LOGINSore itu Ningsi sudah berada di depan rumah Nada. Dia tidak berani memasuki gerbang rumah Nada karena rumah Nada terlihat begitu besar dan mewah.
Akhirnya dia menghubungi mbak asih dan mengabari kalau dia sudah berada didepan gerbang rumah nada. Tidak lama dari itu mbak asih keluar dan membukakan gerbang. "Kenapa tidak langsung masuk?"tanya mbak asih kepada ningsi. "Aku segan mbak.dari luar saja sudah begitu terlihat begitu besar rumanya.aku tidak berani kalau harus bicara sama bu nada mbak"kata ningsi. "Alah kamu ini...ayo masuk.ibu nada tidak seperti yang kamu fikirkan"mbak asih menarik tangan ningsi untuk masuk ke rumah nada. Saat mereka masih berada dihalaman depan rumah,nada sudah turun dari kamarnya untuk menikmati sore ditaman seperti yang dilakukan sehari sebelumnya.namun saat dia membuka pintu dia melihat mbak asih dengan seorang gadis sedang jalan bersama menuju kearah pintu rumahnya. "Siapa ini mbak?"tanya nada. "Ini loh bu ningsi yang saya ceritain beberapa hari ini"jawab mbak asih sambil sedikit menyenggol bahu ningsi untuk bersalaman dengan nada. "Ningsi bu..adek sepupu mbak"kata ningsi memperkenalkan dirinya. "Saya nada.silakan duduk"ucap nada sambil menunjuk kearah kursi tamannya. "Mbak buatkan saya cuppucino dingin ya.buatkan juga untuk ningsi minuman yang dia mau"perintah nada kepada mbak asih sambil jalan menuju kearah kursi yang dia tunjuk. "Udah kamu ikut ibu saja dulu.nanti kalau sudah siap minuman aku bakalan gabung"bisik mbak asih kepada ningsi. "Segan lah mbak..aku ikut mbak buat minum saja dulu nanti kita gabung bersama disana."ningsi mencoba menolak untuk duduk berdua dengan nada. "Sudah kesana dulu.nanti kamu juga bakal tau bagaimana baiknya ibu"ucap mbak asih sambil sedikit menolak ningsi agar mau mengikuti nada. Akhirnya ningsi mengikuti nada dari belakang. Nada pun duduk dikursi taman. "Silakan duduk.tidak perlu segan sama saya.saya pun sama juga asal dari kampung dan dari keluarga menengah kebawah bisa dibilang lebih tepatnya miskin"ucap nada yang mengerti isi fikiran ningsi dari gerak geriknya itu. "Iya bu..."jawab ningsi singkat.karna merasa segan berhadapan dengan nada yang memiliki kulit begitu putih dan hidung yang mancung serta muka yang begitu bersih. (Sepertinya tidak mungkin lah bu nada dari orang miskin toh dia sanggat cantik kulitnya pun terawat.kata mbak asih dia menikah sama suaminya baru sebulan lebih.masak dia sudah mendapatkan kulit secantik ini,pasti lah dia cukup perawatan dari masa gadisnya)fikir ningsi waktu itu sambil melihat kearah nada dengan penuh kekaguman. "Kamu masih kuliah?"nada memulai percakapan mereka. "Masih bu.tinggal tunggu siap skripsi sedikit lagi"jawab ningsi. "Kamu memang orang jawa ya?"nada mencoba berbasa basi. "Enggak bu.saya asli dari medan.cuma ibu saya yang jawa jadi dikasih lah nama ningsi."jawab ningsi. "Nama panjang kamu siapa?"tanya nada lagi. "Putri ningsi bu.bapak saya orang melayu tinggal dimedan menikah dengan ibu saya orang jawa.ibu saya meninggal saat melahirkan saya.jadi dikasih lah nama putri ningsi."jelasnya kepada nada. "Innalillahi..maaf ya saya tidak tau cerita mu sesedih itu"ucap nada. "Tidak masalah bu.."ucap ningsi dengan tenang. "Bu