Share

Jatuh Cinta Pada Kakak Tiri
Jatuh Cinta Pada Kakak Tiri
Author: Alfylla

Bab 1

Author: Alfylla
last update Last Updated: 2025-09-16 19:46:32

Seorang gadis remaja dengan seragam yang masih membalut tubuh terlihat duduk tenang di sofa bersama keluarganya. Di atas meja, terdapat sebuah surat yang menyatakan dirinya sudah lulus sekolah.

"Jadi, keputusanmu tidak berubah?" Seorang pria dewasa bertanya dengan nada kecewa pada Alisya, adik tirinya.

"Maafkan aku, Kak. Tapi aku sudah lama memikirkan ini. Dan aku tak akan berubah pikiran. Lagi pula, kemarin Mama Sarah menghubungiku dan berkata kalau dia tak sabar menunggu kepindahanku ke rumah mereka." Alisya menjawab. Diana, ibu kandung Alisya menghela nafas pelan. Sejak masih dalam kandungan sampai sekarang Alisya berusia 18 tahun, dia tak pernah berjauhan dengan sang anak. Saat bepergian pun, paling cuma dalam waktu satu minggu. Itu pun ada Axel yang selalu dia percaya untuk menjaga Alisya. Cukup berat bagi Diana melepaskan anak perempuannya.

"Kenapa harus pindah ke Jakarta? Di sini pun banyak universitas yang bagus dan baik. Kamu boleh memilih yang kamu suka." Diana mengutarakan rasa keberatannya. Alisya menunduk sesaat, menyiapkan diri untuk berbicara.

"Aku ingin tinggal dengan Papa, Bu." Jawaban Alisya membuat Diana bungkam. Dan kali ini, ayah tiri Alisya yang bersuara.

"Apa Ayah membuat kesalahan, Sya? Katakan saja jika Ayah melakukan sesuatu yang membuatmu tak nyaman." David, ayah tiri Alisya berkata. Dia hanya khawatir anak tirinya marah atau kecewa padanya yang mungkin saja tak dia sadari.

"Tidak, Yah. Ayah sangat baik padaku. Keinginanku ini murni karena keinginan saja. Tak ada masalah apa-apa," jawab Alisya meyakinkan orang tua juga kakaknya. Mereka bertiga saling berpandangan dan menghela nafas pelan. Tak mungkin juga mereka melarang keras Alisya untuk pindah. Karena Alisya juga memiliki hak memilih untuk tinggal bersama siapa.

"Aku tanya sekali lagi. Kamu yakin mau pergi dari sini, Alisya? Kamu tak akan menyesal?" Axel kembali bertanya dengan tegas. Alisya memicingkan mata sebal pada kakak tirinya tersebut.

"Aku sangat yakin. Aku yakin sekali. Aku sudah memikirkan ini sejak lama." Alisya menjawab dengan tegas dengan penekanan di setiap kalimat. Diana menatap putrinya tersebut dengan tatapan sendu. Sedih, mendengar keputusan sang anak yang memilih pergi. Namun, dia juga tak boleh egois.

"Baiklah. Ibu akan mendukung semua pilihanmu." Diana tersenyum lembut setelah mengatakan itu. Dia yakin Alisya akan selalu baik-baik saja di Jakarta nanti.

"Terima kasih, Bu. Aku akan mengemasi pakaianku sekarang. Jadi, besok bisa segera berangkat," ucap Alisya dengan semangat.

"Besok? Kamu yakin gak terlalu buru-buru?" tanya Axel kaget.

"Enggak lah, Kak. Aku kan harus segera mendaftar kuliah juga di sana nanti," jawab Alisya.

"Baiklah. Bolehkan besok kami ikut mengantarmu ke Jakarta?" tanya David. Alisya tersenyum dan mengangguk.

"Tentu saja. Aku senang jika kalian mau mengantarku sampai ke rumah Papa." Alisya menjawab dengan senyuman lebar. David menghela nafas lega mendengar itu. Cukup berat melepaskan Alisya yang sudah sejak kecil dia rawat dan sudah dia anggap anak sendiri. Tapi, David bersyukur karena dia tahu Alisya tak membencinya.

"Baiklah. Aku pamit dulu mau berkemas sekarang." Alisya berdiri lalu melenggang pergi dari sana. Alisya tak bisa berhenti tersenyum karena mendapatkan izin untuk pindah ke Jakarta. Yang paling membuat Alisya senang adalah karena dia tak akan tinggal bersama lagi dengan Axel. Yang artinya, tak akan ada lagi yang cerewet mengomentari gaya hidupnya dan segala pilihan yang dia buat.

***

Perjalanan dari Yogyakarta menuju Jakarta menggunakan pesawat tentu sangat menghemat waktu. Kurang dari dua jam, Alisya dan keluarganya sudah berada di bandara Kota Jakarta. Dan tentu saja, ada yang menjemput kedatangan mereka.

