Home / Urban / Jatah Malam Untuk Mertua / Gairah Di Kantor

Share

Gairah Di Kantor

Author: WAZA PENA
last update Last Updated: 2025-07-24 01:14:25

Leo seketika nampak gugup. Di dalam ruangan yang sepi, hanya terdengar suara detak jam dinding dan napas berat Leo yang semakin tegang. Bu Mela berdiri begitu dekat, auranya menguasai ruang kecil itu. Dia tersenyum, senyum penuh keyakinan dan rayuan. Dia tahu bahwa Leo terjebak di antara janji yang pernah dibuat dan kesetiaannya pada Dinda.

"Leo, tidak ada yang perlu kamu takutkan," ujar Bu Mela dengan lembut, suaranya hampir seperti bisikan.

"Dinda tidak akan mungkin tahu. Apa yang kita bicarakan dan lakukan di sini akan tetap menjadi rahasia. Kamu hanya perlu menepati janjimu, dan semuanya akan baik-baik saja."

Leo menelan ludah, berusaha mengumpulkan pikirannya. Dia tidak pernah membayangkan situasi seperti ini saat pertama kali menerima tawaran mertuanya untuk mengelola perusahaan keluarga. Awalnya, tawaran itu sebagai kesempatan besar, tetapi kini dia sadar ada harga yang harus dibayar, dan itu lebih dari sekadar tanggung jawab pekerjaan.

Di situ Bu Mela lebih mendekat, jarak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Jatah Malam Untuk Mertua    Dinda Dalam Cengkeraman

    Dinda hanya bisa diam dengan perlakuan mertuanya yang terus menjamah tubuhnya. Dinda tidak menyangka jika ternyata pak Bram sangat agresif dan memiliki nafsu yang besar meski usianya sudah diatas 40 tahunan. Tangannya begitu kuat meremas-remas buah dada menantunya, sehingga Dinda merasakan sakit dengan permainan tangan pak Bram. "Tubuhmu harum banget, Dinda. Aku sangat menyukai wanginya," bisik pak Bram, kemudian dia mengecup leher Dinda dengan nafsu yang tinggi. "Hmmm, Pak..." Dinda hanya bisa melenguh, namun dia tak bisa berbuat banyak. Meskipun ada rasa sakit di area buah dadanya karena cengkraman tangan mertuanya itu yang terus-menerus meremas-remas dengan kuat. "Aku sudah menantikan semua ini, dari pertama aku melihatmu, aku begitu menyukai kamu, Dinda. Selain wajah mu yang cantik, tubuh kamu juga terlihat menggoda," ucap pak Bram dengan pelan seakan berbisik.Setelah puas mengecup leher menantunya itu, pak Bram kemudian meminta Dinda untuk melepaskan bajunya. Sementara diriny

  • Jatah Malam Untuk Mertua    Birahi Pak Bram

    Dinda merasakan jantungnya berdetak semakin kencang. Perasaannya bergulat antara kesetiaan pada Leo dan tekanan yang ia rasakan dari perjanjian dengan Pak Bram. Dalam hati, ia tahu bahwa ia telah memasuki wilayah yang sangat berbahaya, dan setiap pilihan yang ia ambil sekarang akan mengubah segalanya.Pak Bram semakin mendekat, sorot matanya tidak pernah lepas dari wajah Dinda. Tangannya perlahan menyentuh bahu Dinda, menambah ketegangan di antara mereka. Dinda merasakan napasnya semakin berat, jantungnya berdegup cepat, dan kegugupan mulai terlihat jelas di wajahnya. "Dinda, ini hanya antara kita. Leo tidak akan tahu, dan pernikahanmu akan tetap utuh," bisik Pak Bram, suaranya penuh godaan. "Aku sudah menepati janjiku dengan membantumu, sekarang waktunya kamu menepati janji itu. Tidak ada yang perlu kamu takutkan," imbuhnya."Tapi, Pak..."Saat itu Dinda merasa tenggelam dalam perasaannya. Di satu sisi, dia tahu bahwa apa yang dikatakan mertuanya bena, itu adalah janji yang dia bua

