Share

Bab 12. Kesulitan sendiri

Sesampainya di rumah, Bu Ningsih masih terlihat kesal. Dirinya juga masih bersikap biasa saja, karena emang keadaan rumah selalu di tertutup. Sang menantunya juga tak berani untuk pergi keluar rumah, jadi wajar bila setiap hari begitu.

"Aku akan membalas perbuatan kalian, ingat itu!" Bu Ningsih masih terus mengucapkan sumpah serapahnya. Ia pun langsung menuju ke kamar.

Pikirannya sudah diselimuti akan rasa kesal juga benci kepada para sahabatnya itu. Padahal selama ini dirinya tak pernah pilih kasih.

"Argh! Sial!" ucap Bu Ningsih saat membasuh mukanya. Make up yang tebal kini sudah luntur terkena air.

Setelah membersihkan badannya, ia pun ingin bersantai. Pikirannya belum bisa mengigat kenapa dirinya bisa pingsan? Bu Ningsih hanya masih merasa kesal dan kesal.

Duduk bersandar di sofa, sembari menyalakan televisi. Saat layar yang berada di depannya itu sudah menyala. Dahi Bu Ningsih mengerut. Dirinya seakan dituntun untuk mengigat semua itu.

"Astaga, Restu anakku?" ucapnya lirih.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status