Share

bab 11

Author: khairunnisak
last update Huling Na-update: 2025-11-03 15:19:42

"Saya ingin dia bahagia bu sebenarnya.mungkin jika dia menikah dengan tuan dia bisa meringankan beban ibu,meskipun dia merasakan beban yang sama dengan ibu setidaknya tidak seberat yang ibu rasakan saat ini.saya ingin dia menikmati kehidupan yang lebih layak"jelas mbak asih.

"Tapi mbak.dia sangat bersungguh sungguh untuk kuliah.kadang ada cita cita yang sudah dia impikan.jika dia menikah dengan mas rafa mungkin cita citanya tidak akan pernah terwujud mbak" nada mencoba menjelaskan keadaan yang akan terjadi dengan ningsi jika dia menikah dengan rafa.

"Saya rasa mbak.kita cari orang lain saja"lanjut nada.

"Sebentar bu.. saya tau maksud ibu,tapi apa yang bisa diharapkan dengan ijazah s1 dinegara kita sekarang? hanya sekedar honor?" tanya mbak asih.

"Saya tau ningsi begitu besar cita citanya. tapi dia memilih jalan yang salah untuk mengejar cita citanya sehingga tidak ada cita cita yang dia dapatkan,saya tidak bisa merincikan keadaan ningsi bagaimana bu,tapi berikan dia waktu sebentar untuk berfikir jika dia menolak maka saya tidak keberatan untuk membantu ibu mencari orang lain," lanjut mbak asih.

"Iya mbak. saya akan menunggu ningsi mengambil keputusan. mungkin dia mau menyelesaikan terlebih dahulu  kuliahnya itu, apalagi cuma sisa diujung. mungkin dia mau fokus untuk menyusun skripsinya"ucap nada.

Sementara itu mbak asih melanjutkan semua pekerjaanya seperti biasa. dia ingin menyelesaikan perkerjaannya hari ini dengan cepat disebabkan dia ingin menemui ningsi dikostannya.

Sekitar jam setengah tiga sore mbak asih meminta izin kepada nada untuk keluar sebentar dikarnakan ada keperluan.

"Ibu saya izin sebentar bu ya, untuk keluar، nanti jam setengah lima saya kembali lagi" ucap mbak asih kepada nada yang sedang menikmati snack, sambil menonton televisi diruang tamu.

"Emang nya mbak mau kemana. tumben mbak izin jam segini?"tanya nada sambil menoleh kearah mbak asih yang sudah mengganti pakaian kerjanya.

"Ada sedikit keperluan mendadak bu. kang karno pun sudah menunggu didepan."kata mbak asih dengan tidak menjelaskan niat sebenarnya, dia meminta izin kepada nada.

"Oh baik mbak.hati hati dijalan mbak ya"kata nada sambil melanjutkan menonton.

Mbak asih pun keluar dari rumah majikannya itu dan melihat suaminya sudah ada didepan gerbang menunggunya.

"Kenapa toh tidak pergi sendiri saja, itu motor sudah dibawa?"tanya kang karno kepada istrinya itu sambil menunjuk motor metic mbak asih yang diparkir dihalaman rumah nada.

"Jauh loh kang..aku mana sanggup bawa motor sendirian kalau perjalanan jauh,udah toh, jalan saja jangan banyak komplen"jawab mbak asih sambil menepuk pundak suaminya memberi isyarah kalau dia sudah siap untuk berangkat.

Mereka pun berangkat meninggalkan rumah nada.disepanjang perjalanan mbak asih mencoba menghubungi ningsi untuk memastikan kalau dia berada dikostannya.

"Aduh anak ini.. udah setengah perjalanan, wa kita tidak dibalas balas"keluh mbak asih sambil terus mengirimkan ningsi pesan.

"Telpon kan saja ndok, kadang dia tidak pegang hp"ucap kang karno sambil mengendarai sepeda motornya.

Akhirnya mbak asih mencoba menelpon ningsi, beberapa kali mbak asih mencoba menelepon ningsi akhirnya ningsi mengangkat panggilan dari kakak sepupunya itu.

"Halo mbak"kata ningsi.

"Kau lihat wa ,jangan lupa dibaca"teriak mbak asih karna masih berada diperjalanan,jadi susah untuk dia berbicara dengan ningsi.

Mbak asih pun mematikan panggilan suara tersebut dan melihat pesan pesannya sudah centang biru,yang tandanya ningsi telah membaca pesan pesan dari mbak asih.

"Gimana ndok? ada ningsi dikostannya?jangan nanti kita kesana dia tidak ada ditempat"tanya kang karno sambil sesekali melirik kebelakang kearah mbak asih.