ini minumnya"mbak asih meletakkan segelas cappucino dingin dihadapan nada.dan jus jeruk dihadapan ningsi. "Trimakasih mbak"ucap nada. Ningsi melihat kearah nada dan merasa kagum dengan kerendahan hati nada yang mau mengucapkan kalimat terimakasih kepada mbak asih,padahal mbak asih sudah tugasnya sebagai bawahan nada. "Jadi kamu taukan kenapa mbak asih menghubungi mu kan?"tanya nada. "Iya bu..saya sudah tau sekilas "jawab ningsi. "Jadi ningsi kan.saya sampai kan terus secara blak blakan sama kamu.kalau suami saya begitu luar biasa syahwat nya.saya jujur tidak sanggup melayaninya.karna sehari bisa sampai tiga atau empat kali.bahkan badan saya serasa pegal pegal disetiap paginya.belum lagi fantasi sex nya yang juga termasuk tinggi.jadi saya ingin mencarikan istri kedua untuk dia.mungkin jika saya mendapatkan madu setidaknya saya hanya melayani dia sehari satu atau dua kali saja.saya tanya sama kamu apa kamu mau menjadi madu saya?"tanya nada kepada ningsi setelah menceritakan semua keluh kesah nya tentang hubungan ranjang nya dengan suaminya. "Kamu masih gadis?"tanya nada lagi,yang menglihat ningsi hanya terdiam seketika mendengarkan pertanyaanya. "Kamu katakan saja yang sejujurnya saya tidak memaksakan seorang gadis untuk menjadi madu saya.bahkan jika dia sudah tidak ada lagi kegadisannya maka itu satu hal yang cocok karna sudah berpengalaman"ucap nada. Mendengar penjelasan nada ningsi mencoba menatap kearah nada. "Iya bu saya sudah tidak gadis lagi.saya memang berminat disaat mendengar kan cerita mbak asih,jika saya menikah dengan suami ibu mungkin kehidupan saya akan terasa lebih baik lagi dari sebelum nya."ucap ningsi. "Tapi ningsi jika kamu menikah dengan mas rafa pernikahan kamu hanya sebatas pernikahan agama atau kata lain pernikahan siri.saya tidak mau kamu melahirkan keturunan nya.jadi saya sarankan kamu untuk menggunakan iud atau kb jenis lainnya.jika masalah mahar semua bisa saya siapin bahkan jika kamu sudah menikah dengan mas rafa mungkin mas rafa akan menyiapkan rumah juga bahkan dengan uang bulanan dan pembantu.yang penting kamu bisa melayani nya"nada menjelaskan semuany kepada ningsi. "Tapi saya tidak secantik ibu.saya tidak seputih ibu badan saya berisi muka saya berjerawat bahkan tangan saya masih banyak bekas luka karna pernah menderita penyakit cacar waktu masih dikampung"jelas ningsi. "Itu bukan masalah.kamu bisa merawat diri nanti,sekarang yang menjadi pembahasannya apakah kamu mau menjadi madu saya?"tanya nada untuk memastikan keputusan ningsi. "Kalau nanti suami ibu tidak mau dengan saya bagaimana bu?"tanya ningsi balik. "Suami saya telah menyerahkan semuanya kepada saya.jadi kalau saya bilang yang ini maka dia akan mengiyakannya,jadi saya tanyakan sekali lagi sama kamu apa kamu mau?tapi semua yang saya sampaikan tadi sebelum pernikahan berlangsung harus dibuat perjanjian hitam diatas putih.jika suatu saat kamu mau pisah dengan mas rafa harta gono gini tidak akan dikasih sepeser pun,bahkan jika kamu melahirkan anak mas rafa anak tersebut tidak bisa menjadi penerus mas rafa karna pernikahan secara siri,makanya saya menyarankan kamu untuk kb,saya kasih kamu kesempatan untuk berfikir,jujur kamu masih sangat