Home / Romansa / Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu / 101. Hatinya Patah Sebelum Cinta Itu Dimulai

Share

101. Hatinya Patah Sebelum Cinta Itu Dimulai

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2025-09-12 13:15:33
Samantha benar-benar tidak tahu bahwa ini adalah pertunangan Damien dan Giselle. Standing mirror yang sedang ia baca itu telah menjawab semua tanyanya, keluarga terpandang mana yang tengah menggelar acara di ballroom hotel ini.

Jari-jari tangan Samantha saling meremas. Pertunangan ini pasti di bawah tanggung jawab keluarga Braun sebab tak dilakukan di The Hera Palace.

Dan ‘pemilik acara’ yang tadi dikatakan oleh Freddy pasti adalah Giselle.

Atau mungkin kemungkinan terburuknya ... Damien?

Mungkinkah Giselle ingin menunjukkan padanya bahwa yang bersanding pada Damien akhirnya adalah putri dari keluarga Braun, bukan Samantha.

Ketimbang kehadirannya di sini hanya dipandang sebagai duri, Samantha memilih untuk mundur.

Sebaiknya ia menghindari masalah.

Ia menggapai ponsel dari dalam tasnya, menghubungi Freddy yang tak kunjung menjawab.

Baru pada panggilan keduanya, Freddy memperdengarkan suaranya.

“Ya, Samantha?”

“Aku diminta cepat kembali ke event kementerian ketenagakerjaan,” uc
Almiftiafay

APAAA GIMANAAA DAMIEEEN??? 🤣🤣 1 bab lagi dalam 2 menit

| 13
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
indina
luar biasa jebakanmu langsung tepat ke intinya tuan muda,calon nyonya mudamu mengakui secara tidak langsung.
goodnovel comment avatar
Eva
Jadi ini akal-akalannya si Damien gitu? Bener-bener deh Tuan Muda
goodnovel comment avatar
Aya Melodi Agrifina
ah elah ternyataaaaaaa..... bikin misuh2 aja deh ah
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    137. Dimanja Tuan Muda

    Pandangan mereka bersilang. Damien mengangguk saat menjawab, “Ya.” Tegas, tanpa ada sedikit pun keraguan di dalam nada bicaranya. Damien selangkah maju, lebih dekat pada Samantha ketimbang jarak ia berhenti pertama kali sewaktu Anna dan Giovanni masih di sana. Dan mendengar itu, tubuh Samantha kian meremang. Sungguhkah memang akan begitu? Masihkah ada sisa seorang pria baik atau takdir baik untuknya? “Harus dengan apa aku membuktikannya?” tanya Damien. Samantha menggeleng samar, masih tak yakin juga. Ia menanyakan itu pada Damien tadi karena teringat kalimat pria itu semalam sebelum ia pulang. Tentang janjinya pada Gabriella. “Apa yang ... Anda dan Gabriella katakana saat itu?” tanya Samantha balik. “Seperti yang pernah dia bilang kalau kamu sering menangis. Dia meminta aku berjanji untuk melindungimu apapun yang terjadi, agar ‘Mama cantiknya’ ini tidak akan menangis lagi.” Damien mengarahkan tangan kanannya ke depan, ibu jari dan telunjuknya menyentuh pipi Samantha dan member

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    136. Sanggupkah Kau Mencintaiku Hingga Akhir?

    Yang sedang duduk di sofa ruang tamunya itu benar Tuan dan Nyonya Besar Frost. Gerard Frost dan Maria Klein. Samantha meremas bagian depan dress yang ia kenakan saat bibirnya terlalu beku untuk berucap. Ia memandang Damien yang melemparkan senyum manisnya saat Samantha tak yakin seperti apa ekspresinya sekarang ini. Ia sadar tak bisa terus berdiam diri selamanya, apalagi saat Nyonya Maria menggerakkan tangannya, menyapa Samantha dengan ungkapan, || Selamat sore, Cantik. || Samantha menunduk meski lehernya terasa kaku, memutuskan untuk membuka bibirnya sekalipun dengan terbata-bata. “S-selamat s-sore ....” katanya. “Duduklah, Samantha,” pinta Tuan Harry, mengedikkan dagu pada Samantha agar duduk di sampingnya sebab di seberang meja itu sudah ada Damien dan kedua orang tuanya. “Saya ... tidak tahu kalau Tuan Gerard dan Nyonya Maria akan datang berkunjung,” ucap Samantha. “Anda bisa memberitahu dulu biar kami bisa bersiap.” “Kami mampir, Samantha,” jawab Tuan Gerard, dari

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    135. Awas Jatuh Cinta!

