Share

Kehidupan baru

Aleana Winona. Wanita berumur 25 tahun yang memiliki paras cantik. Rambutnya berwarna coklat alami tanpa harus dicat terlebih dahulu. Matanya cantik dengan bola mata berwarna coklat membuat siapa pun yang menatapnya iri dibuatnya. Kulitnya putih pucat dan bersih. Tubuhnya tinggi semampai dan proporsional bak model professional. Siapapun yang menatap Aleana tidak akan bosan.

Namun kecantikan Aleana ternyata tidak membuat hidupnya lantas memiliki cerita yang cantik seperti parasnya. Wanita berumur 25 tahun ini mengalami banyak peristiwa yang dialaminya hingga kini Aleana tinggal di sebuah panti asuhan.

Aleana melangkah memasuki lobi sebuah perkantoran sambil mendekap ijazah sarjananya dan cv miliknya. Aleana kesana kemari melamar pekerjaan dan berharap salah satu dari tempat yang ia kunjungi menerimanya sebagai salah satu karyawan mereka.

Aleana menunggu di depan ruang HRD, hari ini Alea memiliki jadwal interview di Diratama Corporation. Sejujurnya Aleana sangat berharap dapat diterima kerja di perusahaan ini. Siapa yang tidak mengenal Diratama Corporation, perusahaan dengan berbagai bidang usaha didalamnya mulai dari konstruksi, arsitektur, perdagangan retail dan bisnis-bisnis lainnya.

Aleana menunggu dengan perasaan berdebar. Aleana bertekad akan melakukan interview ini dengan sebaik-baiknya dan akan membawa kabar baik ketika ia pulang nanti.

“Aleana Winona.”

Aleana yang sedang memejamkan mata sambil menunduk terkesiap ketika namanya dipanggil. Aleana pun berdiri, merapihkan dirinya dan masuk kedalam ruang interview. Aleana melakukan serangkaian interview dengan Manager HRD bernama Griselda dan di akhir interview, Aleana melihat Griselda tersenyum puas. 

Tanpa terasa interview yang Aleana jalani berlangsung hampir satu setengah jam. Aleana diberikan waktu beristirahat dan selanjutnya Aleana akan melakukan psikotes. Aleana melakukan psikotes selama dua jam lamanya. Setelah mengikuti psikotes, Aleana pun menunggu hasilnya dan setelah hasil keluar Aleana dinyatakan diterima.

Aleana kembali duduk dihadapan Griselda namun kali ini Aleana duduk untuk menunggu di mana nantinya ia akan ditempatkan. Aleana menunggu sementara Griselda sibuk berbicara melalui telepon yang ada dimejanya.

“Aleana, kamu akan ditempatkan menjadi sekretaris Wakil CEO. Liliana, sekretaris sebelumnya akan segera mengundurkan diri karena akan segera melahirkan. Jadi kamu akan menggantikan Liliana. Nanti Gio yang akan mengantarkan kamu ke ruangan. Kamu belajar dengan Liliana selama dua bulan ini.”

Aleana memperhatikan instruksi dari Griselda dengan baik dan mengingat-ingat dimana ia akan ditempatkan. Aleana menunggu Gio, orang yang Griselda sebut tadi untuk mengantarkan dirinya menuju ruang kerjanya. Aleana pun segera bangkit dari duduknya ketika seorang pria yang nampak seumuran dengannya mengajaknya pergi menuju ruang kerjanya nanti.

Aleana pun berkenalan dengan Gio. Gio adalah teman pertamanya di tempatnya bekerja dan ternyata benar tebakannya kalau Gio seumuran dengannya. Gio mengajak Alea menuju lantai dua puluh dan memasuki sebuah ruangan yang terlihat sangat minimalis. 

Aleana mengitarkan pandangannya menatap sekeliling ruangan. Di sebelah kanan dan sebelah kiri Aleana terdapat dua buah pintu besar berwarna coklat. Di hadapan Aleana sendiri ada ruang kerja dengan dinding kaca dan jelas didalamnya ada dua meja kerja dan di dalamnya ada satu orang pria disebelah kanan dan satu orang wanita disebelah kiri. Keduanya sama-sama sibuk dengan komputer mereka masing-masing.

“Lantai dua puluh ini hanya terdapat dua ruangan yaitu ruangan Pak Raka CEO Diratama Corporation disebelah kanan lalu disebelah kiri ada ruangan Pak Saka Wakil CEO Diratama Corporation. Lalu ruang sekertaris ada ditengah-tengah disini tempat kerja sekertaris Pak Raka dan Pak Saka. Kamu akan menggantikan Liliana sebagai sekretaris Pak Saka sementara Kevin adalah sekretaris Pak Raka. Ada yang ingin kamu tanyakan Alea?”

Aleana mematung mendengar nama Saka. Aleana teringat akan seseorang yang bernama Saka juga dan berhasil membuat masa SMA nya menjadi kelam namun Aleana berusaha mengusir pemikirannya dan kembali focus pada Gio. Aleana menggelengkan kepala sambil menjawab tidak. Gio dan Aleana pun masuk kedalam ruangan kaca dihadapan mereka dan Gio pun memperkenalkan Aleana pada Liliana dan Kevin.

