Mereka semua duduk di meja makan. Saat Jason pergi mengambil gelas, Yvonne langsung duduk di bangku sampingnya, lalu menjelaskan, “Aku duduk di sini, lebih dekat sama dapur. Kalau kalian butuh apa-apa, beri tahu aku saja. Nanti aku ambilkan.”Semuanya juga tidak berkata apa-apa, selain Bondan. “Kakak iparnya Kelly memang baik!”Bondan sengaja memanggil Yvonne dengan panggilan seperti itu agar Yvonne bisa mengenal batasan.Namun, siapa sangka Yvonne malah membalas, “Kenapa panggil aku seperti itu? Aku jadi merasa tua banget. Bagaimanapun aku baru umur 25 tahun saja, aku juga masih belum menikah!”Kelly melihat ekspresi manja Yvonne. Dia pun merasa aneh. Hanya saja, Kelly berpikir mungkin Yvonne sudah terbiasa berbicara seperti ini dengan abangnya.Bondan seketika merasa merinding. Dia bersumpah dia tidak akan menyambung ucapan Yvonne lagi!Reza tidak peduli dengan semua itu. Dia hanya peduli dengan Sonia saja. Dia hanya memperbolehkan Sonia untuk minum setengah gelas anggur saja. Dia pu
Raut wajah Jason berubah muram. “Nggak usah, kamu keluar dulu!”Selesai berbicara, sepertinya orang di luar sana sudah pergi.Saat Jason keluar dari kamar mandi, dia baru menyadari ternyata Yvonne masih belum pergi. Dia sedang duduk di sofa menunggu sambil menunggu Jason.Ketika menyadari keberadaan Jason, Yvonne spontan berdiri, lalu menatapnya dengan lembut. “Kak Jason, ini yoghurt khusus buat kamu!”Raut wajah Jason berubah sinis. “Apa Kelly nggak pernah bilang sama kamu?”Yvonne agak terkejut. “Bilang apa?”“Nggak boleh masuk kamar utama dan ruang baca? Keluar!” Jason berbicara dengan sangat pelan, tapi membuat orang yang mendengarnya merasa takut.Jason sudah sering bertemu dengan wanita seperti ini. Namun, demi Kelly, dia baru tidak mengekspresikan kebenciannya. Hanya saja, dia tidak menyangka Yvonne akan begitu menjijikkan!Meski Jason terkenal dengan buaya daratnya, dia juga tidak akan bersama dengan wanita murahan seperti ini!Yvonne sungguh terkejut. Selama ini, dia mengira J
Yvonne tidak menerima balasan apa pun dari Jason. Rasa kesal dan benci seketika meluap. Dia pun melampiaskannya dengan membanting ponselnya.Kelly dapat mendengar suara keras dari dalam kamar. Dia kembali mengetuk pintu kamar Yvonne. “Kak, ada apa denganmu? Buka pintu!”Beberapa detik kemudian, pintu dibuka dan tampak Yvonne keluar dengan bercucuran air mata. Dia sedang menangis dengan terisak-isak!Kelly terkejut. “Kak, ada apa denganmu?”Yvonne hanya menangis saja.Alhasil Kelly semakin panik lagi. “Kamu jangan menangis lagi. Sebenarnya apa yang terjadi? Aku telepon kakakku, ya? Aku suruh dia ke sini sekarang!”“Jangan telepon!” Yvonne langsung menghalangi Kelly. “Masalah ini nggak ada hubungannya dengan kakakmu!”“Jadi apa yang terjadi?” tanya Kelly dengan kebingungan.Yvonne berjalan ke ruang tamu, lalu memungut botol anggur dari dalam tong sampah. “Kamu lihat sendiri!”Kelly semakin tidak mengerti lagi. “Apa maksudmu?”Yvonne langsung meletakkan botol anggur ke atas meja tamu, lal
Jason langsung bertanya, “Apa yang sudah Yvonne katakan sama kamu?”Kelly menundukkan kepalanya, dan tidak menjawab.Jason terdiam sejenak, lalu menyuruh sopir untuk memutar arah. Kemudian, dia langsung berkata pada Kelly, “Sepuluh menit kemudian, aku akan sampai di lobi. Kamu turun sendiri, ada yang ingin aku katakan sama kamu.”Selesai berbicara, Jason langsung mengakhiri panggilan.Kelly menatap ponselnya. Tiba-tiba dia merasa menyesal untuk menghubungi Jason. Apa Kelly terlalu gegabah? Sepertinya masalah ini akan semakin kacau.Beberapa menit kemudian, Kelly keluar rumah dengan diam-diam.Kelly menunggu sekitar satu menit, lalu tampak mobil Jason berhenti di depan sana. Begitu jendela mobil diturunkan, tampak Jason sedang duduk di baris belakang. Dia menatap Kelly, lalu berkata, “Masuk!”Kelly berjalan memasuki mobil dari sisi lain.Sekarang raut wajah Jason terlihat serius. “Apa yang sudah Yvonne katakan sama kamu?”Kelly menggeleng. “Semua ini salah kami. Kami malah buka anggurmu
