“Tentu saja boleh!” Mellisa meletakkan album foto di atas meja. Dia membuka sambil memperkenalkan orang di dalam foto.Di dalamnya terdapat seorang wanita berpakaian congsam sedang duduk di bawah paviliun sambil menoleh. Si wanita terlihat sangat lembut dan berkelas, sungguh mirip dengan Mellisa.“Siapa ini?” tanya Vivian dengan penasaran.“Ini nenekku!” Suara Mellisa berubah menjadi sangat lembut. Bahkan tatapannya juga berubah lembut.“Cantik sekali!” puji Vivian.Mellisa mengenang kembali sambil memperkenalkan, “Nenekku adalah anak dari keluarga kaya. Dia adalah seorang wanita berbakat dan lembut. Aku dibesarkan oleh nenekku. Kemudian, aku baru ikut ayahku ke luar negeri. Setelah aku kembali, nenekku pun sudah meninggal karena mengidap penyakit parah.”Vivian dapat mendengar kesedihan dari nada bicaranya. Dia menggenggam tangan Mellisa dan berkata, “Nenekmu pasti akan hidup bahagia di atas sana.”“Terima kasih,” balas Mellisa sambil tersenyum.Mellisa lanjut membalikkan album, di da
Vivian pasti akan berusaha untuk mencari gelang giok, supaya Maxwell bisa semakin memercayai Rendi. Di sisi lain, Sonia juga ingin membantu Reza.Sore hari tadi Sonia baru mengetahui kabar cedera Rendi. Katanya dia terjatuh dari tangga dan kepalanya terantuk.Mengingat Reza pergi menemui Rendi tadi, dan terdapat bekas anggur di kemejanya, Sonia merasa masalah tidak segampang yang dibayangkan!Reza dan Rendi pasti sudah bertengkar!Jika seperti ini, Sonia pun ingin membantu Reza untuk merebut kesempatan kerja sama dengan Maxwell.Saat langit sudah mulai gelap, Reza menelepon Sonia mengatakan dia sedang ada urusan di Atria. Dia akan pulang lebih malam, dan menyuruhnya untuk makan malam duluan.Selesai makan malam, Sonia pun naik ke lantai atas untuk mandi, lalu membaca buku di balkon.Sonia masih terus memikirkan masalah gelang giok, dia pun tidak fokus dalam membaca buku. Baru membaca beberapa saat saja, Tandy dan Ferdi pun mencarinya untuk membentuk grup bermain gim. Jadi Sonia pun men
Reza mengangkat kepalanya, dan menatap Sonia dengan terkejut. “Apa?”Sonia menuruni tangga sambil berbicara dengan lembut, “Mereka sedang bantu Mellisa untuk cari satu pasang gelang giok. Gelang itu sangat berharga bagi Mellisa. Kalau dia bisa menemukannya, Maxwell akan semakin percaya dan bahkan berterima kasih sama Rendi. Kemungkinan Maxwell dan Rendi akan menjadi mitra kerja sama.”Dari ucapan Robi tadi, Sonia merasa tebakannya memang benar. Rendi memang ingin menyingkirkan Reza, dia ingin bekerja sama sendiri dengan Maxwell. Jika tidak, mana mungkin dia akan menyembunyikan masalah ini dari Reza, pergi mencari gelang giok sendiri.Jika salah satu pihak menyimpan niat lain, kerja sama pun tidak akan tercapai!Hanya saja Rendi tidak tahu, setelah Vivian pergi semalam, Mellisa juga membicarakan masalah gelang giok dengan Sonia.Robi bertanya, “Tadi Nona Sonia bilang kamu tahu keberadaan gelang giok itu?”“Emm, aku tahu!” Tatapan Sonia berkilauan. “Mellisa juga minta bantuanku untuk men
Konon katanya leluhur Keluarga Bina adalah pejabat tinggi di zaman kuno. Nama Keluarga Bina juga sangat terkenal di area Atria. Pada saat masa peperangan, anggota Keluarga Bina membentuk tim untuk melakukan perlawanan. Mereka bahkan menyerahkan sebagian besar harta, dan membangun puluhan tenda di dalam Atria untuk menghidupi hampir separuh penduduk Atria.Kemudian, Keluarga Bina menggeluti bisnis barang antik dan kayu menjadi orang terkaya di Atria. Hanya saja penerus Keluarga Bina semakin menipis. Kepala Keluarga generasi sebelumnya bahkan hanya punya seorang putra saja yang bernama Hudson Bina. Sialnya Hudson mengalami kecelakaan mobil di usia 40 tahun, dan meninggal bersama dengan sang istri. Jadi saat ini Keluarga Bina hanya tersisa seorang cucu laki-laki yang berumur hampir sepuluh tahun.Kakek dan cucu ini sudah melindungi Keluarga Bina selama belasan tahun. Sayangnya cucu dari Keluarga Bina ini tidak suka dengan berbisnis. Dia terus berkelana di luar, dan hanya sisa si Kakek s
Pengurus Kediaman Bina membawa mereka bertiga ke dalam. Saat ini hati Robi terasa sangat gugup. Kediaman ini memang terlihat sangat sederhana, tapi kenyataannya semua perabotan yang digunakan bahkan lebih berharga dibandingkan dengan emas.Setelah sampai di luar ruang tamu, si lelaki tua menyuruh Reza dan yang lainnya menunggu di luar. Dia akan masuk untuk melapor kepada Kevin.Tak sampai hitungan menit, dia pun keluar dengan tersenyum. “Pak Kevin persilakan kalian ke dalam!”“Terima kasih!” Reza mengangguk, lalu membawa Sonia ke dalam ruang tamu.Ruang tamu didekor dengan ornamen kayu dengan jendela di tiga sisi ruangan. Jadi begitu masuk ke dalam, ruangan tidak akan terasa gelap.Di dalam ruangan masih terdapat sebuah pintu lagi yang menghubungkan kolam di luar sana. Kevin sedang memancing saat ini. Dia pun meletakkan alat pancing ke dalam. Tatapannya tertuju pada diri Sonia untuk beberapa saat, kemudian baru beralih ke sisi Reza. “Pak Reza?”Reza langsung membalas dengan sopan, “Kam
Sonia awalnya sedang menyesap teh. Dia merasa gembira lantaran Kakek Kevin masih tahu bahwa dia suka dengan daun teh jenis ini. Namun setelah mendengar ucapan Kevin, Sonia hampir saja memuncratkan tehnya. Dia tidak berani mengangkat kepalanya dan terus berdeham.Reza terkejut, dan tatapannya seketika berubah datar. “Apa maksud Pak Kevin?”Kevin menggoyangkan kipasnya dan menjawab, “Kamu jangan salah paham. Bunga terataiku akan mekar malam ini. Jadi aku butuh satu orang untuk mengumpulkan serbuk sarinya. Aku ingin minta bantuan dia. Kalau Pak Reza bersedia, kamu bisa datang jemput dia besok pagi, dan sekalian bawa pergi gelang giok itu. Aku tidak akan minta sepeser pun.”Tatapan Reza berubah dingin. “Sepertinya aku tidak bisa memenuhi permintaan Pak Kevin. Lebih baik Pak Kevin buka harga saja.”Kevin menggeleng. “Kalau kamu nggak izinkan dia kumpul serbuk sari, silakan keluar dari sini!”Raut wajah Reza berubah dingin. Dia menggenggam tangan Sonia. “Maaf, Pak Kevin, sudah mengganggu wa
Sonia langsung membalikkan tubuhnya, lalu bertanya, “Apa Pak Kevin berubah pikiran?”Raut wajah Kevin seketika berubah muram. “Berhubung kalian itu junior, aku terpaksa mengalah. Kalau kalian bersedia untuk nginap di sini, silakan saja. Tapi … jangan cuma pacaran saja, ingat kumpulkan serbuk sari.”Langsung terlihat senyuman di wajah Sonia. “Siap, aku pasti akan mengumpulkan serbuk sari.”“Farel!” panggil Kevin.Lelaki tua yang membawa mereka ke ruang tamu tadi berjalan memasuki ruangan. “Tuan, ada perintah apa?”“Bawa mereka ke kamar belakang untuk beristirahat. Nanti malam ingat bawa mereka ke taman bungaku,” pesan Kevin. Kemudian dia berpesan kepada Reza dan Sonia, “Kalian ikut Indra. Kalau tidak ada urusan lain, jangan ganggu aku.”Reza langsung membalas, “Terima kasih, Pak!”Kevin dengan tidak senang mengiakan, lalu kembali ke kolam untuk memancing. Saat tirai jendela ruangan tertutup semua, Kevin yang awalnya terlihat muram langsung tersenyum. Dia terlihat sangat gembira sambil m
Reza duduk di hadapan Sonia. Tatapannya terlihat tajam ketika melihat sosok wanita cantik di depannya. Dia tiba-tiba berpikir, alangkah bagusnya jika waktu bisa berhenti di saat seperti ini.Mereka berdua makan dengan perlahan. Terkadang Sonia bisa menceritakan cerita Kota Atria. Mungkin Sonia sedang berada di tempat yang familier baginya, makanya dia lebih banyak bicara daripada biasanya. Sonia yang seperti ini membuat Reza merasa asing dan juga senang.Meskipun mereka sedang dipersulit oleh Kevin, Sonia tetap merasa gembira, bahkan Reza juga tidak mempermasalahkannya lagi.Setelah makan selama satu jam lebih, Sonia merasa sangat kenyang. Dia bertanya pada Reza, “Sore nanti kamu ada urusan?”“Kenapa?” tanya Reza.“Waktu aku datang, aku melihat pemandangan di sekitar cantik banget. Bagaimana kalau kita jalan-jalan?” Tatapan Sonia berkilauan.Reza mengangguk. “Oke.”Mereka berdua memberi tahu Indra, lalu keluar kediaman.Mereka melewati jalan kerikil. Kedua sisi dipenuhi dengan pohon c
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu
Setelah Aska melihat kepergian mereka, dia duduk di posisi Sonia tadi, lalu berkata dengan tersenyum, “Lebih baik kamu saja yang menemaniku. Anak muda tidak punya kesabaran. Jadi, kamu mesti melihat dengan jelas, kelak aku bisa menemanimu lebih lama. Kamu mesti segera menyadari hal ini, jangan sering memancing emosiku!”Jemmy membereskan catur sembari berkata dengan suara datar, “Kita masih belum memastikan kalau Hallie adalah putrinya Julia, bukannya kamu terlalu terburu-buru?”Raut wajah Aska menjadi serius. “Jemmy, sudah 20 tahun. Kalau Hallie bukan cucuku, apa kamu merasa Jeje masih bisa ditemukan lagi?”Jemmy mendengus. “Jadi, kamu tidak peduli dengan kesalahan itu?”Kening Aska berkerut. “Kesalahan apa? Setidaknya sekarang kemungkinan Hallie itu cucuku. Salah, kemungkinan besar dia itu cucuku.”Jemmy menghela napas. “Aku takut kamu akan kecewa!”Aska melambaikan tangannya. “Sudah bertahun-tahun, aku juga sudah sering kecewa. Hallie itu seorang anak malang. Seperti yang kamu katak
Jemmy berkata, “Besok aku akan pulang ke Kota Atria!”Sonia mengangkat kepalanya dengan syok. “Kamu tidak tunggu Bibi Julia?”Jemmy menggeleng. “Setelah kulihat-lihat, seharusnya Julia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”Sonia tidak paham. “Bukannya Bibi Julia sangat peduli dengan putrinya? Kalau dia tahu sudah ditemukan, kenapa dia nggak langsung pulang?”Meskipun pameran lukisan itu sangat penting, seharusnya tidak sepenting putrinya, ‘kan?“Aku tidak tahu!” Jemmy meletakkan sebuah pion, lalu berkata dengan serius, “Beberapa tahun lalu, Aska juga menemukan petunjuk Jeje. Setiap kalinya dia selalu dengan tidak sabaran untuk memberi tahu Julia, tapi hasil tes DNA selalu bukan. Jadi, Julia sudah tidak percaya lagi dengan Aska. Dia pasti mengira kali ini Aska lagi membohonginya lagi.”Sonia merasa syok. “Ternyata begitu!”Morgan yang berada di samping berkata, “Kali ini berbeda. Kakek Aska benar-benar menganggap Hallie sebagai cucunya!!”Sonia memegang pion sembari berpikir, kemudian d
Reza kembali melilit leher Sonia dengan syal. “Hari ini cuaca dingin. Jangan sembarangan pergi di sore hari. Nanti setelah pulang kerja, aku akan jemput kamu di rumah Tuan Aska.”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza juga mengecup kening Sonia.Mereka berdua mengendarai mobil masing-masing, berpisah di area parkiran bawah tanah. Sonia mengendarai mobil menuju ke rumah Aska.Saat di perjalanan, Sonia menerima pesan dari Ranty. Isinya berupa sebuah berita.Sonia membuka untuk membacanya. Isinya adalah berita penangkapan Welly atas perbuatan pemindahan dana perusahaan, menerima suap, dan juga berjudi.Ada juga reporter yang melaporkan kondisi terkini Keluarga Dikara. Keluarga Dikara telah bangkrut. Perusahaan dan semua aset telah disegel. Keluarga konglomerat selama ratusan tahun itu telah menjadi sejarah di Kota Jembara.Di bawah berita, ada banyak suara orang yang bersenang-senang atas penderitaan mereka dan juga suara makian. Sonia tidak melihat lagi. Dia menurunkan ponselnya, lalu fokus dalam
Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me
Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani
Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi
Kedua mata Sonia berkilauan. Mengenai alasannya, sepertinya dia bisa menebaknya.Jemmy melanjutkan, “Aska merindukan Julia. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memanggil Julia pulang. Kalau dia melakukan tes DNA sekarang, kemudian ternyata Hallie bukan Jeje, apa dia masih punya alasan untuk memanggil Julia pulang?”Kening Sonia berkerut. “Bagaimana kalau bukan? Apa Bibi Julia akan merasa ditipu oleh Pak Guru? Dia akan semakin membenci Pak Guru saja?”Jemmy menghela napas. “Selama beberapa tahun ini, mereka juga bukannya tidak pernah salah. Aska tidak bisa berpikir panjang lagi. Dia hanya ingin bertemu dengan Julia.”Ponsel Sonia berdering. Dia melihat Sonia sekilas, lalu pergi ke samping untuk mengangkat telepon. “Paman Reza!”Reza bertanya, “Kamu lagi di mana?”“Aku lagi di rumah Pak Guru!”“Aku ke sana sekarang!” Reza sedang mengendarai mobil. “Oh, ya, tadi Ibu telepon aku. Katanya tadi sore Hallie keluar, katanya mau jalan-jalan di sekitar. Hanya saja, dia masih belum pulang.
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia