Ranty tertegun sejenak, lalu membalikkan tubuhnya berjalan ke dalam kamar. Dia duduk di sofa, lalu menatap Reza dengan tatapan dingin. “Katakanlah, selama aku nggak di sini, gimana caranya kamu membohongi Sonia hingga dia bersedia kembali bersamamu?”Reza sedang duduk di sofa seberang. Suaranya terdengar santai. “Dia itu memang istriku!”Ranty spontan mendengus dingin. “Bukannya kamu ingin cerai sama dia? Bukannya kamu sudah bosan?”Reza membalas, “Semua itu hanya salah paham!”“Bukan salah paham, tapi kamu sama sekali nggak percaya sama Sonia!”Tatapan Reza menjadi muram. “Aku tidak akan mengulanginya lagi!”“Serius?” Ranty tersenyum sinis. “Nanti malah muncul Gina, Gino, Gani lagi. Kemudian, mereka beri tahu kamu Sonia mendekatimu karena ada maksud lain. Nanti kamu malah campakin dia lagi?”Reza terlihat tegas. “Tidak akan!”“Ucapan cowok itu nggak bisa dipercaya. Cuma si bodoh Sonia saja yang akan percaya!” ucap Ranty dengan murka.Ranty memalingkan kepalanya melihat ke sisi Sonia.
Reza berdiri, lalu melihat ke sisi Ranty. “Aku berharap kamu bisa berbicara dengan kepala dingin. Bagaimanapun, semua ini tidak ada hubungannya dengan Sonia. Cepat atau lambat, aku dan Sonia tetap akan bersama. Aku tidak benar-benar ingin melepaskannya. Aku juga tidak akan melepaskannya!”Usai Reza berbicara, dia pun meninggalkan rumah.Sonia menatap pintu yang sudah tertutup rapat, baru memalingkan kepala melihat ke sisi Ranty. “Kamu bisa marah sama aku. Benar apa katamu, aku luluh kali ini.”“Kalian berdua memang sehati. Sekarang jadinya aku mubazir, ‘kan?” ucap Ranty dengan kesal.“Ranty!” Kening Sonia berkerut.“Tunggu dulu!” Ranty menyipitkan matanya. “Apa maksud ucapan Reza tadi? Di sebelah?”“Maksudnya, dia sudah beli rumah seberang. Sekarang dia tinggal di seberangku. Oh ya, rumah yang aku tinggal sekarang juga sudah dibelinya.” Sonia mengangkat-angkat pundaknya.“Heh!” Ranty menekan-nekan keningnya, lalu berkata dengan dingin, “Jadi, kamu terharu?”Sonia duduk di dekat Ranty.
“Oke, aku nggak ngomong panjang lebar lagi. Tapi kalau dia berani bersalah sama kamu lagi, aku pasti nggak akan ampuni dia!” ancam Ranty dengan emosi tinggi.Ponsel Sonia berbunyi. Dia menerima pesan masuk dari Reza.[ Biarkan aku ke sana. Biar aku bicarakan semuanya dengan Ranty. ]“Reza? Apa katanya?” Ranty mencondongkan kepalanya.Sonia memperlihatkan pesan Reza kepadanya.Ranty langsung mengambil ponsel Sonia, lalu mengirim pesan suara kepada Reza. [ Sonia dengar apa kataku. Dia nggak menginginkanmu lagi! ]Kedua mata Sonia terbelalak lebar. “Jangan bikin masalah!”“Kenapa? Bukannya aku sudah restui kamu sama dia? Memangnya nggak boleh kalau aku kagetin dia bentar?” Ranty tersenyum dingin.Baru saja Ranty selesai bicara, pintu rumah pun terbuka. Reza langsung masuk, menatap Sonia dengan gugup.Sonia hanya menunjukkan ekspresi tidak berdaya, lalu berkata dengan tersenyum tipis, “Ranty lagi bercanda!”Reza berjalan ke sisi Sonia. Dia memegang kedua pipi Sonia, langsung mengecup bibi
Sonia mengangguk. “Semoga saja seperti itu!”“Kalau kamu sudah memutuskan untuk bersama Reza lagi, kamu juga nggak usah berpikir terlalu banyak. Hidup itu singkat. Jadi, bahagia itu paling penting!” Ranty menghabiskan minumannya, lalu menuang bir ke gelas Sonia dan juga gelasnya.Sonia pun tersenyum, lalu bersulang lagi dengan Ranty.Lampu kelap-kelip menyilaukan wajah Ranty. Kelima indranya tampak sangat indah, apalagi dengan adanya senyuman di wajah. Seiring dengan suara lagu lambat, Ranty bersenandung sembari menuang bir ke gelas Sonia.Satu demi satu gelas bir dihabiskan. Tak lama kemudian, terlihat dua botol kosong di samping Ranty.Pada saat ini, akhirnya Sonia menyadari ada yang aneh dengan Ranty. Dia menahan tangan Ranty yang hendak menuang minuman, lalu bertanya, “Ada apa sama kamu dengan Matias?”Ranty sudah dalam kondisi setengah mabuk. Dia pun berkata dengan manja, “Kita sudah lama nggak berjumpa. Jarang-jarang kita bisa ngobrol bersama. Kamu jangan ungkit masalah dia!”Son