"Ada kang. lanjut saja"jawab mbak asih dari arah belakang kang karno.

Sekitar empar puluh menit lebih menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai kekost kostan  ningsi.

"Tok...tok..tok.."mbak asih mengetok pintu kostan ningsi.

"Beri salam ndok"kata kang karno yang berdiri disamping mbak asih.

"Assalamualaikum..dek..dek..ningsi.."panggil mbak asih.

"Assalamualaikum.."mbak asih mengulang salamnya.

"Kenapa toh dek dipanggil?"tanya kang karrno.

"Dia kan keturunan sumatra."jawab mbak asih singkat.

"Oh toh.."ucap kang karno sambil menganggukkan kepalanya tanda dia mengerti maksud dari istrinya itu.

"Dek..dek..tok..tok.."mbak asih mengetok pintuk kost kostan tersebut untuk ketiga kalinya.

"Eh..mbak..maaf mbak aku ketiduran"jawab ningsi saat membukakan pintu kostanya.

"Sudah tiga kali loh mbak ketok ketok tidak ada jawaban,mbak pikir kamu kemana,padahal sudah mbak kabarin"ucap mbak asih sambil melepas sendalnya dan masuk kekostan ningsi.

"Eh kang..maaf ya.tidak boleh masuk laki laki kekamar kostan perempuan"kata ningsu menghentikan kang karno yang sudah melepas sebelah sepatunya.

"Kan aku sama istriku toh,piye iki?"kata kang karno.

"Maaf kang ya memang begitu peraturannya disini"ucap ningsi.

"Yowes...aku tunggu diluar saja"kata kang karno sambil menenteng sebelah sepatu nya yang sudah dilepas.

"Jadi ini kostanmu cuma kamar begini saja dek?"tanya mbak asih sambil duduk disamping kasur.

"Iya mbak.karna memang sewanya, sewa kamar tok"jawab ningsi.

"Sebenarnya mbak kesini ada tujuan lah dek"kata mbak asih sambil memperhatikan setiap sudut kamarnya ningsi.

"Iya mbak.. apa tujuannya?"tanya ningsi sambil melihat kearah mbak asih yang sedang memperhatikan setiap sudut kamarnya.

"Eh...itu foto bapak mu?"tanya mbak asih yang terfokus kesatu foto diatas lemari baju.

"Iya mbak"jawab ningsi singkat.

"Kenapa kamu tau itu bapakmu?"tanya mbak asih yang penasaran dari mana ningsi mengetahui kalau itu bapaknya.

"Panjang ceritanya mbak"jawab ningsi singkat.

"Coba kau cerita.kenapa kau bisa yakin itu bapakmu.kau diambil sama kakek dan bapakku saat umur dua bulan,bagaimana kau bisa mengenali wajah bapakmu?"tanya mbak asih penasaran.

"Disaat aku diusir dari kampung.itu sebenarnya aku sudah mencari tau sama saudara saudara kita yang dikampung bagaimana kisah ibu dan bapak,dan dimana kota asal bapak,awalnya  aku tidak mendapatkan kabar itu dengan cepat, aku cari tau dari aku kelas tiga sd sampai aku tamat smA,namun yang aku tau nama bapak syamsuddin tinggal dimedan,tapi kawasan medan dimananya aku tidak tau dan tidak dapat kabar dari siapa pun,akhirnya aku kerumah almarhum kakek dan aku kekamar ibu aku cari cari lemari ibu,ada baju baju yang sudah sangat tua dan ada beberapa surat, awalnya beberapa surat itu sudah tidak jelas untuk dibaca tapi ada secarik surat yang tertutup dengan sehelai selendang tertulis diatasnya.salam rindu dari pemuda pesisir sungai deli.dari situ aku kepikiran mungkin bapak berasal dari pesisir sungai deli dikawasan medan.aku cari tau sampai saat itu yang membantuku untuk kesana adalah mas irfan,pacarku yang saat itu kami ketangkap masa.aku cari tau sampai hampir dua bulan aku disitu mbak mencari bapak hanya dengan membawa kerudung ibu dan beberapa surat yang aku temui dilemari ibu.akhirnya aku ketemu dengan bapak mbak"jelas ningsi.

"Tapi kenapa mbak bisa mengetahui kalau difoto itu bapak?"tanya ningsi tiba tiba kepada mbak asih.

