Share

9. Malam Penyiksaan

Krinciiing....Krinciiing....

Suara gemerincing dua buah kunci beradu terdengar dari ambang pintu. Mereka berdua terkejut. Mata mereka terbelalak, menoleh ke arah yang sama, ke pintu masuk ruang bawah tanah.

Sebuah tangan panjang berbalut lengan kemeja, terjulur di mulut pintu memegang dua buah kunci di jemarinya. Dokter Rein menampakan dirinya. Tersenyum lebar dan mengerikan.

"Ck...," decak Dokter Rein memasang wajah kecewa memasuki ruangan.

Jantung Arika berdegup kencang. Tubuhnya gemetar diliputi ketakutan. Begitupun wanita di kursi itu. Mata suram mereka berdua bertemu, memperlihatkan ketakutan yang sama.

"Kamu pikir aku tidak ingat untuk membawa kunci itu? Kamu salah, aku sengaja membiarkanmu membawanya." kata Dokter Rein tersenyum sinis sambil mencengkram dagu Arika.

"Kenapa ini harus ketahuan secepat ini?" tanya Dokter Rein kecewa.

"Aku masih ingin bermain dengan kalian," tambahnya beralih memandang wanita di atas kursi pasien.

Merasa dalam bahaya, Arika mencoba lari kabur dari r
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status