BAB 2 : Bicara Proyek
” Okeee. Kamu Arin Pramudya Pratama, ya. “ ucap Brian yang saat ini sedang menggunakan kacamata sambil membolak-balikkan berkas dihadapannya.
” Iya benar pak. “Arin sangat gugup sekali. Tubuhnya sangat tegang. Tidak berani melihat langsung kearah Brian.Arin terkadang meremas jari-jarinya tak jarang pula Arin meremas dan mencengkram rok yang dia kenakan saat ini.
Brian menatap Arin sekilas.” Saya sudah lihat profil kamu yang saya terima dari HRD. Kamu ditugaskan dibagian finance dan hasil kerja kamu juga cukup mengesankan. Terima kasih Arin. “Apa dia sedang memujiku? Dengan wajah datarnya itu? Meskipun Brian terdengar seperti sedang memuji Arin dengan wajahnya yang datar itu, tapi dia tidak melihat Arin saat mengatakan itu. Arin tidak tahu apakah Brian tulus memuji Arin atau tidak.” Ah iya sama-sama pak. Itu juga tidak lepas dari dukungan dari rekan-rekan kerja yang lain. “ ucap Arin sambil tersenyum canggung.“ Jangan merendah seperti itu, secara individu juga hasil kerja kamu sudah baik. “” Terima kasih pak. “Brian menyimpan berkasnya diatas meja, melepas kacamatanya, dia akhirnya sepenuhnya menatap Arin. Pandangannya cukup tajam seolah memikirkan sesuatu, lalu menghembuskan napasnya keras.” Baiklah. Saya disini berencana untuk merekomendasikan kamu untuk kenaikan gaji atau bisa juga kenaikan jabatan buat kamu. “Arin kaget. Kedua matanya membola besar dan tubuhnya condong kedepan, seolah dia salah dengar.Kesempatan langka ini Arin tidak menyangkanya. Syukurlah Arin rajin beribadah sehingga Tuhan menyayanginya hingga diberikan keberuntungan seperti ini.” Hah? Eh, maaf pak. Beneran pak? “” Tapi ya tidak gratis juga. ” kata Brian sambil menyenderkan tubuhnya di senderan kursi.” M-maksudnya pak? “Memang didunia ini tidak ada yang gratis. Meskipun kita sudah berusaha sekeras mungkin tapi masih akan kalah sama orang-orang yang memiliki keberuntungan alami.”To the point aja lah ya… Kemarin saya lihat kamu ngobrol dengan Pak Sean dari Rayn Corp., dan sepertinya kalian cukup akrab. Saya minta kamu untuk bujuk Pak Sean jadi investor di proyek yang diadakan sama bagian otomotif. “Sean?“ Tapi pak, saya kan dari bagian finance. Tidak ada hubungannya dengan ….“
Arin mencoba untuk menolak, bagaimanapun ini namanya nambah-nambah kerjaan dan Arin tidak mau itu.” Ngga masalah. Coba kamu bujuk pak Sean supaya bersedia jadi investor kita. Kalo kamu berhasil, kamu mau naik gaji, naik jabatan atau keduanya pun akan kamu dapatkan. “Ya iyalah namanya juga naik jabatan ya naik gaji juga, nambah kerjaan juga pastinya, batin Arin menahan kesal” Saya tidak paham dengan proyek bagian otomotif pak. “ Arin tetap ingin menolaknya” Sekarang kamu bisa belajar dulu terkait materi proyek dari bagian otomotif. Saya kasih kamu waktu 1 minggu untuk mempelajari semuanya. Saya juga akan kasih kamu waktu paling lama 1 bulan untuk membujuk Pak Sean agar dia mau jadi investor diproyek kita. “Sepertinya Brian sudah tidak bisa dibantah lagi. Terlihat dari wajahnya yang menahan kesal dan urat yang ada dipelipisnya menonjol berkedut.” T-tapi pak….. “takBrian melempar ringan pulpen yang dipegangnya sejak tadi keatas meja.” Sekarang pergilah ke bagian otomotif dan temui Adi, dia yang akan mengajarimu. “” Baik Pak “Pasrah sudah Arin.Arin bangkit dari duduknya dan menunduk sebentar kehadapan Brian. Lalu keluar dari ruangan Brian.” Gimana, Rin? Pucet banget wajahnya. “ tanya mbak Citra, setelah Arin keluar dan menutup pintu ruangan Brian.” Good News & Bad News, mbak. “ ucap Arin dengan wajah sedih.” Hm. Bad News paling berdampak kayaknya “Arin mengangguk dengan semangat tapi muka sedih.” Direkom naik gaji, tapi mesti bantu lolosin proyek anak otomotif. Pusing aku, mbak. Nambah kerjaan. “” Diambil hikmahnya aja, Rin. Selain kamu dapat untung kamu juga bantu anak otomotif buat lancarin kerjaan mereka. “”Iya sih, mbak. “Masih ngga terima dengan kerjaan yang diberikan Brian. Arin terlihat misuh-misuh dan kesal. Arin hanya bisa menerima nasib yang menimpa dirinya saat ini.” Gapapa, Rin. Hitung-hitung kamu lagi bantu temen yang lagi kesusahan. Nanti kamu juga ngerti kok. Kamu bakalan kasihan ngeliat mas Adi. “Arin hanya mengangguk-angguk setelah dengar ucapan mbak Citra.Positive Vibes banget sih mbak Citra ini. Ngga salah jadi idola seluruh karyawan StarFoundee Company. Arin merasa iri dengan Citra.” Ya udah deh, mbak. Aku pergi dulu ya, mau ngabarin Bu Tiara dulu.. “ Arin tersenyum kearah CitraSeperginya Arin, Citra hanya bisa melihat Arin yang sedang berjalan dikoridor. Citra merasa kasihan pada Arin karena dia juga tidak bisa membantu Arin, diapun sama susahnya karena sedang menangani Brian.Setiap ada proyek baru, Brian sangat sensitif seperti cewek yang sedang mengalami period.Meskipun Citra tidak bisa membantu Arin, setidaknya dia sudah memberikan beberapa kata motivasi untuk Arin.*Arin berjalan dengan gontai. Ia memasuki Lift. Setelah pintu lift tertutup Arin menyenderkan tubuhnya pada dinding lift. Dengan tubuh yang lesu Arin sepanjang jalan memikirkan terkait proyek ini.
Bagaimana caranya Arin berbicara dengan Sean?Arin dari dulu dikenal sebagai wanita independent. Arin merupakan wanita yang mendapatkan segala hal dengan usahanya sendiri, tidak dengan menggunakan ‘orang dalam’ seperti yang biasa orang lain lakukan. Untuk kasus yang sekarang, apa ini dapat dikatakan pengaruh orang dalam?Salahkan Brian yang membuat Arin harus melakukan ini.Jelas-jelas ini salah Brian yang mebuat Arin harus me-lobi Sean agar mau menjadi investor proyek ini.Dan ya, Arin sekarang ada diposisi sebagai ‘orang dalam’ yang membantu Brian untuk me-lobi Sean.
Tidak terasa Arin sekarang sudah ada didepan meja Tiara.” Apa yang diobrolin Pak Brian, Rin? “ kepo Tiara” Arin diminta Pak Brian untuk bantu Pak Adi, Bu. Saat ini juga Arin disuruh langsung belajar proyek tersebut langsung sama Pak Adi. “” Loh kok? Itu proyek anak otomotif kan? “Pembicaraan ini terus berlanjut dan Arin menjelaskan juga terkait tugas yang diberikan oleh Brian. Arin juga bingung akan tugasnya didivisinya. Sudah dipastikan pekerjaannya akan terbengkalai.Tapi Tiara tidak mempermasalahkan itu, karena dibagian finance sendiri sudah ada beberapa anak magang yang membatu pekerjaan Arin selama ini dan mereka juga sudah cukup paham dengan pekerjaan Arin.Setelah dapat ijin dari Tiara, Arin langsung pergi ke office khusus bagian otomotif beda satu lantai dengan office bagian finance.*****Fatma dan Saskia menatap Dewa dan Citra yang cukup diam malam ini. Terlihat jika Citra memang tenang, tapi Dewa kebalikannya, Dewa sangat gugup. "Mas? Kok masih belum dimakan?" tanya Citra pada Dewa. Piring Dewa masih penuh dengan makanan. Biasanya Dewa sangat lahap memakan santapan makan malam dimana menu utama di resto hotel ini adalah steak. Citra sangat tahu jika Dewa sangat menyukai makanan yang berbahan protein itu. "Iya, yang," patuh Dewa. Dewa akhirnya memakan steak itu dengan lahap. "Oh ya Fatma, Saskia nanti anter ke supermarket, yuk. Ada yang mau mbak beli," ajak Citra pada Fatma dan Saskia. "Ok, mbak," Pikiran kotor Fatma dan Saskia berkelana kemana-mana. Apa mbak Citra mau beli kondom, ya? Testpack, mungkin? Ngga mungkin deh, masa ngelakuin sekali langsung buncit. Sehari juga belum. Mungkin mbak Citra mau beli obat kuat buat mas Dewa, tapi emang ada di Swiss? Itulah pikiran-pikiran kotor yang keluar dari kepala Fatma dan Saskia. "Mas, mau ikut, ngga?" tanya Cit
"Sudah 2 hari kita di hotel. Aku bosen, yang...." keluh Dewa pada Citra.Dewa saat ini berada di kamar hotel Citra. Dewa tiduran di kasur dan Citra sedang memainkan ponselnya di sofa.Fatma dan Saskia sedang berada di kamar Fatma. Mereka berdua hanya diam di kamar dan menonton drakor secara marathon."Sabar. Arin kirim chat satu jam yang lalu, dia bilang kalo dia lagi di bandara dan akan boarding satu jam lagi,""Chicago-Swiss berapa jam penerbangan, sih?""Mas cek google aja coba,"Dewa menuruti perintah Citra untuk cek di google. Dia mengambil ponselnya yang dia simpan diatas nakas"WHAT??? 9 JAM????" teriak Dewa dan duduk tiba-tiba.Citra terkejut mendengar teriakan Dewa, dia mengusap dadanya. "Ya ampun, mas. Jangan teriak-teriak gitu. Aku kaget.""Ini 9 jam loh, yang. Iya kalo 9 jam kita langsung jalan-jalan, kalo ngga?" ucap Dewa cemberut.Citra melirik jam yang ada di dinding, "Ya ngga bakalan bisa langsung jalan-jalan. Orang mereka bakalan nyampe hotel tengah malem,""Arrggggh
Andrew berjalan keatas panggung. Suasana ballroom yang awalnya penuh dengan suara berbincang dari para pengusaha itu seketika senyap. Mereka fokus melihat Andrew yang ada disana."Good evening everyone. Thank you for coming to this party that I have organized. Everyone here must be very familiar with the state of HP Group in the past year...." Andrew terdiam dan melihat orang-orang yang ada di ballroom sebelum melanjutkan pidatonya. "Yes, as you all know we were at a low point in our company, but we are grateful that we were able to get through it and still survive. I can say that this is one of our best achievements. Speaking of achievements .... I'm not talking about being ranked as the world's number 1 entrepreneur or anything, but an achievement where we can survive the downturn and even we can still hope to continue to grow. There is no such thing as getting tired and giving up. Cheers." Andrew mengangkat gelas yang berisi red wine yang daritadi dia pegang dan meminumnya sedikit,
Arin berdiri di depan cermin di kamar hotelnya. Gaun yang dia kenakan saat ini adalah gaun dengan model off shoulder berwarna ungu tua dengan gradasi hitam. Rambut Arin hanya disanggul sederhana.Cantik. -- batin Arin tersenyum dengan percaya diri untuk menutupi kegugupan yang sedang dia alami sekarang. Berkali-kali Arin menghembuskan napasnya.Tiba-tiba saja Lili datang dan merangkul pundak Arin. Lili menumpukan kepalanya ka pundak Arin, "Kakak tegang, ya?" tanya Lili terkekeh melihat kegugupan Arin.Arin mengangguk sambil meringis."Tenang aja, kak. Kakak kan udah sering ketemu sama ayah sama om-om nya kak Dariel," tenang Lili beberapa kali mengusap punggung Arin."Kondisinya beda, Li. Meskipun kakak itu sekretarisnya pak Bram, terus kenal pak Frans sama pak Andrew juga tapi ya tetap aja beda. Apalagi pak Andrew yang notabenenya ayah Dariel, bahkan pak Andrew jarang nyapa kakak di hotel. Kalo pak Frans sama pak Bram sih udah sering," keluh Arin.Lili memutar tubuh Arin menghadapnya,
Bandara hari ini cukup ramai, terutama hari ini adalah weekend."Kamu udah coba telpon Saskia?" Tanya Dariel pada Arin. Beberapa kali Dariel cek jam tangan miliknya. Satu jam lagi pesawat akan lepas landas. Memang masih ada waktu, tapi jika datang lebih awal akan lebih baik.Tidak henti-hentinya Arin bertukar pesan dengan Saskia di aplikasi hijau, "Udah, aku lagi chat-an sama Saskia. 15 menit lagi dia nyampe," jawab Arin masih dengan berbalas chat dengan Saskia.Hari ini mereka akan berangkat ke Swiss dan Chicago.Arin, Dariel, Lili, Joni dan Sean akan pergi ke Chicago. Sedangkan Dewa, Citra, Fatma, dan Saskia akan berangkat ke Swiss. Sesuai dengan rencana jika rombongan Chicago akan datang ke Swiss setelahnya.Awalnya Sean akan berangkat bersama keluarga Frans dan Bram, tapi dia akhirnya membatalkannya, karena akan sangat kikuk jika pergi bersama mereka.15 menit berlalu, tapi belum terlihat tanda-tanda kedatangan Saskia.Mereka masih menunggu Saskia di ruang tunggu keberangkatan pes
"Cukup meresahkan mendengar aduan dari tetangga-tetangga disini. Apalagi kalian bukan mahrom," ucap pak RT.Sekarang Arin, Lili, Dariel dan Joni berada di rumah pak RT. Ini merupakan ide Arin untuk mendatangi rumah pak RT, yakni meminta ijin agar Joni dan Dariel bisa menginap di rumah mereka. Awalnya Arin sudah mencoba untuk tidak memikirkan gunjingan-gunjingan para tetangga pagi ini, tapi tetap saja dia merasa salah bagaimanapun Dariel dan Joni bukanlah warga disana."Iya pak, saya mau minta maaf. Saya ingin melakukan ijin tapi karena kami baru sampai jam 2 malam, lalu tadi pagi kami langsung ziarah, jadi baru bisa sekarang untuk melakukan ijin kesini," ringis Arin menyadari kesalahannya."Jika sebelumnya kalian tidak sampai menginap jadi tidak terlalu membuat khawatir warga disini, tapi jika sekarang kalian menginap jadi ya banyak gunjingan sana-sini. Saya pribadi tidak mempermasalahkan jika kalian menginap disini, dengan datangnya kalian meminta ijin pada saya setidaknya saya jadi t