MasukSetelah semua kejadian yang ada di cafe itu Altares mengajak Velove untuk pulang. Tapi Velove langsung memanyunkan bibirnya karena ternyata Altares mengajaknya mampir ke perusahaan milik Altares. "Kan tadi bilangnya pulang, tapi malah ajak kesini. Nanti aku bosan gimana?" Altares tak mengindahkan semua omelan Velove. Dia mengajak Velove turun dan masuk ke dalam perusahaannya. Kedatangan Altares yang menggandeng seorang perempuan membuat heboh semua orang. Apalagi Altares menggenggam tangan Velove dengan erat. Sudah lama sekali Altares tak bersama dengan wanita. Tapi kali ini Altares datang bersama wanita yang berpenampilan seperti remaja. "Apa dia kekasih baru pak Altares? Tapi terlihat masih remaja?" " Kenapa memang kalau remaja? Mereka terlihat serasi, dan yang wanita juga penampilannya elegan bukan yang murahan yang kekurangan bahan! " Semua orang mengangguk setuju dengan apa yang salah satu temannya katakan. Wanita yang bersama Altares juga terkesan anggun meski
Perkataan Velove membuat Reza ketakutan, wajahnya sudah pucat pasi. Apalagi ngilu di bagian tubuh intinya masih belum reda. Dan terasa semakin ngilu. "Kau siapa? Kenapa kah ikut ikutan urusan ku dan Cia? Aku akan melaporkan mu pada polisi!" ancam Reza. "Lakukan saja, dan aku akan melaporkan mu balik tentang pemerasan pada Leticia juga penganiayaan. Bukannya tadi selingkuhan mu itu ingin melukai Leticia?" Reza langsung kicep, dia tak bisa mengelak lagi kali ini. Sedangkan Sarah, dia geram karena Reza tak bisa membalas perbuatan Leticia dan malah kalah bicara dengan teman Leticia. Sarah menghentakkan kakinya, dan ingin pergi dari sana. Wajahnya sudah sangat malu dan kesal saat ini karena perbuatan Reza. Tapi suara Leticia menghentikannya. "Eits, tunggu. Kamu nggak bisa pergi dulu!" Sarah berbalik ke arah Leticia dengan wajah yang semakin masam. Dia di permalukan di depan semua orang. "Apalagi?" keluh Sarah. Leticia menunjuk tas yang di bawa Sarah, dan juga semua aks
Leticia menatap datar pada Reza. Tangannya juga masih menunggu semua yang dia minta pada Reza tadi. Reza sendiri sudah berdiri dengan gusar karena jelas dia akan kehilangan semuanya saat ini juga. Sarah melototkan matanya saat melihat Reza memberikan semuanya pada Leticia. "Kakk, kak Reza apa apaan sih? Itu semua kan milik kak Reza. Kenapa malah dikasihkan sama perempuan tak tahu diri ini!!" pekik Sarah keras. Reza tak bisa berkutik, karena semua yang dia pamerkan pada semua orang adalah Leticia. Sarah semakin naik pitam karena ulah Leticia. Dia ingin membalas Leticia. Tapi kalimat berikutnya yang di lontarkan Leticia membuat Sarah kicep. "Lepas juga baju yang kamu pakai, itu semua kamu beli pakai uangku!" Velove melongo, karena dia baru tahu jika ada laki laki yang benar benar tak punya modal sama sekali. Reza mengepalkan kedua tangannya marah, dia merasa jika Leticia benar benar mempermalukan nya saat ini. "Leticia, jangan keterlaluan kamu. Apa kamu gila nyuru
Akhirnya Leticia paham jika Velove hanya ingin menjaga ranah pribadinya. Dan dengan alasan yang masuk akal dia jadi paham kenapa pernikahannya di sembunyikan. "Tapi tadi makasih udah bantuin aku di kelas." ucap Velove tulus. Leticia mengangguk, tapi kemudian dia seperti mengingat sesuatu tentang Sasi. "Velove, tapi kayaknya kamu harus hati hati sama Bu Sasi deh." Velove menaikkan sebelah alisnya bingung. "Kenapa?" "Dia udah lama ngejar ngejar suami kamu." Uhukkk.... Velove tersedak minumannya saat mendengar jawaban Leticia. Leticia segera menepuk pelan punggung Velove untuk meredakan tersedak Velove. Tak lama dari itu bibir Velove mengerucut lucu di depan Leticia. "Banyak banget yang deketin Altares, capek kalau harus berantem terus sama cewek cewek itu!" keluh Velove. Leticia melongo karena bingung, perasaan baru satu perempuan yang menggoda Altares terang terangan. Berbeda dengan mahasiswi yang hanya sekedar kagum. Lebih tepatnya belum pernah Letic
Velove meringis merasakan keningnya yang ngilu karena menabrak dada bidang seseorang tapi kemudian dia mendongak saat mendengar suara yang sangat dia kenali. Altares yang baru saja di tabrak mengerutkan keningnya saat melihat wajah masam istrinya. "Kenapa?" tanya Altares. Sesaat setelah Velove menabraknya, Altares menarik tangan Velove untuk menjauh dari sana agar tak ada orang yang melihat mereka bersama. Saat ini mereka ada di sebuah lorong tak jauh dari kelas Velove. Velove masih menampilkan wajah masamnya. Dan Altares yang melihat kening Velove sedikit memerah mengusapnya pelan. Blush..... Wajah Velove memerah karena ulah Altares apalagi terlalu dekat dengannya. Meskipun mereka beberapa kali berciuman tapi tetap saja rasanya masih belum terbiasa. Velove sedikit mundur ke belakang yang membuat Altares menyeringai. Brak.... Altares mengungkung tubuh Velove di dinding dan menghimpitnya. "Kenapa wajahnya memerah?" goda Altares. Velove ingin mendorong Alta
Altares yang mendengar teriakan Velove melongo. Dia masih memegang kakinya yang sakit karena di injak dengan keras oleh Velove. "Astaga...." gumam Altares. "Sakit, gila... dia cewek apa cowok sih!" Altares lupa kalau Velove juga ikut bela diri bahkan sudah sabun hitam hanya saja jarang orang yang tahu. Altares sudah melihat mobil Velove menjauh dari rumahnya. Lalu dia menghembuskan napasnya panjang. Tapi dia juga lega karena Velove sudah bersikap biasa saja. Meksipun mereka harus pisah kamar. Velove memilih kamar yang ada di bawah dengan alasan dia tak ingin naik turun tangga yang akan membuatnya lelah. # Velove saat ini sudah sampai di kampus, dan dia masuk dengan tergesa gesa karena kelasnya sudah akan di mulai. Beruntung dia masuk tepat waktu karena kali ini dosennya adalah Bu Sasi yang terkenal galak tapi juga genit dengan beberapa dosen lainnya. "Velove, kenapa sejak tadi kamu melamun?" tegur Bu Sasi keras. Velove menaikkan sebelah alisnya mendengar itu. Pasaln







