Share

Bab 5 Tidak Kaget

Plak!!!

Sebuah tamparan keras di pipi Dela terdengar, pelayan yang baru saja berjalan masuk terkejut tapi dia dengan cerdiknya berpura-pura tidak melihat, meneruskan pekerjaannya membersihkan ruang tamu.

"Dengan siapa kamu sedang berbicara? Dasar tidak punya hati." Cindy menatap Dela selama beberapa detik dengan kejam, setelah itu dia baru berkata menghina, "Maksudmu sekarang aku yang menyuruhmu untuk pergi tidur dengan dia? Apakah kamu akan pergi mati kalau aku menyuruhmu? Bukankah ini semua karena kamu ingin menaikkan status dirimu? Sekarang malah berpura-pura pintar setelah mendapat keuntungan. Kalau bukan karena putriku Lily kabur tanpa jejak, jangan harap kamu bisa mendapat keuntungan ini!"

Dela menahan rasa sakit di pipinya juga memaksakan dirinya untuk tidak menangis. Dia lalu dengan sengaja berkata sambil tersenyum, "Kalau kamu merasa rugi, cari saja putrimu itu kembali lalu biarkan dia menikah ke Keluarga Wijaya. Kebetulan sekali aku juga tidak ingin menikah ke sana!"

Sepotong kalimat ini langsung membuat Cindy terdiam, dia hanya bisa menatap Dela dengan kesal.

"Apakah aku bisa naik untuk istirahat kalau Anda tidak ada keperluan lain lagi? Bibi!" Walaupun itu adalah kalimat pertanyaan, tapi Dela sudah terhuyung-huyung berjalan ke atas.

"Aku beri tahu kamu, untuk sementara ini jangan melakukan tindakan gegabah apa pun itu! Jangan lagi melakukan hal memalukan sehingga Keluarga Wijaya membatalkan pernikahan!" ujar Cindy memperingatkan.

"Tenang saja, ibuku tidak mewarisi gen tidak konsisten kepadaku. Jelas-jelas sudah menyetujui pernikahan tapi malah masih kabur lagi sehingga harus orang lain yang menyelesaikan masalahnya!" ujar Dela dengan perlahan sambil tersenyum sinis meninggalkan ibu tirinya yang memaki kasar di belakang.

***

Baru saja Dela sampai di atas, David Amanda terlihat mendorong kursi roda ke arahnya.

"Bagus sekali putriku," ujar David yang duduk di atas kursi roda sambil memegang sebuah koran dengan wajah berseri-seri, kerutan samar di wajahnya membuat dia terlihat sedang merasa bangga.

Satu bulan yang lalu dia baru saja mengalami serangan jantung sehingga harus dioperasi di rumah sakit, sekarang dia sedang dalam proses penyembuhan diri di rumah.

Dela menatap senyum di wajah ayahnya, dia mengepalkan tangan dengan kesal, kenapa ayahnya tidak pernah benar-benar peduli dengannya? Sekarang ayahnya hanya menganggap dirinya sebagai pion untuk memanipulasi saja.

Namun kenapa kalau Dela tahu ayahnya sedang memanfaatkan dirinya? Bagaimanapun juga David adalah kerabat dekat Dela dalam kehidupan ini, bagaimana mungkin Dela bisa melihat ayahnya dirawat di rumah sakit lagi karena serangan jantung? Dela diam-diam mengepalkan tangannya, mengingatkan diri sendiri untuk tidak menangis. Dia harus bisa menahan semua penderitaan ini.

"Ayah jangan selalu pikirkan semua hal ini lagi, yang terpenting adalah kesehatan Ayah."

"Aku mengerti, Putriku tapi Ayah tetap ingin mengatakan kalau Fredy pasti adalah pria yang pantas untuk dinikahi. Nilai pada dirinya tidak bisa kamu bayangkan! Kelak perusahaan kita sudah memiliki dukungan dari dia, maka aku tidak perlu lagi dikendalikan oleh Bibimu! Dia benar-benar terlalu ganas."

"Bukankah kamu menyukai Bibi?" Dela menghentikan langkahnya lalu bertanya sambil mengangkat alis.

"Bagaimana mungkin aku menyukai wanita ganas yang sama sekali tidak lembut seperti dia!" Ekspresi jijik David terlihat berbeda dengan ekspresi memuja seperti biasa kepada istrinya, "Kalau saja bukan karena dia bisa memberikan dukungan untuk perusahaanku, aku sudah akan menceraikannya sejak dulu."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status