  • Jatah Malam Untuk Mertua    Pak Bram Menagih Janji Panas

    Bu Mela meracau lebih keras, dia sepertinya sangat-sangat menikmati rudal milik Leo yang terasa mentok di dalam perutnya. "Ugh.. ughh... Hmmm jangan kenceng-kenceng, Sayang. Ahhh " Bu Mela terus meracau, selain dia merasakan kenikmatan, tapi juga ada rasa sakit karena saat itu Leo nampak begitu brutal menggenjotnya tanpa ampun. "Arggh... Nikmati saja, Bu. Aku akan buat ibu terpuaskan," ujar Leo, suaranya bergetar. Dia terus menggerakkan pinggulnya naik-turun menggenjot goa basah mertuanya dengan gerakan yang begitu cepat.Bunyi daging bertabrakan terdengar cukup keras.Nafas mereka berdua memburu bercampur suara desahan Bu Mela yang tidak henti-hentinya terdengar seakan memenuhi ruangan itu. Leo seolah lupa dengan istrinya, dia begitu nafsu menggenjot mertuanya tanpa ampun. "Aah.. ahhh... Aku mau keluar, Leo," ucap Bu Mela yang merasakan aliran darahnya memuncak. Mendengar itu Leo tersenyum penuh nafsu, dia mempercepat gerakannya agar mertuanya mencapai klimaks. "Cepat, Bu. Kelua

  • Jatah Malam Untuk Mertua    Leo Menempati Janjinya

    Semakin lama Bu Mela semakin kerepotan, mulutnya terasa begitu penuh sesak, dan dia juga merasakan jika rudal milik Leo mentok sampai ke tenggorokannya. Meski sudah memberikan kode menepuk-nepuk paha menantunya agar Leo menghentikannya, namun Leo seperti tidak mau untuk mencabut rudalnya itu. "Arggh... Tahan saja, Bu... Tahan...." Leo terus menggerakkan kepala Bu Mela.Hal itu membuat Bu Mela merasa sangat mual, tapi tidak lama kemudian, Leo akhirnya menyudahi permainan itu karena melihat mertuanya begitu kerepotan mengimbangi permainannya yang agresif. "Uwekkk.. Uwekkk, haduh... ahhh." Bu Mela nampak mual-mual ketika rudal menantunya dicabut dari dalam mulutnya.Melihat itu, Leo hanya tersenyum senang, dia merasakan nafsu birahinya semakin bangkit. Leo seakan tidak perduli lagi jika yang sedang bersamanya saat itu merupakan ibu mertuanya, karena biar bagaimanapun Bu Mela sendiri lah yang meminta Leo untuk memuaskannya, sehingga Leo berfikiran situasi saat itu adalah situasi yang pa

  • Jatah Malam Untuk Mertua    Gairah Di Kantor

    Leo seketika nampak gugup. Di dalam ruangan yang sepi, hanya terdengar suara detak jam dinding dan napas berat Leo yang semakin tegang. Bu Mela berdiri begitu dekat, auranya menguasai ruang kecil itu. Dia tersenyum, senyum penuh keyakinan dan rayuan. Dia tahu bahwa Leo terjebak di antara janji yang pernah dibuat dan kesetiaannya pada Dinda. "Leo, tidak ada yang perlu kamu takutkan," ujar Bu Mela dengan lembut, suaranya hampir seperti bisikan. "Dinda tidak akan mungkin tahu. Apa yang kita bicarakan dan lakukan di sini akan tetap menjadi rahasia. Kamu hanya perlu menepati janjimu, dan semuanya akan baik-baik saja."Leo menelan ludah, berusaha mengumpulkan pikirannya. Dia tidak pernah membayangkan situasi seperti ini saat pertama kali menerima tawaran mertuanya untuk mengelola perusahaan keluarga. Awalnya, tawaran itu sebagai kesempatan besar, tetapi kini dia sadar ada harga yang harus dibayar, dan itu lebih dari sekadar tanggung jawab pekerjaan.Di situ Bu Mela lebih mendekat, jarak

  • Jatah Malam Untuk Mertua    Bu Mela Menagih Janji

    Dinda dan Leo terus melakukan hubungan badan dengan penuh cinta. Setelah sekian lama mereka saling menunggu momen itu, kini akhirnya mereka berdua bisa saling menikmati dan berbagi kasih. Hasrat birahi yang semula hanya bisa ditahan, sekarang mereka bisa saling menumpahkan dan saling memberikan kenikmatan.***Setelah seminggu penuh menikmati suasana romantis di Bali, Leo dan Dinda akhirnya memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Pagi itu, mereka bangun dengan senyum lebar di wajah, siap untuk mengakhiri bulan madu mereka yang penuh cinta. Dinda menatap Leo dengan tatapan bahagia saat mereka bersiap-siap meninggalkan hotel, dan Leo membalas dengan senyuman yang sama hangatnya.Di perjalanan menuju bandara, Dinda duduk berdekatan dengan Leo di dalam mobil, tangannya tak lepas dari genggaman suaminya. "Aku nggak percaya seminggu berlalu begitu cepat, Mas," ucap Dinda dengan nada lembut, matanya menatap Leo penuh cinta.Leo tersenyum, mengecup tangan Dinda yang digenggamnya,"Iya, cepat ba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status