“Kalau begitu, saya permisi,” pamit Dokter Reinhard di depan rumah Arika. “Iya, Dok,” jawab Arika singkat. Dokter Reinhard melangkah pergi, membelakangi Arika. Di balik punggungnya, senyum misterius tersungging di wajahnya. --- Sore hari setelah Dokter Reinhard pulang, Bibi Delvi datang berkunjung ke rumah Arika. “Jadi, apa kamu menerima lamaran Dokter Rein?” tanya Bibi Delvi sambil mengunyah kacang, bahkan menjejalkan lagi beberapa biji ke dalam mulutnya. Arika memperhatikan Bibi Delvi yang duduk di sofa seberang. Perempuan paruh baya itu tampak begitu bersemangat membuka kulit kacang yang disuguhkan Arika. “Aku belum menjawab. Aku masih minta waktu,” jawab Arika. “Waktu untuk apa lagi?” sungut Bibi Delvi, matanya menyipit curiga. “Sudah, terima saja. Ini tawaran bagus—makanya aku tawarkan ke kamu, bukan ke perempuan lain. Dia itu dokter gigi terkenal di kota kita. Semua orang tahu tentang dia. Dokter muda, tampan, ahli di bidangnya, baik hati, kaya raya, dermawan, dan juga r
Terakhir Diperbarui : 2023-07-20 Baca selengkapnya