“Selamat datang Alea,” sapa Kevin tepat setelah mereka selesai berkenalan.

Aleana pun berkenalan dengan rekan kerjanya.

“Kita punya waktu dua bulan dan aku akan membantu kamu belajar. Kita akan belajar mengenai pekerjaan Pak Saka dan seluruh kegiatannya,” ucap Liliana sambil tersenyum.

Alea mengangguk kemudian berkata, “Mohon bimbingannya ya, Bu.”

“Jangan panggil Bu dong, Lea. Panggil aku 'Lili' atau 'Mbak' aja nggak masalah. Kita hanya berbeda beberapa tahun,” ucap Liliana dengan nada santai.

“Baik Mbak.”

Sounds good. Let’s start then. Atasan kamu nanti adalah Pak Sakalingga Diratama. Pak Saka menjabat sebagai Deputy CEO atau Wakil CEO. Pak Saka tipe atasan yang detail dan suka orang yang cekatan. Aku berharap kamu bisa menyesuaikan diri dengan cara kerja Pak Saka.”

Aleana hanya mengangguk sesekali mendengar penuturan Lili. Aleana berkenalan dengan rekan kerjanya, berbincang sebentar mengenai pekerjaannya nanti dan pulang. Aleana pulang dengan membawa kabar bahagia bahwa dirinya sudah memiliki pekerjaan.

***

Hari kedua, Aleana pun mulai mempelajari pekerjaan sehari-hari yang nantinya akan dikerjakan oleh Alea. Perlahan tapi pasti Aleana mulai mencatat dan mempelajari setiap pekerjaaan yang biasa dilakukan oleh Lili selama lima tahun terakhir. Aleana mencatat dibuku dan kepalanya apa yang atasannya sukai dan apa yang atasannya tidak sukai menurut penuturan Lili.

Aleana mengingat-ingat kalau atasannya nanti tidak suka dengan ketidaktelitian. Atasannya itu sangat suka sarapan pagi sandwich dan coffee macchiato yang dibeli di gerai kopi yang terdapat di sebelah gedung Diratama. Aleana berusaha mengingat dan mencatat hal penting yang berkaitan dengan pekerjaannya nanti.

Aleana mempelajari catatannya dan mulai mengerjakan tugas yang diberikan oleh Lili sebagai latihan. Aleana begitu fokus mengerjakan tugas hingga tidak menyadari bahwa kini waktu sudah berlalu dan sudah waktunya makan siang.

“Alea, kamu mau pergi ke kantin kantor?” tanya Kevin sambil mengaktifkan mode sleep pada komputernya.

“Enggak Kak, Terima kasih. Saya bawa bekal,” jawab Aleana sambil tersenyum.

“Lain kali nggak usah bawa bekal. Kantor kita ini memberikan makan siang untuk semua karyawan disini semenjak perusahaan merambah dibidang kuliner. Ya, bisa dibilang kita ini juri untuk makanan yang akan dijual perusahaan. Tapi percayalah makanan dikantin selalu enak,” ucap Kevin sambil mengedipkan sebelah matanya pada Aleana.

“Baiklah. Besok saya tidak akan bawa bekal lagi dan mencoba makanan dikantin,” jawab Aleana sambil tersenyum pada Kevin.

Kevin mengangguk sambil berkata, “Aku turun ke kantin dulu. Selamat menikmati bekalmu, Alea.”

“Selamat beristirahat, Kak.”

Aleana pun membuka kotak bekal makanannya. Aleana tersenyum menatap satu tangkup roti yang disiapkan oleh Ibu Yeni. Aleana pun memakan roti itu dengan lahap dan rasa syukur.

Aleana kembali fokus bekerja setelah jam istirahatnya selesai. Aleana dan Lili kembali fokus dengan pekerjaan mereka masing-masing hingga kaget mendengar telepon yang berdering dihadapan mereka.

Lili segera memencet tombol speaker dan terdengar suara bariton dari sana. 

“Keruangan saya sekarang!”

Lili mengerutkan alisnya. Pasalnya Lili tidak menyadari bahwa atasannya itu sudah masuk kedalam ruangannya. “Kamu liat Pak Saka datang, Le?” tanya Lili sambil menatap Alea.

Aleana menggelengkan kepalanya lalu menjawab, "Enggak, Mbak."

Lili dan Alea pun masuk kedalam ruangan dengan segera. Aleana menatap atasannya yang kini sibuk menandatangani beberapa berkas dihadapannya. Aleana tidak dapat melihat wajah atasannya karena atasannya itu sedang menunduk menatap dokumen yang berada dihadapannya dengan serius. Aleana pun menundukkan wajahnya karena gugup.

“Lili, segera reschedule meeting saya sore ini menjadi besok pagi. Kosongkan jadwal saya hari ini karena saya harus berbicara dengan pengganti kamu ini," ucap Saka dengan nada tegas. " Kamu boleh keluar, Li. Sementara kamu tetap disini.”

Tepat saat Aleana menatap atasannya itu tubuh Alea membeku menatap pria yang menjadi atasannya kini.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status