Share

Bab 279

Author: Nikki
Berhubung telah mengincar Adeline, Hardi mungkin akan segera bertindak. Memikirkan hal ini, Amanda menemukan kesempatan dan menghentikan Hardi di depan pintu kamar mandi.

"Pak Hardi, kulihat kamu baru bicara sama kakakku. Apa kamu suka sama kakakku?"

Hardi melirik Amanda dan menjawab dengan wajah tanpa ekspresi. "Amanda, kamu bukan mau peringati aku untuk jangan dekati Adeline, 'kan?"

Amanda tertawa dan menjawab, "Pak Hardi, jangan bercanda! Kalau kamu bisa jadi kakak iparku, aku pasti sangat banget."

"Memangnya seorang gadis desa layak membuatku menikahinya?" ujar Hardi dengan nada meremehkan. Ekspresinya terlihat arogan. Dia hanya ingin mempermainkan Adeline.

"Rupanya begitu. Kalau begitu, aku punya cara untuk buat kamu dapatkan kakakku. Tapi, Pak Hardi harus berkorban sedikit."

"Mengorbankan apa?"

Senyum Amanda menjadi makin penuh arti. "Pak Hardi, aku masih nggak bisa kasih tahu kamu sekarang. Nanti, kita baru cari waktu untuk bicarakan dengan baik."

Hardi melirik sekilas belahan d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 280

    "Kalau begitu, mau kujemput nanti? Kalau kemalaman, nggak aman kamu pulang sendiri.""Nggak usah. Carissa akan antar aku pulang setelah pestanya berakhir. Belakangan ini, kamu nggak berhenti lembur untuk melakukan operasi. Istirahatlah yang baik malam ini.""Oke. Kalau begitu, aku nggak ganggu kamu lagi. Selamat bersenang-senang."Setelah menutup telepon, Adeline menyentuh wajahnya yang memerah. Seulas senyum mengembang di bibirnya. Setelah dia berbalik dan pergi, sosok seseorang perlahan-lahan muncul dari balik tirai tebal.Kaivan menatap punggung Adeline dengan mata dipenuhi kesedihan.Dulu, ketika dia pulang terlambat karena lembur di perusahaan, Adeline juga akan selalu dengan lembut memintanya untuk beristirahat seperti ini. Kini, semua kelembutan Adeline telah diberikan kepada pria lain. Namun, tidak peduli betapa tidak relanya dia, dia tak lagi berhak bersaing dengan Petra.Adeline kembali ke sisi Carissa dan mereka berdua menghabiskan waktu bersama untuk beberapa saat. Selama p

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 279

    Berhubung telah mengincar Adeline, Hardi mungkin akan segera bertindak. Memikirkan hal ini, Amanda menemukan kesempatan dan menghentikan Hardi di depan pintu kamar mandi."Pak Hardi, kulihat kamu baru bicara sama kakakku. Apa kamu suka sama kakakku?"Hardi melirik Amanda dan menjawab dengan wajah tanpa ekspresi. "Amanda, kamu bukan mau peringati aku untuk jangan dekati Adeline, 'kan?"Amanda tertawa dan menjawab, "Pak Hardi, jangan bercanda! Kalau kamu bisa jadi kakak iparku, aku pasti sangat banget.""Memangnya seorang gadis desa layak membuatku menikahinya?" ujar Hardi dengan nada meremehkan. Ekspresinya terlihat arogan. Dia hanya ingin mempermainkan Adeline."Rupanya begitu. Kalau begitu, aku punya cara untuk buat kamu dapatkan kakakku. Tapi, Pak Hardi harus berkorban sedikit.""Mengorbankan apa?"Senyum Amanda menjadi makin penuh arti. "Pak Hardi, aku masih nggak bisa kasih tahu kamu sekarang. Nanti, kita baru cari waktu untuk bicarakan dengan baik."Hardi melirik sekilas belahan d

