Pada hari Jumat malam, demi merayakan Kelly menemukan pekerjaan baru, Ranty pun menjamu semua orang di Nine Street Mansion.Sonia duluan pulang untuk menjemput Yana. Dia menyuruh Kelly untuk langsung ke tempat kumpul mereka.Tak lama kemudian, saat Sonia menggendong Yana di Nine Street Mansion, lampu-lampu jalan sudah dinyalakan. Ketika Sonia dan Yana masuk ke lobi, ada banyak anak muda sedang berdiri di sana. Ada pria dan juga wanita. Semuanya mengenakan pakaian yang sangat fesyen dan berbeda dari yang lain. Sepertinya mereka semua masih anak sekolah.Sonia menggendong Yana berjalan melintasi kerumunan. Tiba-tiba ada yang menjerit, “Kalian semua yang tenang. Cella lagi ada telepon!”Semua orang spontan menjadi hening.Sonia memalingkan kepala untuk melihat sekilas, ternyata memang si Cella. Saat ini, Cella sedang berdiri di depan meja resepsionis dan berbicara dengan suara manja, “Kak Matias, aku dan teman-teman lagi main di Nine Street Mansion. Kami agak ramai, ingin pakai ruangan VI
Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Apa orang yang diam-diam memotretmu menampakkan diri lagi?”Ranty menggeleng. “Nggak, aku sangat waswas dalam belakangan hari ini. Aku nggak menemukan diikuti oleh orang yang mencurigakan!”Sonia berkata, “Waktu itu, dia sudah dipergoki, seharusnya dia akan lebih waspada lagi. Hanya saja, sebelum rencananya masih belum tercapai, dia pasti akan menampakkan diri lagi!”“Aku akan hati-hati!” Senyuman di wajah Ranty kelihatan lembut. Sepertinya dia tidak terlalu menganggap masalah di dalam hati.Sonia malah merasa cemas. “Bagaimana dengan masalah Matias membatalkan kencan bersamamu demi menemani Cella syuting?”Ranty mengangkat-angkat alisnya. “Bagaimana kamu bisa mengetahui masalah ini?”“Aku sudah mendengar kabar itu.”Ranty tersenyum sinis. “Sebenarnya masalah itu nggak berlebihan seperti yang kamu dengar. Waktu itu, sebenarnya aku sudah janjian sama Matias untuk coba restoran baru. Alhasil, ayahnya Cella telepon Matias katanya putrinya menerima tawaran
Amelia berjalan maju untuk merebut hasil desain itu. “Desain ini baru selesai dilukis Sonia!”Gaspar segera mengambil tisu untuk mengelap bangku. “Nona Cella, hasil karya King tidak boleh disentuh sembarangan orang. Dia cukup memedulikan hasil karyanya. Aku sudah mengelap bangkunya. Kamu bisa duduk sekarang!”Si wanita tersenyum dingin. “Jangan gunakan nama King untuk menakutiku. Meskipun dia terkenal, dia juga hanya seorang desainer yang mencari uang dengan pelayanannya. Apa ada yang perlu dibanggakan!”Amelia menyimpan hasil desain Sonia. Setelah mendengar ucapan wanita itu, dia memalingkan kepalanya menatap si wanita dengan mengerutkan keningnya. Amelia sedang menebak siapa wanita ini, kenapa arogan sekali!Setelah mengelap bangku untuk wanita itu, Gaspar pun mengambilkan minuman untuknya. “Nona, diminum!”Wanita itu melirik botol air di tangan Gaspar, lalu menggeleng. “Aku nggak minum air merek ini!”“Oh, iya, air ini terlalu murah,” balas Gaspar, kemudian dia memanggil kru di luar
Kedua mata Gaspar terbelalak lebar. Dia berkata dengan hormat, “Nona Cella, kamu memang cukup royal!”Cella tersenyum tipis. “Itu hanya upah desain saja. Terserah kamu buka berapa untuk modal gaunnya!”Amelia yang berada di samping juga terkejut. Pantas saja Gaspar begitu menjilat Cella. Dia bahkan rela menghamburkan uang miliaran hanya demi sepotong gaun!Namun, hati Sonia tidak tergerak sama sekali. “Aku nggak punya waktu. Kamu cari orang lain saja!”Kali ini, Cella baru melihat Sonia dengan ekspresi serius. “Apa terlalu sedikit? Meskipun kamu itu desainer bertaraf internasional, seharusnya upah segitu sudah lebih dari cukup!”Sonia berkata, “Semua ini bukan soal uang!”Dalam dua kali pertemuan sebelumnya, Cella dan Sonia tidak tergolong saling kenal. Jadi, Cella mengira Sonia sengaja menolak demi menaikkan upah desainnya.Saat ini, Cella pun tersenyum dingin. “Aku tahu kamu cukup terkenal. Kalau begitu, aku tambah satu miliar lagi. Sudah bisa, ‘kan?”Sonia berjalan ke depan meja ker
