Share

Bab 14

Author: Musim Gugur
”Hmmm? Aku nggak ketawa,” ujar Sonia dengan ekspresi bingung.

Reza mengangkat alisnya dan bertanya, “Kamu takut sekali denganku? Kamu itu temannya Tasya dan guru lesnya Tandy. Kamu boleh ikut mereka panggil aku Om. Biasanya aku selalu penuh toleransi terhadap orang yang menjadi juniorku.”

Sonia semakin ingin terbahak, tetapi dia berusaha tetap bersikap tenang dan mengangguk berkata, “Ok.”

Mata Reza menatap wajah perempuan di sampingnya sekilas, kemudian mengarah ke depan dan berkata lagi, “Lain kali kalau ketemu Hana lagi, kamu nggak perlu peduliin dia.”

“Dia menutupi jalanku,” jawab Sonia membela diri.

“Bukannya kamu pintar menendang orang?” balas Reza.

Sonia mengangkat alisnya dan bertanya balik, “Hana juga boleh ditendang?”

“Tentu saja! Kamu tendang saja sesuka hatimu, biar aku yang urus,” jawab Reza dengan nada datar.

Kedua alis Sonia terangkat lagi ke atas. Kalimat tersebut menunjukkan sikap dan karakter lelaki itu dalam menyelesaikan sebuah masalah. Mungkin Reza menyadarinya dan khawatir perempuan itu akan sembarangan berpikir, dengan cepat dia kembali berkata,

“Memang aku yang membuatmu terkena masalah seperti ini, jadi aku juga yang akan menyelesaikannya.”

Sonia menatap wajah tampan lelaki itu dan menebak maksud dari ucapan Reza bahwa dirinya bisa melakukan apa pun sesuka hati Sonia?

Keadaan di dalam mobil hening sesaat, setelah itu Reza menggerakkan bibirnya dan berkata, “Aku kasih kamu uang seberapa banyak?”

Perempuan itu tersentak terkejut dan dengan cepat tersadar apa yang terjadi. Dia yang bertanya pada Hana apakah perempuan itu bisa memberikan uang lebih banyak dari yang diberikan oleh Reza. Ekspresinya tidak berubah, dengan tenang dia menjawab,

“Tasya bilang setiap satu mata pelajaran akan dibayar dua juta. Kalau gajinya dibayar oleh Pak Reza, berarti Bapak harus kasih gaji ke saya 16 juta.”

Reza menganggukkan kepalanya mengerti dan berkata, “Kalau gitu masuk akal kalau kamu minta dua triliun.”

Mau seberapa lama Sonia mengajari Tandy hingga bocah itu menginjak bangku kuliah, Sonia tidak akan pernah bisa mendapatkan uang sebanyak dua triliun. Sonia hanya tertawa miring dan berkata, “Sayang ya.”

“Sayang kenapa?” tanya Reza.

“Sayang karena Hana nggak akan rela memberiku uang segitu banyak.”

Reza terdiam di tempat. Dia dapat menangkap maksud dari ucapan Sonia yang mengatakan dirinya tidak sebanding dengan uang dua triliun. Benar-benar gadis pendendam! Dia tidak akan melewatkan kesempatan untuk menertawakannya!

Sonia menoleh ke arah jendela dan memandangi pemandangan di luar jendela dengan sudut bibir yang terangkat ke atas. Entah kenapa perasaannya mendadak menjadi jauh lebih baik.

Senin harinya, di depan pintu gerbang Jembara University sudah dipenuhi oleh orang-orang yang berlalu lalang. Sebuah mobil sedan dengan Hana yang tengah duduk di kursi penumpang bagian belakang tengah memperhatikan bagian luar mobil dengan wajah serius.

Matanya seakan tidak berkedip hingga dia menangkap sosok Sonia di sana. Dengan cepat dia menoleh ke lelaki di sampingnya dan berkata, “Dia yang bernama Sonia! Mahasiswi Jembara University yang mengambil jurusan ekonomi dan bisnis.”

Lelaki tersebut mengangkat wajahnya dan mengarahkan tatapannya mengikuti arah yang ditunjuk oleh Hana. Seorang perempuan terlihat di sana dengan pakaian kemeja putih yang sederhana serta celana jeans biru muda yang dipadu dengan sepatu berwarna putih.

Yang membuat orang-orang tertarik bukan wajahnya yang cantik, melainkan sosok perempuan itu terlihat bersih dan memberikan kesan polos serta alami bagi siapa pun yang melihatnya dalam sekali tatap.

Kemungkinan besar orang yang ada di sampingnya terlihat sedikit terkesima, tetapi dia hanya bisa tersenyum dingin dan berkata, “Hari ini hari senin, aku ada jadwal rapat pagi yang sangat penting. Kamu panggil aku ke sini hanya untuk melihat seorang perempuan saja?”

Hana tidak berbasa-basi dan langsung berkata, “Kejar dia sampai dapat! Aku akan melupakan saham keluarga Santoso.”

Sebenarnya Hana adalah putri dari tantenya Melvin. Kakeknya meninggalkan surat wasiat yang mengatakan bahwa harus memberikan sebagian saham pada cucu putrinya ini setelah seratus tahun. Saham tersebut bernilai ratusan triliun!

Wajah tampan Melvin terlihat sedikit terkejut. Dia menoleh ke arah perempuan yang ditunjuk tadi dan bertanya dengan alis terangkat, “Memangnya dia pantas dibandingkan dengan harta sebanyak itu?”

Dengan penuh ketegasan Hana melemparkan satu pertanyaan pada Melvin. “Iya atau nggak?!”

Melvin menyunggingkan sebersit senyum licik dan menjawab, “Tentu saja mau aku kejar! Wanita dan uang akan aku dapatkan keduanya. Mau cari ke mana lagi hal sebaik ini?”

“Berapa lama bisa taklukkan dia?” tanya Hana sambil memandangi lelaki itu.

Dengan penuh keyakinan Melvin menjawab, “Paling lama tiga hari! Aku akan membuat dia tidur di ranjangku!”

Hana mengangguk puas dan berkata, “Ok, nanti kamu kirimkan fotonya padaku. Aku akan menandatangani surat pernyataan pelepasan saham.”

“Deal!”

Yeni ada urusan yang harus diselesaikan sehingga dia langsung pulang setelah jam kelas pagi tadi. Sonia makan seorang diri ketika jam menunjukkan waktunya makan siang. Pintu gerbang sisi timur berhadapan langsung dengan jalanan tua yang terdapat toko mi yang sudah ada sejak bertahun-tahun lamanya. Sonia dan Yeni sering datang ke toko tersebut untuk sekedar nongkrong atau pun makan.

Hari ini Sonia langsung keluar dari toko setelah selesai makan, tetapi langsung dicegat oleh beberapa orang perempuan. Seorang perempuan yang mengenakan pakaian serba berbahan jeans berdiri di posisi paling depan.

Dia memandangi Sonia dengan sorot dingin dan berkata, “Kak Melia masih di rumah sakit, kamu pikir masalah ini akan selesai begitu saja?”

“Kalian mau apa?” tanya Sonia dengan ekspresi datar.

“Kamu ke depan Kak Melia dan tampar dirimu sendiri sambil minta maaf! Kalau Kak Melia sudah nggak marah, kami juga nggak akan memperpanjang masalah ini!” jawab perempuan itu dengan tidak kalah dingin.

“Kalau aku nggak mau?” balas Sonia sambil balas menatap mata perempuan di depannya.

“Menurutmu?” tanya seorang perempuan di belakang sambil maju selangkah. Di tangannya memegang sebuah tongkat baseball dan menatap Sonia dengan penuh ancaman. Sorot mata Sonia berubah dingin dan bertanya,

“Karena kalian begitu baik dengan Melia, gimana kalau aku antar kalian untuk terbaring di rumah sakit bersama dengan dia?”

