Setelah Reza kembali ke Imperial Garden, dia pun menghubungi Sonia. Ternyata Sonia sedang berada di tempat Kelly. Jadi, Reza pun langsung pergi ke lantai 30.Kebetulan Jason juga sedang di sana. Dia pun mengerutkan keningnya ketika melihat Reza memasuki rumah. “Kamu malah suruh Sonia pulang sendirian dalam cuaca seperti ini. Apa kamu ingin dihukum?”Reza tersenyum. “Sewaktu Kelly nggak tinggal di sini, sepertinya kamu juga nggak serajin ini. Begitu Kelly pindah, kamu malah sering main ke sini. Apa maksudmu?”Jason mengernyitkan keningnya. “Jangan bercanda! Jangan sampai semuanya salah paham!”Reza tersenyum. “Kamu duluan!”“Pak Reza, Tuan Reza, semua ini salahku, oke?”Saat mereka berdua sedang berbicara, Sonia berjalan keluar dapur, dan kedua matanya langsung berbinar-binar ketika melihat keberadaan Reza. “Kamu sudah pulang?”“Emm, masak apa? Perlu bantuanku?” Reza melepaskan jas, lalu berjalan ke dapur.“Nggak usah, sudah hampir selesai, kok. Kamu cuci tangan saja!” Sonia juga ikut k
Saat hari sudah hampir subuh, Reza membasuh tubuhnya dan juga tubuh Sonia. Kemudian, dia menggendong Sonia kembali ke atas ranjang, memasukkannya ke dalam pelukannya.“Aku sudah bilang sama Gina, cewek yang aku suka itu kamu.” Reza memeluk Sonia sambil berbisik di samping telinganya.Sonia membuka sedikit matanya. Dia terlihat capek, hanya saja tatapannya masih terlihat lembut.Setelah Reza pergi tadi, Sonia juga sudah berpikir dengan kepala dingin. Jika Gina membongkar hubungannya dengan Reza kepada anggota Keluarga Herdian, dia pun akan memberi tahu semuanya kepada Reza.Kelak tak peduli apa pun yang terjadi, Sonia akan menghadapinya dengan optimis.“Kenapa kamu nggak bicara?” Reza menempel di punggung Sonia, lalu mengecup telinganya.Suara angin kencang dan hujan deras membuat Sonia gelisah. Dia menyandarkan diri ke dalam pelukan si lelaki, lalu berbicara dengan suara kecil, “Reza, apa kamu kepikiran untuk nikah?”Ini adalah kedua kalinya Sonia menanyakan masalah ini.Sonia tahu Rez
Posisi Jason sedang membelakangi jendela. Jadi, dia menyadari ada yang masuk ke ruangannya. Dia spontan merasa kaget menghentikan aksinya sambil menatap Kelly.Wanita yang berada di dalam pelukan Jason berbadan tinggi dan bahenol. Dia memalingkan kepalanya, dan berbicara dengan kesal, “Nggak tahu aturan, ya? Masuk tanpa ketuk pintu. Dasar nggak tahu diri!”Wajah Kelly spontan merona. Dia segera meminta maaf, dan menjelaskan dengan terbata-bata, “Maaf, tadi … aku sudah ketuk pintu. Aku kira ada asistennya Pak Jason di dalam …. Aku nggak tahu Pak Jason sudah selesai rapat. Maaf!”Selesai berbicara, Kelly langsung berjalan pergi.Kelly sungguh tidak tahu kalau Jason sedang berada di dalam ruangan. Bukannya asistennya Jason mengatakan kalau dia sedang rapat?“Sebentar!” Belum sempat Kelly berjalan keluar pintu, tiba-tiba Jason bersuara, “Kamu datang untuk antar dokumen? Bawa kemari!”Jason mendorong wanita di hadapannya, lalu berbicara dengan lembut, “Tunggu aku sebentar!”“Jangan lama-lam
Saat pulang kerja, Kelly menerima panggilan dari Farel. Farel mengajaknya untuk makan bersama.Farel sudah mengajak Kelly sebanyak tiga kali, dan sebelumnya dia terus ditolak oleh Kelly. Namun hari ini, Kelly malah menyetujuinya. Farel pun kegirangan dan mengatakan akan datang menjemputnya nanti.Hujan masih belum berhenti.Kelly lembur sekitar setengah jam. Jadi, ketika dia meninggalkan perusahaan, langit pun sudah gelap. Farel datang dengan mengendarai mobil. Ketika melihat Kelly keluar dari pintu gedung, dia segera menuruni mobil dengan membawa payung.Tak jauh dari sana, Jason sedang duduk di dalam mobil melihat Kelly masuk ke dalam mobil Farel. Tatapannya seketika menjadi dingin. Mungkin karena sedang hujan, Kota Jembara terasa sangatlah hening.*Cuaca hari ini tidak bagus. Jadi, syuting cepat berakhir. Sonia pun sudah kembali ke Imperial Garden. Dia berencana untuk makan steamboat bersama Kelly. Namun ketika sampai di rumah, Sonia baru menyadari Kelly sedang pergi berkencan.So
