Share

Bab 5

Author: Ry-santi
last update Last Updated: 2025-07-07 15:17:40

Rintihan penuh hasrat dua insan memenuhi mobil bercat hitam di parkir area dekat kelab kala bibir mereka saling mencecap. Beruntung posisi kendaraan milik Johan tidak terkena sorotan CCTV sehingga tak perlu takut kalau ada orang yang memergoki kemesumannya. Atmosfer terasa sangat panas sampai-sampai dua manusia yang dikuasai oleh gairah itu berpeluh butiran keringat. Tangan Johan bergerilya menelusuk masuk ke dalam gaun pendek Sherly untuk mencari-cari pusat tubuhnya. Begitu juga dengan Sherly, tangannya sudah sangat lihai menggoda milik Johan.

"Kenapa enggak sewa kamar aja sih?" bisik Johan di depan bibir bengkak Sherly. "Lo tahu betapa gue pengen bermain sama lo." Jempol kanannya mengusap bibir itu lembut.

Sherly masih terengah-engah setelah cumbuan panas yang sungguh gila. Johan pintar juga, pikir gadis itu menilai kepiawaian Johan memanjakannya sampai pusat tubuhnya membutuhkan pelampiasan. Sekuat tenaga, dia mengumpulkan sisa-sisa kewarasan yang sempat menghilang entah ke mana, mendorong tubuh besar Johan dari atasnya. Sherly membenarkan posisi duduk sambil merapikan kembali gaun dan bra serta tatanan rambut yang benar-benar berantakan.

"Gue enggak bisa. Sampai di sini aja ya," tegas gadis itu meruntuhkan harapan Johan untuk mencapai puncak bersama Sherly. "Lo bisa main sendiri kan?"

Wajah Johan langsung panik, mana mungkin dia bisa main sendiri kalau ada lawan main yang bisa diajak bergelut sampai pagi. "Tapi, Sher--"

"Gue harus pergi," sela Sherly,"Thanks buat malam ini. Sisanya lo urus sendiri."

Gadis itu keluar dari mobil meninggalkan Johan beserta adik kecilnya yang masih menanti untuk dipuaskan. Tanpa menoleh sedikit pun, Sherly bergegas menuju mobilnya untuk pulang. Sudah cukup kencan buta hari ini dan seperti biasa, dia berhasil memancing dan mencampakkan lelaki begitu mudah. Lagi pula, tidak semua harus diberikan kepada para buaya dalam semalam bak pelacur murahan. Sherly suka permainan tarik-ulur kemudian mode lost contact untuk menyaring siapa yang perlu diajak kencan lagi siapa yang tidak. Di akhir penilaian, Johan masuk ke daftar lelaki yang tidak perlu diajak kopi darat karena terlalu agresif di awal pertemuan. Hal yang sangat tidak disukai Sherly, ketika mereka mengajaknya kencan yang berakhir di ranjang.

Sementara itu, Johan menggeram kesal seperti baru saja dicampakkan begitu tanpa menatap belas kasihan pada pusat tubuhnya yang mengacung butuh kepastian. Padahal tak dipungkiri kalau tubuh Sherly menginginkan hal sama walau mulut sombongnya berkata tidak. Sial, Johan baru tersadar akan pesan Sandra jika Sherly tidak suka lelaki yang langsung mengajaknya one night stand. Lantas kenapa dia meminta Johan berada di tempat sepi untuk bercumbu seperti tadi?

"Sherly itu ganas-ganas jinak. Dia memang bakal melakukan apa yang lo minta, tapi di tengah jalan." Sandra memperagakan tangannya seolah sedang memotong daging. "Lo bakal ditinggal pas lagi enak-enaknya."

"Maksudnya?" Johan mengernyit tak mengerti.

"Lo bakal tahu kalau ketemu dia."

"Ah, jadi ini ... dasar bajingan!" geram Johan memukul jok mobil.

###

"Pendapat umum atas eksepsi atau nota keberatan nomor register perkara CRN29/JKT.PSD02/2022 tanggal 12 Juli 2022 di pengadilan negeri Jakarta Selatan atas terdakwa Suwaji alias Bejo," Eric memulai pembacaan tanggapan eksepsi setelah hakim Setyo membuka persidangan.

Gara-gara surat dakwaan yang dibuat Eric cacat formil termasuk pekerjaan terdakwa yang merupakan wirausaha mi ayam. Alhasil Eric sempat mendapat teguran dari atasannya karena dianggap sangat tidak teliti. Salah satu kewajiban yang perlu dilakukan oleh semua jaksa adalah mereka harus menuliskan surat dakwaan sedetail mungkin sampai hitungan detik kronologi pun wajib dicatat. Satu kesalahan kecil saja bisa membuat persidangan makin molor dan membuang-buang waktu. Mau tak mau, Eric memutar otak, meniti satu-persatu apa yang telah dikerjakan minggu lalu saat menangani kasus curanmor ini.

Sekilas Eric mencuri pandang ekspresi Sherly yang tampak serius dengan cara pandangnya seolah sedang mengejek sang jaksa. Tentu hal itu membuat hati Eric memanas dan bersumpah akan mengalahkan Sherly dalam persidangan maupun saat berdebat dalam kamar.

