Baru saja Anastasia hendak berbicara, tiba-tiba dia menyadari Kelly kembali rapat dengan mengambil tumpukan dokumen. Dia langsung menutup mulutnya, lalu bertanya, “Nona Kiara, kamu mau minum apa?”“Teh saja,” balas Kiara dengan tersenyum.“Oke, kamu tunggu sebentar!” Anastasia melihat Kelly sekilas, lalu membalikkan tubuhnya menyeduh teh untuk Kiara.Kiara memalingkan kepalanya melihat Kelly. Dia pun menyapa dengan sok akrab, “Kelly!”Kelly mengangguk dengan perlahan. “Bu Kiara!”“Sudah selesai rapatnya? Di mana Tuan Jason?” tanya Kiara dengan ramah.Kelly berkata, “Lagi kedatangan tamu. Jadi, Tuan Jason lagi menjamu tamu. Apa Nona Kiara ada urusan?”“Aku ada sedikit urusan ingin cari Tuan Jason, tapi aku juga nggak buru-buru, kok. Aku tunggu saja.” Kiara mengeluarkan parfum lain dari tasnya. Ekspresinya kelihatan semakin hangat. “Buat kamu!”Kelly menolak. “Terima kasih, Nona Kiara. Tapi, nggak usah, ya!”“Hanya hadiah kecil saja. Anastasia juga ada, kok.” Kiara memaksa untuk memasukk
“Memang nggak ada hubungan. Aku hanya penasaran saja!” Kiara mengangkat-angkat alisnya, menunjukkan ekspresi menyesal. “Sebelumnya kamu telah melukai hatiku. Aku sempat merasa bodoh karena sudah menghabiskan masa mudaku di dirimu. Jadi, aku langsung jadian dengan cowok yang lagi mengejarku. Sayangnya, aku masih nggak ada perasaan sama dia setelah jadian selama satu bulan. Rasanya jadian dengan orang yang nggak aku cintai itu sangat menyiksa.”Jason hanya menatap Kiara saja. Dia tidak berbicara sama sekali.Kiara melanjutkan, “Jadi, aku langsung putus sama dia! Seumur hidupku, sepertinya aku nggak akan putus asa sebelum mendapatkanmu. Aku merasa nggak ada yang bisa dibandingkan sama kamu!”Jason mengambil sebatang rokok, lalu menyalakannya. Nada bicaranya sangat datar. “Kamu tidak perlu bersikap seperti ini. Aku benar-benar tidak menyukaimu!”Kiara mengangkat-angkat pundaknya. “Kita tunggu saja. Kita juga nggak bisa menebak apa yang akan terjadi di kemudian hari!”Kiara berdiri, lalu b
“Aku tanya kamu apa yang dikatakan Kiara tadi. Tapi kamu tidak jawab dengan jujur. Jadi, aku marah!” Jason menggigit telinga Kelly dengan pelan.Selain itu, setiap kali melihat Kelly berbicara dengan formal, Jason merasa dirinya bagai sedang ditindas saja. Jason pun sudah cukup bersabar!Kelly menggigit bibir bawahnya. “Dia tanya aku apa kamu sudah pacaran atau belum. Kamu ingin aku jawab apa?”Jason menghentikan aksinya, lalu memiringkan kepala untuk menatapnya. “Kamu tidak tahu bagaimana menjawabnya? Apa kamu tidak tahu aku sudah punya pacar atau belum?”Kelly memundurkan tubuhnya menatap si pria dengan mata berlinangkan air mata. “Jangan-jangan aku beri tahu dia, Tuan Jason sudah berpacaran. Pacarnya itu wanita di hadapannya!”Jason spontan mengangguk. “Iya, apa ada yang salah dengan ucapanmu? Bukannya kamu selalu bersikap jujur?”“Nanti dia bakal korek latar belakangku. Kemudian, dia akan mengarang seribu satu alasan, beri tahu aku kalau aku nggak pantas untuk bersamamu!” balas Kel
Yana melambaikan tangan dengan patuh. “Sampai jumpa, Bibi!”Sonia dan Reza juga tidak ke rumah malam ini. Kelly hanya memasak untuknya dan Yana saja.Mereka berdua makan bersama, lalu bermain bersama. Setelah itu, Kelly memandikan Yana, kemudian membaca dongeng sebelum tidur.Semua sama seperti biasanya. Hanya saja, malam ini Jason tidak bersama mereka. Entah kenapa Kelly merasa ada sesuatu yang kurang. Yana juga terus bertanya, “Di mana Paman?”“Sudah malam, kenapa Paman masih belum pulang?”…Saat hendak meniduri Yana, Kelly menerima pesan masuk dari Jason.[ Apa Yana mencariku? ]Kelly menatap Yana yang masih membuka mata lebar-lebar. Dia spontan tersenyum.[ Iya. ]Jason segera membalas.[ Bagaimana denganmu? Apa kamu merindukanku? ]Jantung Kelly berdebar kencang, entah bagaimana membalasnya. Pada saat ini, Yana mengintip layar ponsel. “Pesan dari Paman, ya?”“Iya, Paman lagi sibuk. Hari ini nggak bisa tiduri kamu. Biarkan Ibu saja yang baca dongeng buat kamu.” Kelly mengesamping
