Share

Bab 6: Sang Petualang Cinta

Jari Desmond Zachery menelusuri seluruh tubuh Gracie Walsh. Tanpa disadari dia membelai seluruh tubuh wanita itu, mengagumi lekuk likunya yang indah, dan rambut pirangnya yang berkilauan tergerai di bantal.

Dia melirik sekilas pada jam dinding dan dengan enggan bangkit dari tempat tidur.

Ada janji temu dengan pengacaranya, George Fang, dalam waktu satu jam. Walaupun Desmond jarang peduli pada apa yang dipikirkan oleh orang lain, dia tetap menghormati si tua George dan menganggapnya sebagai sahabat. Dia tidak ingin membuat pria itu meragukan dirinya.

Membungkuk pada wanita yang sedang meringkuk dengan puas di tempat tidurnya, Desmond memberikan ciuman hangat di pipi wanita itu. "Waktunya pergi, Sayang."

Gracie bergerak dan kepalanya terangkat dari bantal. Rambut pirangnya menutupi dadanya yang tampak menggoda. "Belum waktunya. Ini masih pagi. Kurasa kita masih punya sisa waktu pagi ini."

Desmond menggelengkan kepalanya dengan tegas. "Maaf, nggak kali ini." Dia memain-mainkan seikat rambut wanita itu di tangannya dan mengamatinya. "Ada janji temu dengan rekan bisnis dalam waktu satu jam," dustanya.

Wanita cantik itu menelusuri rambut di dada Desmond seraya berkata, ''Katakan padanya kalau kamu sedang sibuk dan dia harus bertemu denganmu nanti malam."

Desmond menangkap tangan wanita itu, kejengkelan menjalari dirinya. Ketidaksabarannya memuncak dan menyingkirkan sisa hasrat terakhirnya.

Sekarang saatnya Gracia pergi, dia hanya ingin wanita ini pergi.

"Rekanku nggak sering-sering datang ke Singapura. Sepertinya ini penting." Desmond menggulingkan tubuh wanita itu, menepuk lembut pantatnya. "Jadilah gadis yang baik. Berpakaianlah dan pulanglah."

Mata Gracia berubah lebih muram. Dia mengeluarkan lenguhan kecil di tenggorokannya. “Siapa sih rekanmu itu? Laki-laki atau perempuan?”

"Laki-laki. Tenanglah, kamu nggak perlu cemburu."

Kekesalan mengeraskan pandangan menghunjam yang ditujukan Gracia kepada Desmond saat memunguti pakaiannya di lantai. Dia mengenakan pakaiannya dengan gerakan kecil yang menyentak-nyentak dan sengaja mengulur-ulur waktu. Mulutnya tampak cemberut.

Gracia adalah seorang wanita yang manja dan egois. Biasanya Desmond mengabaikan ledakan amarah dan perilaku kekanak-kanakannya, tetapi di saat-saat seperti ini, dia bertanya-tanya berapa lama lagi dia bisa bertahan dengan perangai wanita ini.

"Aku nggak akan datang ke sini untuk sementara waktu," ujar Gracia dari balik bahunya saat Desmond menaikkan resleting di bagian belakang gaun malamnya. "Vincent akan tiba besok. Dia akan tinggal di Edwood Manor sampai akhir bulan depan." 

Vincent Cheng adalah suami Gracia yang sudah lanjut usia. Hampir sepanjang tahun Gracia tinggal seorang diri di kediaman mewahnya karena suaminya sering melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri.

Desmond tersenyum setengah mencibir. "Aku yakin dia akan senang sekali bertemu denganmu. Pastikan untuk memberikan yang terbaik untuknya."

Bibir cantik wanita itu mengerucut, tetapi Desmond tidak peduli. 

Selain kecantikan dan keterampilannya di tempat tidur, Gracia memiliki sedikit keistimewaan yang bisa diunggulkan. Tentu saja Desmond tidak mengatakan itu. Dengan perangai seperti itu, sulit membuat seorang pria tetap betah tinggal di tempatnya, bahkan setelah delapan tahun terakhir.

"Kamu akan merindukanku," ujar Gracia dengan cemberut. 

Dia memalingkan wajahnya ke arah Desmond dan menuntut ciuman. Rambut hitam panjangnya digulung sekali lagi menjadi simpul di tengkuknya. "Kamu akan menyesal karena telah menyuruhku pergi."

Sudut mulut Desmond menyeringai. "Mungkin aku akan merindukanmu. Kurasa aku harus menghibur diri dengan bepergian dan minum-minum di kelab malam sampai kamu kembali."

Gracia tersenyum mendengarnya, yakin bahwa pesonanya yang memikat akan mampu menjauhkan Desmond dari ranjang wanita lain. 

Sejujurnya, Desmond akan melakukan apa pun yang dia gemari dan tidak mau didikte ataupun dikendalikan oleh siapa pun. Persis seperti yang dilakukan Gracia saat ini.

Mereka meninggalkan kamar tidur seperti biasa, menghadap ke lorong.  

Di depan pintu, Gracia berbalik menghadap Desmond, mengulum bibirnya dengan penuh gairah dan dan berkata, "Kalau begitu, aku akan menemuimu bulan depan." 

Gracia tersenyum padanya, bibirnya masih sedikit bengkak karena ciuman Desmond tadi dan pipinya merona merah di kulit putihnya. "Sampai jumpa nanti, Desmond, sayangku."

Desmond melihatnya menghilang di balik lorong dengan perasaan lega yang aneh. Sebanyak apa pun dia menikmati hubungan intim bersamanya di tempat tidur, Gracia kadang-kadang bisa membosankan. Mungkin kepergiannya selama sebulan ini akan membantu mengobarkan kembali gairah Desmond yang tampaknya memudar.

Saat masuk ke kamarnya, Desmond segera menelepon pengacaranya. "Aku mengharapkan kedatanganmu segera di Cloverfield Estate. Sesampainya di sana, aku akan menemuimu di ruang kerjaku.”

“Seperti yang Anda inginkan, Tuanku," sahut George Fang dengan ketegasan sekaligus kepatuhan yang sama seperti di masa-masa sebelumnya, ketika dia masih bekerja untuk ayah Desmond, Bernard Zachery. Keluarga yang jauh berbeda saat itu, pikir Desmond, dengan mamanya yang masih ada dan menyayanginya serta adik perempuan kecilnya.

Itulah kenangan memedihkan yang ingin Desmond kubur dalam-dalam, akhirnya tergantikan oleh pikiran tentang pertemuan yang akan datang dengan pengacaranya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status