"Umur kita sangat jauh dek selisihnya sekitar tiga belas tahun.jadi disaat kau pertama kali dibawa kerumah,mbak sudah memasukki smp.saat kau sudah sekitar dua tahun dirumah kami.bapakmu pernah datang sekali mencari kau,saat itu mbak ingat sekali wajahnya dan  mbak melihat dari balik pintu dia menangis meminta agar kau dikembalikan kepadanya,namun orang tua mbak tidak memberikan kau dibesarkan sama bapakmu.dikarnakan pernikahan ibu dan bapakmu secara siri dan tidak terdaftar secara negara.jadi orang tua mbak beserta kakek tidak mengizinkan kau kembali kepada bapakmu.karna kau sudah didaftarkan di KK kami,bapakmu waktu itu tidak bisa berkata apa apa dia hanya ingin bertemu dengan kau.namun kakek tidak mengizinkan dengan alasan marah karna bapakmu membawa ibumu darinya sampai ibu mu meninggal kakek tidak sempat melihat anaknya,jadi kakek ingin bapakmu merasakan apa yang dia rasa,tapi terlihat jelas dari mata bapakmu kesedihan yang mendalam,mbak hanya bisa mengintip mereka dari balik pintu disaat itu kau sedang tertidur dikamar"jelas mbak asih.

"Ya allah...heuk..heuk...heuk...kuatkan lah aku untuk semua ujian ini"seketika tangisan ningsi pecah saat mendengar cerita singkat dari mbak asih tersebut.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • JATAH ISTRI MUDA   bab 118 [tamat]

    Dua tahun telah berlalu,kehidupan ningsi semakin bahagia dengan warung makannya yang semakin maju."Itu mama ningsi" tunjuk nada kepada dara anak gadis kecilnya."Eh anak mama" ucap ningsi saat melihat dara dalam gendongan nada."Kakak sendiri saja?"tanya ningsi sambil mengambil dara dari gendongan nada."Gak,kakak sama mas rafa,mas rafa sedang ngobrol di depan dengan beberapa temannya"jawab nada."Itu lah kak,selama ini banyak perusahaan yang bekerja sama mengambil makan siang di warung ku rata rata kenalan mas rafa"ucap ningsi."Mas rafa membantu promosiin saat rapat katanya,eh kamu bagaimana sudah ada dambatan hati?"tanya nada."Aku sedang memikirkan bisnisku kak,kakak silakan menikmati jamuannya ya! Aku mau main sama dara sebentar" kata ningsi sambil membawa dara berkeliling pembukaan warung ke tiganya."Sayang mama mau makan apa?"tanya ningsi kepada dara." beb,," eka memukul pundak ningsi."Jam segini meneger baru sampai?"tanya ningsi sambil memainkan tangan dara."Aku baru saja

  • JATAH ISTRI MUDA   bab 117

    Tiga bulan setelah melahirkan ningsi kini semakin menikmati kehidupan yang berlaku untuknya,dia sudah mulai mengikhlaskan kepergian anak nya."Ayo beb kita pulang!"ajak eka,sudah hampir satu jam lebih ningsi menatap pusara anaknya itu."Sebentar lagi beb ya!! Setelah tiga bulan dia meninggal baru ini aku pergi ke makamnya,"jawab ningsi sambil terus memandangi kuburan kecil yang sudah mulai ditumbuhi rumput,"Tidak bagus juga beb kalau kau terlalu berlama lama di sini,keadaan kau pun belum begitu sehat"kata eka,mencoba menasihati ningsi."Sayang,, mama pulang ya!, kalau sayang rindu sayang datang lah sesekali ke dalam mimpi mama"ucap ningsi sambil mengelus batu nisan anaknya itu."Assalamualaikum,muhammad rafi mama, "lanjutnya.Lalu ningsi bangun dari duduknya,dan melihat ke arah eka memberi kode kalau mereka sudah bisa pulang sekarang."Yok beb" eka memegang tangan ningsi.Lalu mereka berjalan meninggalkan pemakaman tersebut.Mereka pulang menggunakan sepeda motor eka yang di parkir d

  • JATAH ISTRI MUDA   bab 116

    "Euuum,,"eka terlihat kebingungan saat ingin mempersilakan tamu tamunya untuk duduk."Kenapa dek?"tanya nada yang menyadari kebingungan dari wajah eka."Putri di dalam kamarnya,jadi yang bisa masuk ke dalam cuma kak nada dengan mbak asih saja,dikarnakan putri sedang berpantang,mas sama bapak bisa duduk di ambal ini,atau kak nada sama mbak asih mau istirahat disini dulu pun bisa"jelas eka."Kami langsung ke dalam saja dek,kakak ingin langsung bertemu dengan ningsi"jawab nada."Betul bu,saya pun ingin melihat kondisinya yang sekarang"sambung mbak asih."Ya sudah kami duduk di sini saja" sahut pak karno.lalu pak karno dan rafa pun langsung duduk di ambal yang sudah di gelar oleh bu ani."Assalamualaikum" nada memberi salam saat memasuki kamar ningsi."Waalaikum salam kak"jawab ningsi,hendak duduk dari tidurnya saat melihat nada dan mbak asih telah sampai."Eh eh gak usah bangun!!"cegah mbak asih."Kamu tidur saja,kondisi tubuhmu belum begitu sembuh"ucap mbak asih."Iya dek,tidak usah ban