Kelly merasa kesal langsung melayangkan tamparan ke wajah si lelaki.Hanya saja, telapak tangannya malah tidak mengenai wajah si lelaki. Tangan Kelly berhenti di udara, lalu dia mengepalkan tangannya yang gemetar. Matanya mulai memerah. Beberapa saat kemudian, tampak air mata berlinang di dalamnya.“Jason, aku tahu aku berutang sama kamu. Tapi kamu juga nggak semestinya bersikap begini sama aku!”Raut wajah Kelly terlihat memucat dan suaranya terisak-isak. Selesai berbicara, dia langsung berlari ke dalam kamarnya.Kelly membanting pintu kamar dengan kuat. Kemudian, dia bersandar di balik pintu dan tubuhnya terasa lemas.Selama ini Kelly mengira Jason adalah sebuah gunung. Kelly sedang berdiri di kaki gunung dan hanya bisa menengadah kepalanya untuk memandang dari kejauhan. Selamanya Kelly tidak akan bisa berdiri sejajar dengan Jason.Kelly juga menganggap Jason sebagai temannya sendiri. Dia bahkan merasa sangat gembira lantaran bisa berteman dengan Jason.Sebab hanya dengan berteman, m
Tatapan Sonia berubah sinis. Dia meletakkan skenario, lalu berkata, “Kalau begitu, kamu cari orang lain saja. Aku juga bukan artis, nggak berkewajiban untuk jadi pengganti.”Delon memelototi Sonia. “Kamu dari departemen mana? Arogan sekali?”“Asisten desainer dari Arkava Studio,” balas Sonia dengan santai.Delon mendengus. “Sok hebat! Kalau nggak mau, lupakan saja. Masih ada yang ingin memeraninya.”Sonia juga tidak membalas lagi, langsung berjalan pergi.Delon mencari seorang wanita muda lainnya, tapi Siska malah menolaknya, “Aku merasa Sonia cocok banget sama peran itu, biarkan dia saja yang memeraninya.”Kali ini, Delon mengerutkan keningnya. “Siska, Sonia nggak mau ambil peran ini. Lagi pula, hanya sebuah peran kecil saja, siapa pun sama saja!”Siska menatap wakil sutradara, lalu berkata, “Semua pemeran di film Pak Nathan harus sesuai dengan tokoh di skenario. Hari ini Pak Nathan lagi nggak ada di tempat, jadi Pak Delon ingin syuting dengan asal-asalan?”Raut wajah Delon langsung b
Beberapa orang turun melompat ke dalam danau. Bahkan Jivan yang datang baru sampai di lokasi syuting juga berlari mendekati danau. Dia merasa kaget ketika melihat Siska jatuh ke dalam danau.“Siska, Siska!” jerit Jivan dengan sakit hati.Tak lama kemudian, Siska berhasil diselamatkan. Hanya saja, dia sudah memucat dan menggigil lantaran kedinginan.Sekarang sedang musim hujan. Jadi, air danau sangatlah dingin hingga menusuk tulang.Wakil sutradara berlari, lalu menunjuk Sonia sambil memaki, “Kamu lagi ngapain? Kenapa kamu dorong Siska? Apa skenarionya seperti itu?”“Refleks!” balas Sonia dengan dingin. Dia menatap Delon, lalu berkata, “Aku sudah bilang aku belum pasti bisa akting. Kalian yang paksa aku.”Delon dapat merasakan tatapan dingin di wajah Sonia. Entah kenapa sekujur tubuhnya merinding. Meski dia ingin memaki, dia pun tidak berani melontarkan sepatah kata pun.Sonia berjalan melewati Delon, lalu pergi mengganti pakaiannya.Selesai mengganti pakaian, Sonia duduk di bangkunya m
Sonia mengabaikan orang-orang yang sedang menggosipnya. Dia kembali duduk di bangkunya, melanjutkan permainannya.Darren berjalan mendekatinya, lalu bertanya dengan terkejut, “Sonia, kamu bisa seni bela diri?”Sonia mengangguk. “Pernah belajar sedikit!”“Ini namanya sedikit?!” Darren menatap Sonia dengan tatapan penuh kagum. “Ahli seni bela diri yang direkrut Pak Nathan dalam syuting film sebelumnya bahkan nggak sehebat kamu. Kamu ajari aku, ya!” ucap Darren dengan antusias tinggi.Sonia tersenyum datar. “Belajar seni bela diri butuh proses. Meski aku ajari kamu beberapa trik juga nggak ada gunanya!”Darren merasa ucapan Sonia ada benarnya juga. Sepertinya seni bela diri perlu latihan sejak kecil.Rasa girang di hati Darren mulai memudar, dan dia mulai merasa khawatir. “Kali ini kamu sudah menyinggung Siska dan Darren. Mereka pasti bakal balas dendam sama kamu!”Saat ini, Sonia malah kalah dalam gim ponselnya. Dia terlihat sangat kesal. Kenapa setelah bermain begitu lama, Sonia masih b
