Share

Bab 14

Author: Musim Gugur
”Hmmm? Aku nggak ketawa,” ujar Sonia dengan ekspresi bingung.

Reza mengangkat alisnya dan bertanya, “Kamu takut sekali denganku? Kamu itu temannya Tasya dan guru lesnya Tandy. Kamu boleh ikut mereka panggil aku Om. Biasanya aku selalu penuh toleransi terhadap orang yang menjadi juniorku.”

Sonia semakin ingin terbahak, tetapi dia berusaha tetap bersikap tenang dan mengangguk berkata, “Ok.”

Mata Reza menatap wajah perempuan di sampingnya sekilas, kemudian mengarah ke depan dan berkata lagi, “Lain kali kalau ketemu Hana lagi, kamu nggak perlu peduliin dia.”

“Dia menutupi jalanku,” jawab Sonia membela diri.

“Bukannya kamu pintar menendang orang?” balas Reza.

Sonia mengangkat alisnya dan bertanya balik, “Hana juga boleh ditendang?”

“Tentu saja! Kamu tendang saja sesuka hatimu, biar aku yang urus,” jawab Reza dengan nada datar.

Kedua alis Sonia terangkat lagi ke atas. Kalimat tersebut menunjukkan sikap dan karakter lelaki itu dalam menyelesaikan sebuah masalah. Mungkin Reza menyadarinya dan khawatir perempuan itu akan sembarangan berpikir, dengan cepat dia kembali berkata,

“Memang aku yang membuatmu terkena masalah seperti ini, jadi aku juga yang akan menyelesaikannya.”

Sonia menatap wajah tampan lelaki itu dan menebak maksud dari ucapan Reza bahwa dirinya bisa melakukan apa pun sesuka hati Sonia?

Keadaan di dalam mobil hening sesaat, setelah itu Reza menggerakkan bibirnya dan berkata, “Aku kasih kamu uang seberapa banyak?”

Perempuan itu tersentak terkejut dan dengan cepat tersadar apa yang terjadi. Dia yang bertanya pada Hana apakah perempuan itu bisa memberikan uang lebih banyak dari yang diberikan oleh Reza. Ekspresinya tidak berubah, dengan tenang dia menjawab,

“Tasya bilang setiap satu mata pelajaran akan dibayar dua juta. Kalau gajinya dibayar oleh Pak Reza, berarti Bapak harus kasih gaji ke saya 16 juta.”

Reza menganggukkan kepalanya mengerti dan berkata, “Kalau gitu masuk akal kalau kamu minta dua triliun.”

Mau seberapa lama Sonia mengajari Tandy hingga bocah itu menginjak bangku kuliah, Sonia tidak akan pernah bisa mendapatkan uang sebanyak dua triliun. Sonia hanya tertawa miring dan berkata, “Sayang ya.”

“Sayang kenapa?” tanya Reza.

“Sayang karena Hana nggak akan rela memberiku uang segitu banyak.”

Reza terdiam di tempat. Dia dapat menangkap maksud dari ucapan Sonia yang mengatakan dirinya tidak sebanding dengan uang dua triliun. Benar-benar gadis pendendam! Dia tidak akan melewatkan kesempatan untuk menertawakannya!

Sonia menoleh ke arah jendela dan memandangi pemandangan di luar jendela dengan sudut bibir yang terangkat ke atas. Entah kenapa perasaannya mendadak menjadi jauh lebih baik.

Senin harinya, di depan pintu gerbang Jembara University sudah dipenuhi oleh orang-orang yang berlalu lalang. Sebuah mobil sedan dengan Hana yang tengah duduk di kursi penumpang bagian belakang tengah memperhatikan bagian luar mobil dengan wajah serius.

Matanya seakan tidak berkedip hingga dia menangkap sosok Sonia di sana. Dengan cepat dia menoleh ke lelaki di sampingnya dan berkata, “Dia yang bernama Sonia! Mahasiswi Jembara University yang mengambil jurusan ekonomi dan bisnis.”

