Home / Romansa / Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu / 112. Apa Aku Harus Hampir Mati Dulu Agar Kau Melihatku?

Share

112. Apa Aku Harus Hampir Mati Dulu Agar Kau Melihatku?

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2025-09-15 20:43:04
“K-Kak Damien—“

Kalimat Giselle tertahan, bibirnya gemetar.

Ia selangkah mundur.

Tangannya yang sedari tadi ingin terus mencari kesempatan untuk menggapai Damien kini kebas.

Seluruh persendiannya terasa dibunuh tanpa ada sentuhan.

Matanya berair, iris ambernya yang sudah berkabut kini meneteskan air mata.

Sedang Damien hanya terus menatapnya, seolah menikmati bagaimana ekspresinya yang tadi menggebu-gebu mengatakan banyak hal buruk tentang Samantha berubah menjadi kekalahan.

“A-apa maksud Kak Damien?” Giselle meralat pertanyaannya.

“Apa aku salah?”

“Aku—aku ....”

Giselle menggigit bibirnya, menunduk dalam, nyaris membungkuk di samping ranjang Damien.

“Aku bisa menjelaskan pada Kak Damien kalau itu tidak sebatas yang terlihat. Dia—“

“Kamu tidak menjawab pertanyaanku, Giselle!” potong Damien.

Gadis itu kembali menegakkan punggungnya, pipinya sudah basah oleh air mata.

“Aku tanya, apa yang aku katakan salah? Benar ada pria yang masuk ke dalam kamarmu malam itu, ‘kan?”

Mata
Almiftiafay

Selamat malam Maniez .... sampai jumpa besok lagi 😶‍🌫️ btw, SAMANTHAAA, TURUTIN WEEY TUAN MUDA TANTRUM NTAR NGAMUKNYA KE GIO 🤣🤣 terimakasih sudah membaca, penasaran ya apakah besok mereka akan semakin dekat ataukah ....

| 19
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Eva
Tuan Muda tuh lagi mau di manja-manja sama Samantha, makanya dia minta Samantha buat menginap wkwk
goodnovel comment avatar
indina
ooohh tidak jangan dong jangan ada luka lain lagi.. mudah²n makin dekat yaa, itu si musang betina apakah akan melakukan apa yg di minta si tuan muda.
goodnovel comment avatar
Christy Lino
Ouwww,...si tuan muda obses gk mau ada penolakan samantha,..dia cma pingin luw gk mau yg laeeenn trmasuk si manipulatif pecel lele
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    129. Layanan Panas

    Giselle tak berani melawan Dion sebab jemari pria itu merenggut dagunya dengan kasar kala ia tak memberi jawaban.“Jawab aku, Giselle!” desis Dion dengan mata tajamnya yang mengintimidasi. “Kenapa? Kamu tidak mau melakukan apa yang aku mau? Kalau begitu—““Iya,” potong Giselle sebelum Dion mengeluarkan kalimat ancamannya lagi.Ia berpindah ke belakang, disusul oleh Dion. Giselle menggigit bibirnya seraya ia melepaskan panties dari balik dress yang ia kenakan.Dion pun demikian, ikat pinggangnya ia longgarkan sebelum kedua tangannya meraih pinggang Giselle dan menempatkan di pangkuannya.Bibir mereka bertemu, saling melumat, sensual dan intens yang dibayangi oleh kegugupan seandainya seseorang melihat apa yang mereka lakukan di sudut sunyi basement parkiran ini.Giselle menengadahkan wajahnya saat Dion menyentuh bagian depan tubuhnya. Kancing yang semula ada di dadanya kini telah terbuka. Dion menyelusupkan tangannya ke dalam sana, memberi remasan sebelum lidahnya bergerak merayu dan m

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    128. Layani Aku, Giselle!

    “Kenapa kamu terlihat tidak senang, Giselle?”Dion tampak memiringkan kepalanya ke kiri, seolah itu menekankan ketidaktahuannya mengapa Giselle menolak kedatangannya.“Kamu tahu kalau kamu tidak boleh menunjukkan wajah seperti itu padaku, ‘kan?” Tawa lirih pria itu membuat Giselle bergidik merinding.Ia menoleh ke belakang, memastikan ayah dan ibunya tak melihat Dion.“Bagaimana bisa kamu ke sini, Dion?” geram Giselle, menggertakkan giginya.“Hm ... bagaimana aku bisa ke sini? Dengan naik mobil, Sayang.”“Tutup mulutmu!”“Kamu bertanya, Giselle. Bukankah aku harus menjawabmu?”Dion selangkah maju, memindai wajah Giselle yang pias, bibir merahnya itu terlihat gemetar untuk mengatur nada bicaranya agar tak meninggi.“Bukannya aku sudah bilang kalau aku baru saja menjual lukisanku? Kamu tidak ingin tahu berapa yang bisa aku dapatkan? Mobil itu bukti kalau aku tidak mengatakan omong kosong.”Giselle melirik mobil yang ada di luar gerbang. Sedan keluaran terbaru yang sekalipun bukan dari b