Gaspar merasa serbasalah. “Nona Cella, kamu jangan buru-buru. Biasanya watak seniman memang agak aneh. Aku akan bantu kamu untuk bujuk Sonia lagi!”“Dia kira dia itu siapa? Bukannya hanya seorang desainer saja? Apa dia benar-benar menganggap dirinya itu hebat!” Kening Cella berkerut. Dia berkata dengan emosi tinggi, “Kalau dia berani nggak desain gaun buat aku, aku akan buat dia nggak bisa tinggal di Jembara lagi!”Gaspar segera berkata, “Nona Cella, Sonia masih muda. Kamu jangan perhitungan sama dia. Gimana kalau aku cari Pak Teddy saja? Aku akan minta bantuannya untuk menghubungi desainer lain dari Arkava Studio. Aku jamin kamu pasti akan puas!”“Kamu suruh aku tunduk sama dia?” Cella menggertakkan giginya, lalu berkata dengan emosi, “Pokoknya aku cuma mau didesain sama dia. Aku penasaran betapa keras kepalanya dia!”Usai berbicara, Cella mendengus dingin, lalu berjalan pergi.Ketika Amelia melihat Gaspar berlari di belakang dengan sikap hormat, kelopak matanya pun berkedut. Sepertin
Teddy mengangkat cangkir teh, lalu menyesapnya. “Setelah identitas King milik Sonia terbongkar, aku sudah menduga akan dihadapkan oleh banyak masalah. Aku hanya penasaran kenapa Sonia nggak bersedia untuk menerima orderan Cella? Bukannya hanya sepotong gaun saja? Semua itu sangat sepele bagi Sonia!”Asisten berkata, “King itu sangat terkenal. Tentu saja dia bebas memilih orderan.”Teddy menggeleng dengan perlahan. “Masalah ini nggak segampang yang kamu pikirkan!”…Sonia pergi menyerahkan sisa pekerjaannya kepada Amelia. Amelia berkata dengan syok, “Sonia, kenapa kamu nggak ke sini lagi? Apa yang dikatakan Pak Teddy sama kamu? Apa masalah Cella lagi?”Sonia membalas dengan nada datar, “Kamu jangan tanya lagi. Kalau Cella datang, kamu juga jangan cari masalah sama dia. Kamu cukup suruh dia pergi saja!”Amelia berkata dengan kesal, “Si Cella itu memang arogan sekali. Bukannya kamu bebas memilih untuk desain gaunnya atau nggak? Atas dasar apa dia menyuruh Pak Teddy buat usir kamu?”“Mungk
Sonia menunduk. “Aku rasa nggak usah bujuk lagi. Aku pernah ketemu sama wanita itu. Dia nggak pantas untuk bersama dengan Kak Juno. Lagi pula, wanita itu sudah punya pria yang dia sukai, bukan Kak Juno!”“Kamu kenal dengan Nona Cella?” Aska merasa kaget. “Oh, ya, dengar-dengar Nona Cella juga sekolah di Jembara.”“Apa kamu tahu kenapa dia datang jauh-jauh untuk sekolah di Jembara?” Sonia tersenyum dingin. “Karena dia suka sama Matias.”“Matias?” Aska berpikir sejenak. “Matias yang sudah bertunangan dengan Ranty?”“Iya!” Sonia mendengus dingin. “Jadi, kamu nggak usah bujuk Kak Juno lagi. Jangan tambah masalah buat dia!”“Tentu saja aku tidak akan melakukan hal bodoh itu!” Aska menggeleng sembari menghela napas ringan. “Aku hanya tidak ingin Juno terus bertengger di diri Rose.”Sonia merasa syok. “Pak Guru tahu masalah itu?”Aska menghela napas lagi. “Apa mungkin masalah kalian bisa luput dari mataku?”Sonia mengangkat-angkat pundak, lalu spontan tersenyum.Aska berkata, “Sebenarnya deng
