Share

Bab 369

Author: Nikki
Shinta mencibir, "Oke. Keluar, ya keluar. Jangan mohon padaku untuk kembali!"

Seusai berbicara, Shinta meraih tasnya dan berjalan pergi dengan marah.

Setelah Shinta pergi, Delon menatap Winda dan berkata, "Bi Winda, jangan pedulikan dia. Sifatnya memang begitu."

Winda buru-buru berkata, "Tuan jangan ngomong begitu. Aku cuma seorang pembantu."

Delon menghela napas, lalu menatap Anita yang terbaring di ranjang rumah sakit dengan mulut bengkok dan mata yang agak menggantung. Matanya pun memerah.

"Nggak ada yang sangka Ibu bisa tiba-tiba kena strok. Haih ... Bi Winda, maaf harus merepotkanmu untuk sementara ini. Ngomong-ngomong, apa Deddy sekeluarga pernah datang untuk jenguk Ibu?"

Winda menggeleng. "Mereka nggak pernah datang."

"Sudah kutahu Deddy memang nggak berperasaan. Ibu kandungnya sudah kena strok dari beberapa hari yang lalu, tapi dia bahkan nggak menunjukkan batang hidungnya. Dia benar-benar nggak manusiawi!"

Melihat keresahan Delon, Winda hanya menunduk tanpa mengatakan apa-apa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 376

    Adeline menoleh sambil menjawab, "Bi Winda, aku ada sidang hari ini dan sudah hampir terlambat. Kuserahkan Nenek padamu, ya."Seusai berbicara, dia berbalik dan bergegas pergi.Winda membiarkan Adeline membawa pergi sarapan yang disiapkannya. Alhasil, baru saja dia mengambil sarapan dan hendak mengejar Adeline, sosok Adeline sudah menghilang di belokan."Haih ...."Winda menghela napas dan meletakkan kembali sarapannya.Setelah menempuh perjalanan yang begitu terburu-buru, Adeline akhirnya tiba di gedung pengadilan lima menit sebelum sidang dimulai.Henry sudah menyiapkan dokumen dan menunggunya di depan pintu. Begitu melihat Adeline, dia langsung menghela napas lega."Kak Adeline, akhirnya kamu sampai juga. Cepat masuk!""Emm."Adeline mengambil dokumen kasus itu, lalu membuka pintu dan berjalan masuk. Untungnya, persidangan berjalan lancar dan berakhir dalam waktu kurang dari dua jam.Setelah membereskan dokumen, Adeline dan Henry meninggalkan gedung pengadilan bersama."Oh iya, Henr

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 375

    Suara Petra sangat rendah dan terkesan seperti membujuk. Saat mendengarnya, jantung Adeline juga mulai berdegup kencang. Dia balas memeluk Petra dan berbisik, "Oke, tapi besok saja. Aku masih harus jagain Nenek malam ini."Petra menghela napas pelan dan menyahut, "Baiklah."Setelah Petra pergi, Adeline berjalan ke samping tempat tidur, lalu duduk dan menggenggam tangan Anita."Nenek, aku sudah tahu siapa yang ganti obat Nenek. Aku yakin kita akan segera temukan siapa dalang di balik hal ini. Yang terpenting bagi Nenek sekarang adalah istirahat yang cukup dan jangan terlalu banyak berpikir. Apa pun yang terjadi, aku akan selalu ada di sisi Nenek. Aku nggak akan biarkan siapa pun sakiti Nenek lagi!" Air mata mengalir dari sudut mata Anita. Hatinya diliputi emosi. "Wu ... wu ...."Adeline menyadari Anita sepertinya ingin mengatakan sesuatu. Dia pun mencondongkan tubuh lebih dekat. "Nenek, apa yang mau Nenek katakan?""Wu ... pergi ... ke ... perusahaan ...."Adeline menurunkan pandangan

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 374

    Berhubung merasa tidak senang karena Anita menyerahkan perusahaan kepada Delon, Deddy telah tinggal di luar negeri selama beberapa tahun terakhir dan tidak pernah kembali. Dia pada dasarnya adalah orang yang malas dan hanya tahu bersenang-senang. Jika bukan berkat tunjangan hidup bulanan dari Anita, mereka sekeluarga pasti sudah mati kelaparan di luar negeri.Setelah Anita terkena strok dan mengalami kelumpuhan serta kehilangan kemampuan untuk berbicara, Deddy sekeluarga baru kembali. Namun, tujuannya kembali bukan untuk menjenguk Anita, melainkan untuk merebut warisan keluarga.Memikirkan hal ini, wajah Adeline perlahan-lahan menjadi dingin. Dia sangat merasa sedih untuk Anita. Salah satu dari dua putra Anita memanfaatkan kelumpuhannya untuk memaksanya membubuhkan cap jari dokumen pembagian harta, sedangkan yang satu lagi pulang untuk mengambil alih perusahaan. Tak satu pun dari mereka yang bertanya tentang kondisi Anita.Deddy mengerutkan kening sambil menatap Delon, lalu berkata, "