muda kadang kamu ingin menua bersama pacarmu,kadang kamu sudah merancang kehidupan dimasa tua dengan anak anak mu,kalau kamu menikah dengan mas rafa mungkin bahasa kasarnya kamu adalah simpanan yang halal secara agama."jelas nada. "Jadi saya kasih waktu kamu untuk berfikir jika kamu minat kamu bisa langsung datang kesini untuk memberi kabar langsung,atau kamu bisa menghubungi lewat mbak asih secara sekilas"lanjut nada.Dua tahun telah berlalu,kehidupan ningsi semakin bahagia dengan warung makannya yang semakin maju."Itu mama ningsi" tunjuk nada kepada dara anak gadis kecilnya."Eh anak mama" ucap ningsi saat melihat dara dalam gendongan nada."Kakak sendiri saja?"tanya ningsi sambil mengambil dara dari gendongan nada."Gak,kakak sama mas rafa,mas rafa sedang ngobrol di depan dengan beberapa temannya"jawab nada."Itu lah kak,selama ini banyak perusahaan yang bekerja sama mengambil makan siang di warung ku rata rata kenalan mas rafa"ucap ningsi."Mas rafa membantu promosiin saat rapat katanya,eh kamu bagaimana sudah ada dambatan hati?"tanya nada."Aku sedang memikirkan bisnisku kak,kakak silakan menikmati jamuannya ya! Aku mau main sama dara sebentar" kata ningsi sambil membawa dara berkeliling pembukaan warung ke tiganya."Sayang mama mau makan apa?"tanya ningsi kepada dara." beb,," eka memukul pundak ningsi."Jam segini meneger baru sampai?"tanya ningsi sambil memainkan tangan dara."Aku baru saja
Tiga bulan setelah melahirkan ningsi kini semakin menikmati kehidupan yang berlaku untuknya,dia sudah mulai mengikhlaskan kepergian anak nya."Ayo beb kita pulang!"ajak eka,sudah hampir satu jam lebih ningsi menatap pusara anaknya itu."Sebentar lagi beb ya!! Setelah tiga bulan dia meninggal baru ini aku pergi ke makamnya,"jawab ningsi sambil terus memandangi kuburan kecil yang sudah mulai ditumbuhi rumput,"Tidak bagus juga beb kalau kau terlalu berlama lama di sini,keadaan kau pun belum begitu sehat"kata eka,mencoba menasihati ningsi."Sayang,, mama pulang ya!, kalau sayang rindu sayang datang lah sesekali ke dalam mimpi mama"ucap ningsi sambil mengelus batu nisan anaknya itu."Assalamualaikum,muhammad rafi mama, "lanjutnya.Lalu ningsi bangun dari duduknya,dan melihat ke arah eka memberi kode kalau mereka sudah bisa pulang sekarang."Yok beb" eka memegang tangan ningsi.Lalu mereka berjalan meninggalkan pemakaman tersebut.Mereka pulang menggunakan sepeda motor eka yang di parkir d
"Euuum,,"eka terlihat kebingungan saat ingin mempersilakan tamu tamunya untuk duduk."Kenapa dek?"tanya nada yang menyadari kebingungan dari wajah eka."Putri di dalam kamarnya,jadi yang bisa masuk ke dalam cuma kak nada dengan mbak asih saja,dikarnakan putri sedang berpantang,mas sama bapak bisa duduk di ambal ini,atau kak nada sama mbak asih mau istirahat disini dulu pun bisa"jelas eka."Kami langsung ke dalam saja dek,kakak ingin langsung bertemu dengan ningsi"jawab nada."Betul bu,saya pun ingin melihat kondisinya yang sekarang"sambung mbak asih."Ya sudah kami duduk di sini saja" sahut pak karno.lalu pak karno dan rafa pun langsung duduk di ambal yang sudah di gelar oleh bu ani."Assalamualaikum" nada memberi salam saat memasuki kamar ningsi."Waalaikum salam kak"jawab ningsi,hendak duduk dari tidurnya saat melihat nada dan mbak asih telah sampai."Eh eh gak usah bangun!!"cegah mbak asih."Kamu tidur saja,kondisi tubuhmu belum begitu sembuh"ucap mbak asih."Iya dek,tidak usah ban
"Sayang,coba perhatikan mobil avanza hitam yang di belakang kita"ujar rafa kepada nada,di pertengahan perjalanan mereka.sementara pak karno dan mbak asih sedang ketiduran."Iya mas!! Memang nya kenapa mas?"tanya nada."Sepertinya dia ikutin kita deh"jawab rafa sambil memperhatikan mobil tersebut."Gak ah mas!! Mungkin itu perasaan kamu saja,"ujar nada."Coba ya,mas tes berhenti sebentar,"kata rafa,lalu meminggirkan mobilnya dan berhenti."Lihat sayang!! Dia pun berhenti,berarti betul dugaan mas kalau dia ikutin kita,ini kalau mas jalan dia pun ikut jalan mas samperin dia,siapa berani ngikutin mas," ucap rafa dengan perasaan kesalnya."Lebih baik mas bangunin pak karno,jadi kalau ada apa apa,mas tidak sendirian"usul nada."Aman sayang"" jawab rafa lalu dia melanjutkan perjalanannya,dia tetap memantau mobil yang mengikuti mereka.Sekitar lima belas menit rafa pun mencari tempat untuk mehentikan mobilnya lagi."Mas kenapa berhenti lagi?"tanya nada"Kayaknya yang di belakang itu cari masa
"Mass...kami sudah siap !!" Pagi itu Nada memanggil rafa yang masih duduk di taman bersama pak joel.menikmati secangkir kopi sambil bercerita satu sama lain sambil sesekali tertawa sampai terbahak bahak.,seakan mereka seumuran padahal rafa hampir seumuran sama anak pak joel yang pertama."Tuan,,itu"pakjoel memberi isyarah dengan menaikkan kedua alisnya."Apa pak"rafa menoleh kebelakang."Sayang sudah siap?"tanya rafa,saat melihat nada sudah berdiri tepat di belakangnya."Sudah mas,bahkan kami sudah menunggu mas sedari tadi di dalam,mbak asih fikir mas joging,karna pakek celana trening,ternyata mas sedang menggosip dengan pak joel di sini,sampai suara tertawa mas terdengar ke dalam" jelas nada,dengan sedikit ketus di wajahnya,karna sedikit kesal melihat penampilan rafa.sebab dia belum siap siap."Mas minta maaf ya sayang!! Sudah jangan ngambek nanti tidak comel!!" Ucap rafa sambil bangun dari duduknya,lalu memegang dagu nada,dengan sedikit di goyang goyang kannya."Ya sudah pak saya p
Malam itu,Rafa memperhatikan nada saat sedang menggunakan skincare yang sudah menjadi aktivitas rutinnya pada malam hari."Mas memperhatikan aku?"tanya nada,saat melihat pantulan bayangan rafa di cermin riasnya."Eummm,sebenarnya ada yang ingin mas tanyakan,tapi nanti saja lah"jawab rafa."Apa itu mas?aku jadi penasaran"tanya nada."Nanti saja,saat sudah siap pakai skincare,sayang tidur di samping mas,baru mas tanyakan "jawab rafa.Nada tersenyum saat mendengar jawaban tersebut,dia segera menyelesaikan aktivitasnya itu,agar segera bisa berbaring di samping suaminya."Sudah!!" Ucap nada sambil mendekat ke arah rafa."Kalau sudah pakai skincare tidak bisa di cium ya?"tanya rafa sambil tersenyum malu."Tidak !!"jawab nada,dengan ekpresi manjanya."Nanti lengket"lanjut nada."Ya sudah sini "kata rafa sambil membuka kan selimutnya.Lalu nada mendekat dan berbaring di samping rafa."Apa yang ingin mas tanyakan?"tanya nada,sambil menatap wajah suaminya itu."Mas hanya ingin memperjelas infor