Kelly menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan datar, “Aku sudah memutuskan untuk bekerja mulai besok. Kamu nggak usah jaga aku lagi. Kamu pulang saja!”Yvonne mengerutkan keningnya, lalu segera berkata, “Oh ya, Kelly, aku lupa bilang sama kamu. Sore hari tadi, aku sudah telepon Kenzo. Harga sewa rumah kami naik lagi. Jadi, kami memutuskan untuk nggak sewa lagi. Tapi, rumah baru masih belum direnovasi. Jadi, Kak Kenzo akan tinggal di mes kantor, sedangkan aku akan tinggal di sini untuk sementara waktu. Lagi pula, rumahmu ini cukup besar dan nggak usah bayar uang sewa. Jadi, kami bisa menghemat uang itu untuk biaya renovasi rumah!”Kelly menatap Yvonne. Kenapa bisa ada orang tidak tahu malu seperti ini?!Kali ini Kelly langsung menolak. “Nggak mungkin! Beberapa hari lagi, aku juga bakal pindah dari sini. Aku nggak mungkin terus tinggal gratis di sini!”Melihat Kelly begitu keras kepala, Yvonne pun merasa marah. “Kelly, kamu sengaja, ‘kan?! Apanya ingin pergi bekerja, sebenarnya ka
Setelah kembali ke kamar, Kelly merasa sangat dirinya sangat memalukan. Ketika Kelly diperintah oleh Yerin, dipersulit pelanggan ketika mengantar pesanan, dipergoki teman kampus ketika mengantar pesanan, dia pun tidak merasa malu.Namun hari ini, di hadapan Jason, Kelly merasa seluruh harga dirinya sudah diinjak-injak.Kali ini Kelly semakin menyadari jarak di antara dirinya dengan Jason.Kelly menangis dalam waktu yang cukup lama. Dia mengeluarkan ponselnya mulai mencari rumah kontrakan baru.Kelly tidak sedang berbohong. Dia sudah tidak sanggup untuk tinggal di rumah Jason lagi. Pokoknya Kelly akan segera pindah dari rumah ini. Jika memungkinkan, Kelly pun tidak ingin bertemu Jason untuk selamanya!…Keesokan paginya, Yvonne langsung meninggalkan rumah setelah mempersiapkan sarapan.Kelly tidak pergi bekerja. Dia berencana untuk segera mencari tempat tinggal, baru kembali bekerja.Mengenai masalah mencari rumah kontrakan, Kelly tidak memberi tahu siapa pun termasuk Sonia.Jujur saja,
Pada malam hari, Sonia memberi tahu masalah Kelly kepada Reza. Dia berpikir sejenak, lalu berkata, “Kenapa aku merasa masalah ini mungkin ada hubungannya dengan Yvonne.”Reza sedang mengotak-atik ponselnya. Setelah mendengar ucapan Sonia, dia pun tersenyum. “Hilangkan kata ‘mungkin’!”Sonia langsung menatap Reza. “Kamu juga merasa kakak iparnya Kelly bermasalah?”Reza mengangguk. “Kelihatan sekali! Nggak mungkin Jason nggak tahu. Dia pasti sudah bilang sesuatu sama Kelly, makanya Kelly baru ngotot ingin pindah rumah!”Setelah mendengar ucapan Reza, Sonia memeluk bantal sofa sambil mengerutkan keningnya. “Apa kita perlu beri tahu Jason?”Reza berpikir sejenak, lalu membalas, “Seharusnya diberi tahu. Bagaimanapun, sekarang Kelly lagi tinggal di rumahnya. Dia juga sudah menganggap Kelly sebagai adiknya sendiri.”Sonia memejamkan matanya sambil mengangguk. “Kalau begitu, kamu beri tahu dia!”Reza meletakkan ponselnya, lalu memeluk Sonia, menyandarkannya di atas paha. Reza menekan perut Son
Sup sudah mendidih. Namun, Reza masih belum menghentikan kecupannya. Dia mengecup Sonia dari atas alis, pipi hingga bibirnya.Entah sudah berapa lama, tutup panci pun sudah hampir jatuh. Saat ini Reza pun baru mengulurkan tangannya untuk mengecilkan api kompor ….Setengah jam kemudian, Sonia duduk di depan meja makan sambil meneguk sup yang dimasak Reza. Sementara, Reza sedang beres-beres di dapur.Reza menuang sisa sup ke dalam panci kecil, lalu memasukkannya ke dalam kulkas. Kemudian, dia berpesan, “Besok siang kamu panaskan supnya lagi. Aku akan masak lagi besok malam.”Sonia meneguk sup, lalu membalas, “Besok siang aku bakal pergi ke rumah baru Kelly.”Reza yang sedang menutup pintu kulkas itu pun tertegun sejenak. “Bukannya kamu lagi nggak nyaman? Apa kamu bisa bantu pindahan?”Sonia membalas dengan sikap acuh tak acuh, “Sup ini manjur juga. Aku sudah membaik setelah meminumnya!”“Nggak boleh!” Reza melirik Sonia sekilas, lalu berkata, “Besok aku akan suruh Robi untuk bantuin kali