Lelaki tersebut mengangkat wajahnya dan mengarahkan tatapannya mengikuti arah yang ditunjuk oleh Hana. Seorang perempuan terlihat di sana dengan pakaian kemeja putih yang sederhana serta celana jeans biru muda yang dipadu dengan sepatu berwarna putih.

Yang membuat orang-orang tertarik bukan wajahnya yang cantik, melainkan sosok perempuan itu terlihat bersih dan memberikan kesan polos serta alami bagi siapa pun yang melihatnya dalam sekali tatap.

Kemungkinan besar orang yang ada di sampingnya terlihat sedikit terkesima, tetapi dia hanya bisa tersenyum dingin dan berkata, “Hari ini hari senin, aku ada jadwal rapat pagi yang sangat penting. Kamu panggil aku ke sini hanya untuk melihat seorang perempuan saja?”

Hana tidak berbasa-basi dan langsung berkata, “Kejar dia sampai dapat! Aku akan melupakan saham keluarga Santoso.”

Sebenarnya Hana adalah putri dari tantenya Melvin. Kakeknya meninggalkan surat wasiat yang mengatakan bahwa harus memberikan sebagian saham pada cucu putrinya ini setelah seratus tahun. Saham tersebut bernilai ratusan triliun!

Wajah tampan Melvin terlihat sedikit terkejut. Dia menoleh ke arah perempuan yang ditunjuk tadi dan bertanya dengan alis terangkat, “Memangnya dia pantas dibandingkan dengan harta sebanyak itu?”

Dengan penuh ketegasan Hana melemparkan satu pertanyaan pada Melvin. “Iya atau nggak?!”

Melvin menyunggingkan sebersit senyum licik dan menjawab, “Tentu saja mau aku kejar! Wanita dan uang akan aku dapatkan keduanya. Mau cari ke mana lagi hal sebaik ini?”

“Berapa lama bisa taklukkan dia?” tanya Hana sambil memandangi lelaki itu.

Dengan penuh keyakinan Melvin menjawab, “Paling lama tiga hari! Aku akan membuat dia tidur di ranjangku!”

Hana mengangguk puas dan berkata, “Ok, nanti kamu kirimkan fotonya padaku. Aku akan menandatangani surat pernyataan pelepasan saham.”

“Deal!”

Yeni ada urusan yang harus diselesaikan sehingga dia langsung pulang setelah jam kelas pagi tadi. Sonia makan seorang diri ketika jam menunjukkan waktunya makan siang. Pintu gerbang sisi timur berhadapan langsung dengan jalanan tua yang terdapat toko mi yang sudah ada sejak bertahun-tahun lamanya. Sonia dan Yeni sering datang ke toko tersebut untuk sekedar nongkrong atau pun makan.

Hari ini Sonia langsung keluar dari toko setelah selesai makan, tetapi langsung dicegat oleh beberapa orang perempuan. Seorang perempuan yang mengenakan pakaian serba berbahan jeans berdiri di posisi paling depan.

Dia memandangi Sonia dengan sorot dingin dan berkata, “Kak Melia masih di rumah sakit, kamu pikir masalah ini akan selesai begitu saja?”

“Kalian mau apa?” tanya Sonia dengan ekspresi datar.

“Kamu ke depan Kak Melia dan tampar dirimu sendiri sambil minta maaf! Kalau Kak Melia sudah nggak marah, kami juga nggak akan memperpanjang masalah ini!” jawab perempuan itu dengan tidak kalah dingin.

“Kalau aku nggak mau?” balas Sonia sambil balas menatap mata perempuan di depannya.

“Menurutmu?” tanya seorang perempuan di belakang sambil maju selangkah. Di tangannya memegang sebuah tongkat baseball dan menatap Sonia dengan penuh ancaman. Sorot mata Sonia berubah dingin dan bertanya,

“Karena kalian begitu baik dengan Melia, gimana kalau aku antar kalian untuk terbaring di rumah sakit bersama dengan dia?”