Di Hotel Venila.Saat acara berakhir, waktu sudah hampir menunjukkan pukul 12 malam. Anggota Grup Kumala masih ingin lanjut pergi berendam. Jason pun mencari alasan untuk menolak ajakan mereka.Jason melihat jam. Dia takut akan membangunkan Kelly jika pulang pada waktu ini. Jadi, dia menyuruh anak buah untuk memesan kamar eksekutif di hotel. Dia akan bermalam di hotel hari ini.Saat naik ke lantai 22, Jason melihat ada seorang wanita sedang menunggu di depan kamarnya. Wanita itu mengenakan terusan panjang dua tali yang berwarna hitam. Rambut ikalnya digerai panjang di pundaknya. Dia sedang bersandar di dinding sembari melayangkan tatapan genit ke sisi Jason.Wanita ini tak lain adalah wanita pendamping yang dibawa Jack dari Grup Kumala tadi, Vera. Saat di acara tadi, Vera terus bersulang terhadap Jason. Maksud dan tujuannya sudah sangat jelas.“Pak Jason!” Vera sedang bersandar di dinding dengan setengah mabuk. Dia kelihatan semakin genit saja. “Kepalaku sakit sekali. Aku nggak tahu ak
Kelly membalikkan kepalanya, lalu menggeleng dengan panik. “Aku nggak tahu. Sepertinya Kak Kenzo lagi sakit. Aku mau telepon ambulans.”Jason berjalan mendekat untuk mengamati kondisi Kenzo. Keningnya spontan berkerut. “Sepertinya dia mengalami gangguan pencernaan akibat minum alkohol. Jangan tunggu ambulans lagi. Biar aku bawa mobil untuk antar dia ke rumah sakit saja.”Kelly terbengong sejenak, lalu menggeleng. “Nggak usah. Ambulans akan segera tiba. Tuan Jason masih sibuk!”Raut Jason menjadi muram. Dia menatap Kelly dengan datar. “Aku bisa sibuk apa?”Hati Kelly sungguh sesak ketika melihat pria ini. Belum sempat Kelly membalas, Kenzo yang tadinya berbaring di atas ranjang tiba-tiba membalikkan tubuhnya dan muntah. Kelly segera melihat kondisi abangnya.Kenzo telungkup di pinggir ranjang, memuntahkan cairan berwarna kuning. Kelly segera menepuk-nepuk punggung Kenzo, lalu menuangkan air hangat untuknya.Jason sudah menelepon Simon. Tak lama kemudian, Simon sudah datang ke kamar. Dia
Wilona berkata dengan gusar, “Hanya kakakmu saja. Katanya, atasan sangat memprioritaskannya. Apa ini yang dinamakan prioritas? Kalau begini terus, bisa jadi dia akan mati muda!”“Aku akan bujuk kakakku!” balas Kelly, “Sudah malam, aku akan jaga Kak Kenzo di sini. Kak Wilona juga cepat istirahat sana. Kalau ada apa-apa, aku akan hubungi Kak Wilona lagi.”“Terima kasih, ya, Kelly!”“Kita itu satu keluarga. Kamu nggak usah bersikap sungkan!”Kelly memutuskan panggilan. Jason melihatnya, lalu berdiri. “Kamu istirahat dulu di ranjang kecil ini. Aku pergi telepon sebentar.”Kelly mengira Jason sedang ada urusan. Dia hanya mengangguk saja.Jason berjalan keluar ruangan UGD, lalu berjalan ke area yang lebih sepi untuk menelepon.Sekarang sudah tengah malam, tetapi orang di ujung telepon langsung mengangkat panggilannya. Dia berkata dengan gelisah, “Pak Jason?”Jason langsung bertanya, “Apa kamu yang mengatur jadwal lembur Kenzo setiap hari?”Lewis dari perusahaan cabang merasa kaget, lalu sege