  • JATAH ISTRI MUDA   bab 115

    "Sayang,coba perhatikan mobil avanza hitam yang di belakang kita"ujar rafa kepada nada,di pertengahan perjalanan mereka.sementara pak karno dan mbak asih sedang ketiduran."Iya mas!! Memang nya kenapa mas?"tanya nada."Sepertinya dia ikutin kita deh"jawab rafa sambil memperhatikan mobil tersebut."Gak ah mas!! Mungkin itu perasaan kamu saja,"ujar nada."Coba ya,mas tes berhenti sebentar,"kata rafa,lalu meminggirkan mobilnya dan berhenti."Lihat sayang!! Dia pun berhenti,berarti betul dugaan mas kalau dia ikutin kita,ini kalau mas jalan dia pun ikut jalan mas samperin dia,siapa berani ngikutin mas," ucap rafa dengan perasaan kesalnya."Lebih baik mas bangunin pak karno,jadi kalau ada apa apa,mas tidak sendirian"usul nada."Aman sayang"" jawab rafa lalu dia melanjutkan perjalanannya,dia tetap memantau mobil yang mengikuti mereka.Sekitar lima belas menit rafa pun mencari tempat untuk mehentikan mobilnya lagi."Mas kenapa berhenti lagi?"tanya nada"Kayaknya yang di belakang itu cari masa

  • JATAH ISTRI MUDA   bab 114

    "Mass...kami sudah siap !!" Pagi itu Nada memanggil rafa yang masih duduk di taman bersama pak joel.menikmati secangkir kopi sambil bercerita satu sama lain sambil sesekali tertawa sampai terbahak bahak.,seakan mereka seumuran padahal rafa hampir seumuran sama anak pak joel yang pertama."Tuan,,itu"pakjoel memberi isyarah dengan menaikkan kedua alisnya."Apa pak"rafa menoleh kebelakang."Sayang sudah siap?"tanya rafa,saat melihat nada sudah berdiri tepat di belakangnya."Sudah mas,bahkan kami sudah menunggu mas sedari tadi di dalam,mbak asih fikir mas joging,karna pakek celana trening,ternyata mas sedang menggosip dengan pak joel di sini,sampai suara tertawa mas terdengar ke dalam" jelas nada,dengan sedikit ketus di wajahnya,karna sedikit kesal melihat penampilan rafa.sebab dia belum siap siap."Mas minta maaf ya sayang!! Sudah jangan ngambek nanti tidak comel!!" Ucap rafa sambil bangun dari duduknya,lalu memegang dagu nada,dengan sedikit di goyang goyang kannya."Ya sudah pak saya p

  • JATAH ISTRI MUDA   bab 113

    Malam itu,Rafa memperhatikan nada saat sedang menggunakan skincare yang sudah menjadi aktivitas rutinnya pada malam hari."Mas memperhatikan aku?"tanya nada,saat melihat pantulan bayangan rafa di cermin riasnya."Eummm,sebenarnya ada yang ingin mas tanyakan,tapi nanti saja lah"jawab rafa."Apa itu mas?aku jadi penasaran"tanya nada."Nanti saja,saat sudah siap pakai skincare,sayang tidur di samping mas,baru mas tanyakan "jawab rafa.Nada tersenyum saat mendengar jawaban tersebut,dia segera menyelesaikan aktivitasnya itu,agar segera bisa berbaring di samping suaminya."Sudah!!" Ucap nada sambil mendekat ke arah rafa."Kalau sudah pakai skincare tidak bisa di cium ya?"tanya rafa sambil tersenyum malu."Tidak !!"jawab nada,dengan ekpresi manjanya."Nanti lengket"lanjut nada."Ya sudah sini "kata rafa sambil membuka kan selimutnya.Lalu nada mendekat dan berbaring di samping rafa."Apa yang ingin mas tanyakan?"tanya nada,sambil menatap wajah suaminya itu."Mas hanya ingin memperjelas infor

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status