Share

Mulai Terang-terangan

"Lihat apa?" Kedua tangan dingin Mas Rayan menyentuh kedua pipiku dan mengusapnya lembut.

"Melihat anak kita. Ternyata sekarang dia sudah besar dan bisa pergi ke masjid dengan siapa pun. Tidak harus dengan papanya," jelasku lembut.

Untuk mendapatkan apa yang aku inginkan, bukankah aku harus berperan sebaik mungkin? Daripada menyia-nyiakan kesempatan, lebih baik aku berpura-pura menjadi istri yang baik, yang menutup kedua mata agar tidak melihat kekurangan yang ada pada suami

Tentu saja semua ini hanya untuk sementara. Kalau waktunya sudah tiba, aku akan mengeluarkan semuanya, dan membuatnya membayar dengan berlipat ganda. Bukan dengan uang, melainkan rasa sakit yang pernah aku terima.

"Apa kalau aku tidak ada di rumah, dia masih tetap salat di masjid?"

"Iya. Sekarang dia memang sudah lebih mendiri. Aku juga mengantarnya mengaji di ustaz dekat rumah," ucapku membuat wajahnya yang semula murung, kini tersenyum lebar.

Dia memelukku erat. "Terima kasih sudah menjadi ibu dan istri yang ba
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status