“Mungkin gara-gara aku menghadiri acara pernikahan kakakmu, orang-orang di perusahaan cabang jadi memendam niat lain terhadap kakakmu. Ada yang ingin mempromosikannya demi menjilatku, ada juga yang merasa terancam lantaran kakakmu dipromosikan terlalu cepat. Jadi, itulah sebabnya kakakmu sering diatur untuk menjamu klien,” jelas Jason dengan perlahan.Kelly masih tidak mengerti. “Ada yang ingin menghalangi kakakku naik jabatan? Bukannya semakin banyak yang dilakukan kakakku, perusahaan akan semakin memprioritaskannya?”Jason membalas, “Bukan, terkadang semakin banyak pekerjaan yang dilakukan, malah akan lebih gampang melakukan kesalahan. Ini adalah cara senior untuk menyingkirkan karyawannya.”Akhirnya Kelly mengerti. “Ternyata begitu.”Jason berkata dengan suara serius, “Jadi, semua ini gara-gara aku. Maaf.”Kelly menggeleng. “Semua ini nggak ada hubungannya sama kamu. Kalau aku menyalahkanmu, sepertinya aku terlalu nggak pengertian!”Jason menatap Kelly dengan tatapan dalam. “Sebenar
“Kalau tidak mau minum obat, kamu jangan sakit!”“Kamu kira aku bersedia untuk sakit?”“Kalau tidak mau sakit, kenapa kamu tengah malam malah berdiri di tengah angin dingin? Apa hubunganmu dengan angin dingin bagus sekali?”Rose tidak sanggup mengalahkan ucapan Juno. Dia langsung mengambil obat, lalu memasukkan semuanya ke dalam mulut.Kening Juno berkerut. Dia langsung menyerahkan air kepada Rose.Rose minum dengan terlalu buru-buru. Dia pun tersedak, membungkuk di samping ranjang sembari terbatuk-batuk.Rose mengenakan piama kartun berbahan katun dengan model longgar. Saat membungkuk ke depan, tampak hamparan kulit putihnya.Tiba-tiba Juno teringat dengan masalah sore hari itu. Tubuhnya yang panas dan lembut meringkuk ke dalam pelukannya hingga tidak bisa dilepaskan. Aliran hangat yang aneh melintas di hatinya. Tangan yang tadinya hendak menepuk punggung Rose pun berhenti di udara, tidak berani menempel.Rose terbatuk hingga wajahnya memerah dan terengah-engah, lalu kembali berbaring
Rose berkata, “Oke, aku akan telepon Sonia. Tapi, sepertinya Sonia nggak begitu ikut campur dalam urusan bisnis Herdian Group. Kamu juga jangan memeluk harapan yang terlalu besar.”Devin segera berkata, “Asalkan dia bisa membantuku untuk bicara dengan Tuan Reza, masalah ini seharusnya bukan masalah.”Sonia adalah istri dari presdir Herdian Group. Seharusnya dia memiliki kekuasaan sekecil itu. Apalagi dari masalah King, Devin dapat melihat bahwa Reza dan Keluarga Herdian sangat peduli terhadap Sonia. Jadi, kedua belah pihak bisa bekerja sama atau tidak, semuanya hanya tergantung ucapan Sonia saja!Rose berkata dengan tersenyum, “Biar aku coba!”Devin berucap dengan gembira “Terima kasih, Rose. Setelah aku berhasil bekerja sama dengan Herdian Group, aku pun bisa santai untuk sementara waktu. Nanti aku akan temani kamu dengan baik.”“Oke!” Rose berkata dengan tersenyum, “Tapi kamu jangan beri dirimu tekanan yang terlalu besar. Kamu bisa melakukannya dengan sangat baik.”“Sekarang aku masi
Tiba-tiba Morgan bertanya, “Kenapa kamu tidak pacaran?”Theresia tertegun oleh pertanyaan Morgan. Dia mengangkat kepalanya dengan perlahan, lalu berkata, “Seleraku jadi tinggi gara-gara kamu. Aku takut orang lain nggak sanggup.”Morgan terdiam.Ternyata Theresia sudah berbeda dengan yang dulu. Dia berubah menjadi lebih pemberani. Setiap ucapannya membuat Morgan tidak bisa berkata-kata. Hanya saja, dia tetap berbicara dengan begitu serius dan lugu, membuat Morgan tidak tega untuk mengomelinya.Usai berbicara, Theresia pun tersenyum. Dia tidak berbicara lagi, melainkan menunduk untuk menyantap makanannya dengan tenang.Selesai makan, Theresia menyeduh secangkir teh untuk Morgan, kemudian menyeduh secangkir kopi untuk dirinya sendiri.Meski aroma kopi dan teh bercampur aduk, aromanya tetap terasa nyaman.Theresia duduk di atas pangkuan Morgan, lalu melingkari lehernya. “Aku nggak ingin ngapa-ngapain hari ini, cuma ingin temani kamu saja, ya?”Terdengar nada manja dalam suaranya, seperti s
Reza mengusap wajah Sonia. “Semoga saja yang dia harapkan itu anggota keluarga, bukan uang. Semoga juga dia bisa memahami maksud kalian, bisa mempertahankan pemikiran awal, tidak terbuai dengan kekayaan.”Sonia menggigit bibirnya dengan perlahan. “Semoga saja dia nggak seperti itu. Hanya saja, aku juga bakal lebih hati-hati.”“Kalau begitu, kita amati selama beberapa saat dulu. Seandainya Hallie memang pantas untuk disukai Tuan Aska, masalah cucu kandung atau bukan juga bukan masalah. Seandainya dia tidak pantas, beri dia sedikit uang sebagai tebusan saja.”Sonia mengangguk. “Semuanya tergantung dengan nasibnya sendiri.”Mereka berdua selesai mengobrol masalah Hallie. Reza memeluk Sonia. “Pergi mandi dulu, lalu sarapan. Aku sudah telepon Bi Rati. Dia lagi masak yang enak-enak buat kamu.”Sonia memeluk Reza. “Aku juga merindukan Bibo!”Reza tersenyum tipis. “Sepertinya kamu tidak pernah merindukanku.”“Apa aku nggak pernah mengatakannya? Seingatku, aku sering mengatakannya berkali-kali!
“Sudah hampir pukul sembilan!”Sonia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Tadinya aku berencana bangun pagian untuk pergi ke rumah. Tandy sudah hampir ujian akhir semester. Aku ingin memeriksa bagian mana yang ketinggalan, biar bisa beri bimbingan belajar buat dia.”Sonia menengadah kepalanya menatap Reza, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku ini bukan guru bimbel yang bertanggung jawab. Untung saja Kak Diana nggak marah.”Reza mencubit pipi Sonia. “Kamu itu guru bimbel yang direkrut dengan susah payah. Meski dia marah, dia juga bisa memendamnya saja.”“Kamu malah berani ngomong lagi! Dia melakukannya juga demi kamu!” dengus Sonia dengan ringan.“Kalau begitu, demi balas budi kepada Kak Diana, aku pergi ajari Tandy saja?”Sonia kepikiran dengan gambaran paman dan keponakan yang sedang mengajar dan belajar itu. Tiba-tiba dia tertawa.Reza menggendong Sonia. “Hari ini kita tidak pulang. Kamu sudah sibuk gara-gara masalah Hallie. Hari ini kita tidak usah melakukan apa-apa, kita kembali ke
“Jangan kemari. Kalau tidak, kalian bukan hanya tidak bisa dirawat di rumah sakit saja, kalian bahkan tidak bisa tinggal di Kota Jembara lagi!” Nada bicara Reza terdengar datar. “Aku sudah cukup memberi kalian muka dengan membiarkan kalian tinggal di Kota Jembara. Seharusnya kamu mengerti!”“Aku mengerti! Aku mengerti!” Hendri berkata, “Aku tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mengerti kalau kamu berbelas kasihan kepada kami!”“Kalau kamu mengerti, mohon jauhi Sonia. Jangan ganggu dia lagi!”“Tuan Reza!” Hendri berkata dengan buru-buru, “Waktu itu aku mengantar Sonia untuk melakukan pernikahan bisnis dengan Keluarga Herdian. Sekarang hubungan kalian sebaik ini. Aku tergolong telah berbuat baik. Bisakah dilihat dari masalah itu, kamu membantuku sekali lagi?”Kening Reza berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, “Kenapa Sonia bisa punya ayah sepertimu!”Hendri sungguh merasa malu. “Aku tidak menjadi seorang ayah yang baik. Aku sungguh bersalah pada Sonia. Aku berharap kelak aku memiliki
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem