Share

BAB 7

Author: Jw Hasya
last update Huling Na-update: 2025-09-24 09:26:00

Sepeninggal Violetta, Jonatan kembali ke dalam kamar, ia berjalan ke arah Sasi dengan tatapan yang begitu dalam. “Sasi, lusa aku harus pergi, mungkin dalam waktu yang cukup lama. Kau bisa menjaga dirimu sendiri ‘kan?”

Seketika budak cantik itu meraung, gadis tersebut menunjuk mata serta telinganya. Seakan memberi isyarat jika dirinya tidak suka berada di tempat terang dan juga tempat yang terlalu ramai serta berisik.

“Kalau begitu, kau bisa mematikan lampunya, aku akan mengajarimu bagaimana menghidupkan serta mematikan lampu.”

Gadis cantik itu tetap menggeleng. Tangannya menyapu di depan dada, memohon pada Jonatan.

“Aku tidak bisa membawamu, apalagi dengan kondisimu yang belum stabil seperti ini.”

“Ku … ku .. kumo … hon, Jo ….” Dengan susah payah Sasi mengucapkan kalimatnya. Jonatan menghela napas perlahan. Tampaknya ia harus meminjam ruangan rahasia milik Leo. Ruangan milik sahabatnya itu cukup gelap dan kedap suara, ia yakin, Sasi akan merasa aman berada di tempat tersebut.

Jonatan membelai lembut pipi sang budak, mengusap air mata yang berada di ujung matanya dengan ibu jari.

“Aku janji, akan mencarikanmu tempat sesuai yang kau inginkan. Tapi ingat, setelah berada di tempat itu, kau tidak boleh menurut atau pun ikut dengan orang lain. Kau tidak boleh percaya kepada orang lain selain aku. Sebelum kau bertemu denganku, kau tidak boleh pergi ke mana-mana sampai aku kembali, mengerti?”

Sasi mengangguk antusias meskipun dirinya tidak tahu tempat seperti apa yang Jonatan janjikan terhadap dirinya.

“Kalau begitu, ucapkan rasa terima kasihmu padaku.”

Seperti yang diduga, wanita itu mencondongkan tubuhnya, lalu mengecup pelan pipi Jonatan. Gadis itu tersenyum lebar sampai menampakkan giginya yang berbaris rapi. Membuat Jonatan gemas dan mencubit pipinya pelan.

“Kau manis sekali, Sasi.”

^^^^

Malam ini Jonatan sengaja mengajak Sasi tidur dalam satu ranjang. Ya, sebetulnya itu adalah tujuan kedua pria itu setelah mendapat kepercayaan lebih dari sang budak. Bagaimanapun juga, Jonatan tentu tidak ingin rugi karena sudah membeli Sasi dengan nilai yang cukup fantastis.

Jonatan menatap wajah Sasi yang tidur di sampingnya, wanita itu hanya mengenakan sebuah kemeja milik Jonatan, berwarna putih. Sesekali pria itu menyunggingkan senyum. Melihat wajah Sasi yang terlelap tidur, membuat hatinya bergetar.

Jonatan kemudian membelai wajah Sasi dengan begitu pelan, berharap wanita itu tidak terusik tidurnya. Namun, Sasi tampaknya memang begitu sensitif. Ia bangun dengan tergagap lalu menepis tangan Jonatan.

“Maaf, karena aku sudah mengejutkanmu. Tidurmu jadi terganggu karena ulahku.”

Sasi mengerucutkan bibirnya. Kemudian dia menggeleng.

Jonatan melirik kancing kemeja bagian atas yang tak sengaja copot, menyembulkan area terlarang milik Sasi, hingga membuat badan Jonatan panas dingin.

“Kau sengaja memancingku, hmm?” suara Jonatan mendadak serak.

Sasi menggeleng cepat-cepat.

“Sasi, dengarkan aku.” Jonatan menatap kedua mata Sasi. Mereka saling berhadapan dengan posisi tidur miring. “Jika aku memintamu untuk melayaniku, apa kau siap?”

Sasi mengernyitkan dahinya.

“Aku ingin kau menjadi budakku selamanya.”

Ada gelenyar hangat menjalar dalam dada Sasi. Tiba-tiba kedua netranya berembun. Ia tidak menyangka, jika pria yang dipercaya akan melindungi dirinya, rupanya hanya menganggapnya sebagai budak seumur hidup.

“Aku tidak akan memaksamu untuk saat ini. Karena aku tahu, kau dalam masa pemulihan. Kesembuhanmu saat ini lebih penting dari apa pun.”

