Share

37. Pria Buncit

Seberkas sinar muncul di telapak tangan Lukito lalu bayangan telapak tangan melesat menembus kepekatan udara dan menghantam tubuh Jagat yang baru saja menyentuh tanah. Namun, tiba-tuba seberkas cahaya putih membungkus tubuh lemah pemuda itu dan membawanya pergi menjauh.

Lukita melotot dan mengumpat melihat hal itu. Maka dengan kecepatan kilat tubuhnya melesat menuju bayangan putih untuk mencoba menghentikan larinya. Beberapa pukulan tapak dewa dia luncurkan guna menghentikan bayangan tersebut, tetapi dengan mudahnya pemilik bayangan melawan hingga semua serangan Lukito menembus ruang kosong.

"Sial, hai jangan kabur!" teriak Lukito lantang.

Akan tetapi, cakra yang menguar dari sosok tersebut membuat nyali Lukito sedikit menciut. Tawa lirih bak ringkikan kuda menyapa gendang telinga Lukito. Lamat terdengar suara yang bermuatan tenaga dalam tingkat tinggi.

"Tak perlu kau umpat, Bocah Gendeng. Jika yang kau inginkan adalah kujang itu, maka cabut saja dia yang menancap di batu. Aku ing
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status