Home / Lainnya / Jagoan Kampung Merantau Ke Kota / Bab 137: Apartemen Nomor A15

Share

Bab 137: Apartemen Nomor A15

Author: Ayusqie
last update Last Updated: 2025-09-30 00:03:31

**

Gending melambaikan tangan pada sebuah taksi berwarna biru pesanannya tadi, yang tak lama kemudian berhenti tepat di depan rumah Acropolis. Ia membuka pintu belakang dan bergegas masuk.

“Selamat malam, Pak. Mau saya antar ke mana?” Bertanya sang sopir dengan sopan.

“Ke jalan Daan Mogot ya Pak.” Jawab Gending, menghempaskan punggungnya di jok belakang.

“Siap.”

Taksi pun kembali melaju, keluar dari komplek Acropolis Residence, dan seterusnya meninggalkan kawasan Pantai Indah Kapuk.

Di jok belakang Gending duduk dengan gelisah.

Ia tampak tidak tenang, dan semua kekisruhan hatinya itu tampak memancar dari bola matanya, yang sesekali memantulkan lampu mobil yang datang dari arah berlawanan.  

Kegelapan malam menyelimuti kota dari seluruh penjuru mata anginnya. Meski begitu metropolisnya Jakarta berusaha menentang kegelapan, lewat lampu-lampu kota dan lampu jalan yang dilihat dari sudut pan

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Jagoan Kampung Merantau Ke Kota   Bab 139: Pembicaraan Laki-laki

    **“Silahkan..,” kata Gending tenang.Kelvin sontak terperanjat. Ia menaikkan dagunya sedikit, sementara matanya menyipit, menatap Gending dengan pandangan yang begitu nanar. Sementara dadanya sendiri berdebar begitu keras.Nyalinya sebagai laki-laki kaukasoid telah ditelanjangi malam ini, oleh lelaki rendahan berpangkat ajudan bernama Gending.“Apakah aku ambil saja pistol itu?” Tanya Kelvin dalam hatinya yang gelisah.“Dan aku tembak si ajudan banyak bacot ini??”“Tapi, bagaimana aku membereskan mayatnya setelah itu??”“Aku bungkus dan aku buang ke teluk Jakarta sana??”“Atau aku membayar orang untuk menghanyutkannya di kali Ciliwung??”Gending memundurkan tubuhnya ke belakang, menyandarkan punggungnya pada sofa, lalu dengan santai mengangkat sebelah kaki dan menumpangkannya pada kaki yang lain. &ld

  • Jagoan Kampung Merantau Ke Kota   Bab 138: Manusia Macam Apa

    **Tok, tok!Setelah mengetuk pintu Gending memindahkan posisi pistolnya, dari belakang pinggang ke bagian depan, lalu menutupinya lagi dengan ujung kemeja yang ia kenakan.Beberapa saat Gending menunggu, ternyata tidak ada respon.Tok, tok, tok!Gending mengetuk pintu apartemen Kelvin lagi. Setelah itu ia bergeser sedikit ke kiri, supaya nanti jika Kelvin mengintip lewat lubang intai yang ada di pintu, sosok dirinya tidak kelihatan dari dalam.Beberapa detik menunggu, Gending mulai gelisah. Ia mengangkat tangan kiri dan melihat jam tangan digitalnya.Sudah jam sebelas malam. Mudah-mudahan Kelvin belum tidur, batin sang ajudan ini.Tok, tok, tokk..!!Gending mengulang ketukannya di pintu. Kali ini lebih keras. Selang tak berapa lama kemudian, dari balik pintu ini Gending mendengar suara langkah yang mendekat.Iya, tak salah lagi, suara langkah kaki yang mengenakan sandal rumah. Pintu apartemen pun terbuka, disusul

