Saat Sonia pergi mengambil kotak makan, tim produksi mengambilkan sebuah kotak makan dari kotak penghangat khusus untuknya. “Nona Sonia, ini punyamu.”Kotak makan ini memang adalah kotak sekali pakai. Namun, kualitasnya kelihatan lebih bagus daripada yang lain. Kotak makan ini bahkan ada tiga tingkat.Darren melihat dengan penasaran, lalu berkata dengan tersenyum, “Pak Teddy memperlakukanmu dengan khusus atau semua ini ulah orang lain?”Sonia bertanya pada tim produksi kenapa kotak makannya berbeda dengan yang lain. Orang itu pun hanya membalas dengan tersenyum bahwa dirinya juga tidak tahu apa-apa, dia hanya mendengar apa perintah atasan saja.Sonia tidak bertanya lagi. Dia membawa kotak makan dan berjalan pergi.Setelah pulang, Sonia membuka kotak makannya. Darren spontan merasa kaget.Pada tingkat pertama kotak makan itu terdapat empat jenis lauk, ada daging ikan, daging sapi, dan dua jenis sayur hijau. Di tingkat kedua ditaruh nasi putih dan juga kue kering. Sementara, tingkat yang
Pretty datang dengan membawa manajer, penata rias, dan ketiga asistennya.Manajer menjelaskan kepada Teddy bahwa tadi pagi Pretty memiliki kegiatan lain. Berhubung jadwal sudah sempat disusun sebelumnya, mereka tidak enak hati untuk menolak.Meski sebenarnya Teddy merasa kesal, dia juga berlagak lapang dada, tidak mempermasalahkannya.Sonia berjalan ke ruang rias untuk mencari Pretty, lalu memilih sepotong busana untuk syuting adegan pertamanya nanti sore. Pretty kelihatannya sangat mengantuk, dia menguap sembari mendengar penjelasan Sonia.Saat mendengar hingga setengah, tetiba Pretty merasa kesal. “Ngantuk sekali ini. Semalam aku main gim kemalaman, aku malah dibangunkan di siang hari. Aku masih nggak bersemangat, gimana ceritanya aku bisa syuting?”Manajer segera memberi isyarat mata, menyuruh Pretty untuk jangan berbicara lagi.Sonia berlagak tidak kedengaran apa-apa. Dia menyerahkan pakaian yang dipilihkan kepada asistennya.Pretty melirik sekilas, lalu mengerutkan keningnya. “Pak
Saat berjalan keluar, Sonia menyadari seorang lelaki berperawakan tinggi dan kurus, dengan mata sipit dan bibir tipis. Lelaki itu tidak tergolong tampan, hanya saja dia tergolong berkarisma.Saat mereka berdua berpapasan, si lelaki spontan melirik wajah Sonia. Kemudian, dia memalingkan kepalanya dengan tatapan dingin.Edward berjalan ke dalam ruangan istirahat. Ketika melihat Pretty, dia langsung tersenyum lebar. “Selamat Dik atas kerja samamu dengan sutradara terkenal. Kali ini, kamu pasti akan tenar!”Pretty mencemberutkan bibirnya. “Masa aku disuruh pakai pakaian rongsokan. Kesal sekali!”Edward langsung duduk di sofa, lalu melirik pakaian-pakaian itu. “Pakaiannya memang murahan, tapi adik sepupuku ini sangat berkelas, kamu pasti akan tetap cantik meski mengenakan pakaian yang biasa.Setelah mendengar ucapan itu, terlihat senyuman di wajah Pretty. Dia bertanya pada Edward, “Apa Bibi yang suruh kamu kemari?”“Ibuku khawatir kamu tidak terbiasa di Jembara. Jadi, dia buatkan kue khas K
Setelah setengah jam kemudian, Stella dan Edward duduk di dalam ruangan VIP sebuah restoran barat mewah. Stella meletakkan buket bunga di samping, lalu berkata dengan tersenyum, “Sebenarnya aku ingin minta bantuan Tuan Edward.”Edward menuangkan segelas anggur merah kepada Stella. “Kenapa kamu berbicara seperti ini? Kamu tidak perlu sungkan sama aku, katakan saja!”Stella berkata dengan tersenyum, “Begini, kamu tahu juga aku sudah membuka studioku sendiri. Tapi belakangan ini bisnis studioku kurang bagus. Adik sepupu Tuan Edward itu pemeran utama dalam sinetron Pak Teddy. Aku ingin kenalan sama dia. Siapa tahu aku bisa menjadi desainer busana Nona Pretty.”“Oh begitu!” Sebenarnya Edward sudah menebaknya sejak awal. Dia hanya sedang bersandiwara saja “Sepertinya sudah ada desainer busana di lokasi syuting mereka.”Stella berkata, “Nona Pretty itu aktris besar. Sudah sepantasnya dia memiliki desainer busana pribadi.”Edward membalas dengan tersenyum, “Adikku itu baru saja memulai syuting
Awalnya Stella tidak ingin pergi. Hanya saja, dia takut akan memancing emosi Edward. Sudah lama studio Stella tidak menerima proyek. Bisa saja Reviana akan memutuskan aliran dananya. Jadi, Stella mesti memikirkan cara untuk mempertahankannya.Stella berpikir sejenak, lalu mengeluarkan senyuman lembut. “Oke!”Setelah kedua orang selesai makan, Edward membawa Stella ke pub.Stella tahu dirinya pasti harus berkorban sedikit malam ini. Saat mereka sedang duduk di dalam ruangan VIP di pub, Edward yang sedikit mabuk itu pun langsung menciumnya. Stella juga menahan diri untuk tidak menolak.Stella pernah mencintai orang hebat seperti Juno. Jadi, mana mungkin Edward akan masuk ke dalam hatinya?Namun pada akhirnya, Stella mulai menolak. Untung saja Edward benar-benar menyukainya. Jadi, dia juga tidak berani terlalu memaksa Stella.Saat mereka berdua meninggalkan pub, waktu telah menunjukkan pukul sebelas malam. Setibanya di Kediaman Dikara, waktu pun sudah menunjukkan pukul 12 malam.Stella ti
Keesokan harinya, Stella mengendarai mobil ke dalam lokasi syuting. Dia memperkenalkan dirinya kepada yang lain bahwa dirinya adalah desainer pribadi yang direkrut langsung oleh Pretty.Pretty masih belum tiba. Kru lokasi syuting membawa Stella untuk menunggu di dalam. Stella mengamati ruangan rias. Ketika melihat orang-orang sedang sibuk, dia pun duduk menunggu di samping.Sonia membawa asistennya kemari, lalu menyusun busana untuk syuting hari ini.Pemain yang sedang merias wajahnya pun memberi salam kepada Sonia. Sejak sinetron ini melakukan syuting ulang, semua orang semakin segan terhadap Sonia.Sudah dua tahun Stella tidak bertemu dengan Sonia. Ketika bertemu saat ini, dendam di masa dulu seketika meluap kembali. Dia mengepal erat tangannya sembari berpikir, kira-kira ekspresi apa yang akan ditunjukkannya ketika menyapa Sonia nanti?Setelah berpikir lama, Sonia malah tidak melirik ke sisinya. Dia langsung pergi setelah menyusun busana.Stella segera berdiri, lalu mengikuti langka
Pretty melirik Stella sekilas, baru berkata dengan acuh tak acuh, “Ikuti aku!”Pretty memiliki ruangan riasnya sendiri. Setelah masuk ke ruangan, tampak pakaian yang dipersiapkan Sonia semalam untuk Pretty. Hanya saja, Pretty tidak menyukainya sama sekali. Jadi, hari ini Pretty datang dengan membawa satu kardus pakaian yang biasa dikenakannya.Asisten menggantung pakaian ke rak pakaian yang lain. Semuanya adalah pakaian bermerek dengan model bervariasi, dimulai dari model santai, modis, bahkan ada juga gaun panjang.“Selera Nona Pretty bagus sekali!” Stella mengambil sepotong terusan desain merek terkenal. “Aku juga suka banget sama terusan ini. Tapi setelah aku mencobanya, aku merasa aku nggak cocok. Aku kelihatan biasa-biasa saja dengan terusan ini.”Harga terusan ini sekitar 200-an juta. Pretty mengamati Stella, lalu bertanya, “Keluarga kalian bisnis apa?”“Ayahku punya perusahaan sendiri. Hanya saja, perusahaan itu dikelola oleh ayahku, aku nggak ikut campur dalam masalah bisnisnya
Tak sampai lima menit, Sonia pun berjalan kemari. “Pak Teddy, kamu mencariku?”Teddy berusaha melembutkan sikapnya. Namun, masih saja terlihat kerutan di keningnya. “Sepertinya pakaian yang kamu padukan untuk Pretty tidak sesuai dengan karakternya?”Sonia melirik ke sisi layar. “Bukan aku yang memadukannya. Nona Pretty sudah merekrut desainer pribadi untuk memadukan busananya.”“Kenapa tidak ada yang memberitahuku?” Teddy mengerutkan keningnya, lalu memerintah kepada wakil sutradara, “Panggilkan desainer pribadi Pretty ke sini.”Tak lama kemudian, Stella berjalan kemari, lalu berkata dengan tersenyum lembut, “Pak, kamu panggil aku?”Teddy bertanya, “Kamu yang memadukan pakaian untuk Pretty?”“Iya!” Senyuman di wajah Stella sangatlah lembut.Teddy malah menunjukkan wajah muramnya. “Apa kamu pernah membaca naskah? Apa kamu tahu apa peran yang dilakoninya?”Stella tertegun sejenak. Dia tidak membaca naskah, hanya bertanya saja.“Dia adalah putri dari pelayan vila. Hidupnya sangatlah pas-p
Jemmy berkata, “Besok aku akan pulang ke Kota Atria!”Sonia mengangkat kepalanya dengan syok. “Kamu tidak tunggu Bibi Julia?”Jemmy menggeleng. “Setelah kulihat-lihat, seharusnya Julia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”Sonia tidak paham. “Bukannya Bibi Julia sangat peduli dengan putrinya? Kalau dia tahu sudah ditemukan, kenapa dia nggak langsung pulang?”Meskipun pameran lukisan itu sangat penting, seharusnya tidak sepenting putrinya, ‘kan?“Aku tidak tahu!” Jemmy meletakkan sebuah pion, lalu berkata dengan serius, “Beberapa tahun lalu, Aska juga menemukan petunjuk Jeje. Setiap kalinya dia selalu dengan tidak sabaran untuk memberi tahu Julia, tapi hasil tes DNA selalu bukan. Jadi, Julia sudah tidak percaya lagi dengan Aska. Dia pasti mengira kali ini Aska lagi membohonginya lagi.”Sonia merasa syok. “Ternyata begitu!”Morgan yang berada di samping berkata, “Kali ini berbeda. Kakek Aska benar-benar menganggap Hallie sebagai cucunya!!”Sonia memegang pion sembari berpikir, kemudian d
Reza kembali melilit leher Sonia dengan syal. “Hari ini cuaca dingin. Jangan sembarangan pergi di sore hari. Nanti setelah pulang kerja, aku akan jemput kamu di rumah Tuan Aska.”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza juga mengecup kening Sonia.Mereka berdua mengendarai mobil masing-masing, berpisah di area parkiran bawah tanah. Sonia mengendarai mobil menuju ke rumah Aska.Saat di perjalanan, Sonia menerima pesan dari Ranty. Isinya berupa sebuah berita.Sonia membuka untuk membacanya. Isinya adalah berita penangkapan Welly atas perbuatan pemindahan dana perusahaan, menerima suap, dan juga berjudi.Ada juga reporter yang melaporkan kondisi terkini Keluarga Dikara. Keluarga Dikara telah bangkrut. Perusahaan dan semua aset telah disegel. Keluarga konglomerat selama ratusan tahun itu telah menjadi sejarah di Kota Jembara.Di bawah berita, ada banyak suara orang yang bersenang-senang atas penderitaan mereka dan juga suara makian. Sonia tidak melihat lagi. Dia menurunkan ponselnya, lalu fokus dalam
Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me
Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani
Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi
Kedua mata Sonia berkilauan. Mengenai alasannya, sepertinya dia bisa menebaknya.Jemmy melanjutkan, “Aska merindukan Julia. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memanggil Julia pulang. Kalau dia melakukan tes DNA sekarang, kemudian ternyata Hallie bukan Jeje, apa dia masih punya alasan untuk memanggil Julia pulang?”Kening Sonia berkerut. “Bagaimana kalau bukan? Apa Bibi Julia akan merasa ditipu oleh Pak Guru? Dia akan semakin membenci Pak Guru saja?”Jemmy menghela napas. “Selama beberapa tahun ini, mereka juga bukannya tidak pernah salah. Aska tidak bisa berpikir panjang lagi. Dia hanya ingin bertemu dengan Julia.”Ponsel Sonia berdering. Dia melihat Sonia sekilas, lalu pergi ke samping untuk mengangkat telepon. “Paman Reza!”Reza bertanya, “Kamu lagi di mana?”“Aku lagi di rumah Pak Guru!”“Aku ke sana sekarang!” Reza sedang mengendarai mobil. “Oh, ya, tadi Ibu telepon aku. Katanya tadi sore Hallie keluar, katanya mau jalan-jalan di sekitar. Hanya saja, dia masih belum pulang.
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia
Sonia makan siang bersama Ranty.Saat makan, mereka berdua terus membahas soal Morgan dan Theresia. Satunya tampan dan satunya cantik. Ranty merasa sangat percaya diri terhadap perjodohannya kali ini.Di satu sisi, Sonia berharap semua bisa berjalan sesuai dengan kemauan Ranty. Namun di sisi lain, akal sehatnya memberitahunya bahwa mereka berdua tidak memungkinkan!Tentu saja Ranty tidak ingin menghancurkan rasa optimis Ranty.Selesai makan, Ranty menerima panggilan dari perusahaan. Dia pun mesti kembali ke perusahaan untuk mengurus pekerjaannya. Kebetulan Sonia juga menerima panggilan dari Mandy. Ada dua lembar desain yang memerlukan sarannya. Mandy meminta bantuan Sonia untuk merevisinya.Sonia kembali ke Imperial Garden. Setelah dia merevisi dua lembar desain, waktu setengah hari pun telah berlalu. Sonia ingin menelepon abangnya untuk menanyakan hasil kencan buta. Belum sempat dia menelepon, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aska.“Pak Guru!” Sonia meregangkan tubuhnya, lalu berj
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk