Share

Part 20

"Dia ke rumah?" tanyaku cemas. Merasa kalau Ren mulai ingin meneror anggota keluargaku yang lain.

"Iya, kak. Dia sendiri yang mengantar."

"Kenapa kau terima? Aku bahkan belum membayar sepeser pun."

"Kakak tenang saja. Aku yang akan membayarnya." Suara Adit terdengar bersemangat.

"Kau dapat uang dari mana? Jangan macam-macam, Dit. Atau kupukul kepalamu itu. Sekolah yang benar!" tegasku. Dia tertawa.

"Aku dapat pekerjaan, kak."

"Pekerjaan?"

*

Lagi-lagi aku terpaksa menutup lapak dengan cepat. Singgah ke kamar kos sebentar, lalu keluar setelah pesanan ojek onlineku datang.

Tas slingbagku terasa bergetar diiringi suara nada dering tanpa vokal. Aku yang berada di boncengan, meraih benda pipih itu dari dalam sana. Layar menyala dengan nama Daryan sedang memanggil.

Aku tersenyum. Namun saat itu juga aku kembali memasukkan ponsel ke dalam tas. Aku lebih memilih mengabaikan. Tak ingin merasa kalau dia sedang rindu, lalu ingin mendengar suaraku.

Motor jenis matic ini berhenti tepat di depan ruk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status