Share

Part 110 Sandi Laptop

Author: Rat!hka saja
last update Last Updated: 2025-07-06 17:27:08

Pagi ini aku kelabakan di lobi gedung fakultas seperti orang bodoh. Pagi cerah ini sama sekali tidak bersahabat dengan suasana hatiku. Bisa-bisanya aku berangkat tanpa membawa laptop milikku. Semakin resah karena Tita tidak menjawab telponku.

Selang beberapa menit, lobi kembali dipadati beberapa orang. Suara ketukan alas kaki mereka ada yang seirama dan ada pula yang seperti beradu. Menit berganti, lobi kembali kosong menyisakan diriku yang duduk pasrah kebingungan.

Kedua kelopak matanya terpejam perlahan. Tanpa sadar aku menggigit bibirku. Kala rasa sakitnya terasa, barulah aku merutuki diriku lagi.

Sekujur tubuhku membeku kala mataku menangkap siluet seseorang. Dari pintu lobi kulihat dosen mata kuliahku untuk jam berikutnya sudah tiba.

Langkahnya pelan, namun dari alas sepatunya memperdengarkan serangkaian suara lirih ketukan tak beraturan. Aku kembali menggigit bibirku mengingat betapa menakutkannya dosen wanita itu. Dia benci keterlambatan, apalagi jika tidak mengumpulkan tugas a
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Lisani
aduh asuh Bang Riswan mah gombalannya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 112 Jangan Gombalin Ibu

    'Carisa Masayu, ibunya Agam Putrajaya, menikahlah denganku. Izinkan aku di sisi kalian selamanya.''Kamu boleh menghindariku, tapi jangan lari dariku.''Kamu silakan menjauh, nanti aku kejar.' Aku mengerjap saat mendengar suara pengingat dari oven. Kue kesuakaan Bu Uma yang kubuat akhirnya matang. Sengaja kubuat sekarang agar besok pagi bisa dinikmati saat wanita itu sarapan.Malam ini, Bu Uma ikut pulang denganku. Tetapi, Agam memilih tinggal. Papanya Riswan, calon papa mertuaku juga datang dan memilih menginap di apartemen itu. Melihat kedekatannya dengan Agam, aku tak hawatir lagi meninggalkan putraku bersama mereka.Pria yang merupakan jaksa senior itu tidak banyak bicara. Pembawaannya memang tidak sehangat Tuan Hendrawan. Bukan hanya aku saja yang segan dengan wibawa yang terpancar dari sosoknya. Namun, meski begitu, aku bisa merasakan ada kasih tulus dari tatapannya.Setiap kali Agam mengajaknya bicara, calon papa mertuaku pasti menyahut. Suaranya bahkan melunak. Lebih lembut d

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 111 Undangan Pernikahan

    Aku tak tahu semerah apa wajahku saat ini. Melihatnya tersenyum berusaha menahan tawa, aku memukul lengannya dengan tasku. Entah kenapa, semakin hari dia semakin usil saja.Ceklek!“Ibu kenapa pukul, Ayah?” tanya Agam.“Agam, badan ayah sakit semua. Orang Cantik di samping ayah tadi ada yang gombalin. Habis itu marah-marah dan pukul ayah,” adu Riswan.Aku hanya bisa melongo. Sementara Agam dan Kemal menatapku bingung. “Siapa yang bikin Ibu marah?”“Orang gila, Nak!”“Tapi orang gilanya sudah pelgi kan, Ibu?” tanya Agam celingak-celinguk sambil menggenggam tangan kiriku.“Sudah, tadi ayah usir,” ucap Riswan yang kembali membuatku mendelik kesal. Dasar muka dua!“Ibu, di dalam ada Nenek Uma sama Nenek Falah. Agam tadi dibeliin mainan balu sama Nenek Falah. Katanya, hadiah kalena Agam sudah hapal lima doa,” ucapnya pamer.“Agam sudah bilang terima kasih, belum?” tanyaku. Jangan sampai putraku terlalu senang dapat hadiah sampai lupa berterimakasih.Langkah Agam terhenti lalu mendongak pad