Sasi tidak merespon, air mata itu luruh pada akhirnya.

“Kenapa kau menangis?” Jonatan membetulkan posisi dirinya. Sedikit mendongak sambil membasuh air mata Sasi dengan ibu jarinya. “Apa perkataanku telah menyakitimu?”

Entah kenapa, setiap perkataan Jonatan begitu menyakitkan bagi Sasi. Ia semakin percaya bahwa di dunia ini tidak ada manusia yang tulus dalam membantu. Semua butuh timbal balik.

Jonatan tiba-tiba memeluk Sasi tanpa persetujuan dari si pemilik tubuh, dekapannya begitu hangat sehingga bisa membuat Sasi sedikit tenang dan dapat mengabaikan rasa jengkelnya terhadap Jonatan.

“Kau begitu kurus. Kuharap, setelah aku pulang nanti, badanmu lebih berisi.”

Sasi mengurai pelukan Jonatan, kemudian gadis itu mengernyitkan dahinya.

“K … ka … kau ….”

“Jangan salah paham dulu.” Jonatan kembali meraih tubuh Sasi dan memeluknya lagi. “Jika tubuhmu sedikit berisi, maka kau siap untuk kumakan.”

“Jo ….” Suara Sasi berat, kedua maniknya berkedip takut.

Jonatan terkekeh, ia bahkan lebih banyak tertawa saat bersama Sasi, baginya—wanita itu adalah sebuah mainan yang unik yang tidak semua orang dapat memilikinya.

“Aku hanya bercanda, mana mungkin aku memakan manusia? Aku bukan kanibal.”

Sasi merengut jengkel.

“Tidurlah, kau butuh istirahat, aku yakin selama kau di tempatmu itu, tidurmu bahkan tidak pernah nyenyak. Atau … bisa jadi kau tidak pernah tidur.”

Sasi tidak renggas, tubuhnya terasa sesak karena dekapan Jonatan yang enggan dilepas.

^^^

Pagi mulai menyibak, kerling mentari menelisik masuk lewat kisi-kisi jendela. Jonatan telah bangun beberapa saat lalu, ia sengaja membiarkan Sasi masih tidur nyenyak.

“Usahakan jangan sampai ada yang curiga dengan barang-barang itu. Jika tidak, nyawamu yang akan menjadi taruhannya!” Jonatan tengah berinteraksi dengan seseorang melalui pesawat telepon yang diapit oleh kepala serta bahu. Pria itu saat ini tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk sang budak.

“Baik Tuan. Barang-barang ini sudah aman bersama kami, Tuan Jo bisa melihat langsung ke sini.”

“Bagus. Besok aku akan ke sana. Kau jaga baik-baik, jangan sampai ada yang curiga, paham!”

“Siap, Tuan.”

Setelah itu tak ada lagi komunikasi, panggilan telah diputus oleh Jonatan, kini dia tengah sibuk menghidangkan sarapan di atas meja.

Sepintas, Sasi mendengar obrolan Jonatan dengan seseorang melalui pesawat telepon. Dia tampak mengintip dari ambang pintu kamar. Dadanya berdegup kencang. Ada rasa cemas di sana, ketika Jonatan berkata jika—nyawa merekalah yang menjadi taruhannya—Sasi berpikir secara kilat. Ia menyimpulkan jika Jonatan adalah laki-laki yang sama pada umumnya. Bahkan, bisa jadi pria yang bersikap manis terhadap dirinya saat ini bisa berubah menjadi iblis yang mengerikan.

“Hei, kau sudah bangun rupanya.” Jonatan tersenyum manis sambil bersedekap dada di depan meja makan, sebuah celemek menggantung di bagian dadanya yang bidang. “Ayo, kesini, makananmu sudah siap disajikan, Sayang.”

Sasi melangkah pelan, dengan perasaan ragu budak itu memberanikan diri.

“Kau kenapa?” Jonatan mendekati Sasi, mengaitkan anak rambutnya, pria itu lantas mencium ceruk leher sang wanita. “Bagaimana tidurmu? Nyenyak?”

Sasi mengangguk. Sejurus kemudian, tanpa sadar gadis itu mendesah. Entah kenapa, setiap kali Jonatan memperlakukannya dengan begitu manis, ia tidak bisa menolaknya.

Jonatan membawa Sasi duduk di atas pangkuannya dengan cara berhadapan. “Jangan bergerak. Kita makan, aku yang akan menyuapimu.”

Sasi bergerak gelisah, ada sesuatu yang menegang di bawah sana, ia sadar jika itu bukanlah sebuah mentimun madagaskar, melainkan barang yang menyerupai asbak Bali.

“Tenanglah, aku tidak akan berbuat macam-macam padamu saat ini. Aku hanya ingin kau merasakan bagaimana reaksinya saat bertemu denganmu,” bisik Jonatan sambil menyuapi makanan ke mulut mungil Sasi.

Sasi berusaha tenang, meskipun terkadang sebuah desahan lolos dari mulutnya.

“Kurasa kau pun suka dengannya,” ejek Jonatan saat mendengar desahan Sasi lolos dari mulutnya.

Sasi menenggelamkan wajahnya ke dalam kedua telapak tangannya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (11)
goodnovel comment avatar
~•°Putri Nurril°•~
jadi penasaran, Kira-kira si sasi ini hanya pura-pura bisu apa emang dia bisu yaa.. maksudnya, dia pura-pura hanya ingin melindungi diri nya dari terkaman si Jo.
goodnovel comment avatar
Lisa Anggraini
apakah rasa itu bisa lebih dari sekedar budak... semoga aja sasi bisa menaklukkan Jonathan dan lebih dari itu
goodnovel comment avatar
Lita Ashari
Jo, kuharap kelakuan manismu itu tulus, Jan bohong ya. kasihan Sasi
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Jatuh Dalam Pesona Budak Cantik   BAB 15

    Jonathan tampak bersemangat ketika memasuki area apartemen miliknya. Ia berkeinginan akan memperkenalkan Massimo miliknya kepada sang budak. Ia berpikir jika saat ini adalah moment yang tepat agar Sasi lebih mengenal dirinya secara menyeluruh. Pria itu tampak menggendong Sasi. Wanita itu tidur pulas, sehingga Jonathan enggan membangunkannya. Setelah sampai di dalam tempat tinggalnya, pria itu kaget karena di dalam sudah ada seorang wanita cantik duduk dengan menyilangkan kaki. Namun, setelah beberapa detik Jonathan kembali ke fokus utamanya—Sasi Theresia. “Siapa itu, Jo? Kau punya kekasih?” tanya wanita cantik dengan tatanan rambut disanggul. Dia adalah Liodra Allard ibu dari Jonathan. “Ada apa Ibu ke sini? Mana ayah?” bukan menjawab pertanyaan, pria itu malah melontarkan pertanyaan kepada Liodra. Matanya menelusuri ruang apartemen, mencoba untuk mencari sosok sang ayah. Liodra tersenyum. “Lebih baik kau tidurkan saja gadis itu. Tampaknya dia

  • Jatuh Dalam Pesona Budak Cantik   BAB 14

    “Davin, kau tidak benar-benar menjual Naina, ‘kan?” Seorang pria bertubuh gagah, berwajah tampan, sedang duduk di dalam kelab milik Davin. Kelab yang kerap sekali melelang para budak di akhir pekan. Davin, pria bertopeng rubah itu tersenyum picing, ia sedang memainkan cerutu yang berada di atas sebuah asbak. “Kau ini kacau, Tom. Bukankah aku sudah membeli Naina satu juta euro. Jadi … terserah padaku, kujual atau tidak. Bukan lagi menjadi urusanmu.”Tommi atau yang kerap disapa Tom itu melurutkan pundaknya. Pasalahnya, ia hanya berencana ingin menitipkan wanita bernama Naina di pusat perdagangan budak tersebut, bukan ingin menjualnya. Sebab, ia begitu mencintai wanita bernama Naina. “Berapa kau jual dia. Siapa yang telah membelinya?”Davin kembali terkekeh. “Barang yang sudah dijual, jangan pernah lagi berharap kembali. Mungkin wanita itu saat ini sudah menjadi santapan anj*ng tuannya.”Bruuak!Tom menggebrak meja berbentuk bund