“Cari mati ya kamu!” seru seorang perempuan yang memegang tongkat dengan wajah marah. Dia mengayunkan tongkat tersebut ke arah kepala Sonia. Baru saja dia hendak mengangkat kakinya, mendadak dari sisi tubuhnya ada sebuah tangan yang menangkap tongkat tersebut.

Kemeja berwarna biru muda itu terlihat menyembunyikan lengan seseorang yang kulitnya sangat putih bagaikan milik perempuan. Di waktu yang bersamaan terdengar suara yang mengatakan, “Kalian nggak malu satu lawan kalian yang sebanyak itu?”

Sonia menoleh ke samping dan menemukan seorang lelaki yang memiliki tinggi sekitar 185 sentimeter dengan kulit putih bagaikan perempuan. Sepasang mata yang tajam itu terlihat menyipit dan seulas senyum terbit di bibirnya. Akan tetapi tubuhnya mengeluarkan aura mencekam yang membuat siapa pun menggigil.

Setelah dia menyelesaikan ucapannya, tangan yang menggenggam tongkat tersebut dihempaskan dengan kuat sambil berkata, “Pergi!”

Beberapa perempuan itu yang sempat terkesima dengan ketampanan lelaki tadi terlihat terkejut dan langsung berubah marah. Perempuan dengan pakaian serba jeans berkata dengan sinis, “Nggak perlu ikut campur!”

Lelaki tadi mengangkat ujung bibirnya dengan raut wajah yang tampak semakin dingin dan kaku sambil berkata, “Aku nggak tertarik ikut campur urusan nggak penting orang lain. Tapi dia, aku pasti harus ikut campur!”

“Kamu siapanya dia?” tanya perempuan itu dengan alis tertaut.

Lelaki itu berdiri di depan Sonia dan menjadikan dirinya sendiri sebagai tameng. Dia menoleh ke belakang dan memandangi Sonia sekilas kemudian tersenyum miring sambil berkata, “Pacarnya!”

Sonia memandangi lelaki itu dengan kedua bola matanya yang jernih bagaikan air di pegunungan. Gerakannya terlihat lembut tetapi juga memberikan kesan dingin.

Beberapa perempuan yang ada di depannya ini melihat penampilan lelaki tersebut yang mengenakan pakaian serba mahal tampak tidak mengenali identitas lelaki itu. Mereka merendahkan suara mereka dan berkata, “Dia menendang teman kami hingga patah tulang, dia harus minta maaf!”

“Teman kalian?” ulang lelaki itu dengan kedua mata menyipit.

“Benar, Melia! Papanya adalah CEO Sinco Group,” jawab perempuan itu dengan bangga.

Lelaki itu tertawa meremehkan dan berkata, “Aku pikir siapa orangnya. Doni bakalan terkejut setengah mati kalau tahu pacarku diminta untuk minta maaf pada putrinya!”

Mereka semua tampak tercengang sesaat. Perempuan yang memegang tongkat baseball menarik baju jeans perempuan yang ada di paling depan sambil membisikkan sesuatu. Setelah itu tampak raut terkejut menghiasi wajah perempuan yang mengenakan pakaian jeans dan menoleh pada lelaki yang ada di depan Sonia dengan sorot takut dan panik. Setelah itu dia menatap Sonia lagi dengan pandangan penuh curiga.

Pantas saja Sonia menolak Andre, ternyata dia sudah memiliki kekasih.

“Masalah hari ini akan aku lupakan saja,” ujar perempuan jeans tadi sambil mundur beberapa langkah dan memberikan kode pada teman-temannya yang lain untuk bergegas pergi.

Sonia terlihat sedikit terkejut, tetapi dia tidak banyak bertanya. Setelah beberapa orang itu sudah menjauh, dia mengucapkan terima kasih pada lelaki itu.

Nada bicaranya sangat tulus sekali ketika mengucapkan terima kasih. Setelah itu Sonia berbalik untuk kembali ke kampus. Kedua tangan lelaki itu tersimpan di kedua saku celananya. Dia tersenyum sambil memandangi perempuan itu dan berkata, “Aku sudah menolongmu, hanya satu kata terima kasih saja sudah selesai?”