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    127. Kebakaran Unit 404

    Erick berlari menuju ke sumber kekacauan. Hendak memastikan dengan mata kepalanya sendiri apakah benar yang mengalami kebakaran itu adalah unit 404, unit apartemen miliknya.Tapi selangkah beranjak, Pierre mencegahnya. Pemuda itu mendorong Erick, berdiri di hadapannya.Dengan suaranya yang lebih terdengar seperti hardikan mengatakan, “Kau gila?!”“Aku harus memastikannya, Pier,” jawab Erick.“Tidak terlihat dari sini oleh matamu? Kecuali kau mau mati terpanggang di sana, silakan!”Pierre menunjuk pada kepulan asap berwarna abu-abu yang membumbung di udara, yang mencemari pemandangan langit malam Berlin.Pierre hanya ingin mengatakan pada Erick bahwa yang dikatakan oleh wanita itu benar.Telah terjadi kebakaran.Tak ada gunanya datang ke sana saat evakuasi masih belum usai. Ia hanya akan menghambat.Lagi pula tak ada yang bisa ia lakukan untuk membantu, petugas pemadam kebakaran yang turun tangan.“Baik aku hanya akan bertanya, tidak akan mengganggu siapapun,” kata Erick.Pierre membia

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    126. Eksploitasi, Manipulasi

    Child grooming adalah proses di mana seorang pelaku secara perlahan mendekati, membangun kepercayaan, lalu memanipulasi anak atau remaja untuk tujuan eksploitasi sèksuāl.Seringkali tidak disadari oleh korban, bahkan korban bisa merasa 'dicintai' atau 'dipilih', padahal sebenarnya mereka sedang diperas tubuhnya.‘Ini gila,’ batin Samantha.Sesakit apa yang harus dilewati oleh Seraphina saat itu?Bagi orang lain mungkin satu hari itu hanya dua puluh empat jam yang berlalu. Tapi bagi Seraphina, itu adalah neraka yang mengerikan.Begitu juga dengan Damien. Entah sehancur apa ia kala menemukan Seraphina yang telah tak bernyawa.“Brengsek sekali kamu, Erick!”Samantha tersadar dari pemikiran panjangnya saat mendengar ponselnya berdering.Ia bangun dari berlututnya, membawa dompetnya yang jatuh dan melihat siapa yang memanggilnya larut malam begini.Damien.Ia menghela dalam napasnya sebelum menerimanya.Suara bariton pria itu menyinggahi indera pendengarnya. Tak separau sepanjang percakapa

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    125. Gantung Diri

    ....Setelah Samantha berpamitan pulang dengan diantar oleh Giovanni, Damien masih tak beranjak dari sofa tempatnya duduk.Ia tersenyum mengingat wajah cantik Samantha yang memerah saat Damien mengatakan tentang 'pernikahan secepatnya' tadi.Damien memang sengaja melakukan itu untuk mendengar bagaimana Samantha menyikapinya. Gadis itu teguh pada pendiriannya.Matanya mengarah pada tablet yang baru saja dipindahnya ke atas meja, yang masih menyala dan menunjukkan wajah cantik Seraphina yang kini abadi tertidur di antara bintang-bintang.Damien meraba dada sebelah kirinya, tempat di mana tato ‘SC dan In Aeternum’ berada.Samantha benar bahwa itu adalah untuknya, untuk Seraphina Claudine.Tato yang dibuat Damien untuk mengingatkannya sepanjang hidup akan kelalaiannya menjaga adik perempuan satu-satunya itu hingga dirusak oleh iblis tak berperikemanusiaan bernama—“Tuan Damien.”Panggilan Giovanni membawa kembali Damien pada kesadaran.Ia menoleh saat pemuda itu berdiri tak jauh darinya.

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    124. Menikah Secepatnya

    ‘Menikah secepatnya?’ ulang Samantha atas kalimat Damien.Ia tak salah dengar, ‘kan?‘Bukankah aku sudah bilang padanya kalau tidak akan ada hubungan apapun sampai dia menyelesaikan urusannya dengan Giselle?’Samantha menghela dalam napasnya, dan dengan tegas menjawab, “Tidak.”“Kenapa? Dua orang yang sudah saling mengenal, bukankah ada baiknya mereka segera menikah?”“Tapi Anda tidak bisa melakukan itu, Anda masih terikat hubungan dengan Nona Giselle, Tuan Damien. Harus berapa kali lagi saya mengatakannya?”Salah satu sudut bibir Damien terangkat, seperti sebuah seringai tetapi juga tampak seperti senyuman yang manis.“Lagi pula sekalipun Anda sudah putus dengan Nona Giselle, kita tidak bisa menikah begitu saja. Ada ... beberapa hal yang ingin saya pertimbangkan lebih jauh.”Damien berdeham, ia menyandarkan punggungnya ke sofa dan tak hentinya memandang Samantha.“Aku tidak sedang membicarakan pernikahan kita,” kata Damien setelah hening selama enam puluh detik lamanya.Kalimat itu m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status