Share

BAB 6

Penulis: Jw Hasya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-23 14:37:00

Jonatan mengangkat kedua alisnya, sedikit gugup saat melihat Nathalie yang menajamkan pandangannya.

“Kau bilang, kau menemukan gadis ini di tengah jalan? Jangan pikir aku tidak tahu siapa dia, Jo. Kau lupa, jika Brian punya kegemaran yang sama denganmu?”

“Baiklah-baiklah.” Jonatan menggenggam kedua bahu Nathalie, mendorongnya masuk dalam kamar. “Kau tahu, jika aku tidak piawai dalam membohongimu, Nath. Dia adalah budak yang kubeli dari kelab. Kurasa suamimu juga tahu itu.”

“Kau bahkan tidak pernah membeli budak sebelumnya, apalagi memeliharanya. Apa ….” Nathalie menggantung kalimatnya, kedua bola matanya menelisik ke arah Jonatan. “Jangan bilang karena masalah kita dulu, jadi kau memilih untuk memelihara budak, Jo.”

Jonatan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “Tentu saja bukan, Naht. Aku hanya butuh barang untuk bermain-main. Akhir-akhir ini aku sedikit bekerja keras karena masalah Leo, dan aku butuh sesuatu untuk bisa membuat pikiranku lebih segar.”

Nathalie bekacak pinggan. “Oke, terserah padamu, asal kau senang saja. Tapi, bukankah dia terlihat seperti ….”

Nathalie mengetuk-ngetik ujung dagunya. Tampaknya wanita itu pernah melihat budak itu sebelumnya, tapi di mana dan siapa? Nathalie tidak mengingatnya.

“Siapa namanya, Jo?”

“Sasi Theresia, tapi itu nama kudapatkan dari tempat pelelangan itu. Kau mengenalnya?”

Nathalie mendekat, sementara Sasi langsung beringsut mundur dengan tubuh bergetar. Sejurus kemudian, gadis itu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Matanya mengintip untuk meminta perlindungan dari Jonatan. Seakan ingin mengatakan. “Bukankah kau bilang akan melindungiku? Kenapa sekarang kau diam saja, ketika ada orang asing ingin menggangguku.” Melalui matanya.

Jonatan mengulum senyum, entah mengapa merasa sedikit senang melihat Sasi menggantungkan diri padanya. Itu pertanda jika Sasi mulai mempercayainya. Jonatan bahkan menahan diri untuk tidak membawa gadis itu dalam pelukannya.

Alih-alih memeluk, Jonatan hanya duduk dipinggir ranjang, kemudian mengusap pucuk kepala Sasi dengan lembut. “Namanya Nathalie. Dia orang yang baik, kau tidak perlu takut. Ada aku di sini yang akan selalu melindungimu.”

Nathalie mengernyitkan dahinya. Merasa asing mendengar nada bicara Jonatan yang begitu lembut pada gadis asing yang ada di hadapannya. Sebelumnya, Jonatan tidak pernah berperilaku selembut itu. Bahkan, terhadap dirinya—wanita yang dicintai—sikapnya terlalu biasa. Ini kali pertama bagi Nathalie melihat Jonatan bicara lembut selain kepada ibunya.

“Kulitnya tampak terawat. Aku yakin kalau dia berasal dari keluarga terpandang. Apa kau ingin aku menyelidikinya? Aku punya bajuak kawan yang bisa kuandalkan.”

Jonatan menggeleng. “Aku tidak mau tahu identitas dia, karena aku tidak yakin akan terus memeliharanya jika aku tahu ada keluarganya yang mencari. Saat ini, aku hanya akan fokus pada penyembuhannya dulu.”

“Kau yakin? Hanya ingin menyembuhkan luka-lukanya?” tatapan mata Nathalie seakan memvonisnya.

“Maksudmu?”

Nathalie Menggeleng, kemudian melempar pandangannya kepada Sasi dengan disertai senyum teduh.

“Aku ingin berbincang lama denganmu, Sasi. Sayang sekali, hari ini aku banyak jadwal, aku akan mengunjungimu lain kali.”

Nathalie menunduk, lalu mendaratkan kecupan di dahi Jonatan sebagai bentuk perpisahan. Lalu, ia tersenyum manis pada Sasi sebelum langkahnya ke luar dari apartemen milik Jonatan

.

^^^

“Sepertinya kau butuh perawatan lebih lanjut. Aku akan segera mengirimmu ke tempat lain,” ujar Jonatan sambil menyingkap selimut.

Sasi langsung menggeleng, bola matanya tampak berkaca-kaca. Kemudian gadis itu merapatkan tubuhnya ke arah Jonatan, seolah ingin membujuk Jonatan agar tidak mengirimnya ke mana-mana.

“Kau tidak mau pergi?”

Sasi menggeleng kuat-kuat.

“Apa kau tidak mau sembuh?”

Sasi mengernyitkan dahi.

“Kau ingin sembuh, bukan?”

Kali ini dia mengangguk antusias.

“Jika kau ingin sembuh, jadilah gadis yang baik dan belajarlah dengan cepat. Dengarkan semua yang kukatakan. Jangan menolak apalagi membantah. Kau paham?”

Sejurus kemudian, Sasi mengepalkan tangannya ke udara. Seakan menunjukkan jika dirinya sedang bersemangat. Jonatan terkekeh melihat tingkah sang budak. Sejurus kemudian dia mengacak rambut Sasi.

“Sasi, tatap mataku.” Jonatan memintanya, hingga keduanya bertemu tatap. Ada debaran yang tak dihiraukan oleh Jonatan. “Hal pertama yang harus kau lakukan adalah kau harus bisa melawan rasa takutmu ketika melihat orang lain selain diriku.”

Sasi meringis, setelahnya bibirnya mengerucut. Kemudian jari telunjuknya mengacung tepat dihadapan Jonatan.

“Kau ingin aku memberimu waktu?”

Budak cantik itu langsung tersenyum sambil mengangguk. Rasanya Jonatan sudah ikut gila. Belum genap seminggu sejak kedatangan Sasi sampai saat ini, ia sudah banyak memahami maksud gadis tersebut bahkan ketika Sasi tidak bersuara dan hanya menggunakan bahasa isyarat.

“Oke, aku akan memberimu sedikit waktu untuk berpikir. Tapi sebelum itu … apa kau tidak ingin mengucapkan rasa terima kasih kepadaku?

Jonatan hanya ingin mengajak Sasi berbicara layaknya manusia normal pada umumnya. Ia ingin melihat kemampuan budaknya salam berbicara. Namun, siapa sangka ternyata bentuk terima kasih Sasi adalah sebuah ciuman manis di pipi Jonatan, setelah itu, budak itu kemudian memeluk tubuhnya. Layaknya anak kecil yang senang karena telah diberi hadiah baru.

Jika begini, tidak menutup kemungkinan sikap Jonatan akan bertambah manis kepadanya.

“Karena kau tidak mau diurus oleh Violetta, aku akan berbicara dengannya dan memintanya untuk segera pergi dari sini. Setelah dia pergi, kau harus menuruti apa mauku agar bisa merubah dirimu sendiri. Mengerti?”

Sasi mengangguk antusias.

“Budak pintar,” gumam Jonatan tersenyum.

Sasi langsung meraih tangan Jonatan, menuntunnya agar segera mengacak rambutnya seperti yang biasa pria itu lakukan terhadap dirinya. Rupanya kebiasaan Jonatan telah direkamnya.

“Jo, aku khawatir jika dia dirawat olehmu. Lihatlah, bukan membentuk sebagai manusia normal.Tapi kau membuatnya seperti hewan peliharaan.” Violetta berucap sinis, wanita tua itu bersandar pada ambang pintu, bersedekap dada sambil menggelengkan kepalanya.

“Dia takut padamu, Vio. Wajahmu terlalu mengerikan, jangan salahkan aku jika dia lebih memilihku daripada dirimu.”

“Aku tidak mendengar dia bicara sama sekali sejak tadi, Jo.” Violetta meninggikan intonasinya.

Jonatan terbahak. “Lihatlah. Lama -lama keriput di wajahmu semakin banyak jika cemberut seperti itu. Maaf Vio, aku hanya menggodamu. Kau terlihat lebih cantik saat kau marah.”

Violetta tersipu. Wanita tua itu telah banyak menangani pasien laki-laki, tapi hanya Jonatanlah yang bisa membuatnya salah tingkah. Entah pesona apa yang dimiliki pria yang sebetulnya berhati dingin tersebut.

“Kau tenang saja, jika keadaannya memburuk, aku pasti akan membawanya ke tempatmu. Tapi untuk saat ini, kau bisa memantaunya dari jauh.”