 
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 15

    Suara lelaki itu terdengar sangat ringan dan juga hangat seperti mentari di musim semi. Terasa begitu sejuk dan juga nyaman. Sonia berbalik dan memandangi lelaki asing itu dengan tatapan tidak mengerti.Lelaki itu maju dua langkah sambil menatap Sonia. Sebersit sorot cahaya melintas di mata lelaki itu.“Meski nggak harus bayar dengan sesuatu yang berharga, setidaknya traktir makan juga nggak masalah, bukan?”Setelah mengatakan kalimat itu, dia mengulurkan tangannya dan berkata, “Kenalan dulu, namaku Melvin.”Sonia memandangi telapak tangan di hadapannya tanpa membalasnya, kemudian dia berbalik pergi begitu saja. Melvin melongo terkejut di tempatnya dan bergegas mengejar langkah perempuan itu.“Hei! Kamu nggak ngerti apa yang aku katakan?”Langkah Sonia berhenti dan menatapnya sambil menjawab, “Ngerti, tapi kamu nggak butuh traktiran aku. Tanpamu aku juga bisa membereskan masalah tadi seorang diri. Nggak perlu saling kenalan juga, aku harus segera masuk kelas.”Setelah mengatakan kalima

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 16

    Sonia berjalan lurus ke arah mobil Melvin. Akan tetapi dia tidak mengambil bunga-bunga mawar segar itu, melainkan langsung membuka pintu di posisi kemudi dan menekan tombol kunci. Setelah itu dia menghidupkan mesin dan melajukan mobil tersebut ke arah jalan raya.Gerakan tersebut membuat seluruh orang yang melihatnya tampak tercengang di tempat termasuk Melvin. Senyuman di wajah lelaki itu perlahan-lahan berubah kaku. Dia tidak menyangka bahwa Sonia tidak mengambil bunganya, tetapi dia membawa bunga beserta mobilnya juga.Saat ini dia berdiri di tengah kerumunan dengan tangan yang masih menggenggam satu tangkai bunga dan menjadi pusat perhatian semua orang. Wajahnya menggelap dan terlihat sangat emosi. Untuk sekarang dia ingin sekali mencekik leher Sonia hingga perempuan itu kehabisan napas.Sebenarnya orang seperti apa yang Hana minta dirinya taklukin? Pantas saja perempuan itu rela kehilangan uang ratusan triliun. Apakah Hana sengaja mempermainkan dirinya?Semua orang yang ada di san

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 17

    Keesokan harinya, Melvin sudah menebak waktu Sonia keluar dari toko mie. Dia memberikan kode pada beberapa orang anak buah yang ada di belakangnya dan memberikan perintah, “Lakukan dengan maksimal dan terlihat asli.”Beberapa anak buahnya yang sedang menyamar menjadi preman biasa tampak mengangguk mengerti dan berjalan menuju toko mie. Melvin bersandar pada tiang beton sambil merokok. Sekitar sepuluh menit kemudian, dia mematikan puntung rokoknya dan berjalan masuk dengan gerakan santai.Sekarang merupakan jam makan para mahasiswi kampus, oleh karena itu anak buahnya membawa Sonia ke tempat yang lebih terpencil. Setelah melewati beberapa tembok tinggi, suara ribut mereka nantinya akan tersamarkan.Melvin bisa membayangkan keadaan Sonia dengan baju yang berantakan dan tengah tergeletak tidak berdaya di tanah. Di saat perempuan itu tengah merasa putus asa, dia akan muncul bagaikan seorang pahlawan. Sonia akan memandangnya dengan mata berbinar dan penuh harus serta rasa terima kasih.Untu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 18