Alisya cukup tegang saat melihat anggota keluarga ayahnya yang berkumpul lengkap di bandara untuk menjemput dirinya bersama dengan orang tuanya dari Yogyakarta. Mata Alisya menatap satu persatu dari mereka, dan Alisya merasa lega karena mereka terlihat ramah. Semoga saja memang kenyataannya seperti itu.

"Terima kasih sudah mau meluangkan waktu untuk menjemput kami." Diana bersuara dengan nada ramah pada semua yang ada di sana, termasuk mantan suaminya.

"Tak masalah. Aku sudah lama menanti untuk waktu ini terjadi," balas Hendra. Dia tersenyum lalu memeluk putri kandungnya, Alisya. Alisya membalas pelukan sang ayah dengan senyum manis yang terukir di bibirnya. Dalam hati dia berbicara, semoga keluarga ayahnya bisa menerimanya dengan baik. Semoga saja mereka semua tulus padanya.

Setelah basa-basi sedikit, akhirnya mereka semua meninggalkan bandara. Alisya pikir, mereka akan langsung menuju rumah yang akan jadi tempat tinggal barunya. Tapi ternyata, ayahnya membawa mereka ke sebuah restoran mewah untuk makan siang bersama. Dan Alisya berterima kasih atas kebaikan ayahnya. Dia bahkan senang, melihat ibunya dan Sarah akrab. Begitu juga kedua pria yang berstatus ayah bagi Alisya.

"Wow. Sekarang kamu bukan hanya memiliki satu kakak saja, Alisya." Axel yang duduk di samping Alisya berucap. Matanya melirik pada tiga pria dewasa yang mungkin seumuran dengan dirinya.

"Ya, memang. Semoga saja mereka tak cerewet sepertimu, Kak," balas Alisya dengan spontan. Axel mendelik kesal mendengar itu. Namun Alisya mengabaikan kekesalannya.

Alisya tersenyum, seraya menatap sekeliling. David sedang mengobrol bersama Hendra dan anak-anak tiri Hendra yang sudah dewasa. Sedangkan Diana, sedang mengobrol bersama Sarah dan anak kembar Sarah yang berjumlah tiga orang. Taksiran Alisya, mereka sepertinya seumuran dengannya. Semoga saja mereka bisa akur nanti.

Sedangkan Axel, hanya diam dan sesekali melihat ke arah ponsel. Alisya meliriknya sekilas, dan wajah kakak tirinya tersebut terlihat kurang bersahabat.

"Apa ada masalah?" Alisya akhirnya bertanya pada Axel yang hanya diam saja semenjak mereka duduk di sana.

"Menurutmu?"

Tanggapan Axel yang sedikit ketus membuat Alisya merasa bersalah. Ya, Alisya sadar juga sebenarnya sebaik apa Axel terhadapnya. Walau hanya saudara tiri, mereka benar-benar dekat layaknya saudara kandung. Alisya tahu keputusannya ini mungkin membuat pria itu sedikit kecewa. Tapi, Alisya pun ingin merasakan tinggal bersama dengan ayah kandungnya. Dia ingin mencari pengalaman baru di Ibukota.

"Kamu yakin mereka bisa menjagamu seperti yang aku lakukan selama ini?" Pertanyaan Axel cukup menohok. Mungkin pria itu berharap Alisya menyerah dan memilih pulang lagi ke Yogyakarta.

"Aku bisa menjaga diriku sendiri, Kak. Aku tak mau jadi beban bagi siapa pun. Aku sudah dewasa sekarang." Alisya menjawab dengan tegas. Axel hanya menghela nafas, tanpa menjawab lagi. Kekecewaan terlihat jelas diwajahnya. Dan dia langsung berpamitan untuk pergi ke kamar mandi. Meninggalkan Alisya yang semakin merasa bersalah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Pada Kakak Tiri   Bab 5

    Fiona Wulandari, dosen baru di kampus yang akan menjadi tempat kuliah Alisya. Katanya, Fiona baru mengajar di sana sekitar delapan bulanan. Dan dari segala pembicaraan, Alisya tebak Fiona tahu banyak tentang keluarganya. Awalnya Alisya pikir, Fiona ada sesuatu dengan Andra, karena tatapan Andra tak bisa disembunyikan. Tapi dari Fiona sendiri, Alisya tahu kalau semua yang Fiona tahu itu dari Radit. Dan katanya, dia dengan Radit pernah dekat juga. Pernah dekat, yang berarti mungkin sekarang sudah tidak lagi. Setelah menyelesaikan pendaftaran, Alisya pun keluar dari area kampus. Alisya sudah diberitahu jadwal masa orientasi untuk para mahasiswa baru. Semoga saja masa orientasi yang akan dia lewati tidak aneh-aneh. Alisya berjalan melewati gerbang, lalu mencari-cari keberadaan mobil Andra. Alisya pikir, pria itu akan langsung pergi tanpa menunggunya, mengingat pria itu harus ke kantor juga. Tapi ternyata, Andra setia menunggu Alisya selesai. Dan dia masih di sana, menunggu Alisya deng

  • Jatuh Cinta Pada Kakak Tiri   Bab 4

    "Sudah bangun?""Sarapan gih. Berangkat sama siapa ke kampus?"Alisya tersenyum lebar membaca dua pesan tersebut dari Axel. Dengan senyum yang setia menghiasi wajah, Alisya pun mulai mengetikkan sebuah balasan untuk Axel."Udah bangun kok dari tadi.""Kak Andra yang antar aku. Karena kampusku beda sama Vina dan yang lain."Alisya masih tersenyum seraya memasukkan ponsel dan barang penting lainnya ke dalam tas. Setelah itu, Alisya meraih map di atas meja belajar yang isinya sudah dia siapkan sejak malam. Isi map tersebut adalah surat-surat yang diperlukan untuk mendaftar kuliah.Alisya merasakan getaran ponsel dari dalam tasnya, dan langsung menebak kalau itu pesan dari Axel. Alisya hendak mengambil ponselnya tersebut, namun niatnya terhenti saat Alvina membuka pintu kamarnya."Sudah selesai? Kak Andra sudah datang." Alvina berbicara setengah berbisik membuat Alisya keheranan."Kamu tahu? Dia paling tidak suka menunggu." Kini Alisya paham dan dia segera menyusul Alvina ke ruang tamu. S

  • Jatuh Cinta Pada Kakak Tiri   Bab 3

    Malam pertama tidur di rumah sang ayah, Alisya ditemani oleh Alvina. Alisya sendiri yang meminta Alvina untuk menginap di kamarnya, menemaninya. Sekaligus Alisya ada banyak pertanyaan yang mungkin bisa dijawab oleh Alvina.Yang Alisya tanyakan pertama kali adalah sosok kakak-kakak Alvina yang menjadi kakak tiri Alisya juga. Alisya ingin mengenal mereka dengan baik, berharap hubungannya dengan mereka bisa sebaik dirinya dengan Axel. Dan karena itu, Alisya ingin tahu sesuatu tentang mereka, walau sedikit. "Kak Andra. Kamu bisa bertanya pada Vian atau Vino nanti jika jawabanku tidak memuaskan. Tapi, memang tak ada yang spesial dari Kak Andra. Kak Andra orangnya sangat tertutup. Privasinya benar-benar dijaga hingga aku pun kurang tahu bagaimana kehidupannya selama ini." Itu gambaran sosok Andra dari Alvina. Memang tidak memuaskan, tapi bisa saja Alvina memang tak banyak tahu tentang kakaknya yang satu itu."Kak Andra pindah dan memiliki apartemen sendiri sejak satu tahun yang lalu. Kamar

  • Jatuh Cinta Pada Kakak Tiri   Bab 2

    Alisya berdiri di dalam sebuah ruangan yang cukup luas yang akan menjadi kamar tidurnya mulai sekarang. Kamar dengan dominasi warna putih itu terlihat bersih dan rapi. Katanya, kamar itu awalnya ditempati oleh anak sulung Sarah. Namun karena anak Sarah tersebut sudah memiliki tempat tinggal sendiri, maka kamar itu menjadi milik Alisya mulai sekarang.Ada sebuah ranjang berukuran king size di tengah ruangan. Lalu sebuah lemari kayu besar, sofa panjang berwarna merah marun, meja kaca kecil, dan karpet bulu yang lembut. Alisya ditawari banyak hal oleh ibu tirinya. Katanya, dia hanya perlu mengatakan saja apa yang dibutuhkan. Well, Alisya bersyukur ibu tirinya baik dan bisa menerimanya dengan baik juga di rumah itu. Semoga saja kebaikan ibu tirinya itu tulus, dan tidak berubah.Alisya menyeret koper hitamnya mendekati lemari. Lalu dia mulai menata pakaiannya di sana. Alisya memang membawa sedikit barang dan pakaian, hingga lemari raksasa itu masih memiliki banyak ruang yang kosong. Mungki

  • Jatuh Cinta Pada Kakak Tiri   Bab 1

    Seorang gadis remaja dengan seragam yang masih membalut tubuh terlihat duduk tenang di sofa bersama keluarganya. Di atas meja, terdapat sebuah surat yang menyatakan dirinya sudah lulus sekolah."Jadi, keputusanmu tidak berubah?" Seorang pria dewasa bertanya dengan nada kecewa pada Alisya, adik tirinya."Maafkan aku, Kak. Tapi aku sudah lama memikirkan ini. Dan aku tak akan berubah pikiran. Lagi pula, kemarin Mama Sarah menghubungiku dan berkata kalau dia tak sabar menunggu kepindahanku ke rumah mereka." Alisya menjawab. Diana, ibu kandung Alisya menghela nafas pelan. Sejak masih dalam kandungan sampai sekarang Alisya berusia 18 tahun, dia tak pernah berjauhan dengan sang anak. Saat bepergian pun, paling cuma dalam waktu satu minggu. Itu pun ada Axel yang selalu dia percaya untuk menjaga Alisya. Cukup berat bagi Diana melepaskan anak perempuannya."Kenapa harus pindah ke Jakarta? Di sini pun banyak universitas yang bagus dan baik. Kamu boleh memilih yang kamu suka." Diana mengutarakan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status