Share

51a

Penulis: ET. Widyastuti
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-24 14:39:19

Sarah menghela napas.

“Dia stafnya suamiku di kantor. Sejak aku mencurigai kedekatan mereka, aku meminta bekerja di kantor suamiku, dan wanita itu dipindahkan ke kantor cabang yang berada di kota ini. Makanya, aku menyusul suamiku saat aku tahu dia hendak ke kota ini. Aku hanya ingin memastikan, apakah kecurigaanku selama ini benar, atau hanya praduga,” sahut Sarah sambil menyesap kopinya.

Dewi pun ikut menghela napas. Wanita itu mencoba merangkai kata yang tepat, agar tak cepat menghakimi seseorang tanpa bukti. Juga tak ingin memojokkan Sarah. Dia harus dapat bersikap adil dengan berpegang pada praduga tak bersalah.

“Kenapa kamu mencurigai? Ada yang tak wajar?” tanya Dewi menyelidik. Matanya menatap Sarah yang menunduk seraya mengaduk kopinya yang sudah tercampur rata.

“Aku melihat suamiku mengantar wanita itu berbelanja di akhir pekan. Padahal, dia bilang padaku kalau lembur,” jelas Sarah. Ada rasa sesak mendera dadanya karena terpaksa harus mengingat kembali goresan luka dalam
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • JODOH PILIHAN MAMA   51b

    Sementara di apartemen Aditya, Intan lebih banyak diam. Mendengarkan Runi bercerita meski sebenarnya dia tak menangkap apapun. Runi yang dikenalnya pendiam mendadak menjadi berbinar binar dan bercerita tak henti. “Tan, aku pamit, deh,” ucap Runi seraya meletakkan piring sate di wastafel.Intan membiarkan Runi mencuci piring itu. Kesal rasa hatinya, sedari tadi Runi memuji-muji Aditya. Dari baik lah, pinter lah, perhatian lah…. terakhir," Dia itu seleraku banget, Tan."“Iya, tapi kamu bukan seleranya.” Ketus Intan menanggapi. Padahal sebenarnya Intan juga tak tahu persis selera Adit. Apakah wanita seperti Sarah yang pernah singgah di hati pria itu. Atau bahkan tipe-tipe yang lainnya. Harapan Intan, agar Runi tak lagi meninggikan harapan pada Aditya. Runi mengerutkan keningnya, dalam hati dia membatin," Kenapa Intan jadi ketus dan sinis begini ya? Apa salah aku suka sama kakaknya?" batin Runi.“Toh, yang penting kan Pak Aditya belum menikah,” batin Runi lagi.Gadis itu penasaran denga

  • JODOH PILIHAN MAMA   51a

    Sarah menghela napas. “Dia stafnya suamiku di kantor. Sejak aku mencurigai kedekatan mereka, aku meminta bekerja di kantor suamiku, dan wanita itu dipindahkan ke kantor cabang yang berada di kota ini. Makanya, aku menyusul suamiku saat aku tahu dia hendak ke kota ini. Aku hanya ingin memastikan, apakah kecurigaanku selama ini benar, atau hanya praduga,” sahut Sarah sambil menyesap kopinya. Dewi pun ikut menghela napas. Wanita itu mencoba merangkai kata yang tepat, agar tak cepat menghakimi seseorang tanpa bukti. Juga tak ingin memojokkan Sarah. Dia harus dapat bersikap adil dengan berpegang pada praduga tak bersalah. “Kenapa kamu mencurigai? Ada yang tak wajar?” tanya Dewi menyelidik. Matanya menatap Sarah yang menunduk seraya mengaduk kopinya yang sudah tercampur rata. “Aku melihat suamiku mengantar wanita itu berbelanja di akhir pekan. Padahal, dia bilang padaku kalau lembur,” jelas Sarah. Ada rasa sesak mendera dadanya karena terpaksa harus mengingat kembali goresan luka dalam

  • JODOH PILIHAN MAMA   50b

    Sementara, di belahan timur pulau jawab, Sarah sudah tiba di hotel. “Wi, jadi kan kita ketemu?” Sarah mengirim pesan singkat ke Dewi, teman kuliahnya dulu. Meski dulu tak akrab dengannya, namun kekuatan sosial media, membuat mereka menjadi dekat. Banyak nostalgia di grup kadang membuat dulunya berjarak, menjadi akrab. “Jadi, dong. Apa yang enggak buat kamu." Dewi mengirimkan nama sebuah cafe di salah satu mall terkenal di kota pahlawan itu. “Wah, ini sih deket sama hotelku. Sampe ketemu ya!” Balas Sarah dengan riang. “Nanti aku ke sana pulang kerja, ya. Lagi banyak orderan bos. Nggak enak klo izin.” Meski janjiannya masih lama, di mall, Sarah tidak mati gaya. Dia berniat jalan-jalan berkeliling dulu di mall itu sambil membunuh waktu. Hingga kemudian, dia mengecek kembali waktu. Saat sudah dekat waktu janjiian, Sarah segera bergegas ke cafe yang dijanjikan. Suasana cafe tid

  • JODOH PILIHAN MAMA   50a

    “Mau kemana, Mas?” tanya Intan, sesaat sebelum Aditya menutup pintu itu. Lelaki itu tersenyum menatap istrinya yang raut wajahnya menampakkan wajah cemburu. Aditya menanggapi kemarahan Intan dengan santai. Jika selama ini yang banyak mengalah adalah Intan, kini dunia seolah terbalik. Intan sedang dirundung rasa kesal terhadap suaminya yang sudah terlalu memperlakukan temannya yang sedang jatuh cinta padanya. “Aku mau ke bawah. Kamu nitip apa?" tanya Aditya datar. Tak terlihat ada rasa bersalah. Aditya sudah tahu, biasanya amarah Intan akan sedikit reda jika ditawarkan makanan. “Martabak?” tawar Aditya dengan sedikit mencondongkan kepalanya. Alisnya pun satu diangkat ke atas, hendak menggoda Intan. “Serah!” ketus Intan menjawab seraya menutup pintu. Aditya hanya menanggapinya dengan senyum. Kepalanya menggeleng. Dia teringat mamanya kalau ngambek sama papanya, persis seperti itu. Nanti j

  • JODOH PILIHAN MAMA   49b

    Di kompleks perkantoran tempat mereka magang tak hanya di gedung yang berisi banyak kantor. Namun, di sebelah gedungnya pun juga perkantoran lain. Belum diseberang jalan. Apalagi, saat jam pulang kerja begini, maka akan mudah ditemui pekerja yang pulang kantor dan berjalan menuju tempat tinggal masing-masing. Di kompleks pemukiman belakang kantor itu, ada berbagai macam tipe rumah tinggal. Dari yang apartemen, kos-kosan elit, kos-kosan tipe menengah, hingga kamar yang disewakan bersama dengan pemilik rumah. Mau tipe yang ada AC dan internet plus kamar mandi di dalam, atau tipe dengan kipas angin pun tersedia. Harganya bervariasi. “Intan!” panggil Runi ketika melihat temannya tak sengaja menoleh ke arahnya. Sebenarnya Runi ingin menghindar saja dan menunggu Intan masuk. Namun, kepalang basah. Intan sudah lebih dahulu melihatnya. Mau-tak mau Runi harus menyapanya. Suasana lorong apartemen yang sepi membuat suara Run

  • JODOH PILIHAN MAMA   49a

    Sarah menatap nanar ke arah Dimas yang duduk di ruang tunggu bandara. Meskipun lelaki itu pamit hendak keluar kota alasan bisnis, Sarah tidak mempercayainya begitu saja. Sudah sebulan Sarah bekerja di kantor milik papanya yang kini dikelola Dimas. Semua pembukuan sudah diambil alih olehnya. Sesuai dengan keahliannya sebelum bekerja di kantor itu. Hana, staf lama, yang dicurigai memiliki kedekatan dengan Dimas pun sudah sebulan dipindahkan ke kantor cabang. Sarah sudah menyelidiki semua pembukuan kantor itu. Tak satu pun transaksi mencurigakan ditemukan. Bahkan, transaksi atas nama Dimas, tak satupun mencurigakan. Mungkin, itu pula yang membuat hidup Dimas tak banyak berubah, meski perusahaan makin menggeliat. Bahkan, rumah pun masih tinggal di tempat yang sama. Dimas pun masih setia dengan motornya, meski kadang-kadang membawa mobil operasional kantor. Namun, kesederhanaan itu justru yang membuat Sarah makin curiga. Jangan-jangan, ada belanja yang lain diluar untuk keluarganya, s

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status