    Kebetulan Reza juga ada urusan sewaktu Sonia pergi, jadi Reza sekalian mengantar Sonia ke pusat kota. Sonia masih merasa tidak nyaman harus berduaan dengan Reza di tempat yang sempit dan tertutup, makanya dia sering kali buang muka berpura-pura melihat pemandangan.Begitu mobil memasuki jalan raya beraspal, Reza fokus melihat ke depan sambil membuka pembicaraan dengan Sonia, “Melvin lagi dekatin kamu, ya?”“Eh?”Spontan Sonia langsung menoleh ke arah Reza karena dia terkejut bahwa ternyata Reza juga sudah tahu.“Waktu itu aku lihat dia ngasih kamu bunga di depan Jembara University.”“Ooh, iya!”“Sebelum kamu pertimbangkan mau sama dia atau nggak, aku masih kasih tahu satu hal. Dia itu sepupunya Hana. Mamanya Hana itu tantenya Melvin,” tutur Reza lirih.Ternyata … seperti itu ceritanya!“Aku nggak tahu si Melvin itu beneran suka sama kamu atau nggak, tapi aku rasa aku punya tanggung jawab untuk kasih tahu hal ini ke kamu. Tapi, soal kamu masih mau sama dia atau nggak, itu keputusan kamu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 19

    Ucapan temannya itu sangat frontal sampai membuat Siska merasa malu. Jujur saja, awalnya Siska masih ingin mengelak, tapi dia berubah pikiran dan hanya tersenyum menjawabnya, “Aku juga nggak tahu kenapa dia bisa suka sama aku.”Sonia spontan menoleh ke arah wanita yang dipanggil dengan nama Siska itu. Dari tadi Sonia memang merasa dia agak familier, dan setelah diingat-ingat kembali, Siska itu memang pernah memerankan seorang karakter utama di salah satu drama yang dulu Yeni tonton. Drama itu memang tidak tayang terlalu lama, tapi setiap episodenya sangat seru. Yeni juga bilang sangat disayangkan drama tersebut tidak laku di pasaran.Selain itu, Sonia juga ingat dengan wanita yang mengenakan gaun biru itu, dia adalah seorang aktris baru bernama Tiara.“Asal ada Reza, kamu bisa dapat apa pun yang kamu mau. Kalau nanti kamu sudah terkenal, jangan lupa bantu aku juga, ya,” kata Tiara.“Buat apa aku bantuin lagi, bukannya kamu sudah punya Matias?”“Aku sudah mati-matian ngedapetin hatinya

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 20

    Kerumunan orang yang hanya datang untuk melihat semuanya sudah diusir pergi oleh Daniela, dan sekarang hanya ada petugas keamanan saja yang masih berjaga di sana. Ketika Reza sampai, secara spontan semua orang langsung minggir ke samping, menyisakan jalan yang luas di tengah untuk Reza lewati.“Maaf acara makan-makan Pak Reza jadi terganggu,” kata Devi sembari memapah Siska.“Kenapa ini?” tanya Reza. Akan tetapi kedua matanya langsung menyipit ketika dia menyadari Sonia juga ada di sana.Raut wajah Daniela langsung berubah dan melindungi Sonia di belakangnya. Dia tidak mengira kalau yang datang ternyata adalah Reza Herdian, tak heran dari tadi Siska sama sekali tidak takut.Devi menjelaskan semua yang terjadi dengan rinci kepada Reza, tentunya ditambah bumbu-bumbu penyedap seperti perbuatan Sonia yang membenturkan Siska ke tembok, membuat kakinya yang baru saja membaik lagi-lagi terluka.Sebenarnya Sonia sendiri santai saja ketika melihat Reza datang. Hanya saja … dia masih tidak habi

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 21

    Reza juga melirik Melvin dengan gayanya yang santai tanpa bicara sedikit pun, seakan-akan memang sedang menunggu Melvin memanggilnya.“Kapan-kapan aku dan Sonia bakal datang berkunjung!” kata Melvin.Ekspresi wajah Siska juga langsung berubah dari yang awalnya penuh dengan kebencian kini menjadi sangat ramah. Dia mendekati Sonia dan berkata dengan senyum, “Oh, ternyata kamu keponakannya Pak Reza. Yang tadi itu cuma salah paham! Temperamennya Devi memang jelek, kadang ngomong suka nggak mikir dulu, jadi jangan dimasukkin ke hati, ya.”Devi juga segera meminta maaf, “Aku benar-benar nggak tahu kalau kamu keponakannya Pak Reza. Ini semua salahku.”Begitu pula dengan Tiara yang segera mendatangi Sonia dan meminta maaf dengan tulus, “Sonia, aku benar-benar minta maaf!”Hanya karena sebutan “Om”, dalam sekejap sikap semua orang langsung berubah 180 derajat.“Untuk Tiara, jangan panggil aku Sonia. Kamu harus manggil aku Non Sonia!”Wajah Tiara langsung memucat. Tadinya dia mengira Reza akan m