“Sudah hampir pukul sembilan!”Sonia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Tadinya aku berencana bangun pagian untuk pergi ke rumah. Tandy sudah hampir ujian akhir semester. Aku ingin memeriksa bagian mana yang ketinggalan, biar bisa beri bimbingan belajar buat dia.”Sonia menengadah kepalanya menatap Reza, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku ini bukan guru bimbel yang bertanggung jawab. Untung saja Kak Diana nggak marah.”Reza mencubit pipi Sonia. “Kamu itu guru bimbel yang direkrut dengan susah payah. Meski dia marah, dia juga bisa memendamnya saja.”“Kamu malah berani ngomong lagi! Dia melakukannya juga demi kamu!” dengus Sonia dengan ringan.“Kalau begitu, demi balas budi kepada Kak Diana, aku pergi ajari Tandy saja?”Sonia kepikiran dengan gambaran paman dan keponakan yang sedang mengajar dan belajar itu. Tiba-tiba dia tertawa.Reza menggendong Sonia. “Hari ini kita tidak pulang. Kamu sudah sibuk gara-gara masalah Hallie. Hari ini kita tidak usah melakukan apa-apa, kita kembali ke
“Jangan kemari. Kalau tidak, kalian bukan hanya tidak bisa dirawat di rumah sakit saja, kalian bahkan tidak bisa tinggal di Kota Jembara lagi!” Nada bicara Reza terdengar datar. “Aku sudah cukup memberi kalian muka dengan membiarkan kalian tinggal di Kota Jembara. Seharusnya kamu mengerti!”“Aku mengerti! Aku mengerti!” Hendri berkata, “Aku tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mengerti kalau kamu berbelas kasihan kepada kami!”“Kalau kamu mengerti, mohon jauhi Sonia. Jangan ganggu dia lagi!”“Tuan Reza!” Hendri berkata dengan buru-buru, “Waktu itu aku mengantar Sonia untuk melakukan pernikahan bisnis dengan Keluarga Herdian. Sekarang hubungan kalian sebaik ini. Aku tergolong telah berbuat baik. Bisakah dilihat dari masalah itu, kamu membantuku sekali lagi?”Kening Reza berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, “Kenapa Sonia bisa punya ayah sepertimu!”Hendri sungguh merasa malu. “Aku tidak menjadi seorang ayah yang baik. Aku sungguh bersalah pada Sonia. Aku berharap kelak aku memiliki
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak
Saat Morgan kembali ke ruangan VIP, Reza pun telah tiba.Tadinya Hallie duduk di samping Sonia. Begitu Reza datang, dia pun langsung duduk di samping Morgan.Saat melihat Morgan telah kembali, Hallie segera berkata dengan tersenyum, “Kak Morgan, masakan sudah datang, rasanya benar-benar enak!”Morgan tidak membalas, melainkan melihat Reza. “Kapan kamu datangnya?”“Baru saja!” Reza tersenyum tipis, lalu menuangkan segelas alkohol untuk Morgan. “Arak hasil fermentasi Bos. Coba dicicip!”Sonia berkata, “Aku juga ingin minum!”Reza menuangkan setengah gelas untuk Sonia. “Cuma segini saja.”Daripada tidak ada, Sonia juga tidak boleh serakah. Dia menuangkan setengahnya ke gelas Hallie. “Sebelumnya saat di Istana Fers, aku lihat kamu jago minum. Cuaca sudah dingin. Ayo, kita minum bersama untuk menghangatkan tubuh.”Hallie tersenyum malu. “Aku itu memaksakan diriku buat minum. Sebenarnya aku gampang mabuk.”Mereka minum sembari mengobrol. Saat Reza mengobrol dengan Morgan, dia juga tidak lupa
Theresia mengangkat pandangannya dan tersenyum lembut. Seketika seperti angin musim semi yang membuat bunga-bunga bermekaran.Setelah menghabiskan sebatang rokok, Morgan melangkah ke sisi restoran. Saat melewati jendela sebelah, dia menoleh sekilas, ternyata adalah seorang pria. Dia juga mengenakan sweater biru dan kelihatan sangat muda.Setelah sekilas pandang, Morgan mengalihkan pandangannya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.Sesampainya di dalam restoran dan melewati koridor, tiba-tiba pintu kayu di sebelah kanan terbuka. Morgan mengangkat kepalanya dan matanya berpapasan dengan mata gadis yang keluar dari pintu. Satunya kelihatan syok, sedangkan yang satu lagi menatap dengan tatapan penuh makna.Setelah mereka kencan buta, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi.Ternyata selama berada di satu kota, pasti akan ketemu.Theresia duluan bersuara, “Kamu masih belum pergi?”Seingat Theresia, Morgan mengatakan dia hanya akan tin