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 110 Sandi Laptop

    Pagi ini aku kelabakan di lobi gedung fakultas seperti orang bodoh. Pagi cerah ini sama sekali tidak bersahabat dengan suasana hatiku. Bisa-bisanya aku berangkat tanpa membawa laptop milikku. Semakin resah karena Tita tidak menjawab telponku.Selang beberapa menit, lobi kembali dipadati beberapa orang. Suara ketukan alas kaki mereka ada yang seirama dan ada pula yang seperti beradu. Menit berganti, lobi kembali kosong menyisakan diriku yang duduk pasrah kebingungan.Kedua kelopak matanya terpejam perlahan. Tanpa sadar aku menggigit bibirku. Kala rasa sakitnya terasa, barulah aku merutuki diriku lagi.Sekujur tubuhku membeku kala mataku menangkap siluet seseorang. Dari pintu lobi kulihat dosen mata kuliahku untuk jam berikutnya sudah tiba.Langkahnya pelan, namun dari alas sepatunya memperdengarkan serangkaian suara lirih ketukan tak beraturan. Aku kembali menggigit bibirku mengingat betapa menakutkannya dosen wanita itu. Dia benci keterlambatan, apalagi jika tidak mengumpulkan tugas a

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 109 Hadiah Pilihan Agam

    Kualihkan pandangan keluar menembus kaca jendela mobil. Biar saja keduanya mengira aku marah. Ya, aku memang merasa dongkol, sehingga kupilih mendiamkan mereka.“Nda usah pusing, Ayah. Om Kemal bilang, pelempuan memang suka malah. Palingan tunggu dibujuk-bujuk. Disogok coklat atau eskelim. Kalau masih nda senyum, ajak saja jalan-jalan atau belanja,” tutur Agam yang kembali membuatku menoleh dan melotot pada putraku.Awas saja si Kemal. Bisa-bisanya ia mengajari putraku seperti itu. Tak pelak tawa Riswan berderai. Lirikan matanya padaku seakan mengejekku.“Saat acara ultah itu, Agam juga diminta Safwan sekalian pilih hadiahnya. Agam pilih kotak kado. Safwan bilang, benda apa yang paling Agam inginkan? Terus Agam jawab apa waktu itu?” ucap Riswan menoleh setelah melajukan mobilnya beberapa meter dan kembali berhenti.Agam cekikikan sambil menutup kedua mulutnya. Kemudian putraku membuka buku sekolahnya. Ia mendekat dan menunjukkan gambar hewan yang sedang makan rumput.“Sapi?” gumamku m

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 108 Konglomerat Sejati

    Riswan kembali berbisik, “Saya yang membawa puding itu, jadi masalah ini harus saya selesaikan juga. Pilih saja daripada dia bikin kamu pusing.”Aku tidak mengerti isi kepala dua pria ini. Memberi orang hadiah dengan cara memaksa. Daripada berlarut-larut, kupilih kartu bergambar pensil saja.“Kenapa Anda tidak bertanya dulu makna kartunya, Nona Carisa? Kenapa tidak memilih kartu berlian atau mobil? Kalau mau ditukar juga boleh,” tawar pria itu lagi.“Anda bisa memberikan saya pena sebagai ucapan terima kasih. Itu sudah lebih dari cukup,” balasku.Pria bernama Zayyan itu tidak membalasku. Ia justru beralih menatap Rizwan. “Kak Riswan pakai jampi-jampi apa sampai bisa dapat Ibunya Agam?” tanyanya.“Doa siang malam,” jawab Riswan dan kedua pria itu kembali tertawa.“Maaf, Nona Carisa. Hadiah dari saya tidak bisa ditolak. Kak Riswan akan membantu mengurusnya di Pradipta Foundation.” Lagi-lagi aku dibuat bingung.“Maaf, tapi maksudnya apa?” tanyaku bingung.Belum sempat pria itu menjelaska

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 107 Atasan Riswan

    Kuakui dia pria yang karismatik. Dia tegas dan tidak suka berbelit-belit. Apa yang dilakukan dan diucapkannya bagaikan pemantik semangat.Dalam sekejap dia mencuri perhatian. Begitu mudah tutur katanya menyapa rungu. Semua orang menyimak. Mereka benar-benar menyimak, bukan hanya sekedar berlagak mendengarkan omongannya.Kuakui, aku pun seakan tersihir dengan kepiawaiannya dalam berkomunikasi. Bahasa tubuhnya tak berlebihan. Isyarat matanya tegas, tapi juga lembut menyiratkan perintah.Kali ini kulihat dia tak berucap pada seseorang yang berdiri di sampingnya. Hanya dua jari yang diacungkan. Perlahan segaris senyum, terlukis di wajah rupawannya seolah menebus ungkapan terima kasihnya.Terkenang olehku saat pertama kali bertemu dengannya di bagian pusat informasi bandara. Dia memijat keningnya lalu melirik jam tangannya. Setelah duduk tak jauh dari tempatku duduk, dia sibuk dengan ponselnya. Setiap beberapa saat, ia kembali menoleh ke jam tangannya lalu menoleh menatap Agam. Seulas seny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status