Share

Bab 5

"Selamat pagi, Nindya. Mau berangkat kuliah, ya?" sapa Andy, pria itu secara kebetulan baru saja membuka pintu gerbang rumahnya, bertepatan dengan keluarnya Nindya.

"Ehh ... Calon suami Ninya, mau ke sekolah, Om? Atau mau ngojekin tante? Atau mau dua-duanya? Upss, maaf, keceplosan." Nindya menutup mulutnya sesaat, menggunakan tangan kanannya.

"Kamu ini, kebiasaan, deh ... Mau bareng ga? Sini, Om anter ke kampus sekalian," tawar Andy.

"Makasih, Om. Tapi enggak deh. Aku lagi mau nunggu teman, mau di jemput," jawab Nindya.

Yah, Semalam Nindya sengaja menghubungi teman 1 kampusnya, Dion, cowok yang sudah di kenalnya semasa SMA. Nindya ingin memulai permainannya antara dia, Andy dan Raya.

"Teman? Teman siapa? Cowok ya?" selidik Andy.

"Eh, kok Om Andy kayak curiga ya? Apa iya, dia ada perasaan padaku?" gumam Nindya dalam hati seraya mengulum senyumnya, ada segurat kebahagiaan saat cowok di hadapannya bersifat seakan-akan cemburu pada dirinya.

"Iya dong, Om, cowok. Raya tiap hari di antar jemput sama Om, aku juga maulah ya, di antar jemput sama cowok," jawab Nindya, ia terkekeh geli.

"Hati-hati, Nindya. Kamu belum cukup dewa—"

"Nin, maaf yah, kamu sudah nunggu lama ya?" Seorang pria dengan motor ninjanya, memotong ucapan Andy. Ia datang menjemput Nindya. Pria dengan kulit putih, senyum yang menawan berhenti tepat di hadapan Nindya.

"Tidak apa-apa, Dio. Aku lo, sudah merepotkan kamu, maaf ya," jawan Nindya.

"Ya udah, yuk kita berangkat," ajak Dio seraya melemparkan senyumnya, membuat 2 lesung pipit di pipi kiri dan kanannya jelas terbentuk.

"Oke." Nindya naik di jok belakang.

"Maaf ya, Om. Nindya pergi dulu, bye ...." Nindya melambaikan tangannya seiring laju motor yang mulai meninggalkan Andy.

"Nindya!" pekik Andy. Hatinya gerah melihat tingkah polah Nindya yang terlalu dekat dengan laki-laki.

"Bye ...." teriak Nindya lagi seraya menoleh ke belakang dan melambaikan lagi tangannya.

Sampai di kampus, Nindya dan Dio tak langsung menuju kelas. Mereka memilih duduk-duduk di kantin terlebih dahulu. Ada Wina dan Bella yang sudah lebih dulu di sana.

Nindya terkekeh geli mengingat kejadian tadi, ia senyum-senyum sendiri merasa jika Andy sudah mulai menaruh hati padanya.

"Kamu kayak orang gila, Nin? Kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Bella.

"Dia habis ngadalin calon suaminya," jawab Dio.

"Ehh, ngomong-ngomong, kalian kok barengan? Janjian ya?" Wina bicara seraya melirik keduanya.

"Aku yang jemput dia. Si Nindya lagi mau buat drama kehidupannya sendiri, ribet ah, sama cewek." Dio nampak sedikit kesal.

"Drama apaan?" Wina menautkan kedua alisnya, ia bingung dengan apa yang disampaikan oleh Dio.

"Drama antara aku dan Om Andyku sayang," jawab Nindya.

Dikejauhan nampak Raya tengah menatap Nindya gerah, ia kepanasan, lagi-lagi mendengar Nindya menyebut nama kekasihnya, Andy. Kebenciannya terhadap Nindya semakin menjadi-jadi, ditambah lagi sang mama yang ngotot ingin menikah dengan papanya Nindya.

"Eh, kamu bisa ga, berhenti ngusik calon suami orang? Murahan sekali jadi cewek. Harus ngejar-ngejar laki orang, ga tahu malu!" pekik Raya di hadapan Nindya.

"Yang ngejar cowo kamu siapa, Raya? Aku lagi diem aja nih, lagi duduk. Ngobrol sama teman-temanku. Malah kamu yang tiba-tiba datang langsung ngegas kayak kompor gas," jawab Nindya santai.

"Selalu aja, bisa jawab! Pokoknya aku tegaskan, jangan dekat-dekat Andy lagi!" Raya menuding Nindya, ia menunjuk-nunjuk tepat ke wajah gadis manis berkacamata itu.

"Gimana kita ga deket, Raya. Kan aku tetanggaan sama Om Andy, jelas dong, dekat." Masih berlagak santai, Nindya mencoba membuat panas lagi hati Raya.

"Cewek gatel banget!" teriaknya.

"Terus mama kamu, gimana? Ga gatel? Ngejar-ngejar papaku?" Nindya mencibir.

Plaakkkkk!!!!!! sebuah tamparan mendarat di pipi kiri Nindya, Raya merasa gadis itu sudah kurang ajar, berani menganggap rendah mamanya.

"Ya ampun, galak banget sih," ucap Nindya, ia mengelus-elus pipi kirinya.

"Jangan pernah samakan mamaku dengan dirimu ya!!" Jangan!!" Raya bergegas meninggalkan Nindya, tangannya sibuk memegang ponsel seperti hendak menghubungi seseorang. Baru aja dia membalikkan badanya tiba-tiba.

Bruuukkkkk!!! Kaki Ninya sengaja menghadang langkah Raya, membuat gadis itu jatuh tersungkur.

"Hahaha ... hahaha ... hahaha .... Kasian sekali, jatuh ya? Makanya, punya mata itu dipakai," pekik Nindya.

"Dasar, gadis ga punya akhlak!!" Raya bergegas bangun lalu pergi meninggalkan Nindya yang masih menertawakannya.

Kuliah Nindya belum mulai efektif. Awal-awal kuliah ia masih terbilang santai. Setelah mengikuti beberapa kuliah, Nindya memilih untuk bersantai dengan Dio, Wina dan Bella, ditambah lagi temat Dio, Bayu. Mereka berlima memilih cafe lanila sebagai tempat nongkrong asik.

"Dio, kamu kan bisa nyanyi, coba gih," ucap Wina.

"Nindya juga bisa, kalian nyanyi berdua aja," lanjut Bella.

"Cocok, brow, naik!" Bayu memberi kode agar keduanya naik ke atas panggung dan bernyanyi.

Dio dan Nindya saling melirik kemudian keduanya mengangguk. Mereka naik ke atas panggung hiburan di cafe, berdiskusi sesaat menentukan lagu kemudian meminta kru musik memainkan nada lagu yang akan dinyanyikan keduanya.

***

Lantunan merdu di atas panggung, di tambah keromantisan yang tercipta antara Dio dan Nindya, membuat seseorang di sudut cafe terdiam melihatnya.

Gemuruh tepuk tangan menyoraki keduanya, membuat Dio dan Nindya dengan sengaja memasang adegan so sweet, agar para remaja di sana semakin greget kepada mereka.

"Nyanyi lagi dong," teriak seorang pengunjung.

"Iya, lagi!" teriak yang lainnya.

Dio dan Nindya berpegangan tangan, kemudian membungkuk. "Terima kasih!" ucap keduanya bersamaan. Lalu menuruni panggung.

"Permisi, tadi kalian yang bernyanyi, bukan?" tanya pemilik cafe, ia menghampiri meja tempat berkumpul Nindya dan teman-temannya.

"Iya benar," jawab Nindya.

Bernegosiasi sekian lama, pemilik cafe meminta Nindya dan Dio untuk sering meluangkan waktu bernyanyi di cafenya. Tentu saja, mereka akan di berikan bayaran sesuai.

"Nindya!!"

Bersambung...

Komen (1)
goodnovel comment avatar
dian marlina
nindya lucu dan menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status