Igbert segera berkata, โAku lalai dalam mendidik anak. Aku sudah membuat banyak masalah untuk kamu. Apa pun hasil pemeriksaan nanti, aku pasti tidak akan membantunya.โSuara Morgan terdengar rendah. โAku sudah beri kesempatan kepadanya.โโAku tahu. Aku tahu!โ Igbert mengangguk. โSelama ini, aku sangat sibuk. Aku lalai dalam mendidik anak. Aku tahu bagaimana karakter Mateo. Semua ini salahku tidak mengurusnya.โMorgan berucap, โAku tidak akan permasalahkan masalah Mateo lagi. Mengenai bagaimana kamu mengatasi internal kalian, aku juga tidak bisa bertanya lebih jauh.โโAku sudah bermurah hati karena tidak mempermasalahkan masalah ini lagi!โ ucap Igbert, โAku adalah ayahnya Mateo. Aku juga bertanggung jawab atas perbuatannya. Mengenai bagaimana keputusan pihak atas, aku juga tidak akan marah sama sekali. Aku juga jamin, kelak di seluruh Kota Jembara, tidak akan ada yang berani mengganggu Nona Theresia lagi.โโBaguslah kalau begitu!โโKalau begitu, aku tidak ganggu waktu istirahatmu!โMorg
Mateo berkata dengan syok, โApa gara-gara si Orga? Apa hebatnya dari dia?โโDia โฆ.โ Ayahnya Mateo, Igbert, terdiam. Dia tidak menjelaskannya, melainkan hanya berkata dengan serius, โLebih baik kamu tidak mengetahuinya. Begitu matahari terbit nanti, kamu ikut pamanmu untuk ke luar negeri. Sebelum aku izinkan kamu untuk pulang, kamu jangan pulang untuk sementara waktu!โโAku tidak mau pergi. Aku masih mau balas dendam!โโBalas dendam apa?โ Igbert merasa murka. Dia merasa akhirnya suasana hatinya telah runtuh. โKalau kamu beronar lagi, seluruh keluarga akan terkena imbasnya. Aku dan kakekmu juga akan terkena getahnya. Apa kamu tidak mengerti?โMateo terbengong. Sepertinya saat ini, dia baru menyadari betapa seriusnya masalah.Igbert berkata, โAku harus segera atasi masalah ini. Aku akhiri panggilan dulu. Kamu dengar semua perintah pamanmu dan jangan beronar lagi. Kalau tidak, aku juga tidak bisa melindungimu lagi!โ Selesai berbicara, Igbert langsung mengakhiri panggilan.Mateo masih saja
Lampu mobil memancar ke sisi Theresia yang sedang berjalan ke dalam gedung. Setelah Theresia masuk dan melihat lampu di lantai atas telah menyala, si pria baru memutar mobil meninggalkan tempat.โฆSetelah kembali ke lantai atas, Theresia menggantung jas, lalu pergi membasuh tubuhnya. Dia mengganti pakaian rumah santai, kemudian duduk di meja baca depan balkon sembari membaca buku.Terkadang Theresia mengangkat kepalanya untuk melihat pemandangan malam di luar jendela. Ketika mendengar suara gerak jarum jam di atas meja baca, hatinya terasa tidak tenang. Sepertinya Theresia merasa tidak tenang karena tahu Morgan akan segera kembali.Saat menjelang pukul satu dini hari, Theresia mendengar suara bel pintu.Theresia berlari dengan kaki telanjang. Ketika melihat pria berkemeja hitam berjalan di sisi rak sepatu, dia mengulurkan tangannya untuk memeluk Morgan. โApa kamu merasa dingin?โTubuh kekar Morgan terasa dingin, sedangkan tubuh lembut Theresia terasa hangat.Kali ini, Morgan baru melih
Sekujur tubuh Mateo tertegun.Theresia tersenyum dingin. โKali ini, giliran aku yang ngomong, jangan bergerak!โRaut wajah Mateo menjadi tegang. Tatapannya juga berkaca-kaca. โKamu dapat senjata dari mana?โโKalau aku bilang pungut, apa kamu percaya?โ Theresia melompat menuruni mobil, lalu menendang jauh pistol di tangan Mateo. Dia berdiri di hadapan Mateo, lalu menodong kening si pria. โSekarang apa kamu sadar kamu sudah menyinggung orang yang nggak seharusnya kamu singgung?โโHanya dengan mengandalkan kalian? Kamu malah berani membunuhku?โ Mateo masih menunjukkan ekspresi takut dan tatapan sinis. โAku akui aku sudah meremehkan Orga, tapi memangnya kenapa kalau dia bisa sedikit ilmu seni bela diri? Awas saja kalau kamu berani sentuh aku!โโKakak juga beri tahu aku buat jangan mengotori tanganmu, tapi apa daya, aku ingin sekali habisi kamu dengan tanganku!โ Theresia menodong pistol di atas kepala Mateo, lalu mulai mengalihkan ke bagian bawah. โKamu suka main cewek, โkan?โMateo setenga
Kening Theresia berkerut. โKamu malah berani memelototiku. Awas aku cungkil matamu!โโJangan!โ Molly menunduk dengan ketakutan.Theresia mengangkat-angkat alisnya. Dia segera membalikkan tubuhnya untuk mengayunkan tongkat, lalu menyerang muka orang yang hendak menyerangnya secara diam-diam. Orang itu dipukul hingga kedua giginya copot. Namun, masih ada belasan orang yang menyerbu ke dirinya. Mungkin karena tidak berhasil mengalahkan Morgan, jadi mereka ingin turun tangan dari diri Theresia.Bola mata indah Theresia kelihatan tenang. Dia memutar tubuhnya, lalu menendang dan mengayunkan tongkat kayu dengan tangkas!Lantaran sudah terlalu lama tidak latihan, saat dikepung oleh banyak orang, gerakan Theresia mulai melambat. Saat pundaknya terpukul oleh tongkat, Theresia menggertakkan giginya, lalu melompat untuk menendang dua orang, dan segera melarikan diri.Berhubung tidak sanggup mengalahkan mereka, Theresia memilih untuk melarikan diri, jangan sampai rencana mereka tercapai!Saat ini,
Morgan segera turun tangan. Reaksi orang lain juga tidak secepat Morgan. Saat mereka hendak beraksi, Mateo sudah dikendalikan oleh Morgan.Pergelangan tangan Mateo telah patah. Dia kesakitan hingga keringat dingin terus mengalir dari atas keningnya. Dia menatap Mateo dengan gusar. โKalau kamu berani, ayo bunuh aku!โTatapan Morgan kelihatan datar. Dia berkata dengan sinis, โSaat latihan dulu, kamu juga tidak puas, diam-diam mencariku. Pada akhirnya, kamu juga ngomong ucapan ini. Sudah bertahun-tahun, kamu jangan cuma jago bicara kata-kata sadis, coba tingkatkan sedikit kemampuanmu!โAmarah Mateo terpancing. Dia menggertakkan giginya, lalu menabrak Morgan dengan mendadak. Dia berasal dari latar belakang keluarga yang istimewa. Jadi, ada sikap liar dan arogan di dalam dirinya. Selama beberapa tahun ini, dia bersikap jahat dan semena-mena. Dia tidak pernah memasukkan Mateo ke hatinya. Dia selalu merasa meremehkan dan iri terhadap Morgan.Saat Mateo menabrak Morgan, tiba-tiba Molly melompa