“Dia memiliki trauma yang begitu dalam. Kuharap kau akan memperlakukan gadis ini dengan manis. Jangan kasar terhadapnya. Jika tidak, kau akan kehilangan dia.”

Jonatan tersenyum. “Terima kasih, Vio.”

“Satu lagi, kulihat kau menyukai gadis ini. Kurasa dia lebih baik daripada perempuan ular itu.”

Ya, begitulah Violetta, dia begitu membenci Nathalie. Bukan tanpa sebab, perempuan tua itu pernah memergoki sahabat Jonatan tersebut di tempat hiburan malam.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
zakiaaqila509
penasaran kelanjutannya
goodnovel comment avatar
zulfazulfi42
mana lanjutannya nanggung euy
goodnovel comment avatar
Mita Alina
semoga saja si Jonathan suka sama sasi dan dia bakal jadi kekasih sasi atau bisa jadi menjadi istrinya. aku penasaran lanjutannya kak.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Jatuh Dalam Pesona Budak Cantik   BAB 6

    Jonatan mengangkat kedua alisnya, sedikit gugup saat melihat Nathalie yang menajamkan pandangannya. “Kau bilang, kau menemukan gadis ini di tengah jalan? Jangan pikir aku tidak tahu siapa dia, Jo. Kau lupa, jika Brian punya kegemaran yang sama denganmu?” “Baiklah-baiklah.” Jonatan menggenggam kedua bahu Nathalie, mendorongnya masuk dalam kamar. “Kau tahu, jika aku tidak piawai dalam membohongimu, Nath. Dia adalah budak yang kubeli dari kelab. Kurasa suamimu juga tahu itu.” “Kau bahkan tidak pernah membeli budak sebelumnya, apalagi memeliharanya. Apa ….” Nathalie menggantung kalimatnya, kedua bola matanya menelisik ke arah Jonatan. “Jangan bilang karena masalah kita dulu, jadi kau memilih untuk memelihara budak, Jo.” Jonatan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “Tentu saja bukan, Naht. Aku hanya butuh barang untuk bermain-main. Akhir-akhir ini aku sedikit bekerja keras karena masalah Leo, dan aku butuh sesuatu untuk bisa membuat pikiranku lebih segar.” Nathalie bekacak ping

  • Jatuh Dalam Pesona Budak Cantik   BAB 5

    “Tidak ada masalah yang serius, selain luka-luka yang lumayan parah. Tapi, dia memiliki luka batin yang begitu serius, hingga jiwanya terguncang,” ujar dokter Violetta sambil membetulkan posisi kacamatanya. Jonatan menatap lekat ke arah Sasi. “Jo, aku tidak mau tahu apa yang sudah kau lakukan terhadap gadis malang ini. Namun, karena saat ini dia adalah pasienku, jadi sudah tanggung jawabku.” Jonatan menahan senyumnya. Wanita paruh baya yang sialnya dokter khusus yang ditugaskan untuknya itu, selalu ingin tahu banyak hal untuk kemudian diadukannya kepada Anthony Allard, dengan tambahan sedikit bumbu dramatis. “Kau tenang saja, Vio, karena tidak ada kejadian yang lebih untuk kau ketahui. Aku hanya menolongnya. Katakan pada Ayah, jika putranya ini sudah menjadi lebih dewasa dan baik.” Dokter Violetta terbatuk-batuk, kemudian wanita paruh baya tersebut kembali membetulkan posisi kacamatanya. “Aku tidak pernah memberitahu apa pun tentangmu pada Anthony, Jo. Jadi, tolong jan

  • Jatuh Dalam Pesona Budak Cantik   BAB 4

    Jonatan tidak tahu apakah perbudakan tempat Sasi berada, memaksa mereka makan dengan gaya anj*ng atau tidak, tetapi melihat bagaimana gaya Sasi makan, sepertinya tempat itu memang mengajarkan budak-budak mereka makan dengan gaya hewan. Lelaki itu meringis. Ia merasa punya hewan dalam wujud manusia. Dia berjalan mendekati Sasi, berjongkok di hadapannya sembari tersenyum lembut. “Aku tidak akan mengambil makananmu, kau boleh makan sesukamu kapan pun kau mau, Sasi. Aku akan mengajarimu bagaimana caranya makan yang baik dan benar.” Jonatan mengambil piring Sasi yang berada di lantai, membawanya kembali ke atas meja makan lalu mengedikkan dagunya untuk menyuruh gadis itu duduk di atas kursi. “Ini sendok, dan ini garpu. Kau harus memakainya saat. Seperti ini ….” Sasi tidak mengikutinya, gadis itu hanya memperhatikan dengan kedua bola mata membesar, dahinya berkerut sebelum wajahnya perlahan tampak berbinar. Seolah-olah ia kembali mengingat sesuatu yang pernah dilupakannya. Me

