LOGINSonia mendengar ucapan pria itu sembari mengangkat alisnya. “Ujung-ujungnya, semuanya mengandalkan cinta untuk bersikap semena-mena.”Reza menatapnya dengan tersenyum. “Tentu saja, tidak mungkin bertarung tanpa keyakinan!”Morgan bersandar di sofa sembari melihat mereka berdua. Dia pun berkata dengan tatapan muram, “Apa kalian merasa pantas untuk bersikap seperti ini di hadapanku?”Daun telinga Sonia terasa panas. Dia juga bersandar di sofa, lalu memiringkan kepalanya untuk bersandar di pundak Morgan. Suaranya terdengar nyaring. “Kak, apa pun yang kamu lakukan, aku akan memaklumi dan mendukungmu!”Reza menatap Sonia. Dia tahu Sonia tidak terbiasa untuk dekat dengan orang lain. Gambaran Sonia bersandar di pundak Morgan juga sangat langka. Dapat diketahui bahwa Sonia benar-benar sangat mengasihani Morgan. Reza tidak berkata-kata, melainkan hanya mengerutkan keningnya saja.Morgan memalingkan kepalanya berkata pada Sonia, “Dia malah cemburu dengan abangmu sendiri. Apa kamu mau memedulika
Theresia memeluk kedua kakinya dan membenamkan kepala ke dalam lengannya. Di tengah kegelapan, cahaya di luar jendela samar-samar memancar ke atas tubuhnya, tetapi semua itu tidak dapat menerangi dirinya.…Morgan mengeluarkan batang rokok terakhir dari dalam kotak, lalu meletakkannya ke dalam mulut. Angin dingin berembus di malam hari mendatangkan sedikit kelembapan. Cahaya terang rembulan juga mulai tertutup oleh awan gelap. Cuaca berubah menjadi hujan.Beberapa saat kemudian, terdengar suara langkah seseorang dari belakang. Tatapan Morgan seketika berubah. Dia mematikan bara rokok, lalu membuka lebar jendela yang tadinya sudah terbuka setengah itu.Sonia dan Reza berjalan kemari, lalu duduk di samping Morgan.Morgan melihat mereka berdua masing-masing duduk di sisinya. Dia pun tersenyum. “Kalian lagi ngapain? Seperti pengawal saja!”Sonia berucap, “Saat aku telepon Kakek, aku baru tahu kamu sudah kembali. Aku cari ke dua rumah, baru bisa menemukanmu.”Morgan berkata, “Saat sampai ke
Saat makan, Theresia memang bersikap seperti biasa, tetapi Roger tetap menyadari bahwa dia sedang bersandiwara. Dia sedang berlagak bersikap tenang dan seperti biasa.Roger juga menganggap semuanya tidak pernah terjadi. Dia menceritakan masalah bertemu klien bisnis aneh, lelucon yang dia alami di perusahaan, dan juga cerita orang-orang di sekitarnya kepada Theresia.Theresia mendengar dengan sangat serius. Hanya saja, terkadang tatapannya terlihat sedikit linglung.Selesai makan, Roger mengusulkan untuk menonton film.Theresia berkata, “Aku merasa agak capek hari ini. Lain hari saja.”Roger mengangguk dengan perhatian. “Oke, kita perginya kapan kamu ada suasana hati saja!”Roger mengendarai mobil mengantar Theresia pulang. Setelah menuruni mobil, dia melihat bayangan punggung wanita itu. Tiba-tiba Roger merasa agak panik. “There!”Theresia menghentikan langkahnya, lalu membalikkan tubuhnya. “Ada apa?”Di dalam kegelapan malam ini, Roger menatap Theresia dengan penuh rasa serakah. “Tida
Morgan melihat mereka berdua sedang bergandengan tangan. Tatapannya mulai bergejolak. Namun beberapa saat kemudian, tatapannya berubah menjadi murung, seolah-olah tidak percaya dengan penglihatannya.Nada bicara Morgan terdengar sedikit serak. “Memang sudah lama nggak bertemu.”Tangan dingin Theresia baru terasa hangat karena genggaman tangan Roger. Dia menatap Morgan dengan tersenyum datar. “Kapan kamu pulangnya? Apa kamu pulang untuk menghadiri resepsi pernikahan Sonia?”Sinar matahari senja berubah menjadi gelap. Tatapan pria itu juga terlihat dingin dan tajam. Dia pun mengangguk. “Iya!”Roger berkata, “Aku sudah memesan tempat di restoran sebelumnya untuk makan bersama There. Apa Tuan Morgan mau ikut juga?”“Tidak usah!”Tatapan Morgan kelihatan dingin dan jauh. “Aku cuma lewat saja, tadinya aku ingin mengunjungi teman lama. Aku masih ada urusan, jadi aku tidak ganggu kalian berdua lagi.”Usai berbicara, Morgan sedikit mengangguk dan membalikkan tubuhnya untuk meninggalkan tempat.
Morgan menuangkan alkohol kepada Jemmy. “Kalau kamu berbicara seperti ini, aku tidak akan menikah dan juga tidak berani memiliki anak.”“Sonia saja sudah mau menikah. Apa kamu sebagai abangnya tidak malu untuk ketinggalan?” Jemmy mendengus dingin. “Aku tidak mendesakmu. Kamu malah mengira temperamenku bagus.”Morgan berkata dengan tersenyum datar, “Justru karena Sonia sudah menikah, aku juga tidak perlu buru-buru.”Jemmy berucap, “Jangan jadikan Sonia sebagai alasan. Kamu sudah pulang sekarang. Jangan bikin aku mencemaskanmu lagi!”Morgan tersenyum. Nada bicaranya malah terdengar serius. “Kakek, kamu sudah bekerja keras selama beberapa tahun ini.”Tiba-tiba mata Jemmy menjadi basah. “Di antara kita, untuk apa mengatakan ucapan seperti itu. Asalkan kamu dan Sonia baik-baik, aku juga bersedia untuk hidup menderita 10 tahun lagi.”Mereka berdua makan sembari mengobrol. Makan siang diselesaikan dalam waktu satu jam. Setelah selesai makan, mereka berdua berjalan ke halaman belakang. Jemmy m
Morgan langsung berangkat menuju Biantara untuk menandatangani perjanjian penghentian perang dengan Negara Hunara.Akhirnya masalah ini benar-benar telah berakhir. Posisi Barkia di dunia para tentara bayaran internasional tidak akan tergoyahkan lagi setidaknya dalam 50 tahun ke depan.Ketika Morgan pulang ke Barkia, langit pun baru mulai terang. Dia menuruni mobil, lalu bertanya pada Solmi yang datang menyambutnya, “Apa semuanya sudah dipersiapkan?”Solmi membalas, “Sudah, kita bisa berangkat kapan saja. Kamu semalaman tidak tidur. Apa kamu tidak bisa istirahat sebentar dulu, baru berangkat?”Morgan melepaskan jaketnya, lalu mengganti pakaian. Dia berkata dengan suara datar, “Nanti siang Sirla bakal kemari. Kamu kira aku tidak tahu ngapain dia kemari?”Solmi tertegun sejenak, lalu berkata dengan nada rendah, “Tuan Morgan pergi dengan begitu buru-buru, apa kamu takut Sirya menghalangimu atau ada yang ingin kamu temui di Negara Cendania?”Tangan Morgan yang memegang senjata terkaku. Dia