Sial, pikiran kotor Eric langsung menyergap lelaki perayu itu.

Tapi, jujur saja, siapa yang tidak akan terlena dengan pesona gadis yang suka memulas bibirnya dengan lipstik merah macam emak-emak penagih hutang? Jika Eric boleh menyelinap sedikit saja, dia ingin sekali berlama-lama berada di hati Sherly tuk mencari puing-puing kenangan mereka semasa kuliah. Sisa perasaan yang penuh hasrat dan gairah yang membuat dua sejoli itu pernah dimabuk kepayang oleh asmara.

Eric sudah menyelesaikan bacaan tanggapan eksepsi lalu mengisi rongga dadanya dengan pasokan oksigen yang ada di ruangan itu. Lagi-lagi matanya mengarah ke sang mantan yang menyatakan kalau dia tidak ada sanggahan lagi. Namun bibirnya tertarik ke atas seraya melirik ke arah Eric menimbulkan gelenyar aneh yang mengaduk-aduk perut.

Lagi-lagi sidang ditunda dengan agenda pembuktian dan saksi-saksi. Hakim Setyo dan dua hakim anggota sudah meninggalkan ruang sidang, begitu juga dengan tim jaksa penuntut umum yang mendahului Eric pergi. Sementara dia tergesa-gesa menyusul perempuan yang sudah membuat malam-malamnya tak tenang lagi. Batu besar yang mengganjal hati Eric atas perpisahan lima tahun lalu kini makin membesar dan menyiksa perlahan-lahan. Padahal sebagai jaksa, dia bisa saja melakukan penyelidikan atas sikap dingin Sherly padanya. Sayang, sebesar apa pun Eric mendekatinya lagi, Sherly tidak bisa dijamah seperti layaknya sesuatu yang dilindungi secara berlapis-lapis. Sulit baginya untuk mengurai isi pikiran Sherly tentang hubungan mereka.

"Sher!" panggil Eric menyusul langkah cepat Sherly yang keluar ruang sidang.

"Apa!" gadis itu menghentikan langkah kakinya. "Lama-lama setan di ruangan ini bakal hafal sama ambisi lo buat deketin gue."

Tak menimpali ucapan Sherly, pandangan Eric tertuju pada sesuatu yang ada di leher Sherly. Sesuatu yang berada pertengahan antara daun telinga kiri dan ceruk leher tertutup alas bedak sedikit terang. Seketika itu juga Eric membeliak menyibak uraian rambut Sherly ke belakang sambil berseru, "Habis dicupang sama siapa lo!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jaksa Gagal Move On   Epilog

    "Lo jadi kawin sama gue enggak sih?" Sherly berkacak pinggang selagi menelepon Eric yang tak kunjung datang ke acara pemberkatan. Tak menghiraukan tatapan terkejut tim wedding Organizer yang terpaksa mengatur ulang jadwal acara akibat keterlambatan Eric. Mereka masih belum terbiasa dengan cara bicara Sherly yang terkesan blak-blakan terlepas profesinya sebagai pengacara."Gue udah jamuran tahu nunggu lo dari tadi? Jadi kawin enggak?" Sherly mengulang kalimatnya sembari jalan mondar-mandir. Sherly mengaduh pelan saat Sandra memukul lengan sembari melotot. Sherly membalasnya dengan cubitan, "Kalau lo nggak cepet, gue bisa tarik—""Eh. Apaan!" Eric berseru tak mau calon istrinya membatalkan pernikahan yang sudah dinanti-nanti setengah mati. "Gue tadi ketiduran, Sorry. Ini gue udah di lift sama si Benedict.""Lima menit nggak muncul, gue kawinin aja tuh si Jojo!" ancam Sherly menyebut salah satu teman dekat Eric yang sama-sama buaya selain Candra dan Benedict. Lantas memutuskan sepihak sa

  • Jaksa Gagal Move On   Bab 50

    Riuh tepuk tangan memenuhi ballroom Four Seasons hotel bernuansa serba putih bagai memasuki dunia fantasi. Lampu-lampu kristal menggantung indah, memancarkan gemerlap pantulan cahaya sehingga terkesan ruangan ini berkilauan dari berbagai sudut pandang. Lantunan lagu yang dinyanyikan oleh Raim Laode yang begitu syahdu bersamaan layar proyektor menampilkan cuplikan gambar juga video ketika Barra pertama kali bertemu dengan istrinya yang satu perusahaan tambang di Papua. Pengantin yang mengenakan gaun bertema vintage dengan mode A-line memamerkan bahu putih mulus dan tulang selangka begitu menggoda. Lapisan kain brokat dan tile terlihat serasi, manalagi ada sebuah bando mutiara yang menghiasi rambut hitam perempuan yang menjadi ratu semalam. Tak perlu riasan mencolok, melainkan dandanan flawless menonjolkan pulasan eyeshadow sedikit bold dan lipstik pink. Catherine, gadis keturunan Sunda-Manado benar-benar mampu menghipnotis seluruh tamu undangan termasuk Barra yang begitu bangga dan

  • Jaksa Gagal Move On   Bab 49

    Hidup harus berlanjut. Setidaknya itu yang harus ditanamkan Sherly mulai dari sekarang. Membuka pintu maaf dan menulis lembaran baru bersama Eric tentang mimpi-mimpi yang tertunda. Walau awalnya mendapat pertentangan dari sang kakak sampai adu mulut, Sherly memegang teguh pendirian bahwa dia tidak mau mengulang kesalahan kedua dengan membiarkan Eric pergi dan menyakiti perasaannya sendiri. Alhasil, selama seminggu Barra enggan berbicara dengan Sherly, bahkan sekadar berpapasan di dapur pun lelaki berjanggut itu membuang muka seperti anak-anak tengah merajuk.Sherly tidak peduli, mengancam tidak akan hadir dalam pernikahan Barra. Selain itu, Sherly lebih memilih menginap di apartemen Eric daripada satu rumah dengan Barra yang kekanakan. Barra makin murka, tapi sikap keras kepala adiknya itu tidak dapat dihancurkan sebesar apa pun usahanya. Sehingga, Barra memilih acuh tak acuh atas gertakan Sherly. Sedangkan Eric merasa bersalah membuat kakak-beradik itu terpecah belah hanya karena

  • Jaksa Gagal Move On   Bab 48

    "Udah lama?" tanya seorang perempuan dengan gaun minim bahan yang berpotongan cukup rendah di bagian dada. Jemari lentik bercat kuku merah menyala menelusuri lengan berotot Eric. "Lo kayaknya lagi ada masalah. Gue bisa bantu lo jadi happy."Yang ditanya masih membisu, enggan menanggapi belasan wanita yang masih saja berusaha menggoda atau sekadar ingin menjadi teman bicara. Dia meneguk gelas berisi vodka, menuruni kerongkongan dan menimbulkan sedikit rasa hangat menjalari lambung. Sudut mata Eric hanya melirik sekilas tanpa minat, mengibaskan tangan memerintah perempuan molek tersebut untuk memberinya ruang. "Ck! Jual mahal amat," ketus si perempuan lalu bergegas pergi.Eric menopang kepalan dengan tangan merasakan nyeri luar biasa hingga ingin ambruk saat ini juga. Memejamkan mata sebentar untuk mengalihkan sensasi menyakitkan tersebut dan berteriak dalam hati kalau sakit ini tidak sebanding dengan hatinya yang remuk. Entah sudah berapa hari, Eric sudah lupa. Melalang buana menca

  • Jaksa Gagal Move On   Bab 47

    Berita tersiarnya Eveline sebagai dalang pembunuhan Sarah terkuak membuat Sherly seperti dijungkir semesta berulang kali. Tungkainya tak bertulang manakala mengamati siaran televisi yang masih saja membacakan kronologi di mana ibunya meregang nyawa. Walau objek di jalanan besar area hotel tempat kejadian perkara sengaja diburamkan, tetap saja bola mata Sherly bisa menangkap bahwa sosok terkapar di jalanan dengan darah membanjirinya. CCTV berhasil merekam sebuah mobil yang menabrak Sarah hingga tewas kemudian diakhiri adanya baku tembak dengan pelaku. Bukti ponsel berisi percakapan dengan Gatot dilanjut obrolan bersama Eveline menambah mimpi buruk Sherly. Pernyataan sang dokter bedah yang mengaku melakukan pembunuhan berencana tersebut dikarenakan sakit hati atas masa lalu yang menimpa keluarganya dulu seketika melubangi hati Sherly. Eveline berkata bahwa pernah memergoki Sarah menemui Gatot diam-diam di penjara tanpa rasa takut sehingga memunculkan rasa dendam untuk menghabisi mant

  • Jaksa Gagal Move On   Bab 46

    Entah harus ke berapa kali gadis malang itu mengalami betapa sakitnya sebuah kebohongan. Dadanya serasa dihujani batu-batu hingga hancur tak berbentuk, meremukkan segenap tulang belulangnya sampai menyisakan sebuah rasa dendam untuk bisa membalas apa yang sudah dilakukan Gatot kepada keluarganya. Karma? Sherly sudah tidak percaya manakala hukum sepertinya lebih tunduk kepada manusia keji itu. Ataukah ... Tuhan benar-benar selalu berpihak pada Gatot? Kenapa Dia tidak mencabut saja nyawa lelaki tak tahu diri itu untuk menerima pembalasan di alam baka?Kornea Sherly perih terlalu banyak air mata yang keluar menangisi betapa sial perjalanan hidup keluarganya. Di sisi lain, abangnya tercengang bukan main mengetahui kebenaran telah terlontar dari bibir Sherly atas kejanggalan kematian Sarah. Dia murka setengah mati hendak mengambil pisau untuk menusuk Gatot saat ini juga. Beruntung Sherly berhasil meredam amarah Barra, mengatakan kalau dia ingin mengajukan banding atas keputusan yang akan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status