Brakk!Suara dobrakan pintu, membuat semua orang yang sedang bersantai di ruang tamu merasa terkejut.“Siapa kalian!” geram Mikhail terkejut, saat melihat banyak pria bertubuh kekar menyerang rumah mereka dengan membawa senjata tajam.“Siapa kalian sebenarnya!” teriak Bryan, sekretaris pribadinya yang terbangun dari tidurnya.Mereka menangkap Mikhail dan menahan kedua tangannya agar tidak bergerak untuk melepaskan diri. Mereka membawa keluar Mikhail dan Shinta ke ruang tamu depan. Mereka diikat dengan erat sehingga tak bisa melawan. "Siapa kalian?" tanya Mikhail ketakutan. Dia melihat seluruh ruangan sudah tergeletak para pasukannya di lantai berlumuran darah."Siapa yang menyuruh kalian ke sini?!" pekiknya. Emosinya bertambah saat salah satu dari mereka tak menjawab. Tiba-tiba ada yang menyalakan tv, dan Mikhail dipertontonkan dengan filmnya sendiri saat bersama Kayla. Dia kembali mengingat masa itu. Hatinya teriris bagaikan buah yang siap dimakan. Dia tak menyangka orang itu ma
Terdengar suara yang biasa di lakukan oleh pasangan suami istri dibalik ruangan kamar pasangan muda bernama Shinta dan Alex.Karena keduanya merasa kelelahan, mereka pun terbaring dan saling menatap."Aku mencintaimu ..." ujar Shinta pada Alex."Aku juga mencintaimu." jawab Alex sembari mendekatkan bibirnya pada Shinta dan menciumnya hingga membuat keduanya saling tertidur.Mereka berdua adalah pasangan suami istri muda yang berlatar belakang dari keluarga miskin, dan hanya tinggal di tempat yang kumuh di tengah-tengah perkotaan.Shinta dan Alex adalah pasangan yang sangat berambisius untuk menjadi orang kaya, dan mereka rela melakukan apapun demi mewujudkanya.Keesokan paginya, terlihat Alex sedang berolahraga di salah satu ruangan rumahnya untuk membentuk tubuhnya agar menjadi lebih sispack namun tiba-tiba Shinta memangilnya."Sayang ..." teriak Shinta."Iyah, kenapa," jawab Alex menghampiri Shinta."Yang, hari ini kita makan apa?" tanya Shinta."Memangya uang yang aku kasih kemarin
Detik demi detik berlalu mengukir kepingan kejadian pada hari ini. Hujan sudah mereda sedari tadi. Tepatnya pukul lima sore. Seorang gadis yang bernama lengkap Shinta Ex Chipto, biasa dipanggil Tata oleh teman-teman dekatnya. Dia bisa duduk di bangku mahasiswa karena adanya peningkatan kualitas pendidikannya yang terlalu jenius, sehingga dia langsung lulus padahal belum waktunya dia lulus sekolah. Dia langsung diangkat dan duduk di bangku SMA tanpa duduk di bangku SMP dulu. Itulah karena kepintaran yang dimilikinya, sudah melebihi orang-orang pintar yang ada di DUNIA.Shinta yang masih duduk di bangku mahasiswa tingkat dua, dengan jurusan kedokteran, mengharuskan dirinya untuk belajar lebih giat lagi, supaya jurusan yang dia ambil tidak melenceng pekerjaannya saat dia melamar pekerjaan nanti.Termasuk kedua orangtuanya yang sangat mencintai gadis unik tersebut. Dengan sikap ramah dan tamah kepada semua orang dan juga kecerdasan yang dimilikinya, membuat gadis kecil nan imut itu disuka
Sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di gedung kampus yang mulai sepi. Beberapa mahasiswa lainnya terlihat meninggalkan gedung kampus. Semua serba anak sultan. Sebagian kecil saja yang merupakan anak orang miskin, lainnya, ya, begitulah. Semuanya serba ada dan permintaannya tidak pernah tidak terpenuhi."Gedung ini terasa gak asing," gumam Shinta menatap gedung kampusnya yang banyak berubah, tapi bentuknya tetap sama."Yuk keluar." Sintha melepas sabuk pengaman, lalu membuka pintu mobil. Shinta menghela napas berat, lagi-lagi dia harus mengikuti kata hatinya. Sifa ikut keluar dan berjalan di belakang Shinta yang mulai memasuki gerbang.Shinta tampak berbicara dengan seorang penjaga kampus. Beberapa menit kemudian, dia melangkah memasuki area kampus. Sifa berjalan mengikutinya dari belakang."Jalannya jangan jauh-jauh. Nanti kamu nyasar." Shinta menarik tangan Sifa. Lagian, jalannya Sifa lama, kayak orang linglung pula. Bikin Shinta gregetan.Sifa melepas genggaman tangan S
1 TAHUN KEMUDIAN...Matahari menyengat dunia dengan sinarnya. Musim kemarau sedang melanda Indonesia. Orang berlalu lalang di sisi kemacetan jalan. Di sana, di teras kafe pinggir trotoar. Seorang gadis sedang menatap sekitar, memperhatikan setiap sisi kehidupan kota yang dia tempati. Secangkir kopi di depannya mengepulkan asap ke udara, kopi hitam hasil racikan barista kafe yang ternama di sudut kota.Pakaiannya masih rapi dengan kemeja putih dibalut jas warna krem yang sangat pas di tubuh langsingnya. Celana panjang warna serupa juga terasa pas menutupi kakinya yang beralaskan flat shoes warna hitam. Dari style-nya saja, jelas terlihat bahwa dia adalah wanita karier.Dia menyeruput kopi panas itu, merasakan setiap inci kepahitan yang mengigit lidahnya. Rambutnya yang curly memanjang hingga batas pertengahan punggung sesekali melambai-lambai tertiup angin.."Mbak, Tata!" Sahutan dari arah belakang mengganggu ketenagannya. Dia menengok, mendapati seorang gadis tengah berlari-lari mengha
"Trisno. Ayo kita pulang!" Ajak Pak Sugeng marah setelah Trisno dan Sintha datang.Trisno dan Sintha yang mulai bingung dengan suara keras Pak Sugeng. Ntah apa yang membuat pria yang berumur 50 tahun itu mengeraskan suaranya di depan banyak orang. Sintha melangkah pelan-pelan menuju kedua orangtuanya. Ingin menanyakan langsung kepada kedua orangtuanya mengapa rumahnya dipenuhi dengan keramaian."Pa, ini kenapa banyak orang yang datang ke rumah kita?" tanya gadis itu dengan polos."Ini bukan urusanmu! Cepat masuk ke kamar!" Perintah Tuan Anugrah Ex Chipto.Sintha menunduk. Baru kali ini dia dibentak oleh Papanya sendiri. Kenapa bisa Papanya semarah itu. Dia tidak bisa menolak perintah Papanya, tanpa berbalik, dia terus melanjutkan langkahnya dengan menapaki anak tangga menuju kamarnya.Atas apa yang membuat kedua orangtua Trisno marah-marah setelah mereka datang. Dan begitu anehnya, di saat Trisno dan Sintha datang, Ayahnya langsung mengajak pria itu pulang."Ayah. Ada apa? Kenapa kita
Setelah pernikahan antara Sintha Ex Chipto dan juga Alex Chandra Syailendra sudah selesai, Shinta lebih dulu masuk ke dalam kamar. Ini kali pertama Sintha menginjakkan kakinya di rumah orang. Apalagi perannya bukan sebagai tamu tetapi sebagai istri.Sintha disuruh naik ke atas ranjang kamar yang sudah dihiasi dengan taburan bunga mawar yang disusun rapi dan dekorasi lainnya yang dihiasi serba merah putih. Semua terlihat indah. Bahkan, tidak ada satupun yang boleh tertinggal hiasannya, karena ini adalah pernikahan seorang CEO, CEO terkenal di seluruh pelosok-pelosok dunia sekalipun.Sintha mulai gemetaran saat pintu terbuka. Itu pasti Alex Chandra Syailendra. Pria yang sudah menjadi suaminya sekarang. Dia sangat kebingungan dicampur aduk dengan perasaan gelisah dan takut.Dia menutup mata saat pria itu mulai mendekat. Pria itu langsung naik ke atas ranjang. Dan mulai menindih tubuh gadis itu. Sintha merasa keenakan di saat pria itu mulai membuka mulutnya dan mulai mencium bibirnya yang
"Lepaskan gue! Lepaskan gue!" ucap Sintha. Dia menangis pilu saat sang suami tidak mau melepaskan tangannya dari rambutnya. Terasa sakit apabila ditarik kuat. Ntah mengapa hanya dengan pertanyaan itu sang suami langsung memberinya hukuman sebesar itu."Apa? Kamu ingin dilepaskan? Tidak. Aku tidak akan melepaskankanmu sebelum aku puas menyiksamu!" tukas Alex sembari tersenyum miring.Sang suami yang tega menyakiti perasaan dan melakukan kekerasan terhadap Sintha sungguh itu jauh di luar nalar pikiran Sintha. Meskipun sebenarnya sang suami terkenal kejam sebelum menikah dengannya, tapi dia tidak pernah mengira kalau sikap pria itu memang sangat kejam. Tidak melihat rupa ataupun status, jika pria itu tidak menyukainya, maka dia akan memberinya hukuman selayaknya."Lepaskan gue... Hiks... Hiks..." Sintha yang menangis sesenggukan pun pria itu tidak hiraukan. Benar-benar tidak ada pengertian sama sekali dengannya. Sudah banyak rambut Sintha yang berhasil rontok karena jambakannya yang terla