Reza langsung bertanya, “Lagi di mana?”Sonia memberi tahu nama pub.Suara Reza terdengar serius. “Kamu dan Ranty minum alkohol?”“Aku cuma minum sedikit. Ranty saja yang minum banyak!”Sonia memalingkan kepalanya melirik ke sisi Ranty. Tampak Ranty dan Jeansen sedang mengobrol dengan seru.“Aku pergi jemput kalian sekarang!” pesan Reza, “Jangan pergi dulu! Jangan ladeni siapa pun yang ajak kalian ngobrol.”Sonia membatin, ‘Sepertinya Ranty akan segera memiliki adik angkat!’“Oke!” balas Sonia, lalu mengakhiri panggilan.Sonia meminta segelas air hangat dari pelayan. Dia membalikkan tubuhnya hendak pergi mencari Ranty. Namun pada saat ini, malah tampak seorang lelaki di belakang sedang memotret Ranty dan Jeansen.Ranty sedang mabuk. Dia sendiri juga tidak menyadari bahwa dirinya dan Jeansen berjarak sangat dekat.Raut wajah Sonia seketika menjadi dingin. Dia melempar gelas yang dipegangnya ke sisi orang yang sedang memotret secara diam-diam.“Prang!” Gelas dilempar menghantam lengan le
Sonia melirik orang-orang yang membujuknya dengan tatapan sinis. “Oh, ini pertama kalinya aku tahu korban malah disalahkan. Tadi aku menyadari dia diam-diam mengambil foto temanku. Gimana kalau aku nggak menyadarinya? Apa yang akan dia lakukan dengan foto itu? Dia sudah melanggar hak privasi temanku. Dia bisa minta pengampunan juga karena dia takut menanggung akibatnya. Sekarang kalian malah merasa kasihan sama dia?”Orang-orang yang tadinya membujuk Sonia kelihatan canggung. Mereka mengalihkan pandangan mereka, tidak berani bersuara lagi.Kening Jeansen tampak berkerut. “Apa yang dia foto? Sini biar aku lihat!”Jeansen mengambil ponsel dari tangan Ranty. Saat hendak melihatnya, lelaki yang awalnya berlutut di lantai tetiba berdiri, lalu merampas ponselnya segera melarikan diri.Semua orang terbengong. Semuanya terjadi dengan sangat mendadak. Sepertinya mereka semua sudah tertipu dengan omongan si lelaki. Apa sikap lelaki itu bagai sudah menyesali kesalahannya?Mana mungkin Sonia akan
Matias membawa Ranty meninggalkan tempat. Saat Sonia sedang berjalan, tetiba dia kepikiran sesuatu. Dia menoleh melihat ke sisi pub. Dia baru menyadari tidak lagi kelihatan batang hidung Jeansen yang mengobrol dengan Ranty tadi.“Ada apa?” tanya Reza.“Nggak kenapa-napa. Ayo jalan!”Mereka berdua berjalan keluar pub. Setelah memasuki mobil, Sonia baru bertanya, “Apa kamu yang menyuruh Matias kemari?”“Emm, kekasihnya lagi mabuk. Kalau bukan cari dia, aku bisa cari siapa lagi?” ucap Reza dengan tersenyum.Sonia juga tidak membongkar Reza. Dia hanya berkata dengan penuh rasa cemas, “Aku curiga lelaki tadi sengaja foto Ranty!”Sonia tidak menemukan foto wanita lain di galerinya. Itu berarti dia tidak punya kebiasaan memotret wanita cantik. Kalau benar dia memotret Ranty hanya karena Ranty itu cantik, dia cukup foto 1-2 lembar saja. Kenapa dia malah ambil foto sebanyak itu? Si lelaki malah sengaja mengambil foto dengan sudut pandang yang akan membuat orang-orang salah paham dengan hubungan
Reza membangkitkan tubuhnya dengan perlahan, lalu mengecup pipi merona Sonia. Suaranya terdengar sangat serak. “Sayangku, aku mencintaimu!”Sonia mengiakan dengan nada rendah. Suaranya terdengar sangat lembut dan juga sedikit menggoda.“Hoosh!” Reza berdiri dari dalam bathtub, lalu melanjutkan ciumannya.….Malam harinya, tidur Reza tidaklah nyenyak. Dia terus terbangun. Ketika melihat Sonia yang berada di dalam pelukannya, dia menunduk mengecup pipi Sonia. Setelah menyadari semua itu bukanlah mimpi belaka, Reza baru kembali melanjutkan mimpinya.Rintik-rintik hujan menetes kaca jendela di subuh pagi. Sonia dibangunkan oleh suara itu. Keningnya spontan berkerut.Reza menekan-nekan kening Sonia dengan lembut, lalu menenangkannya dengan suara rendah, “Masih pagi, ayo tidur. Ada aku di sini.”Sonia bersandar di dalam pelukan Reza. Napasnya kembali normal.Reza tidak bisa tertidur. Sembari mendengar suara hujan, Reza sembari memeluk wanitanya. Dia tidak merasa risi, melainkan merasa tenang
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu
Setelah Aska melihat kepergian mereka, dia duduk di posisi Sonia tadi, lalu berkata dengan tersenyum, “Lebih baik kamu saja yang menemaniku. Anak muda tidak punya kesabaran. Jadi, kamu mesti melihat dengan jelas, kelak aku bisa menemanimu lebih lama. Kamu mesti segera menyadari hal ini, jangan sering memancing emosiku!”Jemmy membereskan catur sembari berkata dengan suara datar, “Kita masih belum memastikan kalau Hallie adalah putrinya Julia, bukannya kamu terlalu terburu-buru?”Raut wajah Aska menjadi serius. “Jemmy, sudah 20 tahun. Kalau Hallie bukan cucuku, apa kamu merasa Jeje masih bisa ditemukan lagi?”Jemmy mendengus. “Jadi, kamu tidak peduli dengan kesalahan itu?”Kening Aska berkerut. “Kesalahan apa? Setidaknya sekarang kemungkinan Hallie itu cucuku. Salah, kemungkinan besar dia itu cucuku.”Jemmy menghela napas. “Aku takut kamu akan kecewa!”Aska melambaikan tangannya. “Sudah bertahun-tahun, aku juga sudah sering kecewa. Hallie itu seorang anak malang. Seperti yang kamu katak
Jemmy berkata, “Besok aku akan pulang ke Kota Atria!”Sonia mengangkat kepalanya dengan syok. “Kamu tidak tunggu Bibi Julia?”Jemmy menggeleng. “Setelah kulihat-lihat, seharusnya Julia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”Sonia tidak paham. “Bukannya Bibi Julia sangat peduli dengan putrinya? Kalau dia tahu sudah ditemukan, kenapa dia nggak langsung pulang?”Meskipun pameran lukisan itu sangat penting, seharusnya tidak sepenting putrinya, ‘kan?“Aku tidak tahu!” Jemmy meletakkan sebuah pion, lalu berkata dengan serius, “Beberapa tahun lalu, Aska juga menemukan petunjuk Jeje. Setiap kalinya dia selalu dengan tidak sabaran untuk memberi tahu Julia, tapi hasil tes DNA selalu bukan. Jadi, Julia sudah tidak percaya lagi dengan Aska. Dia pasti mengira kali ini Aska lagi membohonginya lagi.”Sonia merasa syok. “Ternyata begitu!”Morgan yang berada di samping berkata, “Kali ini berbeda. Kakek Aska benar-benar menganggap Hallie sebagai cucunya!!”Sonia memegang pion sembari berpikir, kemudian d
Reza kembali melilit leher Sonia dengan syal. “Hari ini cuaca dingin. Jangan sembarangan pergi di sore hari. Nanti setelah pulang kerja, aku akan jemput kamu di rumah Tuan Aska.”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza juga mengecup kening Sonia.Mereka berdua mengendarai mobil masing-masing, berpisah di area parkiran bawah tanah. Sonia mengendarai mobil menuju ke rumah Aska.Saat di perjalanan, Sonia menerima pesan dari Ranty. Isinya berupa sebuah berita.Sonia membuka untuk membacanya. Isinya adalah berita penangkapan Welly atas perbuatan pemindahan dana perusahaan, menerima suap, dan juga berjudi.Ada juga reporter yang melaporkan kondisi terkini Keluarga Dikara. Keluarga Dikara telah bangkrut. Perusahaan dan semua aset telah disegel. Keluarga konglomerat selama ratusan tahun itu telah menjadi sejarah di Kota Jembara.Di bawah berita, ada banyak suara orang yang bersenang-senang atas penderitaan mereka dan juga suara makian. Sonia tidak melihat lagi. Dia menurunkan ponselnya, lalu fokus dalam
Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me
Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani
Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi
Kedua mata Sonia berkilauan. Mengenai alasannya, sepertinya dia bisa menebaknya.Jemmy melanjutkan, “Aska merindukan Julia. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memanggil Julia pulang. Kalau dia melakukan tes DNA sekarang, kemudian ternyata Hallie bukan Jeje, apa dia masih punya alasan untuk memanggil Julia pulang?”Kening Sonia berkerut. “Bagaimana kalau bukan? Apa Bibi Julia akan merasa ditipu oleh Pak Guru? Dia akan semakin membenci Pak Guru saja?”Jemmy menghela napas. “Selama beberapa tahun ini, mereka juga bukannya tidak pernah salah. Aska tidak bisa berpikir panjang lagi. Dia hanya ingin bertemu dengan Julia.”Ponsel Sonia berdering. Dia melihat Sonia sekilas, lalu pergi ke samping untuk mengangkat telepon. “Paman Reza!”Reza bertanya, “Kamu lagi di mana?”“Aku lagi di rumah Pak Guru!”“Aku ke sana sekarang!” Reza sedang mengendarai mobil. “Oh, ya, tadi Ibu telepon aku. Katanya tadi sore Hallie keluar, katanya mau jalan-jalan di sekitar. Hanya saja, dia masih belum pulang.
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia