Share

PART - 02

last update Last Updated: 2023-05-11 09:31:25

Aldrick Axton Mansion, London

Selain wanita, Zafier tidak bisa dipisahkan dari yang namanya pesta. Dia akan hadir dengan pesona yang menyilaukan, memilih wanita di antara semua yang hadir dan membawanya pergi untuk di ajak kencan di atas ranjang. Sudah banyak wanita yang datang padanya untuk mengajaknya berhubungan jangka panjang tapi batas maksimal dia berhubungan hanya tiga bulan.

"Kenapa pesta topeng auranya suram begini?"

Ketiga lelaki yang berdiri di masing-masing sisinya serempak menoleh ke satu-satunya wanita yang berdiri bersama mereka di lantai dua mansion, memandangi keramaian di bawah sana yang dipenuhi dengan lelaki juga wanita cantik bergaun mahalan lengkap dengan topengnya yang sedang berdansa diiringi musik dansa.

"Karena kita sedang merayakan hari patah hati untuk Aldrick, Jenna sayang," jawab Zafier di sisi paling ujung.

"Pesta yang membosankan, Papa Aldrick!"

Kellan dan Zaf tertawa sementara Aldrick mencubit pipi Jenna lalu mengalihkan tatapannya ke bawah seraya melipat lengan di dada, mencoba memperhatikan satu persatu wanita yang ada untuk dia pilih menjadi partner dansa tapi dia malah bingung sendiri.

"Kau sudah menemukan burung merak yang akan kau robek gaunnya malam ini?" Bisiknya ke Zaf.

"Sudah." Aldrick langsung menoleh. "Aku mengincar wanita bergaun hitam berkilau yang dari tadi sendirian dan sibuk berputar ke sana kemari entah mencari siapa."

"Playboy memang memiliki insting berburu yang luar biasa ya," sindirnya.

Zaf tersenyum smirk. "Jangan pikirkan aku, brother. Ini pestamu." Aldrick mendengkus, Zaf memakai topengnya. "Kita turun sekarang. Aku sudah tidak sabar menarik wanita cantik berambut coklat itu dalam pelukanku."

"Aku juga sudah tidak sabar merusak pesta ini agar lebih meriah," sahut Jenna seraya menyeret Kellan untuk mengikutinya turun begitu juga Zaf, meninggalkan Aldrick yang kesal lalu menyusul turun membuat semua pasang mata terutama wanita menatapnya lapar dan berusaha tebar pesona.

Zaf tidak peduli dengan itu semua karena setelah menuruni anak tangga terakhir, dia langsung melintasi ruang dansa menuju targetnya yang mengedarkan pandangan lalu tertegun saat menemukan tatapan matanya dan menunggu Zaf berdiri di depannya.

"Hai, beautiful woman. Are you alone here?" sapanya.

Wanita itu bergeming seraya memperhatikan lekat seluruh penampilannya tanpa sekalipun menampilkan senyuman membuat Zaf tambah penasaran dengan apa yang sedang dia pikirkan.

"Yes. who are you? Aldrick?" Suaranya begitu lembut.

Zaf mengulurkan tangan yang disambut ragu-ragu oleh wanita itu tapi tidak menolak saat dibawa ke tengah lantai dansa berbaur dengan lainnya. Zaf merapatkan tubuh mereka dan bergerak sinkron di sana.

"Not, but your prince tonight," gombal Zaf yang disambut tanpa ekspresi oleh wanita dalam dekapannya. Matanya yang indah menghipnotis meskipun warnanya hitam pekat.

"Ah, sial banget," gumam wanita itu seraya mengalihkan tatapannya ke samping. Zaf menaikkan alis saat mendengar wanita itu bergumam dalam bahasa Indonesia. "Lelaki playboy."

"Excusme, lady. What did you says?" Zaf sengaja bertingkah seperti tidak mengerti bahasa Indonesia.

"Nope."  Lalu mereka saling menatap intens.

"Jangan tatap mataku lebih dari lima detik sayang kalau kau tidak mau terjerat dalam pesonaku." Zafier tersenyum smirk untuk wanita bermata indah dalam pelukannya.

Wanita itu tidak menampilkan ekspresi apapun meski tangannya perlahan bergerak mengelus rahangnya dan tanpa terduga mencium lembut Zafier Gaster yang langsung terdiam. Mereka berhenti berdansa di tengah ruangan saat wanita itu menarik bibirnya menjauh.