  • Jatuh Dalam Pesona Budak Cantik   BAB 13

    Mungkin Jonathan tidak terlalu fokus dengan inti pertanyaan Sasi. Pria itu hanya mendengarkan sang budak dapat mengucapkan kalimat dengan begitu lancar tanpa gugup. Namun, bagi Sasi sendiri ia telah kehilangan kesempatan besar. Kesempatan untuk tahu apa arti dari kata kekasih. Jonathan segera melajukan kendaraannya, membelah pusat kota yang terbilang cukup ramai. Dilihatnya Sasi dari ekor matanya yang tampak bingung melihat segala keragaman yang tersuguh di depan mata. Wanita itu sesekali memegang kaca jendela dengan ketakjubannya. Jonathan yang mencuri-curi pandang hanya bisa tersenyum dalam diam. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih tiga puluh menit, mobil sport keluaran terbaru milik Jonathan pun perlahan menepi dan terparkir di depan sebuah toko yang lumayan besar. Kedua mata Sasi berkerling saat mereka memasuki toko boneka. Pria itu sudah memesannya, bahkan telah membeli toko itu untuk Sasi. Sebelum sampai di tempat tersebut, Jonathan pun tela

  • Jatuh Dalam Pesona Budak Cantik   BAB 12

    Samar-samar Sasi mengingat sesuatu, tentang mimpi sebuah tato kumbang hitam yang berada di dahi seorang laki-laki. Pikirannya berkecamuk saat ini, tapi ia tak mungkin bercerita kepada Jonatan dengan keadaan terbata. Wanita cantik itu memutuskan akan bercerita kepada Jonatan setelah ia sedikit lancar berbicara. Ingatannya berlarian pada pria bernama Tom—seorang pemuda yang begitu tampan, yang menyiapkan segala perlengkapan untuk menyambut Sasi ulang tahun. Lalu, wanita itu berjanji pada pria bernama Tom jika di malam ulang tahunnya ia bersedia melepas kegadisannya untuk sang kekasih. Namun, segalanya berubah ketika pria yang memiliki tato kumbang berwarna hitam menyeretnya ke dalam ruangan yang begitu dingin. Kala itu, tangannya diikat oleh sebuah rantai. Ia dipaksa masuk ke dalam sebuah tabung berwarna putih. Tanpa sempat memberontak mulutnya dipaksa untuk terbuka. Cairan pahit langsung menghampiri kerongkongannya. Selepas itu, Sasi melupakan segalanya.

  • Jatuh Dalam Pesona Budak Cantik   BAB 11

    “Namaku Arra, aku tidak ingin menyakitimu, aku hanya ingin berteman denganmu.” Wanita yang berada di hadapan Sasi tampak mengulurkan tangannya. Sasi melebarkan kedua matanya dan langsung menutup kepalanya. Pasti dia orang jahat! Sasi ingin menjauh dari wanita yang bernama Arra, tapi wanita dengan rambut bergelombang itu duduk di samping Sasi. Sontak, Sasi menjauhkan tubuhnya agar tidak bersentuhan. “Aku tidak akan menyakitimu, aku hanya ingin berteman,” ujar wajita itu pelan, seolah-olah dirinya begitu tersakiti atas sikap Sasi. Mau tidak mau rasa tidak nyaman merambat. Jonatan telah berpesan padanya jika ia tidak boleh percaya kepada orang lain selain padanya. Namun, tampaknya wanita yang berada di sampingnya begitu baik. Dengan susah payah, ia mengucapkan namanya. “S … Sa … Sassi ….” Dapat ia rasakan wanita yang duduk berjajar dengannya menoleh. Sedangkan Sasi sendiri menundukkan pandangannya. Menyembunyikan wajahnya di balik helaian rambut. “Kau mengatakan sesu

  • Jatuh Dalam Pesona Budak Cantik   BAB 10

    Sepeninggal Renatta, Jonatan kembali beraksi. Ia melangkah keluar, berjalan menuju ruang rahasia miliknya. Seorang laki-laki bertubuh besar dengan tangan serta kaki dirantai meringkuk di sudut ruangan. Matanya menatap was-was tempat yang menjadi akhir dari takdirnya. “Tuan Jo datang.” Salah satu petugas yang bertubuh jangkung sedang berbisik kepada beberapa rekannya, yang ditugaskan untuk mengurung Vito. . “Cepat, copot rantainya!” titah petugas lain yang segera dilakukan oleh yang lain. “Tolong lepaskan aku! Tolong maafkan aku! Aku tidak akan melakukan kesalahan yang sama ….” rintih Vito yang saat ini kedua tangannya telah dilepas dari rantai. “Beritahu Tuan Jonatan, aku akan melakukan apa pun, asal dia tidak membunuhku!” sambungnya dengan suara yang terdengar bergetar. Ini adalah salah satu pekerjaan Jonatan Allard selain menjadi seorang CEO, yang tak pernah tercium oleh keluarga besarnya. Ya, laki-laki itu adalah seorang Mafia yan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status