Share

Haris Bertemu Nafisa

Laila menoleh, aku memamerkan senyum termanis. Senyuman yang dahulu selalu mampu meluluhkan hati para cewek, tak terkecuali Laila. 

“Jangan mimpi!!” Aku terkejut mendengar jawaban Laila. Aku pikir dia mau rujuk. Mantan istriku langsung pergi. 

“Laila tunggu!” Laila tetap berjalan cepat. Tak menoleh apalagi menyahut.

Sudahlah, kalau memang Laila gak mau, ya gak apa-apa. Masih ada tante Susi. Walaupun dia sudah tua, tapi banyak harta. Apalagi dia bilang tak perlu aku capek-capek kerja.

Aku kembali melihat Ibu dari kaca jendela kamarnya. Keadaan ibu masih sama. Badannya terlihat lebih kurus. Setelah melihat kondisi ibu, aku segera pulang. Ke rumah tante Susi.

*** 

Keesokan harinya, aku dan tante Susi kembali ke panti asuhan. Sesuai perintah Bunda Fatimah. Kami dipersilahkan masuk oleh wanita dua hari lalu yang menyambut kami.

“Silahkan duduk, Bunda sudah menunggu Mas dan Mbak. Sebentar say

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status