"Kalau kau tidak bisa melupakan kecupanku tadi, tampan. Temukan aku," bisiknya tanpa ekspresi membuat Zaf penasaran setengah mati.

Wanita bertopeng itu mundur menjauh darinya dan menghilang. Meninggalkan Zafier tertegun di tempatnya berdiri karena penolakannya. Lalu seperti tersadar dia langsung berlari keluar meninggalkan area dansa yang musiknya tiba-tiba berubah. Melintasi taman Mansion milik Aldrick menuju parkiran depan, Zaf melihat wanita itu masuk ke mobil hitam mengkilat dan pergi meninggalkannya mengumpat sembari mengacak rambut.

"Ah brengsek!" desisnya kesal.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Dela Sutinah
ka ir kapan bikin cerita adric
goodnovel comment avatar
Wikasumi Sumiwika
saya suka jalan ceritanya ,asik sekali
goodnovel comment avatar
Meilinda Paputungan
aku suka jalan ceritanya ......
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • JEBAKAN CINTA CEO PLAYBOY   PART - 215

    Setelah hari itu, hidup Lize sepenuhnya berubah. Dia sama sekali tidak pernah membayangkan suatu saat nanti, dia akan merindukan sinar matahari yang menyengat seperti panasnya Florida. Yang bisa dia lakukan saat ini ketika melihat sinar matahari hanyalah tersenyum tanpa ekspresi, berdiri di balik kaca transparan kamarnya yang tidak bisa ditembus matahari dan mencoba menerima keadaannya dengan lapang dada. Hari itu, saat mereka pergi liburan ke Florida yang seharusnya dua minggu menjadi dua hari, Lize divonis menderita penyakit langka Polymorphous light eruption (PMLE) yang menyebabkan kulit seperti terbakar jika terkena sinar matahari. Intinya, hidupnya terancam bahaya jika dia berada di bawah sinar matahari terlalu lama. Bahkan sekarang, sedikit saja bersentuhan langsung dengan sinar matahari, kulitnya akan mulai melepuh seperti terbakar. Sungguh ironis hidupnya saat ini. Terkurung dalam dinding kaca saat siang dan melakukan semua kegiatan di luar rumah saat malam. Selama setahun d

  • JEBAKAN CINTA CEO PLAYBOY   PART - 214

    Florida, Amerika SerikatLize mengangkat pandangannya ke atas, satu tangannya memegangi topi pantai yang menghalau pandangannya dari teriknya matahari yang menyengat meski angin pantai di sekitarnya mengibarkan rambut hitam panjangnya.“Lize—”Lize berbalik saat mendengar panggilan itu, menemukan Papinya yang sudah siap membaur bersama laut yang membentang luas tidak jauh di depannya.“Ya Pap?”“Apa yang kau pandangin sayang?”Lize menunjuk ke ujung cakrawala, ke arah matahari yang bersinar teriķ.“Terlalu panas.”Papinya tersenyum, “Sebaiknya kau bersenang-senang sementara kita berada di sini.”Lize menggelengkan kepala, “Meskipun ingin tapi aku tidak tertarik. Mana Mami?”“Berjemur.”Lize menoleh ke belakang, melihat Maminya yang sedang hamil adik kembarnya memasuki usia kandungan tujuh bulan menikmati teriknya matahari yang langsung menyengat kulitnya. Di sampingnya, Omanya melakukan hal yang sama sembari bermain pasir dengan Lucia.“Pap—”Entah kenapa, Lize merasa tubuhnya tidak e

  • JEBAKAN CINTA CEO PLAYBOY   PART - 213

    Semenjak memiliki keluarga, Shine mendedikasikan seluruh perhatiannya untuk merawat kedua putrinya meski sesekali dia menerima tawaran iklan juga model. Meskipun Zafier dengan gaya angkuhnya berulang kali mengatakan kalau uangnya tidak akan habis sekalipun dia membelanjakannya terus menerus tapi Shine ingin tetap bisa melakukan sesuatu yang disukainya. Meski berat namun Zaf menyetujuinya dengan syarat dan ketentuan yang telah disepakati. Suaminya itu bahkan membelikannya pesawat pribadi yang bisa dia gunakan sesuka hati. Meski terlihat agak berlebihan namun Shine mengalah dan menerimanya dari pada Zaf melarangnya menjadi model lagi. Lelah selama perjalanan panjang dari Indonesia akan menghilang saat dia sampai di rumah seperti saat ini. Alih-alih menggunakan mobil untuk menjemputnya, Zaf malah mengirim helikopter yang saat ini mendarat sempurna di belakang mansion keluarga Gaster tidak jauh dari tamannya yang asri. Melintasi kebun mawar merah, Shine berjalan mengarah ke gazebo yang

  • JEBAKAN CINTA CEO PLAYBOY   PART - 212

    “Kenapa kalian tidak bisa akur?”“Kenapa kami harus akur?” Zaf bertanya balik.Shine mendengkus, melipat lengan di dada sembari rebahan di tempat tidur saat Zaf bergabung dengannya.“Kalian sudah sama-sama tua dan seharusnya bisa berdamai.”“Kau terlalu berlebihan mengkhawatirkannya.”Shine menghela napas, memiringkan tubuhnya ke arah Zaf dan menatapnya serius. “Dia seharusnya sudah memiliki kehidupan yang lebih baik. Memiliki istri dan anak lalu hidup bahagia bukannya malah menjadi orang tua tunggal karena kesalahan satu malam seperti ini. Aku benar-benar sedih Zaf.” “Seperti yang kau katakan, dia sudah tua dan pastinya tahu bagaimana harus bersikap. Aku yakin dia sedang menata hidupnya lagi jadi kau harus mempercayainya.”“Semoga saja.”Shine membiarkan saja Zaf menariknya dalam pelukan dan membisikkan sesuatu.“Aku juga berharap dia bisa bahagia.” Shine tersenyum. “Agar berhenti mengangguku seperti ini.”Shine melotot membuat Zaf sontak tertawa. Sikap menyebalkan suaminya memang s

  • JEBAKAN CINTA CEO PLAYBOY   PART - 211

    “Kau sengaja melakukannya ya,” desis Zaf saat menemukan Arsen sedang menjaga Lize yang asyik dengan es krimnya sementara Lucia tidur di kereta dorongnya di salah satu restoran yang ada di Seattle. Duduk di samping Lize yang langsung tersenyum menyambutnya dan mendaratkan kecupan di pipi. “Tetap tidak berubah,” jawab Arsen entang, mengelus rambut Lize yang tertiup angin. “Tidak bisa membiarkan kami sedikit saja menghabiskan waktu bersama.” “Tidak akan!” ujar Zaf datar, mengalihkan tatapan ke Lize dengan ekspresi berbeda, tersenyum lembut. “Lize, mau Papi suapin makan es krimnya?” Lize sontak menggelengkan kepala membuat Arsen menahan senyumannya di sudut bibir. “Sama uncle Arsen aja.” “Good girl,” ujar Arsen, menyuapi sesendok besar es krim strawberry ke Lize di bawah tatapan kesal Zaf yang melipat lengannya di dada, kalah telak. “Shine bilang kau sedang meeting dan tidak bisa diganggu.” “Karena itu kau sengaja melakukan hal ini kan?” “Tidak. Aku hanya ingin kau tahu kalau ak

  • JEBAKAN CINTA CEO PLAYBOY   PART - 210

    “Berapa lama kau akan meeting?”Zaf berjalan ke ruang rapat bersama Nick, sekretarisnya dan beberapa orang penting di perusahaannya yang mengikuti di belakang sembari mengangkat panggilan telepon dari Shine.“Mungkin tiga jam. Ada banyak hal yang harus dibicarakan.”“Oke baiklah. Kami sedang berbelanja saat ini jadi mungkin setelah selesai kau bisa menemui kami untuk makan siang bersama. Lize bilang dia ingin es krim pisang.”Zaf menghentikan langkah kakinya dan semua bawahannya ikut berhenti.“Bagaimana kalau aku tunda rapatnya dan menemani kalian?”Nick ingin menyahut namun terhenti saat Zaf melotot membuatnya langsung mengatupkan bibir.“Tidak perlu!” tolak Shine. “Kau tidak boleh mempermainkan bawahanmu seenaknya.”“Mereka tidak akan protes.” Zaf menoleh ke belakang, menatap satu persatu bawahannya yang hanya diam saja. “Begitulah enaknya jadi bos.”“Dasar bos setan memang!” umpat Shine. “Kau selesaikan saja pekerjaanmu lalu susul kami. Jangan membuatku marah!”Zaf mendesah, kemba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status