“Cari mati ya kamu!” seru seorang perempuan yang memegang tongkat dengan wajah marah. Dia mengayunkan tongkat tersebut ke arah kepala Sonia. Baru saja dia hendak mengangkat kakinya, mendadak dari sisi tubuhnya ada sebuah tangan yang menangkap tongkat tersebut.

Kemeja berwarna biru muda itu terlihat menyembunyikan lengan seseorang yang kulitnya sangat putih bagaikan milik perempuan. Di waktu yang bersamaan terdengar suara yang mengatakan, “Kalian nggak malu satu lawan kalian yang sebanyak itu?”

Sonia menoleh ke samping dan menemukan seorang lelaki yang memiliki tinggi sekitar 185 sentimeter dengan kulit putih bagaikan perempuan. Sepasang mata yang tajam itu terlihat menyipit dan seulas senyum terbit di bibirnya. Akan tetapi tubuhnya mengeluarkan aura mencekam yang membuat siapa pun menggigil.

Setelah dia menyelesaikan ucapannya, tangan yang menggenggam tongkat tersebut dihempaskan dengan kuat sambil berkata, “Pergi!”

Beberapa perempuan itu yang sempat terkesima dengan ketampanan lelaki tadi terlihat terkejut dan langsung berubah marah. Perempuan dengan pakaian serba jeans berkata dengan sinis, “Nggak perlu ikut campur!”

Lelaki tadi mengangkat ujung bibirnya dengan raut wajah yang tampak semakin dingin dan kaku sambil berkata, “Aku nggak tertarik ikut campur urusan nggak penting orang lain. Tapi dia, aku pasti harus ikut campur!”

“Kamu siapanya dia?” tanya perempuan itu dengan alis tertaut.

Lelaki itu berdiri di depan Sonia dan menjadikan dirinya sendiri sebagai tameng. Dia menoleh ke belakang dan memandangi Sonia sekilas kemudian tersenyum miring sambil berkata, “Pacarnya!”

Sonia memandangi lelaki itu dengan kedua bola matanya yang jernih bagaikan air di pegunungan. Gerakannya terlihat lembut tetapi juga memberikan kesan dingin.

Beberapa perempuan yang ada di depannya ini melihat penampilan lelaki tersebut yang mengenakan pakaian serba mahal tampak tidak mengenali identitas lelaki itu. Mereka merendahkan suara mereka dan berkata, “Dia menendang teman kami hingga patah tulang, dia harus minta maaf!”

“Teman kalian?” ulang lelaki itu dengan kedua mata menyipit.

“Benar, Melia! Papanya adalah CEO Sinco Group,” jawab perempuan itu dengan bangga.

Lelaki itu tertawa meremehkan dan berkata, “Aku pikir siapa orangnya. Doni bakalan terkejut setengah mati kalau tahu pacarku diminta untuk minta maaf pada putrinya!”

Mereka semua tampak tercengang sesaat. Perempuan yang memegang tongkat baseball menarik baju jeans perempuan yang ada di paling depan sambil membisikkan sesuatu. Setelah itu tampak raut terkejut menghiasi wajah perempuan yang mengenakan pakaian jeans dan menoleh pada lelaki yang ada di depan Sonia dengan sorot takut dan panik. Setelah itu dia menatap Sonia lagi dengan pandangan penuh curiga.

Pantas saja Sonia menolak Andre, ternyata dia sudah memiliki kekasih.

“Masalah hari ini akan aku lupakan saja,” ujar perempuan jeans tadi sambil mundur beberapa langkah dan memberikan kode pada teman-temannya yang lain untuk bergegas pergi.

Sonia terlihat sedikit terkejut, tetapi dia tidak banyak bertanya. Setelah beberapa orang itu sudah menjauh, dia mengucapkan terima kasih pada lelaki itu.