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 22

    Saat ini di lorong hanya tinggal Reza dan Melvin. Tinggi badan mereka berdua tidak terlalu jauh, dan juga mereka sama-sama memiliki paras serta perangai yang mencolok dibandingkan orang kebanyakan. Atmosfer di sana pun jadi menegang dan seolah pancaran cahaya jadi meredup.“Sonia itu beneran keponakan kamu? Kenapa marganya bukan Herdian?” tanya Melvin dengan tatapan matanya yang tajam seperti seekor rubah itu.“Terserah marganya dia apa, yang jelas dia manggil aku ‘Om’.”“Oh, begitu? Kirain cuma ngaku-ngaku!”“Aku nggak segabut itu sampai harus ngaku-ngaku dia sebagai keponakanku, apalagi ngaku-ngaku orang lain sebagai pacar!” kata Reza.“Kemarin malam Sonia setuju untuk jadi pacarku, itu bukan cuma sementara saja.”“Kalau begitu, berarti kamu juga harus manggil aku ‘Om’!”“.…”Sekembalinya mereka berdua ke ruang makan, Melvin merasa dirinya masih kalah jauh dibandingkan Reza. Pemikiran yang berkecamuk di kepalanya ini membuat dia uring-uringan dan jadi sensitif terhadap segala hal. Ak

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2117

    Theresia mengangkat pandangannya dan tersenyum lembut. Seketika seperti angin musim semi yang membuat bunga-bunga bermekaran.Setelah menghabiskan sebatang rokok, Morgan melangkah ke sisi restoran. Saat melewati jendela sebelah, dia menoleh sekilas, ternyata adalah seorang pria. Dia juga mengenakan sweater biru dan kelihatan sangat muda.Setelah sekilas pandang, Morgan mengalihkan pandangannya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.Sesampainya di dalam restoran dan melewati koridor, tiba-tiba pintu kayu di sebelah kanan terbuka. Morgan mengangkat kepalanya dan matanya berpapasan dengan mata gadis yang keluar dari pintu. Satunya kelihatan syok, sedangkan yang satu lagi menatap dengan tatapan penuh makna.Setelah mereka kencan buta, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi.Ternyata selama berada di satu kota, pasti akan ketemu.Theresia duluan bersuara, “Kamu masih belum pergi?”Seingat Theresia, Morgan mengatakan dia hanya akan tin

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2116

    Sonia tersenyum. “Mana lagi yang kamu suka? Pilih beberapa lagi.”Hallie segera menggeleng. “Yang satu ini sudah cukup mahal!”Pramuniaga memberi tahu Hallie mengenai cara perawatan perhiasan. Hallie mendengar dengan sangat serius, lalu bertanya dengan suara kecil, “Berapa harga perhiasan ini?”Pramuniaga berkata, “Anggota VIP biasanya dapat diskon 2%. Setelah diskon, harganya 31.320.000.000!”Hallie menarik napas dalam-dalam.Perhiasan terasa berat di tangannya.Dania mengantar kepergian mereka. Saat melihat Morgan yang menuruni mobil, dia pun berkata dengan kaget, “Kalian jadikan Tuan Morgan sebagai sopir kalian? Perhiasanku ini memang pantas dijual ke kalian!”Morgan tersenyum datar. “Nona Dania memang pintar bicara. Pantas saja Sonia bisa tenang menyerahkan semuanya untuk dikelolamu.”“Aku merasa sangat terhormat bisa mendapatkan kepercayaan Bos!” Dania tersenyum lembut. “Asalkan dia nggak mengusirku, seumur hidupku, aku akan mengikutinya!”Setelah mereka berbasa-basi sejenak, Soni

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2115

    Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2114

    Setelah Aska melihat kepergian mereka, dia duduk di posisi Sonia tadi, lalu berkata dengan tersenyum, “Lebih baik kamu saja yang menemaniku. Anak muda tidak punya kesabaran. Jadi, kamu mesti melihat dengan jelas, kelak aku bisa menemanimu lebih lama. Kamu mesti segera menyadari hal ini, jangan sering memancing emosiku!”Jemmy membereskan catur sembari berkata dengan suara datar, “Kita masih belum memastikan kalau Hallie adalah putrinya Julia, bukannya kamu terlalu terburu-buru?”Raut wajah Aska menjadi serius. “Jemmy, sudah 20 tahun. Kalau Hallie bukan cucuku, apa kamu merasa Jeje masih bisa ditemukan lagi?”Jemmy mendengus. “Jadi, kamu tidak peduli dengan kesalahan itu?”Kening Aska berkerut. “Kesalahan apa? Setidaknya sekarang kemungkinan Hallie itu cucuku. Salah, kemungkinan besar dia itu cucuku.”Jemmy menghela napas. “Aku takut kamu akan kecewa!”Aska melambaikan tangannya. “Sudah bertahun-tahun, aku juga sudah sering kecewa. Hallie itu seorang anak malang. Seperti yang kamu katak

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2113

    Jemmy berkata, “Besok aku akan pulang ke Kota Atria!”Sonia mengangkat kepalanya dengan syok. “Kamu tidak tunggu Bibi Julia?”Jemmy menggeleng. “Setelah kulihat-lihat, seharusnya Julia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”Sonia tidak paham. “Bukannya Bibi Julia sangat peduli dengan putrinya? Kalau dia tahu sudah ditemukan, kenapa dia nggak langsung pulang?”Meskipun pameran lukisan itu sangat penting, seharusnya tidak sepenting putrinya, ‘kan?“Aku tidak tahu!” Jemmy meletakkan sebuah pion, lalu berkata dengan serius, “Beberapa tahun lalu, Aska juga menemukan petunjuk Jeje. Setiap kalinya dia selalu dengan tidak sabaran untuk memberi tahu Julia, tapi hasil tes DNA selalu bukan. Jadi, Julia sudah tidak percaya lagi dengan Aska. Dia pasti mengira kali ini Aska lagi membohonginya lagi.”Sonia merasa syok. “Ternyata begitu!”Morgan yang berada di samping berkata, “Kali ini berbeda. Kakek Aska benar-benar menganggap Hallie sebagai cucunya!!”Sonia memegang pion sembari berpikir, kemudian d

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2112

    Reza kembali melilit leher Sonia dengan syal. “Hari ini cuaca dingin. Jangan sembarangan pergi di sore hari. Nanti setelah pulang kerja, aku akan jemput kamu di rumah Tuan Aska.”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza juga mengecup kening Sonia.Mereka berdua mengendarai mobil masing-masing, berpisah di area parkiran bawah tanah. Sonia mengendarai mobil menuju ke rumah Aska.Saat di perjalanan, Sonia menerima pesan dari Ranty. Isinya berupa sebuah berita.Sonia membuka untuk membacanya. Isinya adalah berita penangkapan Welly atas perbuatan pemindahan dana perusahaan, menerima suap, dan juga berjudi.Ada juga reporter yang melaporkan kondisi terkini Keluarga Dikara. Keluarga Dikara telah bangkrut. Perusahaan dan semua aset telah disegel. Keluarga konglomerat selama ratusan tahun itu telah menjadi sejarah di Kota Jembara.Di bawah berita, ada banyak suara orang yang bersenang-senang atas penderitaan mereka dan juga suara makian. Sonia tidak melihat lagi. Dia menurunkan ponselnya, lalu fokus dalam

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2111

    Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2110

    Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2109

    Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status