Amelia terbengong sejenak, seolah-olah baru menyadari betapa seriusnya masalah ini. “Oke, aku mengerti. Nanti aku akan sampaikan kepada Pretty.”“Oke, aku juga akan telepon dia, ingatkan dia untuk jangan bertindak gegabah!” pesan Sonia dengan serius.“Oh!” Semua seperti dugaan Sonia, keesokan harinya terekspos video makian Pretty di lokasi studio. Ketika melihat dari sudut pandang pengambilan video, seharusnya video itu hasil direkam secara diam-diam. Hanya saja, tetap telah mendatangkan dampak sangat buruk terhadap Pretty.Sekarang namanya telah menjadi viral di media sosial. Semuanya mengatakan Pretty tidak pantas untuk menjadi tokoh publik.Cella juga belajar akting. Dia tahu apa yang paling mematikan bagi seorang artis! Sonia menghubungi Ranty, menyuruhnya membeli akun untuk menurunkan tingkat keviralan Pretty.Ranty bertanya, “Siapa yang ingin menghancurkannya?”“Kamu nggak usah tahu. Kamu tenangkan warganet dulu,” balas Sonia.Ranty berkata dengan tersenyum, “Serahkan saja sama
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak
Saat Morgan kembali ke ruangan VIP, Reza pun telah tiba.Tadinya Hallie duduk di samping Sonia. Begitu Reza datang, dia pun langsung duduk di samping Morgan.Saat melihat Morgan telah kembali, Hallie segera berkata dengan tersenyum, “Kak Morgan, masakan sudah datang, rasanya benar-benar enak!”Morgan tidak membalas, melainkan melihat Reza. “Kapan kamu datangnya?”“Baru saja!” Reza tersenyum tipis, lalu menuangkan segelas alkohol untuk Morgan. “Arak hasil fermentasi Bos. Coba dicicip!”Sonia berkata, “Aku juga ingin minum!”Reza menuangkan setengah gelas untuk Sonia. “Cuma segini saja.”Daripada tidak ada, Sonia juga tidak boleh serakah. Dia menuangkan setengahnya ke gelas Hallie. “Sebelumnya saat di Istana Fers, aku lihat kamu jago minum. Cuaca sudah dingin. Ayo, kita minum bersama untuk menghangatkan tubuh.”Hallie tersenyum malu. “Aku itu memaksakan diriku buat minum. Sebenarnya aku gampang mabuk.”Mereka minum sembari mengobrol. Saat Reza mengobrol dengan Morgan, dia juga tidak lupa
Theresia mengangkat pandangannya dan tersenyum lembut. Seketika seperti angin musim semi yang membuat bunga-bunga bermekaran.Setelah menghabiskan sebatang rokok, Morgan melangkah ke sisi restoran. Saat melewati jendela sebelah, dia menoleh sekilas, ternyata adalah seorang pria. Dia juga mengenakan sweater biru dan kelihatan sangat muda.Setelah sekilas pandang, Morgan mengalihkan pandangannya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.Sesampainya di dalam restoran dan melewati koridor, tiba-tiba pintu kayu di sebelah kanan terbuka. Morgan mengangkat kepalanya dan matanya berpapasan dengan mata gadis yang keluar dari pintu. Satunya kelihatan syok, sedangkan yang satu lagi menatap dengan tatapan penuh makna.Setelah mereka kencan buta, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi.Ternyata selama berada di satu kota, pasti akan ketemu.Theresia duluan bersuara, “Kamu masih belum pergi?”Seingat Theresia, Morgan mengatakan dia hanya akan tin
Sonia tersenyum. “Mana lagi yang kamu suka? Pilih beberapa lagi.”Hallie segera menggeleng. “Yang satu ini sudah cukup mahal!”Pramuniaga memberi tahu Hallie mengenai cara perawatan perhiasan. Hallie mendengar dengan sangat serius, lalu bertanya dengan suara kecil, “Berapa harga perhiasan ini?”Pramuniaga berkata, “Anggota VIP biasanya dapat diskon 2%. Setelah diskon, harganya 31.320.000.000!”Hallie menarik napas dalam-dalam.Perhiasan terasa berat di tangannya.Dania mengantar kepergian mereka. Saat melihat Morgan yang menuruni mobil, dia pun berkata dengan kaget, “Kalian jadikan Tuan Morgan sebagai sopir kalian? Perhiasanku ini memang pantas dijual ke kalian!”Morgan tersenyum datar. “Nona Dania memang pintar bicara. Pantas saja Sonia bisa tenang menyerahkan semuanya untuk dikelolamu.”“Aku merasa sangat terhormat bisa mendapatkan kepercayaan Bos!” Dania tersenyum lembut. “Asalkan dia nggak mengusirku, seumur hidupku, aku akan mengikutinya!”Setelah mereka berbasa-basi sejenak, Soni
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu