LOGIN"Saya ingin dia bahagia bu sebenarnya.mungkin jika dia menikah dengan tuan dia bisa meringankan beban ibu,meskipun dia merasakan beban yang sama dengan ibu setidaknya tidak seberat yang ibu rasakan saat ini.saya ingin dia menikmati kehidupan yang lebih layak"jelas mbak asih.
"Tapi mbak.dia sangat bersungguh sungguh untuk kuliah.kadang ada cita cita yang sudah dia impikan.jika dia menikah dengan mas rafa mungkin cita citanya tidak akan pernah terwujud mbak" nada mencoba menjelaskan keadaan yang akan terjadi dengan ningsi jika dia menikah dengan rafa. "Saya rasa mbak.kita cari orang lain saja"lanjut nada. "Sebentar bu.. saya tau maksud ibu,tapi apa yang bisa diharapkan dengan ijazah s1 dinegara kita sekarang? hanya sekedar honor?" tanya mbak asih. "Saya tau ningsi begitu besar cita citanya. tapi dia memilih jalan yang salah untuk mengejar cita citanya sehingga tidak ada cita cita yang dia dapatkan,saya tidak bisa merincikan keadaan ningsi bagaimana bu,tapi berikan dia waktu sebentar untuk berfikir jika dia menolak maka saya tidak keberatan untuk membantu ibu mencari orang lain," lanjut mbak asih. "Iya mbak. saya akan menunggu ningsi mengambil keputusan. mungkin dia mau menyelesaikan terlebih dahulu kuliahnya itu, apalagi cuma sisa diujung. mungkin dia mau fokus untuk menyusun skripsinya"ucap nada. Sementara itu mbak asih melanjutkan semua pekerjaanya seperti biasa. dia ingin menyelesaikan perkerjaannya hari ini dengan cepat disebabkan dia ingin menemui ningsi dikostannya. Sekitar jam setengah tiga sore mbak asih meminta izin kepada nada untuk keluar sebentar dikarnakan ada keperluan. "Ibu saya izin sebentar bu ya, untuk keluar، nanti jam setengah lima saya kembali lagi" ucap mbak asih kepada nada yang sedang menikmati snack, sambil menonton televisi diruang tamu. "Emang nya mbak mau kemana. tumben mbak izin jam segini?"tanya nada sambil menoleh kearah mbak asih yang sudah mengganti pakaian kerjanya. "Ada sedikit keperluan mendadak bu. kang karno pun sudah menunggu didepan."kata mbak asih dengan tidak menjelaskan niat sebenarnya, dia meminta izin kepada nada. "Oh baik mbak.hati hati dijalan mbak ya"kata nada sambil melanjutkan menonton. Mbak asih pun keluar dari rumah majikannya itu dan melihat suaminya sudah ada didepan gerbang menunggunya. "Kenapa toh tidak pergi sendiri saja, itu motor sudah dibawa?"tanya kang karno kepada istrinya itu sambil menunjuk motor metic mbak asih yang diparkir dihalaman rumah nada. "Jauh loh kang..aku mana sanggup bawa motor sendirian kalau perjalanan jauh,udah toh, jalan saja jangan banyak komplen"jawab mbak asih sambil menepuk pundak suaminya memberi isyarah kalau dia sudah siap untuk berangkat. Mereka pun berangkat meninggalkan rumah nada.disepanjang perjalanan mbak asih mencoba menghubungi ningsi untuk memastikan kalau dia berada dikostannya. "Aduh anak ini.. udah setengah perjalanan, wa kita tidak dibalas balas"keluh mbak asih sambil terus mengirimkan ningsi pesan. "Telpon kan saja ndok, kadang dia tidak pegang hp"ucap kang karno sambil mengendarai sepeda motornya. Akhirnya mbak asih mencoba menelpon ningsi, beberapa kali mbak asih mencoba menelepon ningsi akhirnya ningsi mengangkat panggilan dari kakak sepupunya itu. "Halo mbak"kata ningsi. "Kau lihat wa ,jangan lupa dibaca"teriak mbak asih karna masih berada diperjalanan,jadi susah untuk dia berbicara dengan ningsi. Mbak asih pun mematikan panggilan suara tersebut dan melihat pesan pesannya sudah centang biru,yang tandanya ningsi telah membaca pesan pesan dari mbak asih. "Gimana ndok? ada ningsi dikostannya?jangan nanti kita kesana dia tidak ada ditempat"tanya kang karno sambil sesekali melirik kebelakang kearah mbak asih. "Ada kang. lanjut saja"jawab mbak asih dari arah belakang kang karno. Sekitar empar puluh menit lebih menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai kekost kostan ningsi. "Tok...tok..tok.."mbak asih mengetok pintu kostan ningsi. "Beri salam ndok"kata kang karno yang berdiri disamping mbak asih. "Assalamualaikum..dek..dek..ningsi.."panggil mbak asih. "Assalamualaikum.."mbak asih mengulang salamnya. "Kenapa toh dek dipanggil?"tanya kang karrno. "Dia kan keturunan sumatra."jawab mbak asih singkat. "Oh toh.."ucap kang karno sambil menganggukkan kepalanya tanda dia mengerti maksud dari istrinya itu. "Dek..dek..tok..tok.."mbak asih mengetok pintuk kost kostan tersebut untuk ketiga kalinya. "Eh..mbak..maaf mbak aku ketiduran"jawab ningsi saat membukakan pintu kostanya. "Sudah tiga kali loh mbak ketok ketok tidak ada jawaban,mbak pikir kamu kemana,padahal sudah mbak kabarin"ucap mbak asih sambil melepas sendalnya dan masuk kekostan ningsi. "Eh kang..maaf ya.tidak boleh masuk laki laki kekamar kostan perempuan"kata ningsu menghentikan kang karno yang sudah melepas sebelah sepatunya. "Kan aku sama istriku toh,piye iki?"kata kang karno. "Maaf kang ya memang begitu peraturannya disini"ucap ningsi. "Yowes...aku tunggu diluar saja"kata kang karno sambil menenteng sebelah sepatu nya yang sudah dilepas. "Jadi ini kostanmu cuma kamar begini saja dek?"tanya mbak asih sambil duduk disamping kasur. "Iya mbak.karna memang sewanya, sewa kamar tok"jawab ningsi. "Sebenarnya mbak kesini ada tujuan lah dek"kata mbak asih sambil memperhatikan setiap sudut kamarnya ningsi. "Iya mbak.. apa tujuannya?"tanya ningsi sambil melihat kearah mbak asih yang sedang memperhatikan setiap sudut kamarnya. "Eh...itu foto bapak mu?"tanya mbak asih yang terfokus kesatu foto diatas lemari baju. "Iya mbak"jawab ningsi singkat. "Kenapa kamu tau itu bapakmu?"tanya mbak asih yang penasaran dari mana ningsi mengetahui kalau itu bapaknya. "Panjang ceritanya mbak"jawab ningsi singkat. "Coba kau cerita.kenapa kau bisa yakin itu bapakmu.kau diambil sama kakek dan bapakku saat umur dua bulan,bagaimana kau bisa mengenali wajah bapakmu?"tanya mbak asih penasaran. "Disaat aku diusir dari kampung.itu sebenarnya aku sudah mencari tau sama saudara saudara kita yang dikampung bagaimana kisah ibu dan bapak,dan dimana kota asal bapak,awalnya aku tidak mendapatkan kabar itu dengan cepat, aku cari tau dari aku kelas tiga sd sampai aku tamat smA,namun yang aku tau nama bapak syamsuddin tinggal dimedan,tapi kawasan medan dimananya aku tidak tau dan tidak dapat kabar dari siapa pun,akhirnya aku kerumah almarhum kakek dan aku kekamar ibu aku cari cari lemari ibu,ada baju baju yang sudah sangat tua dan ada beberapa surat, awalnya beberapa surat itu sudah tidak jelas untuk dibaca tapi ada secarik surat yang tertutup dengan sehelai selendang tertulis diatasnya.salam rindu dari pemuda pesisir sungai deli.dari situ aku kepikiran mungkin bapak berasal dari pesisir sungai deli dikawasan medan.aku cari tau sampai saat itu yang membantuku untuk kesana adalah mas irfan,pacarku yang saat itu kami ketangkap masa.aku cari tau sampai hampir dua bulan aku disitu mbak mencari bapak hanya dengan membawa kerudung ibu dan beberapa surat yang aku temui dilemari ibu.akhirnya aku ketemu dengan bapak mbak"jelas ningsi. "Tapi kenapa mbak bisa mengetahui kalau difoto itu bapak?"tanya ningsi tiba tiba kepada mbak asih. "Umur kita sangat jauh dek selisihnya sekitar tiga belas tahun.jadi disaat kau pertama kali dibawa kerumah,mbak sudah memasukki smp.saat kau sudah sekitar dua tahun dirumah kami.bapakmu pernah datang sekali mencari kau,saat itu mbak ingat sekali wajahnya dan mbak melihat dari balik pintu dia menangis meminta agar kau dikembalikan kepadanya,namun orang tua mbak tidak memberikan kau dibesarkan sama bapakmu.dikarnakan pernikahan ibu dan bapakmu secara siri dan tidak terdaftar secara negara.jadi orang tua mbak beserta kakek tidak mengizinkan kau kembali kepada bapakmu.karna kau sudah didaftarkan di KK kami,bapakmu waktu itu tidak bisa berkata apa apa dia hanya ingin bertemu dengan kau.namun kakek tidak mengizinkan dengan alasan marah karna bapakmu membawa ibumu darinya sampai ibu mu meninggal kakek tidak sempat melihat anaknya,jadi kakek ingin bapakmu merasakan apa yang dia rasa,tapi terlihat jelas dari mata bapakmu kesedihan yang mendalam,mbak hanya bisa mengintip mereka dari balik pintu disaat itu kau sedang tertidur dikamar"jelas mbak asih. "Ya allah...heuk..heuk...heuk...kuatkan lah aku untuk semua ujian ini"seketika tangisan ningsi pecah saat mendengar cerita singkat dari mbak asih tersebut."Ningsi kamu hamil" tegur rafa saat berada di warung makan punya ningsi.Seketika ningsi terkejut,dan menolehkan wajahnya kebelakang."Mas??? Kenapa kamu bisa di sini?"tanya ningsi."Itu tidak perlu ku jelaskan,kenapa kamu pergi tiba tiba dalam keadaan seperti ini?"tanya mas rafa."Kamu tidak perlu tau itu mas"jawab ningsi,beb aku pulang sekarang ya!!"kata ningsi kepada eka,sambil berjalan menuju sepeda motor yang di parkirkan di depan warungnya."Dek,,, kamu mau kemana? Hati hati jalannya,jangan cepat cepat" ucap rafa sambil berlari mengejar ningsi."Sudah mas, kamu tidak perlu ikutin aku, aku sudah tidak mau menjelaskan apa apa,ini pilihanku" kata ningsi sambil menyalakan sepeda motor tersebut."Jangan pergi dulu!!!" Rafa menarik kunci motor tersebut."Apa lagi mas? Mas tau kan aku jahat,aku sengaja datang ke kehidupan mas agar mendapat modal untuk kehidupan ku" ucap ningsi dengan sedikit keras."Aku tidak peduli itu, kau istriku,kau berhak meminta apa pun dari ku,kenapa kau harus
"Sepertinya tadi ada yang mau ibu bahas dengan saya waktu masih masak di dapur?"tanya mbak asih kepada nada saat sedang membersihkan meja makan."Iya mbak, sebenarnya ada sesuatu yang ingin saya sampaikan, tapi kebetulan tadi emak pun di dapur, "jawab nada, sambil melihat ke sekeliling mereka."Mbak!!! Sebenarnya saya sedang hamil,saya sudah telat haid dua minggu" bisik nada sambil terus memperhatikan ke sekelilingnya."Alhamdulillah ya allah, akhirnya bu, doa ibu di ijabah sama allah" ucap mbak asih, merasa bahagia mendengar kabar tersebut."Tapi mbak, ini hanya kita berdua saja yang tau, saya belum memberi tau semuanya termasuk mas rafa dan emak, untuk saat ini saya rasa,cukup kita saja yang tau mbak !!" Ucap nada."Loh kenapa begitu bu, memang nya kenapa bu?"tanya mbak asih, merasa ada yang salah dengan tindakan nada." karna saya masih banyak pemotretan dengan beberapa brand mbak, kalau mas rafa tau otomatis saya akan di suruh diam saja di rumah, tidak hamil pun saya di suruh berh
"Mbak!!! Kemarin kamu belanjanya ke pasar mana?"tanya bu rita kepada mbak asih saat sedang mempersiapkan makan siang di dapur."Di pasar biasa bu! Memangnya kenapa?"tanya mbak asih yang sedang membersihkan sayuran."Kemarin kamu pergi hampir lima jam loh!!! Kenapa bisa selama itu?"tanya bu rita lagi,"Oh,,, kemarin karna terlalu rame orang belanja bu jadi agak lama waktu milih milih nya,habis itu lumayan macet pun bu keadaan jalanan sekarang" mbak asih mencoba membuat alasan yang masuk akal, nyatanya kemarin dia pergi menemui ningsi di rumah sewanya."Tapi memang belakangan ini kamu kalau belanja lama sekali, bahkan berjam jam, biasanya paling lama dua jam kamu sudah pulang" ucap bu rita, merasa ada yang janggal dengan mbak asih belakangan ini."Eummmm,, itu karna belakangan ini banyak kebutuhan rumah tangga yang harganya pada naik bu, jadi saya sering nawar dari satu tempat ke tempat yang lain,mungkin itu yang membuat saya sering kelamaan belanja" mbak asih masih mencari alasan yang
Kehidupan berjalan dengan normal, usia kehamilan ningsi sudah memasuki bulan ke tujuh, di temani sahabat baik nya eka, ningsi mengadakan acara syukuran tujuh bulanannya serta syukuran atas usaha warung makan yang sudah berjalan selama dua bulan di rumah yang baru saja mereka sewa."Alhamdulillah, allah memberikan kemudahan kepada kita beb ya!!"ucap eka."Iya beb, satu keberuntungan aku bisa mendapatkan sahabat sebaik kau di dunia ini, kau selalu mendampingiku dalam keadaan susah senang ku" kata ningsi sambil melihat ke arah eka."Uuu ulu ulu mama muda ku, sejak kapan kau berpuitis seperti ini, aku ada untuk kau karna kau ada untukku, aku menghargai kau karna kau menghargaiku" jelas eka sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah ningsi."Eh,, kita bersihkan dulu barang barang serta makanan makanan sisa ini yok!!" Ajak ningsi saat melihat ruang tamu mereka masih sangat berserakan setelah selesai mengadakan acara berdoa serta syukuran."Saya saja yang bersihkan bu!!" Sahut bu ani salah s
Nada menatap tajam ke arah rafa di saat rafa mengeluarkan sperm*nya di dalam rahim nada."Kamu kenapa sayang??? Menatap ku sampai sebegitunya?"tanya rafa, saat melihat tatapan tersebut."Mas,,, klim*ks di dalam?"tanya nada.Rafa menganggukkan kepalanya, tanda mengiyakan pertanyaan tersebut.lalu rafa mencium kening nada,dan langsung merebahkan badannya di samping nada.Nada seakan tidak percaya,dia terdiam seakan memikirkan sesuatu atas apa di lakukan rafa barusan."Kenapa kamu termenung? Memangnya ada yang salah"?tanya rafa, saat melihat nada hanya diam saja di sampingnya."Aku masih tidak percaya,dengan yang terjadi barusan, bukan nya mas mengatakan waktu itu belum ingin mempunyai anak dari aku?"tanya nada,mengungkapkan kebingungannya."Ya!!! Waktu itu, sekarang sudah beda, aku pun berfikir umur ku sudah hampir tiga puluh enam umurmu sudah hampir tiga puluh, sudah sewajarnya kalau kita punya keturunan!"jelas rafa.Nada masih terdiam dengan fikirannya, dia langsung membalikkan badanya
"Jadi bagaimana caranya kita menghindari ancaman mas irfan beb?"tanya eka, sesampai di kostn mereka."Kalau dia mengancam kembali, kita ambil tindakan hukum saja lah, kalau dia ancam ingin menyebarkan vidio itu, kita ancam juga dia kalau kita akan melaporkannya ke pihak berwajib" jawab ningsi sambil mengoleskan balsem di dahinya."Terus!!! Kau tidak malu kalau orang pada tau hubungan kalian? Dan sejauh apa sudah hubungan itu?"tanya eka,"Ya malu!!! Tapi dari pada tambah lagi masalah nya nanti?mau tidak mau harus sanggup nahan malu sedikit" jelas ningsi lalu membaringkan badannya yang sudah kecapean di kasur."Ya sudah lah,, kau istirahat saja, nanti kita bahas lagi,kulihat kau sudah sangat capek hari ini."ucap eka,membiarkan ningsi merebahkan badannya.Setelah meninggalkan ningsi untuk beristirahat eka berencana kembali ke warung, sambil untuk membantu bantu di sana,namun di saat hendak mengehidupkan motornya, dia melihat seorang lelaki paruh baya mendekat ke arah kostan mereka."B