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia
Sonia makan siang bersama Ranty.Saat makan, mereka berdua terus membahas soal Morgan dan Theresia. Satunya tampan dan satunya cantik. Ranty merasa sangat percaya diri terhadap perjodohannya kali ini.Di satu sisi, Sonia berharap semua bisa berjalan sesuai dengan kemauan Ranty. Namun di sisi lain, akal sehatnya memberitahunya bahwa mereka berdua tidak memungkinkan!Tentu saja Ranty tidak ingin menghancurkan rasa optimis Ranty.Selesai makan, Ranty menerima panggilan dari perusahaan. Dia pun mesti kembali ke perusahaan untuk mengurus pekerjaannya. Kebetulan Sonia juga menerima panggilan dari Mandy. Ada dua lembar desain yang memerlukan sarannya. Mandy meminta bantuan Sonia untuk merevisinya.Sonia kembali ke Imperial Garden. Setelah dia merevisi dua lembar desain, waktu setengah hari pun telah berlalu. Sonia ingin menelepon abangnya untuk menanyakan hasil kencan buta. Belum sempat dia menelepon, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aska.“Pak Guru!” Sonia meregangkan tubuhnya, lalu berj
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, “Hanya ada daun teh, coba dicicipi.”“Oke, tidak masalah!” Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?“Emm!”Theresia mengangguk. “Setelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.”Morgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?”“Iya!” Morgan mengangguk. “Sementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.”Theresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. “Aku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.”“Emm!” Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. “Tuan Morgan!”Wanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. “Cuaca sudah cerah?”“Iya, sudah cerah!” Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. “Apa suasana hatimu sudah membaik?”Sonia meregangkan tubuhnya. “Suasana hatiku selalu baik!”Kemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Apa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?”“Kamu pergi bersamaku!” Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.“Nggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.” Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. “Sekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.”“Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!”“Oke!”Reza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. “Jadi, jangan harap untuk meninggalkanku!”Sonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. “Aku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!”Suara Reza terdengar serak. “Sayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?”“Peduli!”“Sekarang aku sangat panik!”Sonia memeluknya. “Aku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?”“Tapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!” Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.“Sonia!” Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. “Kematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.”Sonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.“Aku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, “Kamu mau muntahin ke dalam air lagi?”Tangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, “Aku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.”“Aku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?”“Selain m