dia masih ada di pernikahan mereka. Jadi, dia harus menahan emosi agar tidak terjadi hal memalukan yang dilakukannya nanti.

"Kamu diam saja! Mulutmu ini," tunjuknya pelan dengan jarinya. "Aku pastikan akan menyesal karena sudah berani melawanku di tempat umum. Tidak biasa aku dilawan rendahan sepertimu, sepertinya kau tidak sadar dengan siapa kau berurusan!"

"Gue tidak takut. Gue tahu dengan siapa gue berurusan. Dengan Tuan Alex Chandra Syailendra, bukan? Kenalkan, gue Shinta Ex Chipto putri kandung dari Anugrah Ex Chipto."

"Pokoknya, gue tetap tidak mau. Mau apa lo? Lo pikir gue takut sama lo?" Ucap gadis itu begitu kerasnya di hadapan tamu undangan.

Alex Chandra Syailendra hanya menatap datar mereka semua. Tidak mungkin dia tertunduk kepada mereka semua. Tidak biasanya dia harus melakukan itu, karena dia tidak pernah merendahkan diri di hadapan semua orang. Dan siapapun tahu siapa itu Alex Chandra Syailendra. Semua akan tertunduk jika mendengar nama itu.

"Jika kamu banyak tingkah, maka kamu kupastikan akan menderita saat bersamaku. Kalau bukan karena Papamu memohon-mohon padaku, aku tidak akan menerima kamu sebagai istriku. Apa kamu ingin kontrak yang sudah kutandatanggani bersama Papamu itu dibatalkan olehku?"

"Kalau tidak, maka kamu harus menuruti semua perintahku!" Ucapnya tegas dengan sorot mata yang tajam dia perlihatkan di depan Sintha.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status