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 278

    Anita mengangguk. "Emm, duduk dulu."Setelah duduk, Anita berkata, "Putra sulung dan menantu Jusman mau cerai. Waktu dia carikan pengacara perceraian untuk putranya, ada orang yang rekomendasikan kamu kepadanya. Begitu aku datang tadi, dia langsung beri tahu aku masalah ini. Dia mau kamu jadi pengacara perceraian putranya."Adeline sedikit terkejut. Sebab, Anita putra sulung dan menantu Jusman yang disebut Anita itu sering muncul di TV. Mereka selalu terlihat sangat mesra dan tidak pernah ada kabar buruk tentang mereka. Kenapa mereka tiba-tiba bercerai? Lagi pula, meskipun ingin bercerai, hal itu seharusnya adalah skandal keluarga bagi mereka. Kenapa mereka malah membicarakannya di depan begitu banyak orang? Adeline menatap Jusman. "Kakek, aku perlu pahami dulu situasi dasarnya. Selain itu, kalau putra sulung dan menantu Kakek cerai, masalah utamanya seharusnya adalah pembagian harta.""Emm, situasi mereka lumayan rumit dan sulit dijelaskan sekarang. Gimana kalau begini saja? Kamu ti

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 277

    Lebih tepatnya, semua orang menatap Adeline. "Itu Adeline, putri kandung Keluarga Thomas, 'kan? Cantik banget! Dia bahkan kelihatan lebih cantik lagi dari terakhir kali aku melihatnya di pesta yang diadakan di Vila Harmoni!""Ini pertama kalinya aku melihat seseorang secantik ini! Dia benar-benar seperti bidadari yang turun dari langit!""Sebelum dia datang, kupikir Amanda itu orang yang berdandan paling cantik hari ini. Begitu melihatnya, aku merasa mau secantik apa pun Amanda berdandan, dia akan langsung terlihat seperti bebek buruk rupa di sebelah Adeline.""Amanda pada dasarnya memang bukan anggota Keluarga Thomas. Dia itu cuma putri yang tertukar. Karena Pak Delon dan Bu Shinta nggak tega, dia baru diizinkan untuk lanjut tinggal di Kediaman Keluarga Thomas. Semua orang tahu dia nggak punya hubungan apa pun dengan Keluarga Thomas."Amanda tentu saja mendengar percakapan orang-orang di sekitarnya. Senyum di wajahnya pun membeku. Jika orang-orang yang hadir bukanlah tokoh-tokoh terk

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 276

    Untuk sesaat, Rosma sangat ingin langsung merobek gaun di tubuh Adeline itu. Namun, dia segera menyunggingkan seulas senyum."Adeline, kamu benar-benar kelihatan cantik mengenakan gaun itu. Ternyata kamu barulah orang yang paling cocok untuk mengenakannya."Senyuman Rosma terlihat tulus, tanpa sedikit pun rasa tidak senang. Adeline menoleh ke arahnya dan menjawab, "Terima kasih atas pujiannya. Aku juga nggak nyangka aku bisa memakainya."Senyum Rosma makin lebar. "Itu menunjukkan bahwa kamu memiliki bentuk tubuh yang bagus.""Terima kasih.""Aku masih ada urusan lain. Aku nggak ganggu waktu kalian lagi, ya. Sampai jumpa."Setelah Rosma dan wanita paruh baya berkelas itu pergi, Carissa menatap Adeline dan berujar, "Eh, apa kamu nggak merasa wanita di sebelah Rosma itu menatapmu dengan tatapan yang agak aneh? Apa kamu mengenalnya?"Adeline menggeleng. "Nggak kenal.""Baiklah. Mungkin aku salah lihat. Berhubung gaunnya sudah ketemu, kita cuma tinggal cari sepatu. Habis itu, kita makan si

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 275

    Pramuniaga itu mengikutinya sambil berujar, "Bu Rosma, kancing di belakang gaun ini nggak bisa dikancing sendiri. Biar aku bantu, ya."Rosma mengangguk. "Oke."Setelah mereka memasuki ruang ganti, Carissa menarik Adeline untuk duduk di sofa dan minum teh dengan tenang. Melihat Carissa yang tenang saja, Adeline pun bertanya, "Kalau Rosma bisa pakai gaun itu, bukannya kamu nggak akan punya kesempatan untuk mendapatkannya?"Carissa melirik Adeline dan bertanya dengan ekspresi tidak percaya, "Apa kamu merasa aku bisa memakainya? Kamu terlalu memandang tinggi aku."Begitu melihat gaun itu, Carissa tahu dirinya tidak mungkin bisa memakainya. Jadi, dia awalnya berencana untuk meminta pramuniaga menurunkannya agar Adeline bisa mencobanya.Adeline terlihat terkejut. "Kamu mau aku yang mencobanya?""Tentu saja. Lagian, berdasarkan pengalaman belanjaku selama bertahun-tahun, dia pasti nggak bisa memakai gaun itu."Melihat ekspresi percaya diri Carissa, Adeline tak kuasa menahan diri untuk berkat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status