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 373

    "Ibu, maaf aku datang terlambat! Keluarga kami pergi berlibur beberapa waktu yang lalu. Kami baru tahu Ibu dirawat di rumah sakit waktu kami kembali. Jadi, kami langsung bergegas datang," ujar Deddy.Delon menatap Deddy dengan dingin. "Bukannya aku sempat kirim pesan ke kamu tepat setelah operasi Ibu? Kenapa kamu baru tahu soal Ibu setelah kembali? Memangnya kalian sekeluarga pergi berlibur ke bulan, makanya nggak ada sinyal?"Ekspresi Deddy seketika membeku. Sebelum dia sempat mengatakan apa-apa, istrinya yang bernama Lenny berbicara terlebih dahulu, "Kak, jangan ngomong begitu. Bukankah wajar kalau sinyal kami agak buruk waktu kami liburan?""Lagian, kamu jangan lupa. Dulu, Ibu cuma suruh kamu untuk kelola Grup Thomas. Deddy bahkan nggak pernah ikut campur sedikit pun. Ibu sudah wariskan perusahaan kepadamu. Itu setara dengan sebagian besar kekayaan Ibu. Bukannya kamu seharusnya lebih berbakti?"Delon mengerutkan kening dan menyahut, "Aku nggak izinkan Deddy bekerja di perusahaan kar

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 372

    "Kamu!"Shinta langsung murka dan menatap Petra dengan geram. Setelah beberapa saat, dia mengalihkan pandangannya ke Adeline. "Adeline, kamu mau biarkan orang luar ejek ibumu seperti ini? Seburuk apa pun aku bersikap, orang luar tetap nggak berhak untuk kritik aku!"Adeline menatapnya. "Bagi kalian bertiga, bukannya aku juga orang luar?"Kapan Shinta pernah menganggap Adeline sebagai putrinya?Shinta mendengus. "Kalau saja kamu nggak begitu membangkang, aku nggak akan begitu membencimu.""Aku juga nggak butuh kamu menyukaiku. Kalian datang ke sini hari ini juga bukan untuk berdebat denganku, 'kan?"Sebelum Shinta sempat mengatakan apa-apa, Amanda tersenyum dan berkata, "Kak, kami datang untuk jenguk Nenek."Meskipun sedang berbicara dengan Adeline, mata Amanda terus tertuju pada Petra. Dia akhirnya ingat di mana dia pernah melihat Petra sebelumnya.Di sebuah pesta beberapa tahun yang lalu, dari kejauhan di lantai satu, Amanda pernah melihat Petra yang sedang mengobrol dengan seorang te

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 371

    Setelah menelepon polisi, Winda menelepon Adeline. "Nona, orang yang diam-diam ganti obat Nyonya sudah ditemukan.""Pelakunya Endah?"Winda tercengang. "Emm, kok Nona tahu?""Sehari setelah Nenek kena strok, aku sudah suruh orang untuk selidiki orang-orang yang punya akses ke obatnya. Asistenku baru saja kirimkan hasil penyelidikannya. Putranya Endah kalah miliaran karena judi. Aku rasa itu sebabnya dia bisa disuap orang untuk ganti obat Nenek," jelas Adeline.Apabila Anita tidak lupa minum obat satu hari di bulan ini, hal ini mungkin akan dianggap sebagai kecelakaan. Untungnya ....Winda menyahut dengan marah, "Emm, aku sudah lapor polisi. Mereka akan segera datang untuk tangkap dia. Nanti mereka pasti akan tahu siapa dalang di balik semua ini!""Oke."Setelah menutup telepon, raut wajah Adeline menjadi muram. Sebenarnya, sudah ada orang yang dicurigainya. Kali ini, dalangnya berkemungkinan besar adalah Amanda atau Shinta. Bagaimanapun juga, Anita telah mengusir Amanda dari Grup Thoma

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status