Nada bicaranya sangat tulus sekali ketika mengucapkan terima kasih. Setelah itu Sonia berbalik untuk kembali ke kampus. Kedua tangan lelaki itu tersimpan di kedua saku celananya. Dia tersenyum sambil memandangi perempuan itu dan berkata, “Aku sudah menolongmu, hanya satu kata terima kasih saja sudah selesai?”

 
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2602

    Di Kota Atria.Malam harinya, di dalam ruangan yang hening, Morgan sedang menemani Jemmy untuk main catur bersama.Sudah memasuki akhir musim semi, halaman Kediaman Keluarga Bina kembali penuh dengan tanda-tanda kehidupan. Aroma bunga terasa menenangkan, kehijauan memenuhi seluruh halaman.Saat angin malam berembus, beberapa batang bambu di luar jendela bergoyang pelan, bayangannya jatuh samar-samar di tirai tipis, kelihatan seperti lukisan, penuh nuansa klasik, terasa tenang dan nyaman.Sebuah permainan catur telah berjalan hingga langkah terakhir. Morgan kalah lagi.Jemmy menyimpan caturnya dengan perlahan, lalu menggeleng dengan tersenyum. “Kamu semakin mundur saja.”Morgan tidak membantah sama sekali. Dia hanya memungut pion catur dengan tenang.Jemmy melirik Morgan sekilas. “Baru pergi dua hari, malah sudah pulang. Apa dia tidak menghiraukanmu lagi?”Selesai menyimpan anak catur, Morgan baru berkata, “Kakek, aku pulangnya telat!”Jemmy meletakkan pion. “Saat orang yang lagi main c

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2601

    [ Ngapain kamu traktir aku makan? ][ Kita berdua lagi jadian, sudah seharusnya kita saling berkorban. ]Theresia mengetik dengan sangat cepat. [ Aku agak capek. Aku tidur dulu. Sampai jumpa besok hari. ][ Mimpi indah. Sampai jumpa besok! ]…Keesokan harinya, saat bekerja di pagi hari, Theresia terus merasa tidak fokus. Bahkan Ingga juga menyadarinya. “Bos, apa kamu merasa nggak enak badan?”“Nggak!” Theresia tersadar dari lamunannya. “Aku nggak bisa tidur nyenyak semalam. Kamu bantu aku seduhkan kopi, ya.”“Oke, segera!” Setelah Ingga keluar, Theresia menarik napas dalam-dalam, lalu menenangkan dirinya untuk lanjut bekerja.Berhubung Theresia sudah memutuskan untuk bersama Roger, Theresia pun harus teguh pada pendiriannya. Walaupun orang itu telah kembali, semuanya juga tidak ada hubungannya dengan Theresia.Mengenai pria itu sedang berada di Kota Jembara atau di Kota Atria, semua itu juga tidak ada hubungannya dengan Theresia.Sore harinya.Theresia pulang kerja lebih awal. Dia m

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2600

    Tatapan Theresia menjadi linglung. Dia berusaha untuk teguh pada pendiriannya. Theresia menganggap dirinya sebagai seorang suster biasa. Dia pun berjalan pergi untuk memeriksa luka Morgan.Saat duduk, Theresia bahkan tidak berani duduk terlalu dekat dengannya. Namun, saat melihat lukanya, hati Theresia bagai sedang diremas oleh seseorang. Keningnya spontan berkerut. “Kenapa kamu bisa terluka?”Morgan terdiam sesaat, kemudian baru berkata dengan datar, “Anggota Darvin menyamar sebagai pelayan wanita menyusup ke dalam tempatku.”Kening Theresia masih berkerut. Dia menggunakan disinfektan untuk membersihkan cedera si pria. Tenaganya tanpa sadar semakin kuat. Dia pun berkata dengan suara ringan, “Pasti seorang wanita cantik.”Morgan mengangkat alisnya. Dia menatap wanita itu tanpa berbicara.Theresia dapat melihat betapa dalam luka Morgan. Berhubung Morgan tidak mengobatinya, lukanya bahkan sudah mulai infeksi. Theresia menyingkirkan pemikirannya, lalu fokus untuk membersihkan dan mengobat

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2599

    Suara Morgan terdengar semakin berat saja. “Kalau begitu, kamu kembalikan sendiri saat ketemu Kakek nanti. Dia yang berikan kepadamu. Aku tidak berhak untuk mewakilinya mengambil kembali.”Theresia menatap Morgan. Dia spontan meringkukkan jari tangannya. “Apa kamu mau pergi besok?”“Emm!” balas Morgan. Tiba-tiba dia mengangkat kelopak matanya untuk melihat ke belakang Theresia. Pintu ruangan VIP di samping dibuka. Ada sekitar empat atau lima orang berjalan keluar, sepertinya mereka sudah mabuk, langkah mereka juga telah terhuyung-huyung. Salah satu di antara mereka didorong, alhasil malah menabrak ke sisi Theresia.Morgan mengulurkan tangannya untuk menarik Theresia. Pria mabuk di belakang Theresia tidak bisa berdiri dengan stabil, langsung jatuh ke belakang tubuh Theresia.Morgan langsung menarik Theresia untuk mundur. Theresia menabrak ke dalam pelukan Morgan. Pada saat yang sama, dia juga menabrak dinding. Dengan satu tendangan, dia menendang pria yang hendak mendekati Theresia.Pri

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2598

    Setelah bermain beberapa putaran, kali ini Theresia memegang kartu yang sangat bagus. Sepertinya kartu orang lain juga tergolong bagus. Setelah beberapa kali, Tiffany, Frida, dan yang lain juga belum keluar.Morgan tidak berbicara. Kali ini, Theresia merasa sangat yakin. Dia pun memasang taruhan dengan tenang. Pada saat ini, ponsel Theresia tiba-tiba berdering. Dia melirik sekilas dan dia tiba-tiba merasa gugup.Theresia meletakkan kartunya. “Aku pergi angkat telepon.”Saat Morgan melihat nama yang terlintas di atas layar ponsel tersebut, raut wajahnya langsung berubah muram. Dia tidak lanjut melakukan taruhan, langsung membuang kartu bagusnya.Theresia mendapat panggilan masuk dari Roger. Dia bertanya dengan suara lembut, “Apa kamu masih bersama dengan klien? Kapan selesainya? Biar aku jemput kamu.”“Nggak usah, aku bisa pulang sendiri.” Theresia berdiri di balkon. Saat kedengaran suara ricuh di dalam ruangan, hatinya benar-benar terasa berantakan.“Hari ini Nenek jatuh pingsan.” Suar

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2597

    Theresia pernah bermain sekali, setidaknya dia telah memiliki sedikit pengalaman. Saat ada kartu poker nomor tujuh, delapan, sepuluh, apalagi dengan motif yang berbeda, dia langsung membuangnya. Namun, dia berturut-turut beberapa kali mendapat kartu seperti itu, dan yang paling besar pun tidak pernah lewat dari sepuluh.Pada putaran berikutnya, kartunya memang sedikit lebih bagus. Nilai kartu terbesarnya adalah King motif sekop, tapi juga tidak tergolong terlalu bagus.“Boleh disimpan,” ucap Morgan yang berada di samping Theresia dengan suara datar.Tiba-tiba Theresia memiliki pemikiran pembangkang. Dia berlagak tidak kedengaran apa-apa, lalu membuang kartu itu.Pada putaran kali ini, yang berhasil bertahan ada Ranty dan Johan. Pada akhirnya, Ranty berhasil mengalahkan Johan dengan kartu J motif sekopnya.Ranty mengangkat alisnya dengan bangga. Di hadapan semua orang, dia menoleh untuk memberi kecupan manis kepada Matias. Semua orang yang berada di samping pun bersorak.Tentu saja, sua

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status