    .... Beberapa jam sebelumnya di depan Harvest Table .... Cecaran pertanyaan membumbung tinggi di udara ditujukan untuk Samantha dan Damien tentang bagaimana kebenaran dari kedekatan mereka, sejak kapan, dan bagaimana cara mereka bertemu pertama kali Giovanni lah yang menghadapi para pemburu berita itu setelah Damien meninggalkan Harvest Table bersama Samantha. “Bagaimana, Pak Gio?” tanya salah seorang dari mereka. “Apa hubungan Tuan Muda dan Nona Samantha?” Setelah menikmati serbuan pertanyaan-pertanyaan itu, barulah Giovanni akhirnya membuka suaranya. “Saya tidak bisa memberikan banyak informasi sekarang. Tapi kalau ada kabar bahagia, saya akan jadi orang pertama yang memberitahu.” “Betul kah, Pak Gio?” sahut pria berkacamata. “Ya. Kalau begitu sekarang kalian bisa bubar? Terima kasih banyak untuk perhatiannya.” “YAAAH ....” Seruan kekecewaan mengiringi mereka yang membubarkan diri satu demi satu, meninggalkan halaman Harvest Table yang semakin ramai dikunjungi o

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    134. Kau Beri Hatimu, Kuberi Duniaku

    “A-apa yang Anda bicarakan?” Samantha mengerjapkan matanya lebih dari satu kali saat mendengar kalimat Damien. Ia tak salah dengar, ‘kan? Nyonya Maria dinikahi Tuan Gerard saat beliau berstatus janda? “Aku tidak bohong,” kata Damien. “Mama bilang kalau dulu beliau juga bercerai dengan suaminya kemudian dinikahi oleh Papa. Baru setelah itu mereka berkeluarga dan memiliki aku serta Seraphina.” “B-benarkah seperti itu?” “Ya. Kamu tidak percaya?” “S-sedikit begitu.” “Kamu berpikir apa memangnya tentang keluargaku?” tanya Damien, salah satu alis lebatnya terangkat sewaktu tangannya menyelipkan rambut panjang Samantha ke belakang telinga. Sentuhannya membuat Samantha secara tidak sadar meremas kemeja di bagian dada Damien agar ia bisa meredakan kegugupan yang menggila ini. “Keluarga terpandang, a-apa lagi memangnya?” “Mereka tidak pernah menuntut banyak dariku, Samantha. Siapapun yang aku pilih, asalkan dia adalah perempuan baik-baik, mereka akan menerimanya.” “Rasanya sangat tid

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    133. Janda Cantik Milik Tuan Muda

    “Kenapa harus kamar mandiku? ‘Kan bisa di kamar mandi tamu atau di ... kamar mandi yang lain?” Samantha menolak, ia menggelengkan kepalanya pada sang ayah yang dorongan napasnya tampak berat. “Hanya meminjamkan apa salahnya? Lagi pula kamu yang membawa Tuan Muda ke sini?” “Itu—“ Samantha berhenti di tengah kalimat, menoleh pada Damien yang menunduk dengan menyembunyikan senyumnya dari Tuan Harry dan Nyonya Amy tetapi gagal di mata Samantha. ‘Padahal aku tidak membawanya ke sini,’ gumam Samantha dalam hati. Seberkas rasa kesal di dalam hatinya belum berakhir sejak Damien muncul di hadapan semua orang dan menggandeng tangannya sesuka hati. “Baiklah,” kata Samantha akhirnya. “Ayo.” Damien mengangguk, mengikuti Samantha seraya melepas jas yang ia kenakan. Naik ke lantai dua dan berhenti di depan pintu warna putih yang tingginya nyaris bersaing dengan tinggi Damien. Samantha membuka pintu tersebut, meminta Damien untuk lebih dulu masuk. “Tunggulah di dalam, saya ambilkan

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    132. Untukmu Aku Sembuh Lebih Cepat

    ‘Tidak ... tidak boleh seperti ini,’ kata Samantha dalam hati. Ia berusaha melepaskan tangannya dari Damien yang sedang mengaitkan jemari mereka dan membawanya berjalan meninggalkan kerumunan. Tapi semakin Samantha memberontak, maka Damien akan semakin erat menggenggamnya. Pria itu tak mengendurkan pegangannya sama sekali. Alih-alih mempedulikan banyaknya tanya yang keluar dari bibir para reporter, yang ia katakan hanya tiga kalimat saja. “Tanyakan pada Giovanni.” Sekilas menoleh ke belakang, Giovanni memang berada di sana. Seakan pemuda itu adalah juru bicara Damien—meski memang benar demikian adanya. Sebuah sedan mewah dijumpai Samantha berhenti di tepi jalan, Damien membukakan pintu untuknya dan meminta Samantha untuk masuk. Tak ada waktu untuknya menolak karena Samantha tak ingin terjebak di antara para pemburu berita itu. Ia duduk di kursi penumpang yang ada di sebelah kemudi. Damien menyusul dengan cepat dan duduk di balik setir bundarnya. Sekilas membalas sapaan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status