Share

Bab 180

Author: Nikki
"Oke, aku akan menanyakannya. Nanti, aku akan kirim pesan kepadamu begitu tahu kabarnya."

"Emm, makasih."

Setelah menutup telepon, Adeline melihat ke luar jendela dan bertanya-tanya apa tujuan Delon memintanya pulang untuk makan malam. Tak lama kemudian, mobil berhenti di pintu masuk Kediaman Keluarga Thomas.

"Nona, sudah sampai."

Adeline mengangguk, lalu membuka pintu dan keluar. Saat tiba di pintu masuk, dia tidak sengaja melirik sebuah mobil yang familier. Saat menoleh dan memastikan bahwa itu memang adalah mobil Kaivan, ekspresi Adeline seketika berubah. Dia pun berbalik dan hendak pergi.

Setelah berjalan beberapa langkah, beberapa pembantu Keluarga Thomas bergegas keluar dan menghentikannya.

"Nona, Tuan dan Nyonya lagi tungguin kamu di dalam."

Ekspresi Adeline terlihat dingin. "Minggir!"

Ekspresi para pembantu terlihat muram. "Nona, tolong jangan persulit kami."

Adeline mencibir, "Siapa yang persulit siapa sekarang?"

Para pembantu tidak menyahut atau menyingkir. Mereka masih bersi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 184

    Adeline mengangguk. "Emm. Selama kamu nggak muncul di hadapanku, aku nggak akan ucapkan kata-kata itu lagi."Kening Kaivan berkerut ketika melihat ekspresi acuh tak acuh Adeline."Adeline, aku tahu kamu masih marah gara-gara masalahku dengan Lesya. Sekarang, aku sudah benar-benar putuskan semua hubungan dengannya, juga nggak akan menemuinya lagi. Semarah apa pun kamu, amarahmu seharusnya juga sudah reda."Adeline merasa agak kesal. Dia sudah berkali-kali menekankan bahwa mereka sudah putus dan apa yang terjadi antara Kaivan dengan Lesya tidak ada hubungannya lagi dengan dirinya. Kenapa Kaivan masih tidak mengerti?"Terserah kamu.""Aku benar-benar nggak akan selingkuh lagi. Jangan merajuk lagi, oke?"Kaivan sudah memutuskan hubungan dengan Lesya seperti yang diminta Adeline. Sampai kapan Adeline akan terus begini? Adeline memalingkan wajah dan menyahut, "Kamu mau selingkuh atau nggak bukan urusanku. Terserah kamu juga mau cari Nasya, Tasya, atau siapa saja. Oh iya, ada yang mau kutany

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 183

    Sejak Adeline datang, Shinta sudah menahan amarahnya. Tak disangka, Adeline malah bersikap makin menjadi-jadi dan berulang kali mempermalukan mereka. Jika situasi seperti ini berlanjut, dia pasti akan muntah darah saking marahnya!Adeline mengangguk. "Bu Shinta, yang kamu bilang benar. Aku memang sengaja mau buat kalian nggak senang. Gimanapun, kalian yang duluan buat aku nggak senang dengan memaksaku datang untuk makan."Shinta benar-benar tidak ingin bertemu dengan Adeline lagi. Saat mengingat bahwa orang yang begitu dibencinya adalah putri kandungnya, dia merasa sangat jengkel. Dia pun berdiri dan hendak pergi. Namun, Delon menatapnya dengan dingin dan berujar, "Duduk! Tamu masih ada di sini, tapi kamu malah mau duluan meninggalkan meja. Mana sopan santunmu!"Shinta berdiri mematung selama beberapa detik sebelum akhirnya berhasil menahan amarahnya dan duduk kembali.Adeline makan beberapa suap makanan dengan cepat, lalu hendak pergi. Namun, Delon tiba-tiba berkata, "Adeline, aku su

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 182

    Kaivan tersenyum, tetapi tidak berniat untuk berubah pikiran. "Aku nggak terbiasa duduk di mobil yang dikendarai orang lain.""Kalau begitu, kamu bisa menginap di sini malam ini. Vila ini punya banyak kamar tamu."Kaivan menggeleng. "Nggak usah, aku ada rapat penting besok pagi. Lain kali aku datang, aku pasti akan temani kamu minum-minum."Melihat Kaivan yang sama sekali tidak peduli pada harga dirinya, Delon memaksakan seulas senyum."Baiklah. Kalau begitu, Pak Kaivan nggak boleh nolak lagi waktu datang lain kali.""Oke."Delon menatap Adeline dan berkata, "Jangan sibuk makan sendiri. Ambilkan juga makanan untuk Pak Kaivan.""Memangnya dia nggak punya tangan?"Begitu mendengar kata-kata itu, seluruh ruang makan langsung hening.Delon merasa tensi darahnya benar-benar akan naik jika dia mendengarkan Adeline berbicara lagi. Dia ingat jelas bahwa ketika masih tinggal di Kediaman Keluarga Thomas, Adeline selalu bersikap sangat hati-hati dan sopan. Dia tidak pernah berbicara dengan kuat,

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 181

    Adeline menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Shinta. "Bu Shinta, selamat malam. Bukannya kalian mengundangku datang untuk makan malam? Aku sudah lapar. Ayo makan!"Shinta menarik napas dalam-dalam dan berkata sambil menahan amarahnya. "Ngapain kamu begitu terburu-buru? Orang yang nggak tahu mungkin akan mengira ada orang yang buat kamu kelaparan!"Adeline mengabaikannya dan langsung berjalan ke meja makan untuk duduk. Ada belasan hidangan lezat yang tersaji di atas meja. Ragamnya sangat banyak, tetapi tak ada satu pun yang dia sukai.Shinta menggertakkan giginya karena marah dan hendak memarahi Adeline. Namun, Amanda yang berdiri di samping menyenggolnya dengan lembut untuk mengingatkan bahwa masih ada Kaivan bersama mereka.Shinta terpaksa menahan amarahnya, lalu tersenyum pada Kaivan dan berkata, "Pak Kaivan, berhubung Adeline sudah sampai, ayo kita mulai makan."Pada saat ini, Delon berjalan masuk. Mendengar kata-kata Shinta, dia langsung menimpali, "Pak Kaivan, silakan."Me

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 180

    "Oke, aku akan menanyakannya. Nanti, aku akan kirim pesan kepadamu begitu tahu kabarnya.""Emm, makasih."Setelah menutup telepon, Adeline melihat ke luar jendela dan bertanya-tanya apa tujuan Delon memintanya pulang untuk makan malam. Tak lama kemudian, mobil berhenti di pintu masuk Kediaman Keluarga Thomas."Nona, sudah sampai."Adeline mengangguk, lalu membuka pintu dan keluar. Saat tiba di pintu masuk, dia tidak sengaja melirik sebuah mobil yang familier. Saat menoleh dan memastikan bahwa itu memang adalah mobil Kaivan, ekspresi Adeline seketika berubah. Dia pun berbalik dan hendak pergi.Setelah berjalan beberapa langkah, beberapa pembantu Keluarga Thomas bergegas keluar dan menghentikannya."Nona, Tuan dan Nyonya lagi tungguin kamu di dalam."Ekspresi Adeline terlihat dingin. "Minggir!"Ekspresi para pembantu terlihat muram. "Nona, tolong jangan persulit kami."Adeline mencibir, "Siapa yang persulit siapa sekarang?"Para pembantu tidak menyahut atau menyingkir. Mereka masih bersi

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 179

    "Kamu bisa masak?""Emm, tapi aku sudah jarang masak dalam beberapa tahun terakhir."Dulu, Adeline belajar memasak karena dia dan Kaivan tidak mampu membeli makanan dari luar. Lagi pula, Kaivan bekerja keras untuk merintis bisnisnya dan sering tidak makan. Dia pun tak punya pilihan lain selain belajar memasak agar bisa memastikan Kaivan makan tepat waktu setiap harinya. Tak disangka, malah dirinya yang terkena sakit maag karena kelaparan.Menyadari suasana hati Adeline yang agak buruk, Petra tersenyum dan berkata, "Kelak, kita boleh berbagi makanan.""Berbagi makanan?""Emm. Waktu kamu senggang, kamu yang masak dan aku akan makan di tempatmu. Kalau aku senggang, aku yang akan masak dan kamu makan di tempatku. Dengan begitu, kita bisa kurangi beli makanan dari luar."Setelah mendengar usul Petra, Adeline tak kuasa menahan tawa. "Ide ini cukup unik dan boleh dicoba."Memikirkan penjelasan Petra, Adeline pun tanpa sadar tersenyum. Sedikit kesedihannya itu juga seketika lenyap tanpa mening

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status