  • Jagoan Kampung Merantau Ke Kota   Bab 137: Apartemen Nomor A15

    **Gending melambaikan tangan pada sebuah taksi berwarna biru pesanannya tadi, yang tak lama kemudian berhenti tepat di depan rumah Acropolis. Ia membuka pintu belakang dan bergegas masuk.“Selamat malam, Pak. Mau saya antar ke mana?” Bertanya sang sopir dengan sopan.“Ke jalan Daan Mogot ya Pak.” Jawab Gending, menghempaskan punggungnya di jok belakang.“Siap.”Taksi pun kembali melaju, keluar dari komplek Acropolis Residence, dan seterusnya meninggalkan kawasan Pantai Indah Kapuk.Di jok belakang Gending duduk dengan gelisah.Ia tampak tidak tenang, dan semua kekisruhan hatinya itu tampak memancar dari bola matanya, yang sesekali memantulkan lampu mobil yang datang dari arah berlawanan. Kegelapan malam menyelimuti kota dari seluruh penjuru mata anginnya. Meski begitu metropolisnya Jakarta berusaha menentang kegelapan, lewat lampu-lampu kota dan lampu jalan yang dilihat dari sudut pan

  • Jagoan Kampung Merantau Ke Kota   Bab 136: Dua Koma Lima

    **Gending menyelipkan sepucuk pistol itu di belakang pinggangnya. Ia kemudian mengambil sebuah kemeja berlengan panjang dan memakainya.Beberapa detik sang ajudan ini mematut diri di depan cermin, untuk memastikan bahwa pistol yang ia sembunyikan di belakang pinggang tidak menonjol dan mencolok mata..“Dulu, di Gayatri, aku cukup diam dan semua orang akan segan kepadaku,” batinnya berkata-kata.“Aku telah dikenal sebagai jagoan kampung sejak mengalahkan seorang preman terkenal di kecamatan Karang Kencana,”“Sekarang, aku sudah berada di kota.., oh, aku tidak ingin menjadi jagoan kota.”“Aku hanya ingin menjadi jagoan untuk diriku sendiri.”Gending kemudian putar badan. Ia keluar dari kamarnya dan berjalan sedikit terburu-buru.Bayangan Abah Anom yang seketika muncul dalam benaknya langsung ia tepis dengan kata-kata,“Abah Anom.., maafkan anakmu ini.., maafkan aku jik

  • Jagoan Kampung Merantau Ke Kota   Bab 135: Kita Selesaikan

    **Malam hari telah menjelang di rumah Acropolis. Di dalam kamar pada lantai atas, Widya tampak begitu serius dengan pembicaraannya di telepon bersama Kelvin.Widya mengutarakan maksud ibunya pada sang pacar, sebagaimana yang ia terima tadi sore sewaktu berbincang di ruang tengah.“Of course, I love you, Widya.” Seru Kelvin dari seberang sana.“Then, prove it—maka buktikan.” Sahut Widya cepat.“Oh, dear.., tidak semudah itu, sayang. Aku harus mengkondisikan keluargaku di Kanada sana. Aku harus mengatur jadwal supaya ayah dan ibuku bisa datang ke Indonesia ini.”“Selain itu, aku harus, aku harus.., kamu tahu aku kan Sayang, aku sedang sibuk dengan pekerjaanku belakangan ini.”“Baik, Kelvin, aku mengerti. Kalau begitu, kamu bisa mendatangi keluargaku, dan menyatakan lamaran kamu itu secara resmi di depan Ibu, di depan Paman dan Kakekku.”“Oh, God.., seb

  • Jagoan Kampung Merantau Ke Kota   Bab 134: Kalau Dia Serius

    **“Dengan anjing kamu? Ups, sorry, maksud aku, diantar oleh ajudan kamu?”Tak urung Widya tersentak juga mendengar pertanyaan itu.“What do you mean, Kelvin?” Tanya Widya, membatalkan niatnya menuruni mobil. Paras sang CEO muda ini langsung berubah.“I am so sorry my dear.” Ujar Kelvin cepat.“Maafkan aku, Sayang. Aku salah bicara tadi. Entah mengapa aku teringat pada Venus, anjing papa kamu di halaman belakang itu.”“Waktu aku bertanya kamu pulang diantar siapa, rupanya didalam pikiranku masih ada bayangan Venus.”Tidak lama Widya berbincang dengan Kelvin itu, ia kemudian turun dari mobil dan segera saja memasuki rumah.Ia ingin segera naik ke kamarnya di lantai atas. Tetapi rupanya niat itu tertahan oleh panggilan ibunya yang menunggu di ruang tengah. “Wiwid..,”Widya sontak hentikan langkah dan menoleh. Uh, padahal Widya tadi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status