  • Jatuh Dalam Pesona Budak Cantik   BAB 3

    Malam itu, Jonatan mengubah posisi tidurnya, berbalik ke kanan lima menit, lalu kembali telungkup. Tidak sampai satu menit, ia kembali mengubah gaya tidurnya menghadap ke kiri. Begitu terus sampai menjelang pagi. Sejak kejadian beberapa bulan lalu tidurnya selalu gelisah. Ia selalu teringat bagaimana dirinya meniduri seorang wanita yang dicintainya. Karena perbuatan Jonatan—Nathalie—memilih menikah dengan orang lain, yang membuat wanita itu tidak bahagia. Jonatan kemudian mengerang frustrasi. Mungkin hanya dirinya yang seperti saat ini, karena bisa saja sekarang Nathalie sedang tertidur nyenyak. Sahabatnya itu tidak terlalu mempermasalahkan apa yang pernah terjadi. Sebetulnya mereka mempunyai perasaan yang sama. Yang berbeda hanya cara dalam memelihara rasa yang mereka miliki. Lalu Nathalie memilih menikah dengan orang lain. Jonatan menatap jam di ponselnya dengan malas, lalu mencari nomor Paman Leonard sebelum meneleponnya, tampaknya malam itu ia akan menghabiskan malam di seb

  • Jatuh Dalam Pesona Budak Cantik   BAB 2

    “Selamat ulang tahun, Sasi.” Sasi tersenyum lembut, kemudian gadis itu menoleh ke arah kekasihnya. “Apa kau yang menyiapkan semua hadiah ini untukku?” tanyanya dengan suara pelan. Tom mengangguk, lalu mengecup dahi Sasi dengan sayang. Setidaknya itu yang dilihat Sasi kala itu. “Tentu saja, aku akan melakukan apa pun untuk membuatmu bahagia.” Saat itu adalah ulang tahun Sasi ke 26 tahun. Tepat ketika Tom ingin melamarnya. Suasananya begitu meriah, hingga tak ada yang sadar semabuk apa Sasi malam itu. Para tamu pun mabuk, hingga tak sadar apa yang sudah terjadi. Sasi sendiri berdiri dengan keadaan kepala berdenyut, langkahnya menjadi tidak stabil. Sasi berusaha berjalan ke arah kamar yang telah dipesan oleh Tom untuk mereka dapat habiskan malam penuh cinta tersebut. Gadis itu tidak terlalu mengingatnya, ia hanya memasuki kamar yang cukup gelap, lalu mulutnya ditutup kain dengan aroma yang cukup menyengat, hingga gadis itu berontak. “Tom, kaukah itu?” lirihnya. Namun, tubuhnya

  • Jatuh Dalam Pesona Budak Cantik   BAB 1

    “Kau haus?” Sasi Theresia, gadis bernasib malang itu tampak mengangguk antusias. Lalu, pria berperawakan tinggi besar yang biasa dikenal sebagai salah satu Algojo itu tersenyum miring. Melepaskan cambuk dari tangannya. “Buka mulutmu!” Perintahnya dengan suara lantang dan keras. Sasi menggeleng. Kedua kelopak matanya sayu. “Aku akan memberimu minum. Cepat!” Sasi membelalakkan kedua bola matanya, kemudian langsung beringsut mundur sembari terus menggeleng-geleng takut. Air matanya mengancam keluar. Di antara puluhan wanita yang berada di sana, hanya dialah satu-satunya yang masih memiliki reaksi terhadap apa pun bentuk tindakan yang dilakukan kepada dirinya. Pasalnya, algojo itu bukan menawarinya minuman. Itu adalah hal terburuk yang akan Sasi ingat. Ruangan itu gelap serta lembab, bau busuk serta karat besi menguar menjadi satu. Terdengar suara nyaring antara besi bertemu dengan kulit, tapi tidak ada jeritan. Segala mimpi buruk seakan bersatu ada di tempat itu, mimpi yan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status