Share

Bab 7

Suara sendok dan garfu menghiasai sarapan pagi Rendy dan Nindya. Tak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun. Benak Nindya sedang dipenuhi oleh beberapa hal yang membuatnya bimbang.

Mimpi bertemu mama Almira semalam membuatnya yakin untuk mengijinkan sang papa menikah lagi. Sebenci apa pun dia dengan calon kakak tirinya itu, baginya bukanlah suatu perkara. Yang terpenting saat ini adalah kebahagiaan papanya.

"Pa, Nindya merestui Papa." Akhirnya, Nindya membuka suara setelah ia menyelesaikan suapan terakhirnya.

Rendy terdiam, ditatapnya kedua bola mata gadis manis di hadapannya penuh kasih sayang. Memastikan apakah ada kebohongan di sana. Nyatanya, tidak. Ucapan Nindya begitu tulus.

"Kamu yakin, Sayang?"

"Nindya yakin, Pa. Kalau mama merestui, maka aku pun akan merestui Papa." Nindya melemparkan senyum tulusnya kepada Rendy.

"Mama? Maksud kamu, apa?"

Nindya terdiam, sejurus kemudian ia kembali tersenyum. Ia menghela napasnya sesaat, lalu berucap, "Semalam, Nindya bertemu mama di mimpi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status